Anda di halaman 1dari 26

A.

Alat Ukur Arah & Kecepatan Angin (Anemometer)


Pengamatan unsur-unsur cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorologi yang bersifat peka,
kuat, sederhana dan teliti. Ditinjau dari cara pembacaannya, alat meteorologi terdiri atas dua jenis,
yaitu:

Recording yaitu alat yang dapat mencatat data secara terus-menerus, sejak pemasangan
hingga pergantian alat berikutnya. Contoh : barograph dan anemograph.
Non recording yaitu alat yang digunakan bila datanya harus dibaca pada saat-saat tertentu
untuk memperoleh data. Contoh: barometer, termometer dan anemometer.
a. Fungsi Anemometer

Angin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud
adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan angin dihitung
dari jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). Arah
angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan dengan alat penunjuk arah mata angin atau
dalam angka. Angka 360 derajat berarti ada angin dari utara, angka 90 ada angin dari Timur,
demikian seterusnya. Mengukur arah angin haruslah ada angin atau cup-counter
anemometer dalam keadaan bergerak.

Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat yaitu anemometer. yang
didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup counter sensor untuk kecepatan angin dan wind vane
sensor untuk arah angin.

Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knotsknots, km/jam, mil/jam atau satuan
kecepatan lainnya yang relevan. Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah
derajat (0o 360o). Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.
b. Instalasi Anemometer
1. Letaknya harus bebas hambatan, idealnya berjarak 10x dari tinggi hambatan.
2. Ketinggian Anemometer = 10 meter
3. Tiang harus kuat dan diberi pijakan untuk dinaiki.

4. Penahan tiang diberi pondasi dan labrang salahsatu labrang menghadap utara dari tiang
anemometerdan antar labrang membentuk sudut 1200.
5. Bila sensor WS dan WD terpisah, makakedudukannya menghadap Utara-selatan.
6. Bila menggunakan Solar Cell, dipasang menghadapselatan dengan sudut 10-300
7. Untuk proteksi dipasang Lighting Protector, sourgeprotektor dan line protector.
8. Bila dipasang tersendiri maka harus diberi pagar
c. Tipe Anemometer
Anemometer sendiri terdapat dua tipe secara umum.
Tipe tersebut adalah sebagai berikut:
a. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok

Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat
pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh
mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada
arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu
sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak
tiupan angin. Anemometer tipe cup counter hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin
selama suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu
pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu
dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi
jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya.
b. Anemometer Termal

Anemometer ini merupakan satu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan fluida (angin)
sesaat. Cara kerja dari sensor ini berdasarkan pada jumlah panas yang hilang secara konvektif dari
sensor ke lingkungan sekeliling sensor. Besarnya panas yang dipindahkan dari sensor secara
langsung berhubungan dengan kecepatan fluida yang melewati sensor. Jika hanya kecepatan fluida
yang berubah, maka panas yang hilang bisa diinterpretasikan sebagai kecepatan fluida tersebut.
Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan
tekanan kecepatan.
Proses Pengukuran Anemometer

Berikut contoh perhitungan sederhana kecepatan angin yang diukur dengan anemometer tiga
mangkok. Panjang lingkaran susunan mangkok-mangkok adalah 3 m, dan susunan itu pada suatu
waktu berputar 20 kali dalam waktu 10 detik, maka kecepatan angin dapat dihitung
: [(203)m/10 dt = 6 m/dt]
Untuk memudahkan menghitung putaran dari pada piringan anemometer maka salah satu mangkok
diberi warna lain.

Sehubungan dengan karena adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang
berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau
kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2
meter di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang bagi pengukuran penguapan
Panci Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5 m. Di Stasiun untuk pengukuran angin
permukaan dan keperluan penerbangan, pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah
terbuka pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak
10 x tinggi faktor penghalang seperti adanya bangunan atau pohon.

Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada arah horizontal yang disebabkan oleh
perbedaan tekanan udara dari satu tempat dengan tempat lainnya. Angin diartikan pula sebagai
gerakan relatif udara terhadap permukaan bumi, pada arah horizontal atau hampir horinzontal.
Masa udara ini mempunyai sifat yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya,
sehingga dikenal adanya angin basah, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh
tiga hal utama, yaitu:
1. Daerah asalnya.
2. Daerah yang dilewatinya.
3. Lama atau jarak pergerakannya.

Dua komponen angin yang diukur ialah kecepatan dan tekanan. Dan kita bisa mengukurnya
dengan perangkat yang disebut Anemometer.
1) Pengertian Anemometer :

Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin dan untuk
mengukur arah, anemometer merupakan salah satu instrumen yang sering digunakan oleh balai
cuaca seperti Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer berasal
dari Yunani anemos yang berarti angin, Angin merupakan udara yang bergerak ke segala arah,
angin bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain. Anemometer ini pertama kali
diperkenalkan oleh Leon Battista Alberti dari Italia pada tahun 1450. Anemometer harus
ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling atau mangkok yang terdapat
pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan angin meniup
mangkok-mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya piringan mangkok-
mangkok. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat diketahui kecepatan anginnya. Di
dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin.
2) Fungsi Anemometer :
Mengukur kecepatan angin
Memperkirakan cuacah
Memperkirakan tinggi gelombang laut
Memperkirakan kecepatan dan arah arus

Secara umum ada dua jenis anemometer yaitu anemometer yang mengukur kecepatan angin
(velocity anemometer) dan anemometer yang mengukur tekanan angin (anemometer tekanan).
Dari kedua tipe anemometer ini velocity anemometer lebih banyak digunakan. Salah satu jenis
dari velocity anemometer adalah thermal anemometer lebih dikenal dengan hot wire anemometer
yaitu anemometer yang mengkonversi perubahan suhu menjadi kecepatan angin. Tetapi karena
keduanya memiliki hubungan yang sama, maka anemometer dirancang untuk memberikan
informasi tentang keduanya.
3) Jenis-jenis Anemometer :
1. Anemometer kecepatan Angin
Anemometer Cup

Sebuah anemometer sederhana yang diciptakan pada tahun 1846 oleh Dr John Thomas Romney
Robinson dari Armagh Observatory. Anemometer ini terdiri atas tiga cup setengah lingkaran dan
terpasang pada tiap ujung gagang horizontal. Aliran udara melewati masing-masing cup dan
memutar masing-masing tiap gagang horizontal berdasarkan angin yang datang. Oleh karena itu,
menghitung putaran poros selama periode waktu yang ditetapkan akan menghasilkan kecepatan
angin rata-rata. Alat ini biasa digunakan untuk standar industry dalam penilaian studi sumber daya
angin.
Anemometer Windmill

Bentuk lain dari anemometer adalah bentuk kincir angina tau baling-baling. Berbentuk panjang
vertikal. Dalam kasus di mana arah pergerakkan angin selalu sama, seperti dalam poros ventilasi
tambang dan bangunan misalnya, baling-baling angin, yang dikenal sebagai meter air dapat
memberikan hasil yang paling memuaskan.
Anemometer Hot-wire

Anemometers kawat panas menggunakan kawat yang sangat halus yang dipanaskan. Udara
mengalir melewati kawat memiliki efek pendinginan pada kawat. Hot-wire Anemometer sangat
halus, memiliki frekuensi-respon yang sangat tinggi dan resolusi spasial baik dibandingkan dengan
metode pengukuran lainnya, dan dengan demikian hampir secara universal digunakan untuk studi
rinci arus turbulen.
Anemometer Laser Doppler

Pada anemometer ini menggunakan sinar cahaya dari laser yang yang terbagi menjadi dua balok,
dengan satu disebarkan dari anemometer. Partikulat yang mengalir bersama dengan molekul udara
dekat tempat keluar balok mencerminkan, atau backscatter, lampu kembali ke detektor, di mana ia
diukur relatif terhadap sinar laser asli. Ketika partikel-partikel berada dalam gerakan yang besar,
mereka menghasilkan pergeseran Doppler untuk mengukur kecepatan angin di sinar laser, yang
digunakan untuk menghitung kecepatan partikel udara di sekitar anemometer.
Anemometer Sonic

Pertama kali dikembangkan pada tahun 1950, menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk
mengukur kecepatan angin. Mengukur kecepatan angin berdasarkan jam terbang sonic pulses
antara pasangan transduser.
Anemometer Acoustic Resonance

Merupakan varian yang lebih baru dari sonic anemometer. Teknologi ini diciptakan oleh Dr
Savvas Kapartis dan dipatenkan (Acu-Res ) oleh FT Teknologi pada tahun 2000. Anemometers
sonic konvensional bergantung pada waktu pengukuran penerbangan, sensor resonansi akustik
menggunakan beresonansi akustik (ultrasonik).
Anemometer Ping Pong Ball
Dibuat berdasarkan bola ping-pong yang melekat pada string. Ketika angin bertiup, ia menekan
dan menggerakan bola, karena bola ping-pong yang sangat ringan, dapat bergerak dengan mudah
dengan angin yang kecil. Anemometer ini banyak digunakan untuk diinstruksi pada sekolah
tingkat menengah yang sebagian besar siswa membuat dapat membuatnya sendiri.
4) Anemometer tekanan angin
Anemometer Plate

Ini adalah anemometer pertama dan hanya piring datar ditempatkan dari atas sehingga angin
melewati piring. Pada 1450, seni arsitek Italia Leon Battista Alberti menemukan anemometer
mekanis pertama, pada tahun 1664 itu kembali ditemukan oleh Robert Hooke (sering keliru
dianggap sebagai penemu pertama anemometer). Digunakan pada tempat-tempat yang tinggi
karena berbentuk pelat yang memiliki hasil pengukuran yang baik pada ketinggian yang lebih
tinggi.
Anemometer Tube

Anemometer James Lind 1775 terdiri dari kaca tabung berbentuk U yang berisi cairan manometer
(pengukur tekanan), dengan salah satu ujung membungkuk dalam arah horizontal untuk
menghadapi angin dan ujung vertikal lainnya tetap sejajar dengan aliran angin. Anemometer ini
merupakan yang paling praktis dan terkenal. Jika angin bertiup ke dalam mulut tabung itu
menyebabkan peningkatan tekanan pada satu sisi manometer. Perubahan cairan yang dihasilkan
dalam tabung U merupakan indikasi kecepatan angin.
5) Prinsip Kerja Anemometer :

1. Angin mengadakan tekanan yang kuat pada bagian baling-baling yang berbentuk cekung
(mangkuk).
2. Bagian yang cekung akan berputar ke satu arah.
3. Poros yang berputar dihubungkan dengan dinamo kecil.

4. Bila baling-baling berputar maka akan terjadi arus listrik yang besarnya sebanding dengan
kecepatan putaran.

5. Besarnya arus listrik dihubungkan dengan galvanometer yang telah ditera dengan satuan
kecepatan dalam knots, m/detik, atau km/jam.

Prinsip Kerja Anemometer :


Prinsip kerja dari Anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai baling
baling pada perangkat tersebut. Putaran dari baling baling tersebut akan di konversi menjadi
sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling baling pada anemometer digunakan sebagai
alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan berupa hembusan angin. Setelah baling
baling berputar maka hal ini akan menggerakan sebuah alat yang akan mengukur kecepatan angin
yang berhembus melalui putaran dari baling baling pada anemometer. Jenis yang paling
sederhana adalah cup anemometer. Cup anemometer terdiri dari tiang vertikal dengan empat
lengan horisontal menempel ke atas. Piala yang melekat pada ujung empat lengan, dan angin
menyebabkan cup untuk memutar lengan sekitar tiang tengah. Cup anemometer rentan terhadap
gesekan, yang membuatnya kurang akurat dari pada versi yang lebih maju.

Cara kerja anemometer dari sudut pandang lain yaitu dengan memanfaatkan rotasi yang terjadi
saat angin menggerakan baling baling pada perangkat ini. Seperti yang sudah diketahui bahwa
Cup anemometer adalah jenis yang paling banyak digunakan. Ini terdiri dari beberapa cup logam
(biasanya tiga) yang menempel pada ujung lengan horisontal terpasang pada poros vertikal.
Penangkapan dalam cup angin menyebabkan mereka berputar. Tindakan ini ternyata poros, yang
terhubung ke perangkat yang memberikan kecepatan angin dalam mil per jam, kilometer per jam,
atau knot. Dalam satu jenis umum cup anemometer, poros dihubungkan ke generator listrik.
Jumlah arus yang dihasilkan oleh generator bervariasi dengan kecepatan angin.

Cara kerja anemometer pada jenis terbaru dapat diketahui melalui anemometer modern yaitu
anemometer kincir. The anemometer kincir angin mirip dengan senama, kincir angin, dalam hal
ini harus sejajar dengan arah angin agar berfungsi dengan benar. Sebuah baling-baling angin,
melekat pada ekor anemometer, didorong sekitar sampai baling-baling menghadap ke angin.
Angin kemudian berubah baling-baling, yang berputar mekanisme yang menghitung kecepatan
angin. Selain itu ada pula anemometer thermoelektrik. Sebuah anemometer thermoelectric
menggunakan kawat sangat tipis yang dipanaskan sampai suhu yang lebih tinggi dari suhu udara
di sekitarnya. Angin dingin kawat, dan elektronik dalam tubuh instrumen menghitung kecepatan
angin berdasarkan hambatan listrik dari kawat. Anemometer jenis ini agak instrumen yang lembut,
tetapi juga cukup akurat untuk menentukan kecepatan angin.

B. Echosounder
Definisi

Echosounder merupakan salah satu alat yang penting untuk mengetahui kedalaman laut.
Kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan
pulsa suara. Dengan pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman
dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed
Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dibawah dasar laut (subbottom
profilers).
Echosounder Adalah : Suatu alat navigasi elektronik dengan menggunakan system gema yang
dipasang pada dasar kapal yang berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan, mengetahui
bentuk dasar suatu perairan dan untuk mendeteksi gerombolan ikan dibagian bawah kapal secara
vertical.

Sejarah Penggunaan Echosounder


Salah satu referensi bahwa sinyal suara sudah digunakan mulai sekitar tahun 1490 berasal dari
catatan harian Leonardo da vinci yang menuliskan : Dengan menempatkan ujung pipa yang
panjang didalam laut dan ujung lainnya di telinga anda, dapat mendengarkan kapal-kapal laut dari
kejauhan. Ini mengindikasikan bahwa suara dapat berpropagasi di dalam air. Ini yang disebutkan
dengan Sonar pasif ( passive Sonar) karena kita hanya mendengar suara yang ada. Pada abad ke
19, Jacques and Pierre Currie menemukan piezoelectricity, sejenis kristal yang dapat
membangkitkan arus listrik jika kristal tersebut ditekan, atau jika sebaliknya jika kristal tersebut
dialiri arus listrik maka kristal akan mengalami tekanan yang akan menimbulkan perubahan
tekanan di permukaan kristal yang bersentuhan dengan air. Selanjutnya signal suara akan
berpropagansi didalam air. Ini yang selanjutnya disebut dengan Sonar Aktif( Active Sonar).

Penggunaan akustik bawah air mulai berkembang pesat pada saat pecahnya Perang Dunia
pertama terutama untuk pendeteksian kapal selam dengan penempatan 12 hydrophone (yang setara
dengan microphone untuk penggunaan didarat) yang diletakan memanjang di bawah kapal laut
untuk mendengarkan sinyal suara yang berasal dari kapal selam. Setelah Perang Dunia I,
perkembangan penggunaan akustik bawah air berjalan dengan lambat dan hanya terkonsentrasi
pada aplikasi untuk militer. Setelah pecah perang Dunia II kembali pengguanaan akustik bawah
air berkembang dengan pesat. Penggunaan torpedo yang menggunakan sinyal akustik untuk
mencari kapal musuh adalah penemuan yang hebat pada jaman itu.

System Kerja Echosounder


Dikenal terdapat satu pemancar yang membangkitkan / menimbulkan getaran-getaran listrik
dalam bentuk impuls-impuls getaran-getaran ini disalurkan ke suatu alat yang ditempatkan pada
dasar kapal dan yang merubah energi listrik menjadi getaran-getaran di dalam air laut.

Getaran- getaran yang terakhir ini juga dikirimkan dalam bentuk impuls-impuls vertikal ke
dasar laut dan dari dasar laut dipantulkan kembali. Sebagian dari energi yang dipentulkan itu
ditangkap kembali sebagai gema oleh alat tersebut dan diubah menjadi impuls-impuls tegangan
listrik yang lemah. Satu pesawat penguat memberikan kepada getaran-getaran gema listrik satu
amplitude lebih besar, dan setelah itu getaran-getaran ini disalurkan ke satu pesawat petunjuk
(indikator) dan membuat gambar.
Pengiriman / pemancaran dan penerimaan impuls-impuls di dalam indikator, dari jarak antara
kedua petunjuk tersebut dapat dijadikan ukuran bagi dalamnya air di bawah dasar laut. Frequensi
dari getaran-getaran air berbeda-beda menurut pabrik yang memproduksi pesawat perum gema,
dan besarnya frequensi tersebut terletak antara 10.000 sampai beberapa puluhan ribu detik.
Apabila getaran-getaran itu lebih besar dari 20.000 disebut getaran ultra sonore atau super sonis
(getaran tinggi). Getaran-getaran yang lebih kecil disebut sonis atau getaran rendah, yang dapat
mengirimkan gelombang- gelombang suara yang dapat di dengar.

Transmitter menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi, sampai pada orde
kecepatan milisekon. Perekaman kedalaman air secara berkesinambungan dari bawah kapal
menghasilkan ukuran kedalaman beresolusi tinggi sepanjang lajur yang disurvei. Informasi
tambahan seperti heave (gerakan naik-turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya pengaruh air
laut), pitch (gerakan kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah kapal), dan roll
(gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu memanjang) dari sebuah
kapal dapat diukur oleh sebuah alat dengan nama Motion Reference Unit (MRU), yang juga
digunakan untuk koreksi posisi pengukuran kedalaman selama proses berlangsung.

Kecepatan merambat dari getaran-getaran suara di dalam air laut terletak antara 1435 m 1500
m per detik, dan getaran-getaran suara ini tergantung pula dari : 1. Suhu 2. Kadar garam 3. Tekanan
air t

Susunan Echosounder
Rangkaian peralatan Echosounder (perum gema) itu terdiri dari :
1. Transmitter, adalah pesawat yang membangkitkan getaran-getaran listrik

2. Oscillator, adalah pesawat pada dasar kapal yang merubah energi listrik menjadi energi
acoustic dan sebaliknya.
3. Amplifier,adalah pesawat pengeras / penguat
4. Indikator, adalah pesawat untuk mengukur waktu dan penunjukan dalamnya air.
5. Recorder, adalah pesawat yang mencatat dalamnya air yang diukur pada lajur kertas.

Cara Menghidupkan Echosounder


1. Periksa bagian-bagian utama Echosounder.

2. Periksa kabel-kabel listrik sudah tersambung dengan baik, lalu tekan tombol saklar listrik
ke posisi ON, selanjutnya tekan tombol POWER DC IC Regulatead Power Supply ke posisi
ON.
3. Tekan tombol POWER sampai terdengar bunyi beep sebanyak 2 kali.
4. Echosounder siap untuk dipergunakan.
5. Atur tingkat kecerahan tampilan monitor dengan cara menekan tombol BRIGHT.
6. Putar GAIN CONTROL, gunakan : LOWER untuk dipergunakan pada perairan
dangkal. HIGH untuk dipergunakan di perairan dalam.
7. Atur skala jarak kedalaman perairan, dengan menekan tombol BASIC RANGE.
8. Tekan tombol PICTURE FEED untuk mengatur kecepatan pergerakan layar monitor.
9. Tekan tombol STC untuk melihat sensitivitas GEMA.

10. Tekan tombol MENU untuk melihat dan mengatur hal-hal lain sesuai kebutuhan. Gbr.
Transducer / Receiver.

Cara Mematikan Echosounder


1. Normalkan VARIABLE RANGE MARKER ke posisi nol dengan menekan tombol cara
menekan tombol VARIABLE RANGE MARKER lanjutkan dengan menekan tombol .
2. Tekan tombol POWER ke posisi OFF.
3. Tekan tombol POWER DC Power Supply ke posisi OFF.
4. Tekan tombol saklar arus listrik ke posisi OFF.
Tombol-tombol Switch Echosounder
1. POWER : untuk mengaktifkan dan mematikan pesawat.
2. BASIC RANGE : berfungsi untuk memilih skala jarak jangkauan kedalaman perairan.
3. RANGE PHASING : berfungsi untuk mengukur kedalaman secara bertahap.

4. EXPANTION RANGE : berfungsi untuk memfokuskan tampilan baik pada dasar perairan
maupun pertengahan perairan agar lebih detail.
5. PICTURE FEED : Untuk mengatur kecepatan jalannya pergerakan tampilan layar monitor.
6. VARIABLE RANGE MARKER (VRM) : berfungsi untuk mengukur jarak kedalaman
target (membaring) secara pasti.
7. POINTER : berfungsi untuk mengarahkan dan memfokuskan kursor.

8. ECHO THRESHOLD : berfungsi untuk memberikan sensitivitas gema yang diinginkan


sehngga akan dihasilkan pancaran gema yang tepat dan akan terlihat tampilan yang memuaskan.

9. WHITE LINE : untuk membedakan gema yang berasal dari dasar perairan dengan gema
yang berasal dari ikan.

10. SENSITIVITY TIME CONTROL (STC) : untuk mengatur sensitivitas gema yang
dihasilkan sehingga dihasilkan gema yang optimal.
11. BRIGHT : untuk memperjelas tingkat kecerahan monitor.

Fungsi Fungsi Lain Dari Echosounder


Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers).
Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping).
Pencarian kapal-kapal karam di dalam laut.
Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Analisa Dampak Lingkungan di Dasar laut.
Koreksi Pada Sistem Echosounder
1. Koreksi Draft. Yaitu koreksi jarak antara pernukaan transducer dengan permukaan laut.

2. Koreksi penyimpangan kecepatan rambat getaran mekanik ultrasonic. Koreksi ini di


sebabkan oleh pengaruh kadar garam, suhu, dan tekanan air laut.
3. Koreksi Paralax
1. Koreksi ini dapat terjadi jika :
Jika perum gema menggunakan 2 tranducer, 1 tranducer khusus untuk pemancaran dan 1
tranducer lagi khusus untuk menerima.untuk itu biasany digunakan tranducer magneto strictive

Penempatan tranducer terpisah, secara transversal, 1 dilambung-kiri, 1 lagi dilambung


kanan.
2. Besarnya kesalahan Paralax tergantung dari:
jarak penempatan keduan tranducer, makin besar jaraknya makin besar kesalahan paralax
Dalamnya laut yang di ukur, makin besar kedalaman laut makin besar kesalahan paralax.

Kalibrasi Echosounder
Adalah cara menetukan koreksi perum gema secara experimental, dalam bata-batas kedalaman
laut tertentu, dengan membandingkan hasil pengukuran dalamnya laut dengan cara pengukuran
yang lebih teliti dengan dalamnya laut yang diukur dengan perumgema yang dikalibrasikan
tersebut.dengan cara perhitungan tertentu,besarnya koreksi-koreksi tersebut dapat dikoreksi.

Tranducer
Merupakan sensor dari perum gema. Ada yang berfungsi sebagai tranducer pemancar, tranducer
penerima, dan ada yang berfungsi sebagai tranducer pemancar sekaligus sebagai tranducer
penerima.

kegunaan tranducer pemancar adalah merubah getaran listrik ultrasonic menjadi getaran mekanik
ultrasonic dan memancarkannya secara terberkas kedasar laut. Kegunaan tranducer penerima
untuk merubah getaran mekanik ultrasonic echo yang di pantulkan oleh dasar laut menjadi getaran
ultrasonic.

Tranducer
Didasarkan sifat bahan yang digunakan ada 2 macam tranducer :

1. Tranducer Magneto-striction. Bahan logam tertentu,misalnya nikel,cobalt,ferronikel atau


alloy dari logam nikel lainnya, jika mendapat pengaruh medan magnet akan berkontraksi ada yang
memanjang atau memendek tidak tergantung dari arah medan magnet tersebut kecuali jika logam
tersebut telah termagnitkan sebelumnya.

2. Tranducer elctro-strictive atau Piezo-electric Cara kerjanya didasarkan pada prinsip Piezo-
electric yaitu : bahan kristal tertentu(misal kristal kwarsa) bila pd permukaannya mengalami
perubahan tekanan mekanic atau getaran mekanic pada permukaan tersebut timbul perubahan
tegangan listrik atau getaran listrik sesuai dengan perubahan getaran mekanik yg dialaminya.

System Pemancaran Getaran Mekanik Ultra-Sonic


Ada dua macam sistem pemancaran getaran mekanik ultrasonic.
1. Secara terus menerus atau continous waves Getaran mekanik ultra-sonic dipancarkan
terus menerus oleh tranducer pemancar khusus,selanjutnya echo dari pancaran tersebut diterima
secara terus menerus oleh tranducer penerima khusus.Pengukuran dalamnya laut dilakukan dengan
mengukur perbedaan phase antara getaran yang di pancarkan dengan phase echo getaran yang
diterima.system ini mengunakan 2 tranducer, satu berfungsi khusus sebagai pemancar dan satulagi
berfungsi khusus sebagai penerima.Sistem ini jarang digunakan pada kapal niaga umumnya,
karena biaya lebih mahal,dan karena memancar terus menerus kemungkinan gangguan interfensi
dan nois lebih besar.

2. System Getaran mekanik ultra-sonic dipancarkan terus menerus oleh tranducer pemancar
khusus,selanjutnya echo dari pancaran tersebut diterima secara terus menerus oleh tranducer
penerima khusus.Pengukuran dalamnya laut dilakukan dengan mengukur perbedaan phase antara
getaran yang di pancarkan dengan phase echo getaran yang diterima.system ini mengunakan 2
tranducer, satu berfungsi khusus sebagai pemancar dan satulagi berfungsi khusus sebagai
penerima.Sistem ini jarang digunakan pada kapal niaga umumnya, karena biaya lebih mahal,dan
karena memancar terus menerus kemungkinan gangguan interfensi dan nois lebih besar.

C. pH meter

pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar
alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari p
lambang matematika dari negatif logaritma, dan H lambang kimia untuk unsur Hidrogen. pH
dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang
berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi [H+] lebih besar daripada [OH-], maka
material tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika konsentrasi [OH-] lebih besar
daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7.

Prinsip Kerja pH Meter


Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probeberupa elektrode kaca (glass
electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan. Ujung elektrode kaca adalah
lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder
kaca non-konduktor atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1
mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang
pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada
sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.
Skema Sistem Elektrode Kaca
Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki kemampuan untuk bertukar ion
positif (H+) dengan larutan terukur. Kaca tersusun atas molekul silikon dioksida dengan sejumlah
ikatan logam alkali. Pada saat bulb kaca ini terekspos air, ikatan SiO akan terprotonasi membentuk
membran tipis HSiO+ sesuai dengan reaksi berikut:
SiO + H3O+ HSiO+ + H2O

Proses Pertukaran Ion H+


(Sumber)

Seperti pada ilustrasi di atas bahwa pada permukaan bulb terbentuk semacam lapisan "gel" sebagai
tempat pertukaran ion H+. Jika larutan bersifat asam, maka ion H+ akan terikat ke permukaan
bulb. Hal ini menimbulkan muatan positif terakumulasi pada lapisan "gel". Sedangkan jika larutan
bersifat basa, maka ion H+ dari dinding bulbterlepas untuk bereaksi dengan larutan tadi. Hal ini
menghasilkan muatan negatif pada dinding bulb.

Pertukaran ion hidronium (H+) yang terjadi antara permukaan bulb kaca dengan larutan sekitarnya
inilah yang menjadi kunci pengukuran jumlah ion H3O+ di dalam larutan. Kesetimbangan
pertukaran ion yang terjadi di antara dua fase dinding kaca bulb dengan larutan, menghasilkan
beda potensial di antara keduanya.
Edinding kaca/larutan |RT/2,303F loga(H3O+)|...... Eq. 1

dimana R adalah konstanta molar gas (8,314 J/mol K), T untuk temperatur (Kelvin), F adalah
konstanta Faraday 96.485,3 C/mol, 2,303 adalah angka konversi antara logaritma alami dengan
umum, dan a(H3O+) adalah aktivitas dari hidronium (bernilai rendah jika konsentrasinya rendah).
Pada temperatur 25C nilai dari RT/2,303Fmendekati angka 59,16 mV. Angka 59,16 mV ini
menjadi bilangan penting karena pada suhu konstan larutan 25C, setiap perubahan 1 satuan pH,
terjadi perubahan beda potensial elektrode kaca sebesar 59,16 mV.

Kurva Perubahan pH Dengan Beda Potensial


(Sumber)
Perhitungan nilai aktivitas hidronium (a(H3O+)) pada persamaan di atas memiliki rentang yang
sangat lebar yakni antara 10 hingga 10-15mol/dm3. Sehingga untuk meringkas persamaan, maka
lahirlah istilah pH dengan persamaan sebagai berikut:
pH = -log a(H3O+)...... Eq. 2

Tanda negatif adalah untuk membuat semua nilai pH dari berbagai larutan, kecuali larutan yang
bersifat sangat ekstrim asam, menjadi bernilai positif.
Seperti yang telah kita bahas di atas, bulb kaca berisi larutan HCl yang merendam sebuah elektrode
perak. HCl ini memiliki pH konstan karena ia berada pada sistem yang terisolasi. Karena pH
konstan inilah maka ia menciptakan beda potensial yang konstan pada temperatur yang konstan
pula. Sebut saja potensial tersebut bernilai E', maka persamaan (Eq. 1) di atas bersama dengan
persamaan (Eq. 2) didapatkan persamaan beda potensial total dari elektrode kaca:
Eelektrode kaca = E' - RT/2,303F pH...... Eq. 3

Pada sebuah sistem pH meter secara keseluruhan, selain terdapat elektrode kaca juga terdapat
elektrode referensi. Kedua elektrode tersebut sama-sama terendam ke dalam media ukur yang
sama. Elektrode referensi digunakan untuk menciptakan rangkaian listrik pH meter. Untuk
menghasilkan pembacaan pH yang valid, elektrode referensi harus memiliki nilai potensial stabil
dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida yang diukur.

Seperti halnya elektrode kaca, di dalam elektrode referensi juga digunakan larutan HCl (elektrolit)
yang merendam elektrode kecil Ag/AgCl. Pada ujung elektrode referensi terdapat liquid junction
berupa bahan keramik sebagai tempat pertukaran ion antara elektrolit dengan larutan terukur,
pertukaran ion ini dibutuhkan untuk menciptakan aliran listrik sehingga pengukuran potensiometer
(pH meter) dapat dilakukan.
Rangkaian Elektrode Kaca dan Elektrode Referensi Pada pH Meter
(Sumber)

Elektrode referensi memiliki nilai potensial yang konstan, sehingga persamaan rangkaian
potensiometer secara keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut:
E = Eelektrode referensi + Eelektrode kaca...... Eq. 4

Dengan memasukkan persamaan (Eq. 3) ke dalam persamaan di atas, didapatkan persamaan dasar
perhitungan pH.
E = Eelektrode referensi + E' - RT/2,303F pH...... Eq. 5
Pengaruh Perubahan Temperatur Terhadap Pengukuran pH
(Sumber)

Pengukuran pH sangat dipengaruhi oleh temperatur larutan. Oleh karena itu diperlukan sensor
temperatur (thermoprobe) pada rangkaian pH meter. Pembacaan temperatur tersebut menjadi input
perhitungan pH yang dilakukan oleh microprocessor.
Diagram Sederhana pH Meter
(Sumber)

D. DO meter

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan
kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis
kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah
oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air,
mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat
diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
DO meter merupakan salah satu instrument dalam bidang kelautan yang mempunyai fungsi
sebagai pengukur kadar oksigen terlarut dalam suatu perairan. Alat ini digunakan untuk
menunjukkan nilai dari oksigen terlarut dalam air. Alat ini digunakan dalam pertambakan atau
akuakultur untuk mengukur kadar oksigen terlarut yang sangat vital dalam budidaya ikan dan
udang, digunakan juga apada industri untuk kualitas keluar dan masuk air di tempat penjernihan,
untuk lingkungan berfungsi sebagai pengujian kualitas air , nilai BOD (Biochemical Oxygen
Demand) dan untuk edukasi digunakan sebagai pengukur oksigen terlarut di sekolah-sekolah serta
sebagai alat pengajaran.
Prinsip Kerja DO Meter
Dissolved oxygen meter atau yang sering disebut DO meter adalah alat untuk mengukur kadar
oksigen dalam air.Nilai DO dalam air itu tergantung jumlah zat dalam air dan tergantung pada
suhu air, jika suhu semakin tinggi makan semakin rendah pula nilai DO.

Cara penggunaan Dissolved oxygen meter cukup mudah hanya dengan mencelupkan
alat Dissolved oxygen meter kedalam sampel air lalu melihat hasil skala yang sudah tertera pada
layar DO Meter.
Prinsip kerja Dissolve oxygen meter yaitu berdasarkan fenomena palarografi, yang terjadi
kepada dua elektrode katode dan anode.Penggunaan alat Dissolve oxygen meter sangat
dibutuhkan oleh berbagai kalangan, contohnya :
Industri Minuman Ringan, berbagai jenis minuman ringan jenis botol membutuhkan
kontrol Dissolve Oxygen yang sangat baik, hal tersebut berkaitan erat dengan kualitas
serta keawetan minuman tersebut.
Kontrol Lingkungan, DO Meter juga dapat diaplikasikan pada lingkungan sekitar, karena
jumlah oksigen yang baik mempengaruhi baik buruknya bagi ekosistem air.
Industri Tambak Ikan, Industri ini sangat memerlukan dua sistem DO.Sistem monitoring
oksigen yang terlarut dan sistem yang menjaga agar jumlah oksigen terlarut stabil pada
jumlah tertentu.
Pengolahan Air, Karena hasil dari pengolahan air ini disalurkan pada kebutuhan rumah
tangga, maka kualitas air harus terjaga dengan baik.
Pengolahan Air Limbah, limbah air industri apapun harus melewati tahap pengolahan
sebelum dibuang kembali kelingkuklan sekitar, yaitu dengan pengembalian kandungan
oksigen.
Mengukur Biochemical Oxygen Demand, pengukuran BOD juga penting dilakukan pada
proses pengolahan air limbah industri,karena BOD ikut merepresentasikan layak atau
tidaknya air hasil pengolahan limbah.
Kandang Air Laut, DO Meter juga digunakan pada ekosistem-ekosistem yang cara
penggunaannya menggunakan air laut, karena kandang tersebut terisolir dari air laut
sehingga jumlah oksigen terlarut didalam kandang ini perlu dimonitor.
Air Boiler, oksigen yang terlarut dalam iar boiler sangat berpotensi menghasilkan
korosi.Sehingga jumlah DO harus serendah mungkin, pengukuran harus dilakukan pada
setiap interval tertentu agar hasilnya maksimal dan termonitor.
DO meter tersusun atas beberapa komponen utama yang disketsakan pada gambar di bawah
ini. Terdapat dua elektrode utama yang masing-masing berfungsi sebagai katode dan anode.
Batang katode terbuat dari logam mulia seperti emas atau platina. Sedangkan batang anode
terbuat dari bahan perak. Kedua elektrode ini terselimuti cairan elektrolit KCl yang memiliki pH
netral. Permukaan elektrode perak akan membentuk senyawa AgCl yang sifatnya stabil, dan
membuat elektrode ini memiliki beda potensial yang tetap. Oleh karena itu anode pada DO meter
ini berfungsi sebagai elektrode referensi.
Ag + Cl- AgCl + e-

Prinsip Kerja DO meter


(Sumber)

Kedua elektrode DO meter yang diselimuti larutan KCl tersebut, dibungkus oleh sebuah
wadah kedap yang pada bagian ujung adalah berupa komponen penting lainnya yaitu membran
teflon. Membran ini hanya bisa dilewati oleh gas terlarut yang ada di dalam cairan terukur. Ia
tidak akan bisa dilewati oleh material lain termasuk ion, senyawa lain, dan tentu saja padatan
pengotor.

Prinsip kerja DO meter adalah berdasarkan fenomena polarografi yang terjadi di antara
dua elektrode katode dan anode. Tegangan listrik negatif diberikan kepada elektrode katode.
Adanya tegangan negatif ini akan mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air
dengan oksigen terlarut pada permukaan katode. Berikut adalah reaksi kimia yang terjadi pada
elektrode katode:
O2 + 2H2O + 2e- H2O2 + OH-
H2O2 + 2e- 2OH-
Tegangan listrik akan terus naik sampai mencapai nilai jenuhnya, yang setara dengan
sudah bereaksinya seluruh oksigen terlarut pada permukaan elektrode katode. Tegangan listrik
jenuh ini ditandai dengan hampir naiknya pembacaan arus listrik, setelah beberapa saat diam di
satu nilai meskipun nilai tegangan dinaikkan. Setelah melewati nilai tegangan jenuh ini, arus
listrik terus naik jika tegangan terus ditambah. Naiknya nilai arus ini terjadi karena reaksi kimia
lain telah terjadi, terutama adalah reaksi pecahnya molekul air H2O menjadi ion H+ dan OH-.

Kurva Kalibrasi Pembacaan DO Meter

Pembacaan nilai oksigen terlarut didapatkan dari nilai arus listrik pada saat semua
oksigen terdifusi pada permukaan elektrode katode. Dengan kata lain, arus listrik yang terbaca
pada saat sistem mencapai tegangan jenuh, setara dengan besaran oksigen terlarut. Dengan
menggunakan metode kalibrasi linier seperti kurva di atas, didapatkan nilai oksigen terlarut yang
dicari.

Arus listrik yang kita bahas di atas tidak secara langsung merepresentasikan besarnya
kandungan oksigen terlarut yang kita ukur. Sebab, oksigen yang bereaksi pada permukaan
elektrode katode adalah oksigen yang telah menembus membran teflon pada ujung sensor DO
meter. Masuknya oksigen terlarut menembus membran ini adalah karena adanya tekanan parsial
yang dimiliki oksigen terlarut, didukung dengan tegangan listrik negatif pada elektrode katode.
Sehingga DO meter sebenarnya adalah mengukur tekanan oksigen yang mengalir ke dalam
membran. Semakin banyak kandungan oksigen di dalam larutan, akan semakin besar tegangan
parsial oksigen, sehingga akan semakin banyak jumlah oksigen yang akan menembus membran
teflon sensor DO meter. Semakin banyaknya oksigen yang masuk ke dalam membran, maka
pembacaan arus listrik pada rangkaian sistem DO meter menjadi semakin tinggi.

E. EPIRB

Epirb cara kerja melalui Cospas-Sarsat merupakan sistem search and Rescue (SAR) berbasis
satelit internasional yang pertama kali digagas oleh empat negara yaitu Perancis, Kanada, Amerika
Serikat dan Rusia (dahulu Uni Soviet) pada tahun 1979. Misi program Cospas-Sarsat adalah untuk
memberikan bantuan pelaksanaan SAR dengan menyediakan distress alert dan data lokasi secara
akurat, terukur serta dapat dipercaya kepada seluruh komonitas internasional. Tujuannya agar
dikuranginya sebanyak mungkin keterlambatan dalam melokasi suatu distress alert sehingga
operasi akan berdampak besar dalam peningkangkatan probabilitas keselamatan korban. Keempat
negara tersebut mengemabangkan suatu sistem satelit yang mampu mendeteksi beacon pada
frekuensi 121,5/243 MHz dan 406 MHz. Emergency Position-Indicating Radio Beacon
(EPIRB)adalah beacon 406 Mhz untuk pelayaran merupakan elemen dari Global Maritime
Distress Safety System (GMDSS) yang didesain beroperasi dengan sistem the Cospas-Sarsat.
EPIRB sekerang menjadi persyaratan dalam konvensi internasioal bagi kapal Safety of Life at Sea
(SOLAS). Mulai 1 Februari 2009, sistem Cospas-Sarsat hanya akan memproses beacon pada
frekuensi 406 MHz. Cospas merupakan akronim dari Cosmicheskaya Sistyema Poiska Avariynich
Sudov sedangkan Sarsat merupakan akronim dari Search and Rescue Satellite-Aided Tracking.

Cara kerja EPIRB


Perangkat berisi pemancar radio dua, 5-watt satu, dan satu 0,25 watt, masing-masing
beroperasi di 406 MHz, frekuensi standar internasional biasanya sinyal distress, 406MHz.
Pemancar radio 5-watt yang disinkronkan dengan satelit cuaca GOES berkeliling bumi dalam orbit
geosynchronous. Sinyal ditransmisikan oleh radio berisi nomor identifikasi unik. Jika satelit cuaca
dilengkapi dengan penerima GPS terinstal, dapat mendeteksi lokasi yang tepat dari pemancar dari
sinyal radio. Bahkan bisa mendapatkan informasi tentang pemilik radio set jika EPIRB terdaftar.
Rescue misi sehingga bisa nol dalam pada petualang hilang atau kapal hilang.

Dalam hal EPIRB tidak kompatibel dengan penerima GPS, satelit geosinkron yang mengorbit
bumi hanya dapat memilih hanya radio sinyal yang dipancarkan oleh radio. Lokasi pemancar atau
identitas pemilik tidak dapat disimpulkan dalam kasus ini. Satelit ini hanya dapat mengambil
elemen sinyal tersebut dan mereka hanya dapat memberikan gambaran kasar tentang lokasi
EPIRB. Sebuah sinyal 406MHz diperlakukan sebagai sinyal darurat sesuai standar internasional.
Sinyal bisa membantu Anda dalam menemukan pemancar bahkan jika itu adalah 3 mil. Kapal atau
individu dalam kesusahan dapat diidentifikasi jika EPIRB terdaftar.

Jika emitor suatu mentransmisikan sinyal 121.5 MHz, penyelamat atau pihak yang bersangkutan
dapat mencapai orang hilang bahkan jika mereka berada pada jarak 15 mil. Keakuratan mencapai
target itu bisa diperbesar jika EPIRB juga berisi penerima GPS.

Menggunakan sebuah EPIRB


EPIRB harus diaktifkan untuk memancarkan sinyal. Hal ini dapat dilakukan dengan menekan
tombol pada unit, atau bisa terjadi secara otomatis jika dan ketika terjadi kontak dengan air.
Berbagai terakhir ini dikenal sebagai EPIRB hidrostatik kualitas membuat EPIRB hidrostatik
pilihan terbaik bagi para pelaut karena mereka bisa secara otomatis dia aktif dalam kasus kapal
atau kapal memenuhi kecelakaan dan menemukan dirinya dalam perairan dalam. Titik untuk
diingat adalah bahwa EPIRB perlu aktivasi untuk operasi, dan ini bisa terjadi hanya jika muncul
dari braket itu ditempatkan masuk ini dapat dilakukan secara manual atau bisa terjadi secara
otomatis, seperti dikatakan sebelumnya. Perangkat dasarnya adalah baterai yang dioperasikan. Ini
membantu karena daya adalah entitas pertama yang akan terpengaruh jika terjadi bencana.
Daftar Pustaka :

http://komponenelektronika.biz/cara-kerja-anemometer.html
http://www.penguji.com/pengertian-anemometer-dan-jenisnya/
http://laboratoriumcore.blogspot.com/2012/04/anemometer-dan-anemomaster.html

Catatan Penulis : Tulisan ini dapat digunakan sebagai referensi pengetahuan tentang echosounder.
Akan tetapi di atas kapal sendiri terdapat berbagai macam jenis, type ataupun merk dari
echosounder sehingga kemungkinan beberapa dari tulisan ini tidak bisa diaplikasikan untuk semua
jenis echosounder diatas kapal.

Adil, R. 2006. Klasifikasi Kinerja Tingkat Keasaman dan Berat Jenis pada Ujicoba Susu Hewani
Segar Berbasis PC. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Coughlin, F. 1994.Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear.Erlangga, Jakarta
Kholilah, R. 2008 . Study Awal Fiber Optik sebagai Sensor pH. ITS-press,Surabaya.

Liliasari. 1995. Kimia 3. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Maddu, A. 2006. Sensor pH Serat Optik Berdasarkan Absorpsi Gelombang
Evanescent dengan Menggunakan Cladding Polimer Berdopping Dye Indikator. U-I press, Jakarta

Modjahidin, K.2006, Pengembangan Probe Sensor Kelembaban Serat Optik Dengan Cladding
Gelatin. Makara, Teknologi, Vol. 10 : 45-50. Purba, M. 1995. Ilmu Kimia. Erlangga, Jakarta

Sharma, S. 1998, A long-range fiber optic pH sensor prepared by dye doped sol-gel immobilization
technique, Optics. Communications., 154, 282284.

Sururi, A. B. 1998. Analisa Performansi Sensor Ph Berbasis Fiber Optik Berdasarkan Pengamatan
Kondisi Sol-Gel Pada Optrode. ITS-Press, Surabaya.
Wibisono, L. 2009 .Perancangan Sistem Kuisisi Data Sensor pH Berbasis Lapisan Silica Sol-Gel.
ITS-press, Surabaya.
Referensi:
DO Theory
Wikipedia: Polarography
Wikipedia: Partial Pressure
Referensi:
Wikipedia: pH meter
Wikipedia: glass electrode
Wikipedia: reference electrode
vl-pc.com

Anda mungkin juga menyukai