Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dampak secara psikologis (UU Nomor
24 Tahun 2007). Salah satu ancaman bencana yang melanda hampir semua wilayah
di Indonesia adalah bencana tanah longsor. Ancaman ini muncul sebagai akibat dari
kondisi topografi di Indonesia yang didominasi oleh daerah pegunungan atau
perbukitan yang memiliki nilai derajat kelerengan yang besar dan adanya pengaruh
dari dinamika aktivitas manusia. Menurut Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Tahun 2016, bencana tanah longsor sebagai fenomena alam yang dikontrol
oleh kondisi geologis wilayah, rezim curah hujan, dan pemanfaatan lahan pada
lereng.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2016) mencatat sebanyak 2.425
kejadian bencana gerakan tanah atau tanah longsor sepanjang tahun 2011 hingga
2015, dengan lokasi kejadian tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Kejadian
gerakan tanah terbanyak dijumpai di Propinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa
Timur, Sumatera Barat dan Kalimantan Timur. Bencana gerakan tanah tersebut
telah mengakibatkan 1.163 jiwa meninggal, 112 orang hilang, 973 orang terluka
dan sekitar 48.191 orang mengungsi.
Menurut BNPB, bahwa di Indonesia tercatat ada 363 kabupaten/kota yang
memiliki resiko bencana tanah longsor yang tinggi, terutama di Pulau Jawa, dimana
Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat ancaman longsor yang
paling besar. Salah Kabupaten/kota yang memiliki kelas tersebut adalah Kabupaten
Cianjur. Lebih spesifiknya yakni Kecamatan Sukaresmi.
Kecamatan Sukaresmi menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat
bencana tanah longsor yang tinggi. Berdasarkan informasi Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi Provinsi Jawa Barat, Kecamatan Sukaresmi memiliki
kelas potensi terjadi gerakan tanah atau tanah longsor menengah-tinggi- hingga

Universitas Indonesia
berpotensi banjir bandang. Pada klasifikasi menengah ini, dapat terjadi tanah
longsor jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan
dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan,
sementara pada klasifikasi tinggi dapat terjadi tanah longsor jika curah hujan diatas
normal, sedangkan gerakan tanah yang lama dapat aktif kembali.
Kecamatan Sukaresmi memiliki riwayat bencana tanah longsor yang pernah
terjadi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa bulan terakhir, bahwa telah terjadi
bencana longsor di Kecamatan Sukaresmi yakni pada bulan April-Mei 2017
(Laporan bencana BPBD Kab. Cianjur 2017). Berdasarkan Peta Rupabumi
Indonesia Lembar Cikalong Kulon, 1209-232 (Bakosurtanal, 1990), bentang alam
daerah sekitar lokasi bencana berupa perbukitan bergelombang dengan lereng agak
terjal hingga terjal dengan ketinggian lebih dari 6000 meter di atas muka air laut.
Adapun penyebab terjadinya bencana longsor ini adalah curah hujan tinggi dengan
durasi lama sebelum terjadi gerakan tanah longsor, sifat tanah pelapukan yang
sarang dan mudah peka jka terkena air, dan banyaknya air permukaan yang meresap
ke dalam tanah melalui pori-pori akan meningkatkan beban pada lereng, sehingga
membuat lereng menjadi tidak stabil.
Adanya fakta wilayah demikian sangat relevan untuk dilakukan penelitian
lebih lanjut terkait bagaimana kerentanan wilayah di Kecamatan Sukaresmi
terhadap bencana tanah longsor yang didukung dengan data-data tabular, matematis
maupun spasial yang aktual. Data-data tersebut kemudian diolah dan divisualisasi
dengan membuat peta kerentanan wilayah tanah longsor. Sehingga fenomena ini
dapat diidentifikasi secara keruangan dan digunakan sebagai salah satu upaya untuk
mitigasi dan prevensi bencana tanah longsor di Kecamatan Sukaresmi.

1. 2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yakni (1) mengetahui bagaimana sebaran
wilayah yang rentan terhadap ancaman tanah longsor

1. 3 Rumusan Masalah
Kecamatan Sukaresmi merupakan salah satu Kecamatan yang rawan
terhadap bencana tanah longsor. Untuk itu, rumusan masalah yang diajukan
mencakup :
a. Bagaimana sebaran wilayah yang rawan terhadap bencana tanah longsor?

Universitas Indonesia
b. Bagaimana sebaran lokasi dan tingkat kerentanan sosial terhadap bencana tanah
longsor di Kecamatan Sukaresmi?

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai