PENDAHULUAN
Glaukoma berasal dari kata yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberi kesan
warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan ini ditandai oleh meningkatnya
tekanan intraokuler yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan
pandang. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat
lapangan pandang dan kerusakan anatomi berupa extravasasi (penggaungan/cupping) serta
degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan.(1,2)
Normal Tension Glaukoma yang terdapat pada satu ujung spektrum glaukoma sudut
terbuka kronis merupakan bentuk yang tersering menyebabkan pengecilan lapangan pandang
bilateral progressif asimptomatik yang muncul perlahan dan sering tidak terdeteksi sampai
terjadi pengecilan lapangan pandang yang ekstensif. Normal Tension Glaukoma adalah tipe
glaukoma dimana nervus optic rusak dan kehilangan kemampuan melihat dan lapangan
pandang, muncul pada glaukoma sudut terbuka namun tekanan intra okuler yang normal (<22
mmHg).(2,3)
Hal ini penting, sebab penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan saraf dan
kehilangan lapangan pandang mungkin ikut berperan. Untuk alasan ini, mereka yang
menderita glaukoma normotensif diperlukan pemeriksaan yang lain seperti pmeriksaan otak.
Pengobatan pada glaukoma jenis ini dilakukan untuk memperbaiki outflow facility
Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokuler dan apabila mungkin
memperbaiki patogenesis yang mendasarinya.(2,4,5)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Low tension glaucoma atau disebut juga normal tension glaucoma adalah suatu varian
dari glaukoma sudut terbuka yang sekarang lebih sering sering dikenali daripada dahulu.
Diperkirakan disebabkan oleh aliran darah ke syaraf optik yang berkurang. Kondisi ini
dikarakteristikan oleh kerusakan syaraf optik yang progresif dan kehilangan penglihatan
samping/peripheral vision (visual field) meskipun tekanan dalam mata (intraocular pressure)
berada dibatas-batas normal atau bahkan dibawah normal.
Tipe glaukoma ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan yang berulang-ulang oleh
seorang dokter mata untuk mendeteksi kerusakan syaraf atau kehilangan penglihatan bidang
(visual field). Sekarang ini, low tension glaucoma mendapat perhatian penelitian yang cukup
banyak karena penyebabnya dan perawatannya masih belum menentu.
2.2 Anatomi Sudut Filtrasi
Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan bilik mata. Sudut ini
terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh garis yang
menghubungkan akhir dari membran Descemet dan membran Bowman.Akhir dari membran
Descemet disebut garis Schwalbe.Limbus terdiri dari 2 lapisan yaitu epitel dan stroma.
Epitelnya 2 kali ketebalanepitel kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan
cabang akhir dariarteri siliaris anterior.Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular,
yang terdiri dari :
1.Trabekula korneoskleral
Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakangmengelilingi kanalis
Schlemm untuk berinsersi pada sklera.
2.Trabekula uveal
Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur (insersi dari
m.siliaris) dan sebagian ke m.siliaris meridional.
Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.Trabekula terdiri
dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya diliputioleh endotel. Keseluruhannya
merupakan spons yang tembus pandang, sehingga bilaada darah di dalam kanalis Schlemm,
dapat terlihat dari luar.Kanalis Schlemm merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang
mengelilingikornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada
dindingsebelah dalam, terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan langsung
antaratrabekula dan kanalis Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar saluran kolektor, 20-
30 buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan sklera dan episklera dan venasiliaris
anterior di badan siliar.
2.3 Epidemiologi
Glaukoma adalah penyebab kebutaan yang terbanyak pada penduduk Afrika Amerika.
Penyebab kebutaan terbanyak kedua pada penduduk amerika yang berusia 18 sampai 65
tahun. Diperkirakan 130.000 penduduk Amerika menderita kebutaan murni karena glaukoma.
Diseluruh dunia 5,2 juta penduduk menderita kebutaan karena glaukoma menurut WHO
tahun 1995. Walaupun lebih sering muncul pada usia tua, glaukoma dapat terjadi pada semua
usia.(2,6)
Dalam suatu penelitian didapatkan bahwa sekitar 2,25 juta penduduk Amerika Serikat
menderita glaukoma primer sudut terbuka dengan usia di atas 45 tahun, dan sekitar 84.000-
116.000 telah mengalami kebutaan atau penurunan visus 20/200. Menurut WHO, secara
global penduduk dunia yang mempunyai tekanan intarokular lebih dari 21 mmHg yaitu
sekitar 104,5 juta penduduk dan insiden glaukoma primer sudut terbuka sekitar 2,4 juta
penduduk.(6)
2.4 Etiopatogenesis
Glaukoma Normotension bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan perawatan dini glaukoma
adalah satu-satunya jalan untuk menghindari hilangnya penglihatan. Beberapa hal yang bisa
menjadi faktor resiko adalah :(5,9,10)
Orang tua, dimana prevalensi penderita glaukoma makin tinggi seiring dengan peningkatan
usia
Penderita Diabetes
Penggunaan medikasi yang mengandung steroid
Bangsa Africa, Skandinavia, Irlandia, Rusia, dan Amerika
Riwayat keluarga glaukoma
Perempuan punya resiko tinggi untuk menderita glaukoma dari pada pria
Keturunan Jepang beresiko tinggi terkena Normotension glaukoma
2.5 Klasifikasi
1. Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka primer adalah bentuk glaukoma yang tersering dijumpai.
Sekitar 0,4-0,7 % orang berusia lebih dari 70 tahun diperkirakan mengidap glaukoma sudut
terbuka primer. Penyakit ini tiga kali lebih sering dan umumnya lebih agresif pada orang
berkulit hitam. Pada glaukoma sudut terbuka primer, terdapat kecenderungan familiar yang
kuat. Diduga diturunkan secara dominan atau resesif pada kira-kira 50% penderita secara
genetik penderitanya adalah homozigot. Faktor resiko pada seseorang untuk mendapatkan
glaukoma primer sudut terbuka seperti diabetes melitus, dan hipertensi, kulit berwarna hitam
dan miopia.
Gambaran patologik utama pada glaukoma sudut terbuka primer adalah proses
degeneratif di jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan
di bawah lapisan endotel kanalis schlemn. Hal ini berbeda dengan proses penuaan normal.
Akibatnya adalah penurunan drainase humor aqueous yang menyebabkan peningkatan
intraokuler.
Peningkatan tekanan intraokuler mendahului kelainan diskus optikus dan lapangan
pandang selama bertahun-tahun. Pada glaukoma sudut terbuka struktur jalinan trabekula
terlihat normal namun terjadi peningkatan resistensi aliran keluar akueous yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler. Penyebab obstruksi aliran keluar antara lain, terjadinya
penebalan lamella trabekula yang mengurangi ukuran pori, berkurangnya sel trabekula
pembatas, dan peningkatan bahan ekstraseluler pada jalinan trabekula. Mekanisme kerusakan
neuron pada glaukoma sudut terbuka primer dan hubungannya dengan tingginya tekanan
intraokuler masih diperdebatkan.
Teori-teori utama memperkirakan adanya perubahan-perubahan elemen penunjang
struktural akibat tekanan intraokuler di saraf optikus setinggi lamina kribrosa atau di
pembuluh yang memperdarahi kepala/ujung saraf optikus.Masalah utama dalam mendeteksi
glaukoma sedut terbuka primer adalah tidak adanya gejala sampai stadium lanjut penyakit.
Sewaktu pasien pertama kali menyadari ada pengecilan lapangan pandang, biasanya telah
terjadi pencekungan glaukomatosa yang bermakna.
Pada glaukoma primer sudut terbuka tekanan bola mata sehari-hari tinggi atau lebih
dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat
gangguan susunan anatomis dan fungsi tanpa disadari oleh penderita. Akibat tekanan tinggi
akan terbentuk atrofi papil disertai dengan ekskavasio glaukomatosa.
Bila diagnosis sudah dibuat maka penderita sudah harus memakai obat seumur hidup untuk
mencegah kebutaan. Tujuan pengobatan adalah untuk memperlancar pengeluaran cairan mata
(aqueous humor) atau usaha untuk mengurangi produksi cairan mata (aqueous humor).
Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan sudut
kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran akueous dan tekanan intraokuler
meningkat. Keadaan ini ditandai dengan munculnya gangguan penglihatan mendadak yang
disertai nyeri hebat, mual serta muntah.
Glaukoma primer sudut tertutup biasanya timbul pada mata yang kecil (hypermetrop)
dengan bilik mata anterior yang dangkal. Pada mata normal titik kontak antara batas pupil dan lensa
memiliki resistensi terhadap masuknya akueous ke dalam bilik mata anterior (blok pupil relative).
Pada glaukoma sudut tertutup, kadang sebagai respons terhadap dilatasi pupil dan gradien tekanan
menyebabkan iris melengkung ke depan sehingga menutup sudut drainase. Adhesi iris perifer ini
disebut sinekia anterior perifer (PAS). Akueous tidak dapat lagi mengalir melalui jalinan trabekula dan
tekanan okuler meningkat, biasanya mendadak.
2.Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital jarang didapat, bermanifestasi sejak lahir. Gejala yang paling dini dan
paling sering adalah epiforia. Dapat dijumpai fotopobia dan pengurangan kilau kornea.
Peningkatan TIO adalah tanda kardinal. Pencekungan diskus optikus merupakan kelainan
yang terjadi relatif dini dan terpenting.
3.Glaukoma sekunder
Deposisi bahan yang dihasilkan oleh epitel lensa, iris, dan bahan siliar pada jalinan
trabekula (glaukoma pseudoeksfoliatif)
Melanoma koroid yang besar dapat mendorong iris ke depan mendekati kornea
perifer sehingga menyebabkan serangan akut glaukoma sudut tertutup
Katarak dapat membengkak dan mendorong iris ke depan sehingga menutup sudut
drainase. Sebagian katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran kapsul lensa
anterior, sehingga protein-protein lensa yang mencari masuk kedalam kamera
anterior. Jalinan trabekular menjadi edematosa dan tersumbat oleh protein-protein
dan menimbulkan peningkatan mendadak tekanan intraokuler
4.Glaukoma absolut
2.7 Diagnosis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan hasil yang didapat dari anamnesis dan
pemeriksaan ofthalmologi. (1,2,4,5,8,10)
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat ditemukan beberapa gejala yang dikeluhkan oleh pasien dengan
glaukoma yaitu:
Sakit kepala
Penglihatan kabur
2. Pemeriksaan ofthalmologi
Tekanan Intraokuler
TIO diukur pada masing-masing mata dengan menggunakan metode aplanasi kontak seperti
tonometer Goldman yang diletakkan ke slitlamp dan mengukur gaya yang diperlukan untuk
meratakan luas kornea tertentu. Ada 4 macam tonometer yang dikenal: tonometer schiotz,
tonometer digital, tonometer aplanasi, tonometer Mackay-Marg. Pengukuran TIO sebaiknya
dilakukan pada setiap orang yang berusia diatas 20 tahun pada setiap pemeriksaan rutin.
Tekanan intraokuler normalnya bervariasi antara 10-21mmHg.
Gonioskopi
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan
gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka, juga dapat
dilihat apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke depan. Penentuan gambaran sudut
bilik mata dilakukan pada tiap kasus yang dicurigai glaukoma. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan meletakkan lensa sudut atau goniolens di dataran depan kornea setelah diberi anastesi
lokal. Lensa ini dapat digunakan untuk melihat sekeliling sudut bilik mata dengan
memutarnya 360 derajat.
Lapangan pandang
Penurunan lapangan pandang akibat glaukoma sendiri tidak spesifik, karena gangguan ini
terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat dijumpai pada semua penyakit saraf optikus.
Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30 derajat lapangan
pandang bagian tengah. Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta.
2.8 Penatalaksanaan
1. Non Bedah
Glaukoma hanya bisa diterapi secara efektif jika diagnose ditegakkan sebelum serabut
saraf benar-benar rusak. Jika glaukoma terjaring awal sebelum sempat menyebabkan
lesi irreversibel pilihan medikasi seperti dapat membantu pengembalian TIO normal.
Mereka dengan glaukoma kronik harus menggunakan tetes mata atau medikasi
lainnya seumur hidup. Pengobatan non bedah menggunakan obat-obatan yang
berfungsi menurunkan produksi maupun sekresi dari humor ukueous.
Penghambat beta andrenergik adalah obat yang paling luas digunakan. Dapat
digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Preparat yang tersedia antara
lain Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol 0,25%
dan 0,5%, dan metipranolol 0,3%. Apraklonidin adalah suatu agonis alfa adrenergik
yang baru yang berfungsi menurunkan produksi humor akueous tanpa efek pada
aliran keluar. epinefrin dan dipiferon juga memiliki efek yang serupa. Inhibitor
karbonat anhidrase sistemik asetzolaid digunakan apabila terapi topikal tidak memberi
hasil memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokuler sangat tinggi
dan perlu segera dikontrol. Obat ini mampu menekan pembentukan humor akueous
sebesar 40-60%.
5. Miotik, Midriatik
Konstriksi pupil sangat penting dalam penalaksanaan glaukoma sudut tertutup akut
primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam
penutupan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior. Apabila penutupan sudut
diakibatkan oleh pergeseran lensa ke anterior, atropine atau siklopentolat bisa
digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan apparatus
zonularis.
2. Trabekuloplasti laser
Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal,
sehingga terbentuk akses langsung humor akueous dari kamera anterior ke
jaringan subkonjungtiva atau orbita, dapat dibuat dengan trabekulotomi atau
insersi selang drainase. Penyulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb
akibat fibrosis jaringan episklera.
4. Tindakan sklodestruktif
2.9 Komplikasi
Kontrol tekanan intraokuler yang jelek akan menyebabkan semakin rusaknya nervus
optik dan semakin menurunnya visus sampai terjadinya kebutaan.(5)
2.10 Prognosis
Apabila terdeteksi dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik
secara medis. Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang secara perlahan
sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat
mengontrol tekanan intraokuler pada mata yang belum mengalami kerusakan glaukomatosa
luas, prognosis akan baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut
walaupun tekanan intraokuler normal).(1,2,5)
BAB III
PENUTUP
Low tension glaucoma atau disebut juga normal tension glaucoma adalah suatu varian
dari glaukoma sudut terbuka yang sekarang lebih sering dikenali daripada dahulu. Pada low
tension glaucoma banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan tidak terjadinya
peningkatan TIO bahkan selalu normal, namun penyebab pastinya tidak diketahui.
Ketidaknormalan perfusi nervus optik akan meningkatkan terjadinya kerusakan pada nervus
optik.
Tipe glaukoma ini diperkirakan ada hubungannya, meski kecil, dengan kurangnya
sirkulasi darah di syaraf/nervus opticus, yang mana mengakibatkan kematian dari sel-sel yang
bertugas membawa impuls/rangsang tersebut dari retina menuju ke otak. Sebagai tambahan,
kerusakan yang terjadi karena hubungannya dengan tekanan dalam bola mata juga bisa terjadi
pada yang masih dalam batas normal tinggi (high normal), jadi tekanan yang lebih rendah
dari normal juga seringkali dibutuhkan untuk mencegah hilangnya penglihatan yang lebih
lanjut. Glaukoma bertekanan normal ini paling sering terjadi pada orang-orang yang memiliki
riwayat penyakit pembuluh darah, orang Jepang atau pada wanita. (2,5) Pasien dengan low
tension glaucoma memperlihatkan peningkatan perubahan glaukomatosa pada diskus optik
dan defek lapangan pandang tanpa peningkatan tekanan intraokular.
Tekanan intraokular rata-rata adalah 21 mmHg dan tidak pernah melebihi 24 mmHg.
Gambaran kerusakan diskus optikus dengan cupping glaumatosa yang disertai defek
lapangan pandang.
Pasien-pasien ini susah diterapi karena penanganan terapinya tidak berfokus pada kontrol
tekanan intraokular.
DAFTAR PUSTAKA
Eralangga. 1992
4. Peiffer RL. Glaukoma fact. [online] january 2002 [cited 2008 September 12]
2005
8. Loewenstein J L., Ophtalmology Just The Fact. Mc Graw Hill Medical Publishing
Divition. 2004
9. Bell JA. Glaukoma, Primary Open angle [online] August 2005 [cited 2008 September
11. Lang GK, et all. A Short textbook. New York. Thieme. 2000
12. Smith, Morton. (1986) Glaucoma, Lens, and Anterior Segmen Trauma:
13. Ilyas, S (2007) Glaukoma: Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: EGC. 1993.