2013/2014
BAB I
FILOSOFI RANCANGAN
I.1. Umum
I.1.1. Pendahuluan
Secara umum rencana garis adalah penggambaran bentuk potongan potongan badan
kapal, baik secara memanjang maupun melintang. Tugas ini bertujuan agar mahasiswa
nantinya dapat merancang, membuat, serta memahami langkah awal pembuatan rencana
garis dari suatu kapal dengan jenis dan ukuran tertentu. Dalam pembuatannya ada beberapa
metode yang digunakan, metode yang digunakan dalam pengerjaan ini adalah metode NSP
Diagram, yaitu suatu metode penghitungan dengan pembacaan grafik NSP yang nantinya
akan didapatkan luasan tiap-tiap station dari kapal tersebut.
Dalam proses pengerjaan Tugas Rencana Garis ini, mahasiswa juga diharapkan dapat
membuat penggambaran utama yang ada dalam Tugas Rencana Garis. Adapun gambar
tesebut adalah Body Plan, Half Breadth Plan, dan Sheer Plan. Dengan latar belakang
mahasiswa teknik, maka dalam penggambaran ini tentunya dibutuhkan ketelitian dalam
penghitungan detail maupun dalam pengukuran gambar. Ketelitian ini yang nantinya akan
memberikan keakuratan dalam penggambaran utama dalam Tugas Rencana Garis.
Seiring dengan perkembangan dunia keteknikan, mahasiswa diharapkan mampu
menggunakan software atau aplikasi kemajuan teknologi di bidang teknik. Maka pada konteks
Tugas Rencana Garis ini digunakan program Excel sebagai pengolah data dan hitungan,
sedangkan untuk penggambarannya digunakan AutoCad sebagai program pendukung.
Adapun prinsip penggambaran Body Plan yang merupakan inti dan menjadi dasar
pemroyeksian dalam penggambaran Sheer Plan dan Half Breadth Plan.
Dari tahapan tahapan tersebut sebagai pengolah data hitungan dipergunakan program
software Excel, sedangkan untuk visualisasi penggambaran digunakan program software
AutoCad. Program Excel dan AutoCad dipilih dalam proses pengerjaan tugas ini karena
merupakan program pendukung pembuatan Rencana Garis secara manual sehingga sangat
cocok jika digunakan untuk pembelajaran bagi mahasiswa atau pemula.
I.1.3. Istilah-Istilah
Adapun istilah istilah yang dipakai dalam penggambaran rencana garis adalah sebagai
berikut:
1
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Depth (H)
Adalah tinggi kapal dari garis dasar kapal sampai geladak menerus diukur pada sisi
tengah kapal.
Draught (T)
Adalah tinggi kapal dari garis dasar kapal sampai garis air kapal pada sarat muat yang
direncanakan.
Block Coefficient (Cb)
Adalah perbandingan antara bentuk kapal dibawah sarat dengan balok yang dibentuk
oleh panjang kapal, lebar kapal dan sarat kapal.
2
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Am = B x T x
Volume Displacement
Adalah volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan kapal yang
tercelup dibawah permukaan air, yang dirumuskan sebagai:
Vdisp = Ldisp x B x T x displ
Midship
Adalah potongan melintang pada bagian tengah kapal.
Center Line
Adalah potongan memanjang pada bagian tengah kapal.
Base Line
Adalah garis dasar kapal.
Station
Adalah pembagian panjang kapal menjadi beberapa bagian dengan jarak yang sama.
Body Plan
3
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Adalah proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara melintang pada
setiap station dilihat dari depan atau belakang.
Buttock Line
Adalah proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara memanjang vertikal.
Water Line
Adalah proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara memanjang
horisontal.
Upper Deck
Adalah garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritan kapal.
Poop Deck
Adalah geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian
buritan kapal.
Forecastle Deck
Adalah geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian
haluan kapal.
Bulwark
Adalah pagar kapal yang terletak pada bagian tepi kapal.
Sheer
Adalah lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal.
Camber
Adalah lengkungan melintang kapal.
Gambar 3. Camber
Dengan mencari presentase area per-station menggunakan tabel NSP, maka dari nilai
Vs/Ldisp yang telah ditemukan, dibuatlah garis datar dari angka tersebut dan membuat titik
temu antara garis datar tersebut dengan garis-garis lengkung pada tabel NSP, kemudian
ditarik garis vertikal dari titik tersebut sehingga didapat nilai presentase area per-station (e)
dalam persen. Selanjutnya dikalikan dengan luas midship kapal untuk mengetahui luasan di
setiap stationnya.
4
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
5
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Prinsip pada penggambaran half breadth plan yaitu terdapat dua garis lurus yaitu station dan
buttock line sedangkan terdapat juga satu garis lengkung yaitu waterline.
6
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Di depan Midship
a = 5,6 (LPP/3 + 10)
b = 22,2 (LPP/3 + 10)
c = 50 (LPP/3 + 10)
Di belakang Midship
x = 2,8 (LPP/3 + 10)
y = 11,1 (LPP/3 + 10)
z = 25 (LPP/3 + 10)
Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada
bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari geladak utama (upper
deck side line), sedangkan untuk panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya
mencapai Collision Bulkhead atau 5% sampai 8% Lpp. Serta diletakkan tepat pada
frame/gading.
7
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi
pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas
untuk sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur
pada geladak terendah.
Poop Deck (Geladak Kimbul)
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian
buritan yang memilki ketinggian 2.4 - 2.5 meter diukur dari geladak utama (upper deck
side line).
8
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Langkah-langkah menentukan letak sekat kamar mesin dan sekat tubrukan sebagai
acuan batas Bulwark adalah sebagai berikut.
1. Prinsip : letak sekat di nomor gading, bukan station.
2. Dari bentuk stern kapal, menentukan letak ujung belakang tabung poros
(sterntube). AP dapat digunakan sebagai nomor gading 0.
3. Dari ujung belakang tabung poros ke sekat tabung poros berjarak minimum 3 (tiga)
jarak gading (jarak gading 600 mm).
4. Letak sekat kamar mesin tergantung pada panjang kamar mesin, tergantung ukuran
motor induk dan permesinan bantunya, dapat dilihat pada gambar kapal yang ada
(jarak gading 1000 mm).
5. Letak sekat kamar mesin menentukan panjang ruang akomodasi bila ruang
akomodasi terletak pada geladak kimbul (poop deck). Sebagai pendekatan terletak
(17% ~ 20%) Lpp dari AP.
6. Letak sekat tubrukan (collision bulkhead) pada jarak (0,05 ~ 0,08) Lc dari FP, Lc =
96% Lwl atau Lpp pada 0,85 H, (BKI) diambil yang lebih besar, sebagai pendekatan
Lc = Lpp.
7. Tentukan panjang ruang muat sebagai kelipatan jarak gading (jarak gading 1000
mm).
8. Jarak gading ruang muat tergantung pada panjang kapal.
Perhitungan menurut BKI 2009 adalah a0 = L / 500 + 0,48 [m]
9
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
BAB II
DETAIL LANGKAH DAN PERHITUNGAN
GT : 11,951
Merek, tipe M/E : Kobe Diesel Co., Ltd.
DWT: 19,997 ton Nagasaki Works, 1D : 2 SA 7 CY
Setelah didapat data kapal pembanding maka bisa ditentukan data kapal yang akan
dirancang sehingga dapat memudahkan dalam perancangan rencana garis ini, berikut adalah data
kapal yang akan dirancang;
10
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Langkah selanjutnya yaitu menghitung data tambahan yang akan digunakan untuk
merancang rencana garis. Perhitungannya terdiri dari;
a. Length of Water Line (LWL )
LWL = Lpp + 3% LPP
= 141 + 3% x 141
= 141 + 4.23
= 145.23 m
c. Vs/Ldisp
= 14.49/469.417
= 0.668788 knot/ft
d. Prismatic Coefficient ()
Diperoleh dari diagram NSP sebesar = 0.745
f. Midship Coefficient
Diperoleh dari diagram NSP sebesar = 0.986
g. Luas (Am)
Am =BxTx
= 24.2 x 9.441 x 0.986
= 225.274 m2
11
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
1 ( BxT ) Am
1 (24.2 x9.441) 225.274
R .
2 1 2 1
1 1
4 4
R = 2.727 m
Selain untuk mencari besar luasan tiap station dari diagram NSP maka kita juga dapat
menentukan letak LCB dengan cara menentukan titik perpotongan antara garis mendatar
Vs/Ldisp dengan letak titik tekan b, kemudian tarik garis vertikal ke bawah dan dapat
diketahui nilai letak titik tekan dalam %Ldisp. Setelah semua data yang diperlukan telah
diketahui maka dilakukan perhitungan seperti tabel di bawah ini kemudian dilakukan
perhitungan koreksi terhadap data yang ada.
No.
% Am Am Luas (A) FS A * FS FM (A*FS)*FM
Statio
12
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
-
1 11.545% 225.274 26.008 4 104.033 -9.0 936.2940172
-
2 33.416% 225.274 75.278 2 150.556 -8.0 1204.444562
-
3 54.591% 225.274 122.978 4 491.913 -7.0 3443.389683
-
4 73.602% 225.274 165.806 2 331.613 -6.0 1989.676737
-
5 86.831% 225.274 195.608 4 782.431 -5.0 3912.153339
-
6 93.987% 225.274 211.729 2 423.458 -4.0 1693.833404
-
7 98.660% 225.274 222.255 4 889.021 -3.0 2667.063941
A*F (A*FS)*F
S 10027.935 M 3527.081371
Ldisp
hdisp
20
13
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
143,115
7,16 meter
20
Vrumus Vsimp
Koreksi Vdispl = x100%
Vrumus
24032,882 - 23919,132
= x100%
24032,882
= 0,4733 %
Nilai koreksinya memenuhi koreksi volume yaitu lebih kecil dari 0,5%
Koreksi LCB :
Harga e dari diagram NSP diketahui sebesar 1,777 %
LCB disp = e x Ldisp
= 1,777 % x 143,115
= 2,5432 m
( A * FS ) * FM
LCB simpson = xhdisp
A * FS
3527,1
= x7,16
10027,935
= 2,5169 m
LCBNSP LCBsimp
Koreksi LCB = x100%
Ldisp
2,5432 2,5169
= x100%
143,115
= 0,01837203 %
14
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Luas
No. Dalam
Station Skala Luas (A) CSA
0 3 0.000 0.00
1 3 26.008 8.67
2 3 75.278 25.09
3 3 122.978 40.99
4 3 165.806 55.27
5 3 195.608 65.20
6 3 211.729 70.58
7 3 222.255 74.09
8 3 225.274 75.09
9 3 225.274 75.09
10 3 225.274 75.09
11 3 225.274 75.09
12 3 225.274 75.09
13 3 225.274 75.09
14 3 224.577 74.86
15 3 219.867 73.29
16 3 203.197 67.73
17 3 165.374 55.12
18 3 111.668 37.22
19 3 45.032 15.01
20 3 0.000 0.00
15
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
3. Membuat garis vertikal sesuai dengan panjang mewakili luasan per station pada tabel di
atas yang telah di skala 1 cm : 3 m2 . Kemudian membentuk kurva lengkung CSA
displacement dengan menghubungkan titik titik ordinat menggunakan spline di
AutoCad. Berikut merupakan hasil dari kurva CSA displacement
16
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
3%
No. Area
Station Skala Area FS Area*FS FM (Area*FS)*FM
-2 0.000 0.000 0.3 0 -10.6 0
-1 2.640 7.919 1.2 9.50292 -10.3 -97.880076
AP 5.329 15.986 1.3 20.78154 -10 -207.8154
1 15.483 46.450 4 185.7996 -9 -1672.1964
2 29.680 89.040 2 178.0794 -8 -1424.6352
3 44.779 134.338 4 537.3516 -7 -3761.4612
4 58.121 174.362 2 348.7248 -6 -2092.3488
5 66.684 200.052 4 800.2092 -5 -4001.046
6 71.357 214.071 2 428.142 -4 -1712.568
7 73.929 221.787 4 887.1492 -3 -2661.4476
8 75.090 225.270 2 450.54 -2 -901.08
9 75.090 225.270 4 901.08 -1 -901.08
10 75.090 225.270 2 450.54 0 0
11 75.090 225.270 4 901.08 1 901.08
12 75.090 225.270 2 450.54 2 901.08
13 75.101 225.304 4 901.2144 3 2703.6432
14 74.770 224.310 2 448.62 4 1794.48
15 72.494 217.481 4 869.922 5 4349.61
16 66.793 200.380 2 400.7604 6 2404.5624
17 54.416 163.247 4 652.9884 7 4570.9188
18 36.581 109.743 2 219.4866 8 1755.8928
19 14.745 44.234 4 176.9352 9 1592.4168
FP 0.000 0.000 1 0 10 0
A*FS 10219.4 (A*FS)*FM 1540.125324
17
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
18
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Koreksi Lcb
= |(Lcb Lpp - Lcb Simpson)/Lpp| x 100 %
= |(0,409 1,062)/141| x 100%
= 0,004% < 0,1%
Nilai koreksi volume lebih kecil dari 0.1% sehingga nilai koreksi memenuhi
19
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
20
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
II.3.2 B/2
B/2 adalah lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan B/2, maka
langkah pertama yang harus ditempuh adalah kita harus menentukan sudut masuk garis air
(pada grafik dengan cara menentukan pada sumbu x kemudian ditarik garis lurus ke atas
sampai memotong garis kontinu pada grafik dan dari titik temu itu kita tarik garis horisontal
maka akan mendapatkan nilai sudut masuk garis air), kemudian menentukan nilai b/2 yang
mempunyai persen luas 100% kemudian kita tambahkan untuk 1 atau 2 station ke depan dan
ke belakang inilah yang dinamakan dengan Paralel Middle Body. Kemudian dari Paralel
Middle Body kita desain sendiri garis melengkung yang stream line yang berakhir pada station
2 untuk buritan dan untuk haluan berakhir pada station 20 dan sudut masuk kita tambahkan
kira-kira 0,5 cm dari FP. Untuk yang bagian AP, dalam mendesain kita harus benar-benar
memperhatikan luas Engine Room yaitu kira-kira dari station 2 sampai 4. terakhir kali setelah
gambar b/2 terbentuk maka kita akan memperoleh nilai b/2 tiap station dengan cara mengukur
panjang garis vertikal dan dikalikan dengan skalanya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat
pada Tabel Perhitungan A/2T & b/2 dan sketsa Grafik CSA, A/2T dan b/2 berikut ini:
Mencari Sudut Masuk
Dalam menentukan sudut masuk terlebih dahulu mencari hal berikut ini.
21
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
= 0.745x143.115/141
= 0.7562
= + (1,4 ).
f = 0,7676
Dari data grafik penentuan sudut masuk berdasar koefisien prismatik depan f, ditarik
garis sehingga didapat sudut masuk sebesar 19 derajat.
Tabel B/2
No. Tinggi Koor. X
Station Tinggi Koordinat FS FS
-2 0.000 0.3 0
-1 2.236 1.2 2.68
AP 2.981 1.3 3.88
1 4.829 4 19.32
2 6.854 2 13.71
3 8.612 4 34.45
4 10.098 2 20.20
5 11.223 4 44.89
6 11.767 2 23.53
7 11.933 4 47.73
8 12.100 2 24.20
9 12.100 4 48.40
10 12.100 2 24.20
11 12.100 4 48.40
12 12.100 2 24.20
13 12.100 4 48.40
22
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
14 12.051 2 24.10
15 11.8693 4 47.48
16 10.993 2 21.99
17 9.561 4 38.24
18 6.890 2 13.78
19 3.297 4 13.19
FP 0.000 1 0
Hkord*FS 586.96
19
Setelah mendapatkan data seperti di atas maka langkah selanjutnya adalah melakukan
koreksi antara data hasil perhitungan dengan data yang didapat dari hasil penggambaran garis
air yang datanya terdapat pada tabel.
23
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Menentukan nilai
= 0.248 + 0.778 x lwl
= 0.248 + 0.778 x 0.7243 = 0.8115
Menentukan nilai dari Awl rumus
Awl = Lwl x B x
= 145.23 x 24.2 x 0.8115
= 2852.0787 m2
Menentukan nilai dari Awl Simpson
Awl Simpson = 1/3 x Hkord x FS x h
= 1/3 x 585.96 x 7.05
= 1379.36225 m2
24
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
a = 0,33 T
e = 0,12 T
>( 0,6~0,7 ) T
T b = 0,35 T
e
AP
Dalam mendesain bentuk linggi buritan, ada beberapa perhitungan yang harus diketahui
terlebih dahulu, yaitu :
25
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
26
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
R = 2.727 m
Adapun pada penggambaran body plan perlu diperhatikan tentang kesamaam luas pada
bidang yang dibentuk, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
B/2
b/2
A/2T
D C E
O
Radius of Bilge
A B
CL
Luasan AOB harus sama dengan luasan COE atau memiliki batas toleransi sebesar 0,5%.
27
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Tips kali ini membahas tentang pemeriksaan luasan area pada Body Plan. Ada beberapa
cara untuk mengetahui dan mengubah luasan pada Body Plan, salah satunya adalah sebagai
berikut:
1. Setelah bentuk sudah dibuat kemudian pilih menu hatch pada auto cad
2. Sorot luasan yang akan diarsir
3. Setelah terarsir kemudian sorot arsiran
4. Klik kanan, properties
Maka akan terlihat besar luasan pada kolom area.
28
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
dasar pada Body Plan . Pada kapal ini terdapat 6 water line yaitu : WL 0 m; WL 1,18 m; WL
2,36 m; WL 4,72 m; WL 7,08 m; WL 9,441 m. Selanjutnya diukur jarak tiap kurva masing
masing station dengan center line untuk tiap water linenya.Kemudian dari ukuran-ukuran
tersebut dibuat grafik atau kurva yang stream line untuk masing masing WL. Apabila kurva
yang dibuat tidak stream line maka dilakukan perubahan pada Body Plan. Kurva kuva ini
menggambarkan bentuk separuh kapal yang dilihat dari atas.
Membuat Sent Line
Membuat Sent Line dengan cara menarik garis diagonal pada kedua sisi Body Plan
dimulai dari center line kesisi bawah center line dan diukur jarak tiap kurva section dengan titik
awal garis diagonal tadi.
Setelah data Sent Line didapat kemudian digambarkan dengan cara mengambar garis
lurus sepanjang LWL yang dibagi per sectionnya dan selanjutnya titik - titik itu digambarkan
pada tiap section dengan posisi dibawah garis LWL. Penggambaran garis ini harus secara
stream line.
Setelah diketahui dimension (jarak) garis sent line antara center line dengan masing-
masing station, langkah selanjutnya adalah mentransformasikan jarak(dimensi) tersebut ke
proyeksi half breadth.
29
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
30
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Buttock line adalah garis yang menyatakan bentuk irisan kapal jika dibuat dari samping
pembuatanya berdasarkan proyeksi dari half breadth plan yaitu perpotongan antara buttock
line dengan tiap water line. Adapun cara pembuatan buttock line adalah sebagai berikut:
1. Membagi setengah lebar kapal menjadi 4 (atau lebih) bagian yang sama pada body
plan maupun half breadth plan. Jadi terdapat 3 buttock line.
2. Menarik garis vertikal ke atas di setiap titik pembagian, garis vertikal ini merupakan
garis BL di body plan.
3. Memproyeksikan setiap perpotongan yang terbentuk antara BL dengan station (pada
body plan) ke sheer plan dengan cara menarik garis horizontal hingga menyentuh
station yang bersangkutan.
4. Memproyeksikan setiap perpotongan yang terbentuk antara BL dengan water line
(pada half breadth plan) ke sheer plan dengan cara menarik garis vertikal ke atas
hingga menyentuh water line yang bersangkutan.
Menghubungkan titik-titik hasil proyeksi tersebut sehingga terbentuklah buttock line.
Tiap-tiap garis baik pada water line maupun pada buttock line harus mempunyai bentuk yang
fair dan stream line. Jika tidak, maka harus dirubah supaya bisa fair dan stream line. Tentu
saja perubahan ini akan berpengaruh pada bagian-bagian sebelumnya, yaitu merubah body
plan.
31
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Menentukan nilai tinggi x pada main deck Menentukan nilai tinggi a pada main deck
x = 2,8 ( Lpp/3 +10) a = 5,6 ( Lpp/3+10 )
= 2,8 ( 141/3 + 10) = 5,6 ((141/3) + 10 )
= 159.600 mm mm
= 319.200 mm mm
Menentukan nilai tinggi y pada main deck Menentukan nilai tinggi b pada main deck
y = 11,1 ( Lpp/3+10 ) b = 22,2 ( Lpp/3+10 )
= 11,1 (141/3 + 10 ) = 22,2 ( (141/3) + 10 )
= 632.7 mm mm= 1265.4 mm mm
Menentukan nilai tinggi z pada main deck Menentukan nilai tinggi c pada main deck
z = 25,0 ( Lpp/3+10 ) c = 50,0 ( Lpp/3+10 )
= 25,0 ( 141/3 + 10 ) = 50,0( 141/3 + 10 )
= 1425.000 mm mm= 2850.000 mm mm
32
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
c
z b
y x a
Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada bagian
haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari geladak utama (upper deck side
line), sedangkan untuk panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai Collision
Bulkhead atau 5% sampai 8% Lpp. Serta diletakkan tepat pada frame/gading.
33
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Gambar 34. Geladak akil (forecastle deck) dan kubu kubu (bulwark)
Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi
pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas untuk
sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur pada
geladak terendah.
Poop Deck
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian
buritan yang memilki ketinggian 2.4 sampai 2.5 meter diukur dari geladak utama (upper
deck side line) sedangkan untuk panjang dari bangunan akan dijelaskan pada penjelasan
berikutnya
34
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
Sekat tabung poros minimal 3 jarak gading dari 0.35T namun diambil 4 jarak gading
dari 0.35T, jadi terletak pada gading ke 10 dari AP yang jaraknya :
Jarak sekat tabung poros = 3,3 m + 2,2 m
= 5,5 m dari AP
Sekat kamar mesin :
Jarak gading apada kamar mesin kedepan maksimal 1m dengan rumus diperoleh
Ao = Lpp/500 + 0.48
= 141/500 + 0.48
= 0.762 m dibulatkan menjadi 0.7 m untuk jarak gadingnya
Jarak sekat kamar mesin dari AP adalah antara 17% - 20% Lpp dan terletak di nomor
gading
17% x Lpp = 17/100 x 141
= 23,97 m dari AP
20% x Lpp = 20/100 x 141
= 28,2 m dari AP
Jadi sekat kamar mesin berada antara 23,97 m 28,2 m dari AP dan berada di nomor
gading karena jarak gading di kamar mesin berbeda dengan di buritan maka untuk
mengetahui terletak di gading nomor berapa maka harus dikurangi jarak sekat tabung
poros kemudian di bagi 0.7 m
23,97 5,5 = 18,47 m
28,2 5,5 = 22,7 m
18,47 m / 0.7 = 26,4 jarak gading dibulatkan ke bawah menjadi 26 jarak gading
22,8 m / 0.7 = 32,4 jarak gading dibulatkan ke bawah menjadi 32 jarak gading
Jadi sekat kamar mesin terletak antara gading 26 32 dari sekat tabung poros diambil
jarak gading yang ke 30 sehingga jaraknya dari AP adalah
30 x 0.7 = 21 m
Maka sekat kamar mesin terletak di gading 40
21 m + 5.5 m = 26.5 m dari AP
Sekat tubrukan/ collusion bulkhead :
Dari FP ke kamar mesin 114,5 m
Sekat ini terletak pada 0.05 0.08 Lpp dari FP dan terletak pada nomor gading antara
keduanya.
0.05Lpp = 0.05 x 141
= 7.05 m dari FP
0.08Lpp = 0.08 x 141
35
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
= 11.28 m dari FP
114.5 0.05Lpp = 107.45
114.5 0.08Lpp = 103.22
Jadi jarak sekat tubrukan antara 107.45 103.22 m dari sekat kamar mesin dan letak
sebenarnya adalah
107.45 / 0.7 = 153.5 jarak gading dari sekat kamar mesin dibulatkan keatas menjadi
154 jarak gading
103.22 / 0.7 = 147.5 jarak gading dari sekat kamar mesin dibulatkan keatas menjadi
148 jarak gading
Letak sekat tubrukan dipilih gading ke 150 dari sekat tabung poros.
Jaraknya dari AP adalah 150 x 0,7 = 105 m dari AP
Atau
141 105 26.5 = 9.5 m dari FP
36
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
BAB III
GAMBAR RANCANGAN
III.1 CSA Displacement
37
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
38
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
39
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
40
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
41
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
42
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
43
Desain I : Rencana Garis
2013/2014
44