Anda di halaman 1dari 35

Fisika 2 - ME141205

Materi 3:
Termodinamika
Oleh :
Adi Kurniawan, ST, MT
Referensi
Buku Fisika 1 ITS Bab 10
Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami hukum-hukum
termodinamika serta aplikasi dari ketiga hukum
tersebut pada kalor dan kerja, kapasitas kalor
gas ideal dan entropi
Indikator Capaian Pembelajaran
Kemampuan menghitung perubahan kalor per
satuan waktu
Kemampuan menghitung kalor dan kerja
Kemampuan mendeskripsikan entropi
TERMODINAMIKA vs
PERPINDAHAN PANAS
Termodinamika membicarakan keseimbangan
sistem, bisa digunakan untuk menaksir besarnya
energi yang diperlukan untuk mengubah
keseimbangan suatu sistem dari kondisi 1 ke
kondisi 2.
Umumnya sistem berupa gas ideal
Perpindahan Panas menerangkan bagaimana
energi itu dihantarkan, serta menaksir laju
penghantaran energi. Inilah yang membedakan
Heat Transfer dengan thermodinamika.
Gas Ideal
Gas ideal adalah gas yang terdiri dari partikel-
partikel titik yang bergerak secara acak namun
tidak saling berinteraksi

Pada temperatur dan tekanan standar,


kebanyakan gas berperilaku seperti gas ideal.
Namun model gas ideal tak dapat dipakai pada
temperatur rendah atau tekanan tinggi (Tidak ada
kepastian berapa batasan temperatur dan
tekanan)
Hukum ke-0 Termodinamika
Jika dua buah benda dengan temperatur yang berbeda
mengalami kontak, lama-kelamaan kedua benda akan
mempunyai temperatur yang sama. Kedua benda
tersebut mengalami kesetimbangan termal.

Hukum ke-0 termodinamika :


Jika terdapat dua buah sistem yang masing-masing
berada dalam keadaan kesetimbangan termal dengan
sistem ke-3, maka kedua sistem itu berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain.
Misalkan ada 3 buah sistem A, B, dan C. Jika TA = TC
dan TB = TC, maka TA = TB.
Hukum Boyle Guy Lussac
Pada gas berlaku hubungan sebagai berikut :

.
=konstan

p = tekanan (N/m2 atau Pa atau atm atau bar)


V = volume (m3)
T = temperatur (C atau K)
Persamaan Keadaan
Persamaan keadaan pada gas ideal dapat ditulis:
. = . .
n = Jumlah mol gas (mol)
R = Konstanta gas universal (8,314 J/mol.K)

Dapat pula ditulis


. = . .
N = Jumlah molekul = n x N0
N0 = Bilangan avogadro = 6,022 x 1023 / mol

k = Konstanta Boltzmann = = 1,38 x 10-23 J/K
0
Contoh
Contoh 10.2 Buku Fisika 1 ITS
Suatu gas ideal pada tekanan 137 atm,
temperatur 27C dengan volume 2m3. Berapa
volume yang dapat dicapai oleh gas pada
tekanan atmosfer dan temperatur 50C?
Pembahasan
Diketahui : p1 = 137 atm
T1 = 27C = 300 K
V1 = 2 m3
p2 = 1 atm
T2 = 50C = 323 K
Ditanya : V2
1 .12 .2
Jawab : =
1 2
1 .1 .2 137.2.323
2 = = = 295 m3
2 .1 1.300
Hukum ke-1 Termodinamika
Hukum ini berlaku pada suatu sistem yang
mengalami perubahan dari keadaan setimbang awal
1 ke keadaan setimbang akhir 2

Secara matematis, hukum ke-1 termodinamika,


dinyatakan sebagai:

DU = U2 U1 = Q W

Dengan kata lain, perubahan energi dalam sistem


(DU) setara dengan panas yang diberikan pada
sistem (Q) dan kerja yang dilakukan terhadap sistem
(W)
Kalor, Kerja dan Energi Dalam
Kalor (Q) adalah energi yang mengalir dari satu
sistem ke sistem lain karena perbedaan
temperatur antara 2 benda tersebut
1. Perpindahan kalor menuju sistem adalah positif
2. Perpindahan kalor keluar dari sistem adalah negatif
Kerja (W) adalah energi yang ditransmisikan dari
satu sistem ke sistem lain, dimana temperatur
tidak berperan secara langsung
1. Kerja diberikan oleh sistem adalah positif,
2. Kerja diberikan pada sistem adalah negatif
Energi dalam (U) adalah besarnya energi yang
ditinjau dari temperatur pada keadaan awal dan
akhir. Jika tidak ada perubahan temperatur pada
proses, perubahan energi dalam dianggap = 0
Contoh Kerja (1)

Terisolasi sempurna Fluida


Kerja W

Sistem
Motor

Sistem terisolasi sempurna diberi kerja W

energi ditransfer kedalam sistem melalui kerja oleh pengaduk


Contoh Kerja (2)
Mengikuti suatu proses ekspansi gas yang perlahan didalam rangkaian
silinder-piston dimana P p adalah tekanan rata-rata pada permukaan piston.

Luas
penampang
piston

X1 X2
Proses Ekspansi

2 2 2
W12 F ds P p A dx P pdV
1 1 1

asumsi sebuah proses setimbang, semua keadaan yang melewati sistem yang
mengikuti keadaan setimbang dan sifat-sifat intensif, seperti tekanan, adalah
uniforrm diseluruh sistem.
V2
W12 PgasdV
V1
Grafik p-V dan Kerja
Tekanan (p)
Keadaan 1

Garis
Ekspansi
Kerja yang terdapat pada
Keadaan 2 sistem merupakan luasan di
Arah translasi
V1 V2 Volume (V)
bawah garis ekspansi
V2
W12 PdV
Luas V1
penampang
piston

X X1 X1
Proses Ekspansi
Penerapan Hukum ke-1
Termodinamika
Suatu gas ideal dalam ruang tertutup dapat
diubah keadaannya melalui berbagai proses
antara lain :
Proses Pada Tekanan Konstan (Isobarik)
Proses Pada Temperatur Konstan (Isotermik)
Proses Pada Volume Konstan (Isokorik)
Proses Tanpa Pertukaran Kalor (Adiabatik)
Isobarik (Tekanan Konstan)
Pada proses isobarik, sistem mengalami perubahan
volume & temperatur, sementara tekanan dijaga konstan
KERJA :
VB

W pdV ,
VA
p kons tan

W p (VB VA ) p .DV n.R.DT


KALOR
Q n.CP .DT
PERUBAHAN ENERGI DALAM : Cp = Kapasitas kalor pada tekanan konstan
Cv = Kapasitas kalor pada volume konstan
DU Q W n.C p .DT n.R.DT Cp = Cv + R

n.DT (C p R ) n.DT .Cv


Isokorik (Volume Konstan)
Pada proses isokhorik, sistem tidak mengalami
perubahan volume, walaupun tekanan berubah
KERJA :
VB

W pdV
VA

VA VB W 0
KALOR
Q n.CV .DT
PERUBAHAN ENERGI DALAM :
DU Q W Q
Isotermik (Temperatur Konstan)
Pada proses isobarik, sistem mengalami perubahan
tekanan & volume, sementara temperatur dijaga konstan,
sehingga tidak ada perubahan energi dalam sistem
KERJA :
nRT
pV nRT p
V
Vf VB
nRT VB
W pdV
Vi

VA
V
dV nRT ln
VA
KALOR
DU Q W 0
VB
Q W nRT ln
VA
Adiabatik (1)

Pada proses adiabatik, tidak ada kalor yang


masuk maupun keluar dari sistem, sehingga
secara otomatis temperatur tidak berubah
Perbedaan dengan isotermal : Pada proses
isotermal, tetap ada kalor yang masuk maupun
keluar dari sistem, namun temperatur akhir
diatur agar sama dengan temperatur awal
Adiabatik (2)
KERJA :
1
W p2V2 p1V1
1
Cp

Cv
KALOR
Q0
PERUBAHAN ENERGI DALAM :
DU Q W W
Ringkasan
W Q DU (Q W)

Isokhorik 0 nC V DT nC V DT

Isobarik p(V2 V1 ) nC V DT
nC P DT

Isotermis V2 V2 0
nRT ln nRT ln
V1 V1
Adiabatik 1 0 nC V DT
p2V2 p1V1
1
Contoh
Suatu gas ideal volumenya 1 lt pada tekanan 1
atm, diekspansikan secara isotermik sampai
volume menjadi 2x semula. Gas kemudian
dikompresi secara isobarik menuju volume
semula dan secara isotermik sampai tekanan
semula. Plot proses diagram p-V dan hitung
kerja total yang dilakukan gas! Jika diketahui
panas yang dilepaskan selama proses pada
tekanan konstan adalah 50 J, berapa perubahan
energi dalam?
Pembahasan (1)
Diketahui : p1 = 1 atm
V1 = 1 lt
V2 = 2 lt
V3 = 1 lt
p4 = 1 atm
Q = -50 J
Ditanya : a. Diagram p-V?
b. W?
c. ?
Jawab : a.
Pembahasan (2)
b. Kerja pada proses 1-2:
2
12 = . . . ln
1
Karena pada 1-2 T konstan, maka n.R.T = p1V1 = p2.V2
2 2
12 = 1 . 1 ln = 1 . 1 . ln = 0.693 .
1 1
Konversi lt.atm ke Joule
W12 = 0,693 lt.atm x 101,32 J/lt.atm = 70,2 J
Kerja pada proses 2-3:
W23 = p2 (V3 V2)
Dari proses 1-2, diketahui bahwa p1V1 = p2.V2
1 1
2 = 1 = 1 . = 0,5
2 2
W23 = p2 (V3 V2) = 0,5 (1 - 2) = - 0,5 lt.atm x 101,32 J/lt.atm
W23 = -50,66 J
Pembahasan (3)
Kerja pada proses 3-4:
4 4 4
34 = . . . ln =p3.V3 ln = p4.V4 ln
3 3 3
3 0,5
p4.V4 = p3.V3 4 = 3 = 1 lt. = 0,5 lt
4 1
0,5
34 = 0,5 atm. 1 lt ln = -0,347 lt.atm x 101,32 J/lt.atm
1
34 = -35,11 J

Total kerja yang dilakukan gas :


W = W12 + W23 + W34 = 70,2-50,66 35,11 = -15,57 J

c. Perubahan energi dalam :


Pada proses 1-2 dan 3-4, tidak ada perubahan temperatur, sehingga
tidak ada perubahan energi dalam. Perubahan energi dalam hanya
dihitung pada proses 2-3:
= 23 = 50 (50,66) = 0,66
Hukum Ke-2 Termodinamika
Bunyi hukum ke-2 :
Kalor mengalir secara spontan dari zat
dengan temperatur yang lebih tinggi ke zat
dengan temperatur yang lebih rendah dan
tidak dapat mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya.

Hukum ini mendasari prinsip dari mesin otto


(motor bakar), mesin pendingin, dan mesin
Carnot
Jenis Proses
Proses irreversible : Proses di mana keadaan akhir
tidak kembali ke keadaan semula. Proses alami
umumnya bersifat irreversible
Proses reversible : Proses di mana keadaan akhir
dikembalikan seperti keadaan awal sehingga
membentuk suatu siklus

Siklus dengan Siklus dengan


2 lintasan 4 lintasan
Mesin Otto (Motor Bakar) (1)
Mesin Otto (Motor Bakar) (2)
Proses 1-2 dan 3-4 adalah adiabatik,
Q12 dan Q34 =0
Proses 2-3 dan 4-1 adalah isokhorik,
W23 dan W41 = 0. Q23 positif karena T3 >
T2 , artinya kalor sebesar Q23 masuk
dalam sistem. Sebaliknya, Q41 bernilai
negatif, atau terjadi pelepasan kalor
Q1siklus = U1siklus + W1siklus = Q12 + Q23 + Q34 + Q41
Dalam 1 siklus, tidak terjadi perubahan energi dalam,
U1siklus= 0, sehingga Q1siklus = W1siklus
Efisiensi 1 siklus dapat dihitung sebagai berikut:
1
= 100% = 100%

Efisiensi Mesin Otto

r = compression ratio
k = heat specific ratio = Cp/Cv
Mesin Pendingin
Pada mesin pendingin, kalor dialirkan secara
paksa dari temperatur rendah ke temperatur
tinggi
Siklus Mesin Pendingin
Pada proses 1-2 dan 3-
4, terjadi proses
adiabatik, sedangkan
pada 2-3 dan 4-1,
terjadi proses isobarik
Qin Qin
W Qin Qout
W Qin Qout

= Koefisien kinerja mesin pendingin


Mesin Carnot
Mesin Carnot adalah mesin yang bekerja
reversible dengan dua macam proses, yaitu
isotermik & adiabatik

Qcd T2
1 1
Qab T1

catatan :
T1 > T2, dimana T1 & T2
dalam Kelvin

Anda mungkin juga menyukai