Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS

Take-Home exam
POLITIK HUKUM
DOSEN : Dr. Wisnu Aryo Dewanto, S.H., LL.M., LL.M.

OLEH
AHMAD FAJRI KAHAR
124219004

MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS SURABAYA
2019-2020

1
PERTANYAAN :

1. Berikan telaah mengenai politikhukum melalui konsep 5 W 1 H ( what, when, where,


who, why, dan how) dengan minimal 30 catatan kaki dari penulis yang berbeda.
2. Berikan telaah mengenai pasal-pasal dalam UU Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Kepalangmerahan dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila. Dibuat dengan
menggunakan matriks.

Jawaban :

1. WHAT
 Apa yang di maksud dengan politik hukum ?
 Padmo Wahjono dalam bukunya Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum
mendefinisikan politik hukum sebagai kebijakan dasar yang menentukan arah,
bentuk maupun isi dari hukum yang akan di bentuk.
Padmo Wahyono, 1986, Indonesia Negara Berdasatkan atas hukum, Cet. II, Ghalia Indonesia,
Jakarta., hlm: 160

 Menurut Soedarto, politik hukum adalah kebijakan dari Negara melalui badan-
badan Negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang
dikehendaki, yang diperkirakan akan digunakan untuk mengekspresikan apa
yang terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa yang dicita-
citakan.
Soedarto, 1983, Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat dalam Kajian Hukum Pidana,
Sinar Baru, Bandung, hlm: 20.
 Satjipto Rahardjo mendefinisikan politik hukum sebagai aktivitas memilih dan
cara yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan social dan hukum
tertentu dalam masyarakat.
Satjipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm:35

 Sunaryati Hartono dalam bukunya Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum
Nasional melihat politik hukum adalah sebagai alat (tool) atau sarana dan
langkah yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk menciptakan sistem

2
hukum nasional yang dikehendaki dan dengan sistem hukum nasional itu akan
diwujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
Sunaryati Hartono, 1991, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional,
Alumni,Bandung, hlm:

 Apa tujuan politik hukum nasional ?


 Tujuan politik hukum nasional meliputi :
1) Sebagai suatu alat (tool) atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh
pemerintah untuk menciptkan suatu sistem hukum nasional yang
dikehendaki,
2) Dengan sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita-cita bangsa
Indonesia yang lebih besar.
Ali Serizawa, Pengertian Politik Hukum Nasional dan Tujuannya,
http://www.hukumsumberhukum.com/2014/09/pengertian-politik-hukum-nasional-dan.html |
13:21 AM, di unduh 06 Desember 2014

 Apakah hukum dan ketentuan hukum itu ?


 Menurut Oppenheim, hukum adalah a body of rules for human conduct within a
community which by common consent of this community shall be enforced by external
power.Dari definisi ini dampak bahwa hukum merupakan seperangkat ketentuan
(rule) bagi tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat.
Oppenheim, dalam Sugeng Istanto, ibid. hlm. 45.

WHEN

 Kapan waktu berlakunya hukum itu ?


 Sudikno Mertokusumo dalam bukunya Penemuan Hukum: Sebuah Pengantar
menjelaskan bahwa berdasarkan kriterium waktu berlakunya, hukum dibagi
menjadi:
1) Ius Constitutum
Yaitu hukum yang berlaku di masa sekarang.
Dalam Glossarium di buku yang sama, Sudikno menambahkan bahwa ius
constitutum adalah hukum yang telah ditetapkan.
2) Ius Contituendum

3
Yaitu hukum yang dicita-citakan (masa mendatang).
Kemudian dalam Glossarium disebutkan bahwa ius constituendum adalah
hukum yang masih harus ditetapkan; hukum yang akan datang.
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: Liberty, 2006),
hal.25

WHERE

 Dimana perubahan hukum yang dapat merubah suatu pandangan/sikap dari


suatu masyarakat?
 Perubahan hukum berasal dari stimulus sebagai berikut:
1) Berbagai perubahan secara evolutif terhadap norma-norma dalam
masyarakat
2) Kebutuhan dadakan dari masyarakat karena adanya keadaan khusus atau
keadaaan darurat kkhususnya dalam hubungan dengan distribusi sumber
daya atau dalam hubungannya dengan standar baru tentang keadilan
3) Atas inisiatif dari kelompok kecil masyarakat yang dapat melihat jauh ke
depan kemudian sedikit demi sedikit mempengaruhi pandangan dan cara
hiduo masyarakat.
4) Ada ketidakadilan secara teknikal hukum yang meminta diubahnya hukum
tersebut
5) Ada ketidaksonsistenan dalam tubuh hukum yang juga meminta perubahan
hukum tersebut
Fuady, Munir. Sosiologi Hukum Kontemporer Interaksi Hukum, Kekuasaan dan Masyarakat.
Citra Aditya Bakti. Bandung. 2007

WHO

 Siapa yang mengajukan 8 (delapan) asas yang harus di penuhi oleh hukum, yang
apabila tidak terpenuhi, maka hukum akan gagal disebut hukum. Dan sebutkan 8
asas tersebut ?

4
 Yang mengajukan 8 (delapan) asas tersebut adalah Lon Fuller dalam
bukunya The Morality Of Law. Kedelapan asas tersebut sebagai berikut :
1) Suatu sistem hukum yang terdiri dari peraturan-peraturan, tidak
berdasarkan putusan-putusan sesat untuk hal-hal tertentu;
2) Peraturan tersebut diumumkan kepada public
3) Tidak berlaku surut, karena akan merusak integritas sistem;
4) Dibuat dalam rumusan yang dimengerti oleh umum;
5) Tidak boleh ada peraturan yang saling bertentangan;
6) Tidak boleh menuntut suatu tindakan yang melebihi apa yang bisa
dilakukan;
7) Tidak boleh sering diuubah-ubah;
8) Harus ada kesesuaian antara peraturan dan pelaksanaan sehari-hari
Lon Fuller, Morality Of Law, Yale University, New Haven, 1971, hlm.54-58.

WHY

 Mengapa Politik hukum menjadi bagian dari ilmu hukum ?


 Menurut bellefroid politik hukum adalah bagian dari ilmu hukum yang
meneliti perubahan hukum yang berlaku yang harus dilakukan untuk
memenuhi tuntutan baru kehidupan masyarakat, politik hukum merupakan
bagian dari ilmu hukum, sehingga tidak bisa dipisahkan. Politik hukum
adalah bagian dari ilmu hukum yang membahas perubahan hukum yang
berlaku (ius constitutum) menjadi hukum yang seharusnya (ius
constituendum) untuk memenuhi perubahan kehidupan dalam masyarakat.
Bellefroid, J.H.P. 1952. Inleading tot de Rechtswetenschaf in Nederland. Nijmegen Utrecht:
Dekker & Van Vegt.

HOW

 Bagaimana cara mengukur konfigurasi politik dalam setiap produk hukum,


apakah ia demokratis atau otoriter ?

5
 Dapat dilihat melalui tiga pilar demokrasi yaitu: Peranan partai politik dan
Dewan Perwakilan Rakyat; peranan lembaga eksekutif; kebebasan pers
(kebebasan memperoleh informasi bagi setiap warga masyarakat).
Moh. Mahfud MD. 1998. Politik Hukum Indonesia. Cetakan Pertama Yogyakarta: UII Press,
hlm.44

2.

Materi UU (Pasal-Pasal UU Nomor 1 Hasil Analisis dan Evalusasi dikaitkan dengan


Tahun 2018) Indikator Nilai-Nilai Pancasila

6
7

Anda mungkin juga menyukai