TINJAUAN PUSTAKA
3
4
4. Produksi
Proses ini merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk dan
pengemasan kembalii sediaan farmasi steril dan nonsteril untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
5. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi
yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasiaan melalui
pembelian secara langsung, tender, konsinyasi, atau sumbangan.
6. Penyimpanan
Merupakan suatu pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan
yang ditentukan:
a. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya.
b. Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya.
c. Mudah tidaknya terbakar.
d. Tahan atau tidaknya terhadap cahaya disertai dengan system informasi
yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan.
7. Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan
rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
2.6 Pelayanan di Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNo.1027/Menkes/SK /2004 pelayanan kesehatan di apotek
meliputi :
berat badan pasien; nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta,
cara pemakaian serta informasi lainnya.
b) Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi,stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
c) Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada
keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah
pemberitahuan.
2) Penyiapan obat
a) Peracikan. Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang,
mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam
melaksanakanperacikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap
dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan
etiket yang benar.
b) Etiket. Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
c) Kemasan Obat yang Diserahkan. Obat hendaknya dikemas
dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga
kualitasnya.
d) Penyerahan Obat. Sebelum obat diserahkan pada pasien harus
dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat
dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai
pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. Setelah
penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melakukan
pemantau penggunaan obat.
e) Monitoring Penggunaan Obat. Setelah penyerahan obat kepada
pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan
obat, terutama untuk pasien tertentu seperti kardiovaskular,
diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.
9
d. Pelaporan Narkotika
e. Pemusnahan Narkotika
2. Pengelolaan Psikotropika
Undang-Undang RI No.5 tahun 1997 tentang psikotropika
menyebutkan bahwa psikotropika adalah zat atau obat bukan
narkotika baik alamiah maupuan sintetis yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan lekas pada aktifitas mental dan perilaku.
Pengelolaan Psikotropika meliputi :
a. Pemesanan
b. Penyimpanan
c. Pelayanan Psikotopika\
d. Pelaporan Psikotropik
e. Pemusnahan Psikotropika
c. Pengelolaan Obat Bebas (Obat Tanpa Resep) OTR
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
membahayakan pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan, diberi
tanda lingkaran bulan berwarna hijau dengan garis tepi hitam,
penyerahan obat bebas yang dibuat oleh apotek tanpa resep harus
disertai nota penjualan yang dilengkapi dengan etiket warna putih untuk
obat dalam dan etiket biru untuk obat luar yang memuat:
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomer SIK APA
3. Nama dan jumlah obat
4. Aturan pakai
5. Tanda lain yang diperlukan
d. Pengelolaan Obat Rusak dan Kadaluwarsa
Pengelolaan terhadap obat rusak dan kadaluwarsa juga harus
diperhatikan untuk pengelolaannya biasanya sudah ada kesepakatan
antara pihak instalasi farmasi/apotek dan PBF mengenai obat rusak dan
kadaluwarsa ada PBF yang mau melakukan penukaran dan ada yang
12
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehan Depkes RI bekerjasama dengan Japan
International Cooperation Agency (JICA),2008, Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.Jakarta.