3 Fungsi Luhur
Terdapat banyak penelitian yang menampilkan bahwa area-area tertentu pada korteks
serebri memiliki fungsi spesifik. Brodmann menciptakan peta berdasarkan perbedaan histologi
regional (gambar). Namun, terdapat banyak area dimana identik secara histologi memiliki
fungsi yang berbeda. Penyakit yang melibatkan area-area spesifik dapat menyebabkan
manifestasi klinis yang sangat berbeda1.
Lobus-lobus frontal berfungsi sebagai bagian eksekusi dari korteks. Mereka berpengaruh
terhadap tingkatan fungsi yang lebih tinggi meliputi abstraksi dan penalaran; perencanaan dan
inisiasi tindakan; membentuk perilaku untuk menjamin tindakan adaptif. 3
Bahasa merupakan pemahaman dan komunikasi ide-ide abstrak. Fungsi kortikal terpisah
dari mekanisme neural yang berhubungan dengan fungsi visual, auditorik, dan motorik primer.
Kemampuan untuk memikirkan kata-kata yang tepat, memprogram dan mengkoordinasikan
urutan kontraksi otot-otot yang diperlukan untuk menghasilkan suara yang dapat dipahami,
dan menyusun kata menjadi kalimat yang bermakna bergantung pada area Broca (area 44 dan
45) yang terletak dalam girus fronto-inferior, anterior dari korteks motorik yang mengkontrol
bibir dan lidah3.
1
Gambar 12. Area bicara sentral dari hemisfer serebri3
II.3.1.2.1 Afasia
Afasia merupakan gangguan fungsi bahasa disebabkan oleh kerusakan otak. Dalam
melakukan pemeriksaan terhadap afasia, pertama-tama harus mendengarkan pembicaraan
spontan dan eksplorasi ketika percakapan terjadi. Terdapat beberapa tipe afasia dan sebagian
besar disebabkan oleh lesi pada daerah spesifik dari hemisfer (table 5). Bicara dapat
diklasifikasikan sebagai
- Fluent (>50 kata/menit, tanpa disertai disartria, intonasi normal, panjang frase
normal)
- Nonfluent (<50 kata/menit)
2
Tabel 5 Klasifikasi afasia3
Afasia Broca biasanya disebabkan oleh lesi pada girus fronto-inferior dari hemisfer
dominan. Pasien memiliki kesulitan menamakan objek-objek sederhana. Pemahaman bahasa
yang dibicarakan normal. Pasien biasanya sadar akan defisit dan khawatir karenanya. Pasien
dengan lesi ini biasanya disertai hemiplegia lengan > tungkai3.
Afasia Wernicke disebabkan oleh lesi pada atau berdekatan dengan girus temporo-
superior. Karena bagian korteks ini tidak bersebelahan dengan korteks motorik, biasanya tidak
didapatkan hemiplegia. Pasien dengan afasia ini berbicara fasih, namun terdapat gangguan
repetisi dan pemahaman3.
3
II.3.1.2.1.1.3 Afasia Global
Afasia global disebabkan lesi pada hemisfer dominan, meliputi area Broca lobus
frontalis, area Wernicke lobus temporal, dan fasikulus arkuatus. Pada afasia ini terdapat
gangguan repetisi dan pemahaman. Afasia ini mayoritas disebabkan oleh infark besar hemifer
dominan yang diakibatkan dari oklusi arteri karotis atau arteri serebri media 3.
Afasia konduksi desebabkan lesi pada fasikulus arkuatus, pada substansia alba dibawah
temporo-parietal junction; lesi ini memutus hubungan antara area Wernicke dan Broca. Pada
afasia ini, pemahaman bahasa intak, namun terdapat gangguan repetisi3.
Pada afasia-afasia ini, terdapat gangguan pemahaman. Mereka dapat dikatakan sebagai
afasia transkortikal karena disebabkan oleh letak lesi pada daerah sekitar area Wernicke atau
Broca, atau keduanya3.
Anomia (gangguan dalam menemukan kata yang tepat) dapat timbul dalam kondisi
bervariasi, meliputi ensefalopati metabolik dan toksik. Ketika anomia muncul sebagai bagian
afasia, kata-kata yang dikeluarkan tidak memiliki arti diakibatkan gangguan penemuan kata.
Pada pasien ini pemahaman dan repetisi normal3.
II.3.1.2.2 Aleksia
Aleksia (ketidakmampuan membaca) dapat muncul sebagai bagian dari sindroma afasia
atau sebagai kelainan terisolasi. Afasik aleksia merupakan gangguan membaca dalam afasia
Broca, Wernicke, global, dan isolasi3.
4
II.3.1.2.2.1 Aleksia dengan agrafia
Pada penyakit ini, terdapat gangguan membaca dan menulis, dan dapat dilihat pada lesi
patologis di temporo-parietal junction, tepatnya di girus angularis3.
Sindroma ini muncul ketika terdapat kerusakan pada korteks visual hemisfer dominan
dan bagian splenium dari korpus kalosum. Pada pasien ini dapat ditemukan hemianopsia
homonim kanan dan tulisan pada setengah lapangan pandang kanan tidak dapat diproses3.
Secara umum, penyakit ini muncul karena infark pada daerah arteri serebri posterior
kiri, yang merusak korteks visual kiri dan posterior korpus kalosum3.
II.3.1.2.3 Agnosia
Gnosia merupakan sintesis fungsi luhur dari impuls sensorik yang menghasilkan
persepsi, apresiasi dan pengenalan stimulus. Agnosia merupakan kesulitan identifikiasi, pada
umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi asosiasi dari korteks serebri. Pasien tidak afasia dan
tidak memiliki gangguan dalam pencarian kata atau penamaan. Astereognosis merupakan
kegagalan dari identifikasi taktil dari suatu objek dan sering dihubungkan dengan lesi parietal
dari hemisfer kontraletral. Agnosia visual merupakan ketidakmampuan mengenali benda
melalui penglihatan yang dapat muncul dengan atau tanpa heminanopsia sisi dominan.
Prosopagnosia merupakan hilangnya kemampuan dalam mengenali wajah3.
II.3.1.2.4 Anosognosia
II.3.1.2.5 Apraksia
5
II.3.1.2.6 Sindroma Gerstmann
- Disorientasi kanan-kiri
- Agnosia jari tangan
- Gangguan kalkulasi
- Gangguan menulis3
Gambar 14. Area pada otak yang mengkode daya ingat jangka panjang3
6
Durasi : sampai dengan 1 jam setelah informasi
Anatomi : lobus temporal bagian dalam
- Daya ingat jangka panjang
Durasi : beberapa tahun
Anatomi : hipokampus4
II.3.2 Pemeriksaan fungsi luhur
II.3.2.1 Kognitif
Mendengar pola bahasa
o Terbata-bata afasia ekspresif
o Fasih afasia reseptif
Apakah pasien mengerti perintah verbal sederhana/kompleks?
o Angkat kedua tangan anda, sentuh telinga kanan dengan jari kelingking tangan
kiri afasia reseptif
Perintahkan pasien untuk menamakan benda afasia nominal
Apakah pasien dapat membaca dengan benar? disleksia
Apakah pasien dapat menulis dengan benar? disgrafia
Perintahkan pasien untuk berhitung, misalkan 100 dikurangi 7 terus-menerus
diskalkulia
Apakah pasien dapat mengenali benda? agnosia
Apakah pasien dapat mencari jalan sekitar rumah? agnosia geografik
Apakah pasien dapat berpakaian secara mandiri? apraksia berpakaian
Perintahkan pasien untuk membentuk sebuah bintang dengan menggunakan korek api
apraksia konstruksional4
II.3.2.2 Daya ingat
Daya ingat dapat diperiksa dengan meminta pasien mengulangi tiga objek segera dan 3
menit sesudahnya. Pasien harus dapat melakukan ini dengan benar. Daya ingat jangka panjang
diperiksa dengan menanyakan peristiwa yang telah dilalui pasien seperti makan malam hari
sebelumnya.
7
o Daya ingat segera perintahkan pasien untuk mengulangi urutan angka yang
disebutkan secara acak.
o Daya ingat terbaru perintahkan pasien untuk menceritakan kejadian-kejadian terbaru
dalam berita.
o Daya ingat jangka lama perintahkan pasien untuk bercerita tentang kejadian lebih
dari 5 tahun sebelumnya.
o Daya ingat verbal perintahkan pasien untuk mengingat kalimat atau cerita singkat
dan periksalah 15 menit kemudian.
o Daya ingat visual perintahkan pasien untuk mengingat benda-benda yang telah
disiapkan dan periksalah 15 menit kemudian. 4
II.3.2.3 Pemahaman dan pemecahan masalah
Meminta pasien untuk menggambarkan apa yang akan dilakukan apabila menemukan surat
beralamat yang ditujukan terhadap orang lain. Pertanyaan ini dapat mengungkap masalah
psikiatri yang terlewat secara umum. Namun, riwayat keluarga tentang bagaimana pemecahan
masalah dalam kehidupan nyata sehari-hari lebih akurat dan berguna daripada pertanyaan
simulasi4.
o Periksalah pasien dengan perhitungan bertahap, misalkan berapakah kembalian yang
anda terima jika anda membeli satu barang berharga 1700 rupiah dengan uang 5000
rupiah?
o Perintahkan pasien untuk membalikkan urutan angka yang acak.
o Perintahkan pasien untuk mengurutkan kartu kedalam kotaknya4.
II.3.2.4 Status emosi
o Ansietas atau gembira
o Depresi atau apatis
o Perilaku emosional
o Perilaku tak terkendali
o Gerakan lambat atau respon
o Tipe kepribadian atau perubahan kepribadian4
8
II.3.2.5 Praksis visual (gambar 15)
Merupakan pemeriksaan kemampuan untuk menduplikasi postur tangan setelah
melihatnya selama 2 detik. Pasien harus melihat postur tangan (area oksipital dan parietal
7,18,19), memahami perintah (area Wernicke 22) dan mengingatnya (nucleus thalamus dorso-
medial, forniks, korpus mamilaris dan hipokampus medial) kemudian dikode pada area 6 dan
mengaktivasi area 4 korteks motorik5.
9
Gambar 16. Four part command. (a) respons normal terhadap perintah, pasien dapat mengikuti
seluruh empat perintah angkat tangan kirimu, sentuh telinga kanan, tutup kedua mata,
julurkan lidah. (b) pasien gagal untuk memproyeksikan perintah melalui garis tengah dan tidak
dapat menutup matanya5.
Jika pasien memiliki disfungsi kognitif minimal atau pemeriksa merasa terdapat
gangguan kualitas kesadaran, pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan ini. Pada saat
berkomunikasi, pemeriksa menyentuh wajahnya sendiri dan tangan pasien dalam waktu yang
bersamaan. Kemudian pemeriksa menanyakan kepada pasien dimanakah dia disentuh dan
pasien akan menjawab wajah saya. Tidak ada orang normal yang melakukan kesalahan ini 5.
10
III.3.2.8 pemeriksaan status mental mini (MMSE) 1
MMSE merupakan bagian penting dari setiap pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan ini meliputi
evaluasi kualitas dan kuantitas kesadaran, perilaku, emosi, isi pikir, kemampuan intelektual dan sensorik.
Bagian paling sensitif dan penting adalah orientasi waktu, daya ingat, dan urutan angka. MMSE
diperkenalkan sebagai pemeriksaan standar fungsi kognitif dalam segi klinis maupun penelitian.
Penilaian MMSE sangat mudah, nilai maksimum adalah 30. Nilai kurang dari 24 ditafsirkan sebagai
demensia.
ORIENTASI
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1 detik, 3
pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk setiap nama
benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan
catat jumlah pengulangan
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 5
jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf
yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw = 2 nilai)
BAHASA
11
8 Pasien disuruh melakukan perintah: ambil kertas ini dengan tangan anda, 3
lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai
TOTAL 30
Tabel 7. Skor median pada MMSE berdasarkan usia dan tingkat pendidikan 6
12