Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik
dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan
faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan.
Jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun
kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan.
oleh karena itu harus ada pengetahuan khusus terhadap budidaya tersebut.
Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14
cm. Jamur ini memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai
ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya
jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan
agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam
pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari
serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum kita
melakukan budidaya jamur tiram.
Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini
sebagai salah satu bahan makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk
ditemukan di alam saat ini dan kemunculannya juga hanya sedikit. Dari sebab itu
di perlukanlah suatu budidaya jamur tiram untuk memenuhi permintaan pasar.
Dan tidak sedikit jamur yang berasal dari indonesia di impor ke luar negeri.
Selain sebagai bahan makanan produksi jamur tiram juga dapat menjadi
sebuah usaha menjanjikan dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini
karena pengangguran setiap tahun semakin meningkat.
1.2 Tujuan
Mahasiswa diharap mampu :
1. Mengetahui proses budidaya sayur tiram putih
2. Mengetahui perkembangan miselium pada jamur tiram putih
3. Mengetahui produksi budidaya jamur tiram putih
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jamur Tiram


Jamur tiram merupakan jamur yang berasal dari Divisi Basidiomycotina dari
jenis pleurotus (jamur kayu) yang tempat hidupnya atau habitatnya di potongan-
potongan kayu. Nama Bassidiomycota itu sendiri berasal dari Bahasa Latin yaitu
Bassidium yang berarti alat kecil , suatu tahapan diploid sementara dalam
siklus hidup organisme tersebut. Bentuk bassidiom tersebut bentuknya mirip
payung dan gada sehingga fungi tersebut juga dikenal dengan nama umum fungi
gada (club fungi).
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok
Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum
tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah
lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram
masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan
sebutan King Oyster Mushroom. (Neil A. Cambell).

2.2 Taksonomi Jamur Tiram


Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus

2.3 Kandungan Gizi Jamur Tiram


Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi
dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat,
lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor,
besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan
cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%.Komposisi dan kandungan nutrisi setiap
100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 % protein, 56,6 % karbohidrat,
1,7-2,2 % lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan
314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram
dengan 72 % lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan.
Kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6 %.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura
Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.54 % dari berat basah. Berarti dua kali
lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering.
Kandungan proteinnya 10,5-30,4%. Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum
13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9
macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin,
isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
2.4 Media Tumbuh Jamur Tiram
1. Nutrisi

Nutrisi media berperan penting dalam proses budidaya jamur tiram.


Nutrisi bahan baku yang ditambahkan harus sesuai dengan kebutuhan hidup jamur
tiram. Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya jamur tiram
dapat berupa kayu yang sudah kering, kayu yang sudah lapuk, serbuk kayu
ataupun campuran serbuk kayu dan jerami. Selain bahan baku tersebut bahan
tambahan lainya yaitu bekatul atau dedak, kapur serta gips sebagai penguat media
dan juga air. Bahanbahan tersebut perlu ditambahkan karena jamur termasuk
organisme heterotrofik yang artinya jamur tidak dapat mencukupi kebutuhanya
sendiri (Cahyana YA, Muchrodji, Bakrun M, 1999).
2. Tingkat keasaman media

Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan


jamur tiram. Apabila pH terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menggangu
pertumbuhan jamur tiram atau bahkan akan tumbuh jamur lain. Keasaman pH
dapat diatur antara 67 (id.wikipedia.orgwikijamur_tiram.Jamur tiram, 2011).
Karena pada saat pertumbuhan misellia menghendaki keasaman media mendekati
netral sampai netral (Maulana, 2011).
3. Kadar air
Selaian kadar pH, kadar air media harus diatur hingga 50-60% dengan
menambahkan air bersih. Air perlu ditambahkan sebagai bahan pengencer agar
misellia jamur dapat menyerap makanan dari media/substrat dengan baik. Jika air
yang ditambahkan kurang, maka penyerapan makanan oleh jamur menjadi kurang
optimal sehingga jamur menjadi kurus, bahkan dapat mengakibatan jamur mati.
Apabila air yang ditambahkan terlalu banyak maka akan mengakibatkan busuk
akar (Cahyana. dkk., 1999).
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


- hari/tanggal : memindah keruang budidaya Sabtu, 3 Desember
2016, pengamatan dilakukan sampai Jumat, 30 Desember 2016
- tempat : kumbung jamur Politeknik Negeri Jember
3.2 Alat dan Bahan
- rak
- selang
- nozzle
- timbangan
- cutter
- penggaris
- spidol
- air
- baglog jamur
3.3 Langkah Kerja
1. memindah beglog dari ruanginkubasi ke ruang budidaya
2. menata baglog berhadapan dengan rapi
3. membuka tutup dan melubangi bagian belakang baglog setelah miselium
memenuhi baglog
4. menyiram baglog dua hari sekali untuk menjaga suhu yang dibutuhkan
untuk perkembangan miselium ke premodial hingga menjadi jamur utuh
5. memanen jamur setelah jamur sesuai kriteria panen, jangan sampai akar
patah agar tidak membusuk
6. mengukur tubuh buah panjang dan lebar serta menimbang beratnya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Pengukuran Miselia
Sampel 1
No. Tanggal Keterangan
1. 25 November 2016 Miselia tumbuh mencapai setengan baglog atau
dengan panjang 11 cm.
2. 2 Desember 2016 Miselia tumbuh 7 cm lebih panjang dari
pengamatan sebelumnya.

Sampel 2
No. Tanggal Keterangan
1. 25 November 2016 Miselia tumbuh mencapai setengan baglog atau
dengan panjang 11 cm.
2. 2 Desember 2016 Miselia tumbuh 8,5 cm lebih panjang dari
pengamatan sebelumnya.

Sampel 3
No. Tanggal Keterangan
1. 25 November 2016 Miselia tumbuh mencapai setengan baglog atau
dengan panjang 11 cm.
2. 2 Desember 2016 Miselia tumbuh 9 cm lebih panjang dari
pengamatan sebelumnya.

2. Pertumbuhan jamur dan Hasil panen

NO. Tanggal Pengukuran Keterangan


1. 20 Desember 2016 Panjang: 8 cm, lebar: 7,5 cm, Hanya tumbuh
jumlah : 18, berat 250 gram. satu kumpulan
dari satu baglog
2. 23 Desember 2016 Panjang: 10 cm, lebar: 9,5 cm, Hanya tumbuh
jumlah: 16, berat: 250 gram. satu kumpulan
dari satu baglog
yang merupakan
salah satu dari
sampel
pengamatan.

4.2 Pembahasan
Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal
musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Jenis jamur yang biasa
dibudidayakan adalah jamur yang banyak diminati oleh konsumen, salah satunya
seperti jamur tiram putih yang saat ini sedang di budidayakan sekaligus menjadi
bahan praktikum budidaya sayuran kali ini. Campuran yang digunakan sebagai
media untuk budidaya jamur tiram juga bermacam-macam, numun kali ini bahan
yang digunakan adalah camuran dari serbuk gergaji, bekatul, dan kapur.
Sedangkan metode yang digunakan untuk budidaya jamur ini, adalah cara
konvensional, dan semi modern.
Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak
dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada
tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan
yang sudah jadi yang dibuat oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya.
Karena ketergantungannnya terhadap organisme lain, maka jamur digolongkan
sebagai tanaman heterotrofik.
Dari 10 baglog jamur tiram yang saya tanam, ada satu baglog yang terkena
kontaminasi yang ditandai dengan ciri-ciri baglog berubah warna menjadi hitam
serta tidak ada miselia yang tumbuh pada bagian baglog tersebut. Penyebab
kontaminasi tersebut adalah plastik pembungkus media ada yang sobek atau
bolong sehingga dapat menyebabkan bakteri penyebab kontaminasi masuk ke
dalam baglog.
Dari 3 baglog yang dijadikan sampel pertumbuhan miselianya termasuk
cepat, karena dalam waktu kurang dari 3 minggu miselia sudah memenuhi seluruh
bagian baglog. Cepat atau lambatnya pertumbuhan miselia dapat disebabkan oleh
sedikit banyaknya bibit yang ditanam atau dimasukkan pada baglog.
Jika ternyata panen tidak baik (kurang banyak), ada beberapa sebab yang
PERLU diperhatikan, yaitu:

1. Kadar/takaran nutrisi pada baglog kurang baik/tidak sesuai.


Takaran yang baik yang terkandung dalam baglog biasanya adalah
kandungan sekitar 15%-20% akumulasi kadar tepung jagung dan
bekatul.
2. Bibit yang kurang baik/kurang unggul.
3. Kontaminasi dan gangguan hama.
Penting dilakukan, sebelum diisi baglog, kumbung disterlisasi dengan
menggunakan formalin 4% atau bisa juga dengan menggunakan
fungisida.
4. Kumbung terkena banyak kontaminasi gas, asap pembakaran, CO2.
Kontaminasi asap atau CO2 yang berlebihan masuk ke dalam kumbung
tentunya dapat menghambat perkembangan atau pembentukan tubuh
buah. Akhirnya baglog gagal atau hanya sedikit menghasilkan jamur.
Usahakan pembangunan kumbung jauh dari lokasi pembakaran sampah,
bengkel motor, dan apapun yang menghasilkan asap. Lebih bagusnya
kalau dekat dengan pepohonan.
5. Tata cara panen dan perawatan yang salah.
Perawatan sangat penting, ini dikarenakan pemanenan jamur adalah
setiap hari. Cara panen yang benar adalah mencabut jamur hingga
akarnya secara sempurna, bahkan hingga gergajiannya ikut juga.
Pencabutan yang tidak sempurna menyebabkan tertinggalnya sisa
tangkai di mulut baglog, hal inilah yang menyebabkan menghalangi
panen berikutnya dan bahkan jika membusuk dapat menyebabkan
munculnya ulat, bakteri, dan mengkontaminasi baglog.
6. Kurangnya sirkulasi udara dan cahaya.
Apabila pada masa inkubasi untuk perkembangan miselium tidak
memerlukan oksigen, sebaliknya pada saat fase penumbuhan jamur,
sangat diperlukan oksigen sebagai pemicu tumbuhnya.
7. Kelembaban udara yang kurang.
8. Kelembaban udara yang diperlukan agar dihasilkan jamur yang baik
berkisar antara 80%-90%. Apabila kelembaban udara kurang,
dikhawatirkan baglog akan mengering.
9. Kadar air dalam baglog yang berlebihan
Ini malah kontradiksinya, kadar air dalam baglog harus pas. Jika
berlebih, dikhawatirkan akan memicu kontaminan yang akhirnya baglog
akan gagal menumbuhkan jamur tiram.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal


musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Jenis jamur yang biasa
dibudidayakan adalah jamur yang banyak diminati oleh konsumen, salah satunya
seperti jamur tiram putih yang saat ini sedang di budidayakan sekaligus menjadi
bahan praktikum budidaya sayuran kali ini. Campuran yang digunakan sebagai
media untuk budidaya jamur tiram juga bermacam-macam, numun kali ini bahan
yang digunakan adalah camuran dari serbuk gergaji, bekatul, dan kapur.
Sedangkan metode yang digunakan untuk budidaya jamur ini, adalah cara
konvensional, dan semi modern.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok
Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum
tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah
lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram
masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan
sebutan King Oyster Mushroom. (Neil A. Cambell).
DAFTAR PUSTAKA

http://terataiputih21.blogspot.co.id/2013/01/laporan-praktikum-budidaya-jamur-
tiram_3040.html. Diakses pada Sabtu 7 Januari 2017 pukul 13.00 WIB.

http://jamurhasan.blogspot.co.id/2014/05/beberapa-penyebap-dalam-kegagalan-
usaha.html. Diakses pada Sabtu 7 Januari 2017 pukul 13.00 WIB.

http://nurulsyafi.blogspot.co.id/2014/04/laporan-budidaya-pembibitan-jamur-
tiram.html. Diakses pada Sabtu 7 Januari 2017 pukul 13.00 WIB.

https://ericksyaputra.wordpress.com/2016/05/27/budidaya-jamur-tiram-laporan/.
Diakses pada Sabtu 7 Januari 2017 pukul 13.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jadi
    Jadi
    Dokumen6 halaman
    Jadi
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN Tekben
    LAMPIRAN Tekben
    Dokumen2 halaman
    LAMPIRAN Tekben
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Urine Sapi Memiliki Banyak Kelebihan
    Urine Sapi Memiliki Banyak Kelebihan
    Dokumen2 halaman
    Urine Sapi Memiliki Banyak Kelebihan
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Urine Sapi Memiliki Banyak Kelebihan
    Urine Sapi Memiliki Banyak Kelebihan
    Dokumen2 halaman
    Urine Sapi Memiliki Banyak Kelebihan
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Tek Ben
    Tek Ben
    Dokumen3 halaman
    Tek Ben
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Tabel Pengamatan
    Tabel Pengamatan
    Dokumen2 halaman
    Tabel Pengamatan
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Kerja Tuntas
    Kerja Tuntas
    Dokumen1 halaman
    Kerja Tuntas
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Budidaya Jamur Tiram
    Laporan Budidaya Jamur Tiram
    Dokumen14 halaman
    Laporan Budidaya Jamur Tiram
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Pembuatan Media Jagung
    Pembuatan Media Jagung
    Dokumen8 halaman
    Pembuatan Media Jagung
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Sub Kultur Kentang
    Laporan Sub Kultur Kentang
    Dokumen13 halaman
    Laporan Sub Kultur Kentang
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Sub Kultur Anggrek
    Laporan Sub Kultur Anggrek
    Dokumen14 halaman
    Laporan Sub Kultur Anggrek
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Pembuatan Media Jagung
    Pembuatan Media Jagung
    Dokumen8 halaman
    Pembuatan Media Jagung
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Pemuliaan Tanaman
    Pemuliaan Tanaman
    Dokumen12 halaman
    Pemuliaan Tanaman
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Ulasan Materi Jurnal
    Ulasan Materi Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Ulasan Materi Jurnal
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Istizah Octaviani
    Belum ada peringkat