Anda di halaman 1dari 11

TUGAS IKM

NS. ERNAWATI, M. Kes

Disusun Oleh:

Lailatul Khoiriyyah G2A216100

Meliana Diah P. G2A216099

Himatul Aliyah G2A216101

Tsulis Ahmad Imam M. G2A216090

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016
BAB I
PENERTIAN DIARE
A. Pengertian
Diare Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga
kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan
atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu
diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut menurut
Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair
dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih
dalam sehari . Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan,
bertambah cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan
tetapi hal itu sangat relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan
berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila diare berlangsung antara
satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang berkepanjangan
(Soegijanto, 2002).
B. Penyebab Diare
Diare terjadi akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding
usus sehingga menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus, rangsangan
ini dapat ditimbulkan oleh :
a. Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya bakteri E.Colie
b. Infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera
c. Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut dan travellers diarre
d. Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)
e. Keracunan makanan dan minuman
f. Gangguan gizi
g. Pengaruh enzyme tertentu
h. Pengaruh saraf (terkejut, takut, dan lain sebagainya)

Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada


balita, yaitu ( Depkes RI, 2007):
1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan.
Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar
daripada balita yang diberi ASI penuh, dan kemungkinan menderita
dehidrasi berat lebih besar.
2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran
oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak
bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang
panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat
tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang
menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare.
3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan
beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan
berkembang biak.
4. Menggunakan air minum yang tercemar.
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang
tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.
6. Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja
tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri
dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan
infeksi pada manusia.

C. Penularan Diare
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti :
1) Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
2) Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan, mainan, ataupun yang lain kedalam mulut. Karena
virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3) Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar.
4) Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
5) Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi
perabotan dan alat-alat yang dipegang.

D. Gejala dan Akibat Diare


Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi
empat kelompok yaitu :
1) Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari
(umumnya kurang dari tujuh hari),
2) Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,
3) Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari
secara terus menerus,
4) Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan
gizi atau penyakit lainnya.
Diare akut dapat mengakibatkan:
1) kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang
menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia,
2) Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai
akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah,
3) Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena
diare dan muntah.
D.1 Gejala Diare
a. bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu tubuhnya meninggi
b. tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah
c. warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
d. anusnya lecet
e. gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
f. muntah sebelum atau sesudah diare
g. hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) h. dehidrasi (kekurangan
cairan)
D.2 Akibat Diare
a) Dehidrasi Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan
metabolisme tubuh. Gangguan ini dapat mengakibatkan kematian pada
bayi. Kematian ini lebih disebabkan bayi atau anak kehabisan cairan tubuh.
Hal ini disebabkan karena asupan cairan itu tidak seimbang dengan
pengeluaran melalui muntah dan berak, meskipun berlangsung sedikit
demi sedikit. Banyak orang menganggap bahwa pengeluaran cairan seperti
ini adalah hal biasa dalam diare. Namun, akibatnya sungguh berbahaya.
Presentase kehilangan cairan tidak harus banyak baru menyebabkan
kematian. Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% saja sudah
membayakan jiwa. Dehidrasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi
ringan, dehidrasi sedang dan dehidrasi berat. Disebut dehidrasi rigan jika
cairan tubuh yang hilang 5%. Jika cairan yang hilang sudah lebih 10%
disebut dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang,
denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah, tekanan darah
merendah, penderita lemah, kesadaran menurun dan penderita sangat
pucat.
b) Gangguan pertumbuhan
Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara
pengeluran zat gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar, diare
akan menjadi kronis. Pada kondisi ini obat-obatan yang diberikan tidak
serta merta dapat menyembuhkan diare. Ketidaktahuan orangtua, cara
penanganan dokter yang tidak tepat, kurang gizi pada anak, dan
perubahan makanan mendadak dapat menjadi faktor pencetus diare. Pada
orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian. Pada bayi atau anak-
anak, dalam waktu singkat, diare akan menyebabkan kematian. Jika diare
dapat disembuhkan tetapi sering terjadi lagi, akan menyebabkan berat
badan anak terus merosot. Akibatnya, anak akan kekurangan gizi yang
menghambat pertumbuhan fisik dan jaringan otaknya.
E. Pencegahan Diare
Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :
a. Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari
makanan atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat
agar terhindar dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun alat
bermain si kecil.
b. Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum
hingga mendidih
c. Sanitas air yang bersih
d. Kebersihan perorangan
e. Cucilah dengan sabun sebelum dan makan, mengolah makanan juga
setelah buang air besar. Karena penularan kontak langsung dari tinja
melalui tangan/ serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan
kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah
tangan sebelum makan dengan sabun atau menyediakan makanan untuk
sikecil.
f. Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban)
g. Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering
dengan yang basah h. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
h. Lingkungan hidup yang sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan
lingkungan sekitar Sikap keluarga dalam pencegahan diare,
antara lain yaitu :
1. menyediakan makanan yang higienis
2. mencuci tangan dengan sabun
3. menutup makanan
4. memasak air sampai mendidih
5. dll
F. Pengobatan Diare
Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :
a. Kemoterapi
b. Obstipansia
c. Spasmolitik
d. Probiotik Sebelum diberikan obat yang tepat mak pertolongan pertama
pengobatan diare ialah mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang
berlebihan (dehidrasi) terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena
dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala dehidrasi :
1. Haus
2. Mulut dan bibir kering
3. Kulit menjadi keriput (kehilangan turgor)
4. Berkurangnya air kemih
5. Berat badan menurun dan
6. gelisah
Pertolongan yang pertama dilakukan adalah pemberian oralit yaitu campuran
dari :
- NaCl 3,5 gram
- KCl 1,5 gram
- NaHCO3 2,5 gram
- Glukosa 20 gram Atau dengan memberikan larutan infuse secara intra vena
antara lain : Larutan NaCl 0,9 % (normal saline)
Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)
Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis
penyebab diare melalui pemeriksaan yang teliti.

1) Kemoterapi Untuk terapi kausal yang memusnahkan bakteri penyebab


penyakit digunakan obat golongan sulfonamide tau antibiotic
2) Obstipansia Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan
diare, yaitu dengan cara :
Menekan peristaltic usus (loperamid)
Menciutkan selaput usus atau adstringen
(tannin) Pemberian adsorben untuk menyerap
racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare yang lain (carbo
adsorben, kaolin) Pemberian mucilage untuk melindungi
selaput lender usus yang luka
3) Spasmolitik Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri
perut) pada diare (atropin sulfat)
4) Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh Lactobacillus dan
bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB) merupakan probiotik yang
dapat menghasilkan antibiotic alami yang dapat mencegah / menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen. LAB dpat menghasilkan asam laktat yang
mneybabkan pH usus menjadi asam, suasana asam akan menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini dapat membantu memperkuat dan
memperbaiki pencernaan bayi, mencegah diare.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN
Dari jumlah pasien Rawat Inap Bulan Januari Juni 2016 di RSI Kendal 5934
kasus. Penderita diare berjumlah 387 kasus. Pasien laki laki berjumlah 197
kasus, perempuan 190 kasus. Dengan angka kematian 0 kasus. Dan kasus
penderita diare lama sebanyak 10. Sedangkan penderita baru berjumlah 377
kasus.

JENIS KELAMIN
NO BULAN L P TOTAL
1 JANUARI 20 25 45
2 FEBRUARI 39 37 76
3 MARET 44 40 84
4 APRIL 27 24 51
5 MEI 30 37 67
6 JUNI 34 35 69
JUMLAH KESELURUHAN 387

B. Penghitungan Indikator Cakupan Pelayanan


1) Angka kesakitan
Adalah frekuensi penyakit baru yang terjadi pada masyarakat dalam suatu
tempat pada waktu tertentu.
Dari jumlah penderita diare 387 kasus.
jumlah penyakit diare

Angka Kesakitan = X 100%

Jumlah total pasien ranap

387

Angka Kesakitan = X 100% = 6,52 %

5934
2) Insiden rate

Adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah penyakit dalam
masyarakat di suatu tempat atau wilayah pada waktu tertentu.

Insiden Rate = jumlah penderita baru


XK
Jumlah pasien yang terkena penyakit tsb

*K = Konstanta (100%, 1000%)

Insiden Rate = 377


X 100%
5934
= 6 % 6 dari 1000 pasien

3) Prevalence
Adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam masyarakat
disuatu tempat atau wilayah pada waktu tertentu.
Point Prevalence Rate = Jumlah penderita lama & baru pada saat tertentu
XK
Jumlah penduduk yang terkena penyakit tsb

*K = Konstanta (100%, 1000%)

Point Prevalence Rate = 377 +10


X 100%
5934
= 6.5 %

4) Proporsi
Adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut.
Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi.
Jumlah penderita diare laki laki 197 dan penderita perempuan 190 kasus.
Proporsi = X
X 100%
X+Y
= 197
X 100%
197 + 190
= 60 % Jadi jumlah proporsi perempuan adalah 40%
5) Ratio
Adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung.
Ratio digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian.

Jumlah penderita diare laki laki 197 dan penderita perempuan 190 kasus.

Ratio laki laki dan perempuan = 197 : 190 = 1,03 : 1

6) Asosiatif
Pengelompokan data berdasarkan jenis kelamin pada penderita diare

JENIS KELAMIN
NO BULAN L P TOTAL
1 JANUARI 20 25 45
2 FEBRUARI 39 37 76
3 MARET 44 40 84
4 APRIL 27 24 51
5 MEI 30 37 67
6 JUNI 34 35 69
JUMLAH KESELURUHAN 387

C. ANALISA PENYEBAB DIARE

Berdasarkan data kasus diare di RSI KENDAL hasil analisa penyebab diare antara
lain;

1. Infeksi usus yang disebabkan bakteri parasit dan virus seperti norovirus dan
rotavirus.
2. Lingkungan
3. Efek samping obat.
4. Psikologi.
5. Intoleransi makanan.

Anda mungkin juga menyukai