Anda di halaman 1dari 20

EMERGING DAN RE-EMERGING DISEASE

KELOMPOK 9
Dimas M Zaeni 1102009084
Elsya Aprilia 1102010088
Muvinda Yuningrum P 1102010195
Ririk Riyanti 1102010246

KEDOKTERAN KOMUNITAS PERIODE 3 AGUSTUS 5 SEPTEMBER 2015


KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
Apa itu Emerging Infectious Diseases (EID) ?
Menurut WHO, Emerging infectious diseases (EID) adalah penyakit yang pertama

kali muncul dalam suatu populasi, atau penyakit yang telah ada sebelumnya tetapi

mengalami peningkatan insidendsi atau area geografis dengan cepat

EID dibagi menjadi tiga kelompok

Penyakit menular baru (New Emerging Infectious Diseases)

Penyakit menular lama yang cenderung meningkat (Emerging Infectious Diseases)

Penyakit menular lama yang menimbulakan masalah baru (Re-Emerging Infectious

Diseases)
New Emerging
H1N1 (Flu Babi)
Lyme Diseases
SARS
AIDS

Re-Emerging
Tuberkulosis
Difteri
Malaria
Faktor yang menyebabkan munculnya isu tersebut:

Hubungan microbial agent


Perubahan iklim dan
Evolusi dari microbial agent dengan hewan perantara
lingkungan
(zoonotic encounter)

Perubahan perilaku Penggunaan obat Perkembangan industri


manusia antimikrobial dan ekonomi

Perpindahan penduduk
Perang
secara masal
MEKANISME TRANSISI
Terjadi pada keadaan dimana densitas manusia meningkat dan kemudian memudahkan
Transisi transmisi penyakit
Pertama

Terjadi kontak antara populasi (perang atau perdagangan) kemudian terjadi pertukaran
Transisi organisme penyebab infeksi dan vektor antar populasi
Kedua

Ditemukan adanya populasi baru kontak dengan patogen yang sebelumnya tidak ada pada
Transisi populasi ini.
Ketiga

Urbanisasi global, peningkatan densitas populasi kemiskinan, traveling, pengembangan


Transisi tekhnologi dan perubahan iklim.
Keempat
Big concept
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization
(WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global
Emergency

Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus
baru tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil
Tahan Asam) positif.

Indonesia masih menempati urutan ke 3 di dunia untuk jumlah kasus


TB setelah India dan Cina.
TB Paru BTA
(+)
Tb paru

TB Paru BTA (-
TB
)

TB ekstra paru
Kasus baru

Kasus kambuh

Kasus pindah

Tipe PenderitaTB
Kasus lalai berobat
paru

Kasus gagal
pengobatan

Kasus kronik

Kasus bekasi TB
GEJALA
KLINIS Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi
menjadi 2 golongan,

Gejala respiratorik
batuk > 2 minggu
batuk darah
sesak napas nyeri dada

Gejala sistemik
Demam
Gejala sistemik lain adalah malaise,
keringat malam, anoreksia dan berat
badan menurun
OBAT ANTI
TUBERKULOSIS
(OAT)
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah :
INH
Rifampisin
Pirazinamid
Streptomisin
Etambutol

Jenis obat tambahan lainnya (lini 2) :


Kanamisin
Amikasin
Kuinolon
Visi Stop TB Partnership adalah dunia bebas TB, yang akan dicapai melalui
empat misi sebagai berikut:

Menjamin akses terhadap diagnosis, pengobatan yang efektif dan


kesembuhan bagi setiap pasien TB.
Menghentikan penularan TB.
Mengurangi ketidakadilan dalam beban sosial dan ekonomi akibat TB.
Mengembangkan dan menerapkan berbagai strategi preventif, upaya
diagnosis
dan pengobatan baru lainnya untuk menghentikan TB.
Target yang ditetapkan Stop TB Partnership sebagai tonggak pencapaian
utama adalah:

Pada tahun 2015, beban global penyakit TB (prevalensi dan mortalitas)


akan relatif berkurang sebesar 50% dibandingkan tahun 1990, dan
setidaknya 70% orang yang terinfeksi TB dapat dideteksi dengan strategi
DOTS dan 85% diantaranya dinyatakan sembuh.

Pada tahun 2050 TB bukan lagi merupakan masalah kesehatan


masyarakat global.
Manajemen penyakit lingkungan berbasis wilayah,
dapat dilakukan melalui:

Manajemen Kasus (case management)


Manajemen Kesehatan Masyarakat (Public Health Management)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai