Disusun oleh :
dr. Dewi Mukti Larasati
Dokter Pembimbing :
dr. Alfian Yuniarta
DPJP:
dr. Muhammad Muhaimin Efendi, Sp.B
Oleh
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program
Internship Dokter Indonesia periode 15 Mei – 17 November 2022.
dr. Alfian Yuniarta, MH, Kes dr. Muhammad Muhaimin Efendi, Sp.B
BAB I
PENDAHULUAN
Hernia umbilikalis adalah kelainan abdomen umum yang diindetifikasi pada bayi dan
biasanya sembuh sendiri. Hanya hernia yang sangat besar, bergejala, atau bertahan melewati
usia tiga tahun yang akan membutuhkan perbaikan dengan operasi.1 Hernia umbilikalis pada
bayi dan anak- anak membutuhkan ahli bedah pediatrik dan bedah umum untuk mengobatinya.
Meskipun defek hernia hadir, tetapi tidak seperti hernia masa kanak-kanak lainnya. Hernia
umbilikalis dapat sembuh tanpa perlu operasi. Namun, hernia ini tidak selalu dapat
terselesaikan dan komplikasi dapat berkembang dan dapat membutuhkan operasi darurat.2
Hernia umbilikalis adalah gangguan umum dari dinding perut anterior pada anak-anak
dan biasanya nampak pada minggu-minggu awal kehidupan setelah munculnya benjolan.
Hernia umbilikalis terlihat pada sekitar 10-20% dari semua anak. Kejadian hernia umbilikalis
pada usia 1 tahun berkisar antara 2-15% kasus dan insidensi meningkat pada bayi-bayi asal
Afrika (85%). Frekuensi lebih tinggi pada neonatus prematur dan kecil untuk usia gestasional.
Etiologi hernia umbilikalis dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu didapat dan
kongenital. Penyebab hernia umbilikalis yang didapat antara lain riwayat operasi yang dapat
menyebabkan hernia insisional, trauma, serta tekanan berulang pada titik lemah alami dinding
perut. Pada hernia umbilikalis kongenital, defek hernia terjadi sejak lahir dan dapat membesar.
Berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor risiko utama yang terlihat pada
pengembangan hernia umbilikalis. Anak- anak dengan bawaan hipotiroidisme, sindrom Down
(trisomi 21), trisomi 13, trisomi 18 dan sindrom Beckwith-Wiedemann memiliki keterkaitan
dengan hernia umbilikalis.3
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. NN
Umur : 2 bulan
A. ANAMNESIS
Heteroanamnesis (tanggal 22 Oktober 2022 pukul 10.49 WIB di Poli Bedah
RSUD dr. Koesma Tuban) dengan orangtua pasien (Ny. N, 22 tahun)
Pasien datang diantar oleh kedua orang tuannya ke poli bedah umum dengan keluhan
benjolan hilang timbul pada daerah pusar yang diketahui sejak ± 1 bulan yang lalu.
Menurut ibu paien, benjolan muncul ketika pasien menangis, batuk dan saat mengejan.
Benjolan menghilang saat pasien tidur/istirahat. Ibu pasien juga mengatakan jika tidak
ada mual (-), muntah (-), kembung (-), demam (-), minum baik, buang air besar dan
buang air kecil baik. Awalnya benjolan tidak tampak saat lahir, usia 1 bulan setelah
kelahiran tiba-tiba ibu pasien menemukan adanya benjolan di daerah pusar saat
mengganti popok dalam keadaan bayi sedang menangis, riwayat trauma di bagian
perut disangkal, riwayat memijat bayi di daerah perut disangkal. Bayi lahir langsung
menangis, tidak ada riwayat kelainan serupa pada keluarga.
Riwayat Persalinan :
- Spontan / BBLR
B. DATA OBYEKTIF
Suhu : 36,6 °c
BB : 3,150gr
1. Status Generalis:
Kepala/Leher : CA (-/-), SI (-/-), PCH (-), OC (-), P>KGB (-)
Thorak:
I = Simetris, Ikut gerak napas,
P = Stem fremitus kanan dan kiri sama
P = Sonor di kedua lapang paru
A = SN Vesikuler (+/+), Whz (-/-), Rho (-/-), BJ I-II Reg, murmur (-), Gallop
(-)
Abdomen:
I = Distensi (-), jejas (-)
A = BU (+) Normal
P = Supel, NT (-), H/L = ttb/ttb
P = Tympani
Ekstremitas : Akral hangat, CRT<3, Edema (-)
Vegetatif : Makan/Minum baik, BAB/BAK dbn
V. DIAGNOSIS
BANDING
• Omfalokel
• Gastroschisis
3.1 Definisi
Hernia umbilikalis merupakan penonjolan organ dalam perut yang keluar dari
daerah pusar akibat kelemahan jaringan penyambung dan otot perut. Kelemahan
tersebut membentuk suatu “bukaan” yang dikenal dengan defek, yang menyebabkan
jaringan lemak dan organ dalam perut di bawah pusar dapat ikut menonjol keluar.
Hernia umbilikalis sering terjadi pada anak-anak, namun dapat pula terjadi
pada orang dewasa walaupun jarang. Pada anak-anak, defek seringkali tertutup
seiring bertambahnya usia dan tidak membutuhkan tindakan pembedahan. Pada
dewasa, hernia umbilikalis tidak dapat sembuh sendiri dan hanya dapat diperbaiki
dengan tindakan bedah.4
3.2 Anatomi
3.4 Patofiologi
Fisiologis usus ke tali pusat berkembang selama minggu ke-5-6 kehamilan dan
kembali sepenuhnya ke rongga perut pada minggu ke-12 usia kehamilan. Selama
periode ini, rotasi dan fiksasi usus berlangsung. Perjalanan ini mayoritas aman.
Namun, sejumlah kegagalan dapat terjadi selama periode ini. Penyakit yang paling
umum ditemui pada gangguan pengembalian normal usus ke perut adalah hernia
umbilikalis. Gagalnya penutupan cincin pusar atau kegagalan pengembalian secara
lengkap fisiologis usus dianggap sebagai kemungkinan mekanisme pembentukan
hernia umbilikalis. Namun demikian, ada berbagai penyebab lain selama herniasi
fisiologis yang mengakibatkan berbagai malformasi pada umbilikus terkait dengan
hernia umbilikalis.5 Ini adalah varietas yang paling umum dari hernia umbilikalis dan
menampilkannya dengan pembengkakan kecil di dasar tali pusat. Pada neonatus
dinyatakan normal dan tanpa gejala. Terutama lingkaran kecil dari pertengahan ileum
adalah hal biasa pada hernia umbilikalis tapi jarang sisa-sisa saluran vitellointestinal
dapat ditemukan seperti Divertikulum Meckel. Isi lain mungkin ileum terminal, sekum,
naiknya usus besar, atau seluruh usus halus bahkan sampai usus besar, meskipun
ukuran hernia umbilikalis akan jauh lebih besar.5
3.5. Jenis- jenis hernia
3.6 Diagnosis
Adapun gejala – gejala yang dapat ditemukan pada hernia umbilikalis, antara
lain:
3.8 Penatalaksanaan
Jenis pembedahan tergantung pada ukuran hernia dan lokasinya serta jika
termasuk hernia berulang (kambuh). Pembedahan hanya satu-satunya pengobatan
untuk memperbaiki hernia. Pembedahan dapat dilakukan dengan teknik pembedahan
perbaikan terbuka dan laparoskopi. Perbaikan dapat dilakukan dengan menggunakan
jahitan saja atau dengan menambahkan jaringan.4
Gambar 2. Diagram Herniotomi
Komplikasi hernia umbilikalis pada anak-anak jarang terjadi. Namun ada beberapa
komplikasi yang kemungkinan dapat terjadi, seperti:
a) Luka hematoma,
b) Infeksi luka,
c) Hernia rekuren.1
BAB IV
ANALISIS KASUS
Seorang bayi usia 2 bulan datang ke poli bedah diantar kedua orangtuanya dengan keluhan
benjolan pada pusar yang hilang timbul. Pasien dalam keadaan sadar penuh, dan dilakukan
heteroanamnesis pada ibu pasien. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik dimana ditemukan
adanya benjolan di pusar yang timbul pada saat bayi menangis. Tampak benjolan pada
daerah umbilkalis, tepi benjolan berwarna putih kecoklatan, permukaan tampak tidak
rata, tepi regular, warna kulit sama dengan warna kulit sekitar diameter ±3cm,
konsistensi kenyal, nyeri (-), panas (-). Untuk selanjutnya akan direncanakan operasi
herniotomi, tetapi menunggu berat badan pasien mencapai 5kg sesuai dengan aturan
rule of ten. Maka dari itu saat ini belum dilaksanakan pemeriksaan penunjang lainnya.
Pasien dipulangkan dari rumah sakit dan diminta kontrol ke poli bedah untuk follow
up jika ada keluhan dan pemeriksaan penunjang lanjutan apabila berat badan pasien
sudah mencapai 5 kg.
DAFTAR PUSTAKA