Anda di halaman 1dari 8

ECHINODERMATA

Oleh :

Nama : Fadhila Meilasari


NIM : B1A015051
Rombongan :I
Kelompok :5
Asisten : Gibran Muhammad Tri Rahmawan

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Phylum Echinodermata Echinodermata merupakan salah satu hewan yang


terdapat di zona intertidal. Zona intertidal adalah daerah pantai yang terletak antara
pasang tinggi dan surut terendah, daerah ini mewakili peralihan dari kondisi lautan ke
kondisi daratan. Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma
artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini
memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau
rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial simetris dan
kebanyakan mem-punyai endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa
duri. Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu kelas Asteroidea
(bintang laut) contoh: Archaster typicus, kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh:
Amphiodiaurtica, kelas Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diademasetosium, kelas
Crinoidea (lilia laut) contoh: Antedon-rosacea, dan kelas Holothuria (teripang laut)
contoh: Holothuriascabra (Jasin, 1992).
Echinodermata merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam
ekosistem laut dan bermanfaat sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan,
pemakan sampah organik dan hewan kecil lainnya. Selain itu Echinodermata
mengandung unsur-unsur kimia yang memiliki nilai tinggi di bidang pangan, obat-
obatan dan sering dijadikan barang koleksi hiasan yang indah. Mengingat hewan-hewan
yang tergolong dalam phylum Echinodermata begitu banyak, maka perlu
diklasifikasikan dalam kelas tertentu berdasarkan beberapa persamaan dan perbedaan
ciri morfologi maupun anatomi (Dahuri, 2003) (Jasin, 1992).
Echinodermata merupakan hewan dengan tubuh triploblastik selomata. Hewan
ini tubuhnya berduri, terdapat 6750 spesies hidup. Tubuhnya mempunyai bentuk simetri
radial yang dibagi menjadi lima bagian. Rangka berupa keping-keping kapur terdapat di
dalam kulit dan pada umumnya mempunyai duri. Semua Echinodermata hidup di laut.
Gerakan Echinodermata lambat dan gerakannya menggunakan kaki pembuluh (kaki
ambulakral) (Nyabakken, 1988).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara phylum Echinodermata, antara lain :


1. Mengenal beberapa anggota phylum Echinodermata.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
phylum Echinodermata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Echinodermata adalah hewan invertebrata yang biasanya hidup dari pantai


hingga kedalaman sekitar 366 m. Hewan ini memiliki ciri yaitu hidup bebas, soliter,
gerakan lamban dan tidak ada yang bersifat parasit. Predator hanya sedikit di antaranya
yaitu ikan dan manusia. Secara umum, Echinodermata mencapai diversitas tertinggi di
terumbu karang dan pantai dangkal. Larva dari Echinodermata, terutama bintang laut
dan bulu babi, bersifat pelagis, dan bisa berenang sampai jarak yang jauh untuk
memperluas distribusi (Rompis et al., 2013).
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani echinos artinya duri, derma artinya
kulit. Secara umum, Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini
memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau
rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial simetris dan
kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa
duri. Echinodermata merupakan hewan yang memiliki kulit berduri yang dilapisi oleh
zat kapur. Bentuk tubuhnya simetri bilateral saat masih menjadi larva dan berubah
menjadi simetri radial setelah dewasa. Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang
befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan. Hewan ini memiliki ciri yaitu hidup
bebas, soliter, gerakan lamban dan tidak ada yang bersifat parasit. Echinodermata
merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam ekosistem laut dan bermanfaat
sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan, pemakan sampah organik dan
hewan kecil lainnya (Kastawi, 2003).
Jenis-jenis Echinodermata dapat bersifat pemakan seston atau pemakan destritus,
sehingga peranannya dalam suatu ekosistem untuk merombak sisa-sisa bahan organik
yang tidak terpakai oleh spesies lain namun dapat dimanfaatkan oleh beberapa jenis
Echinodermata. Echinodermata mengandung unsur-unsur kimia yang memiliki nilai
tinggi di bidang pangan, obat-obatan dan sering dijadikan barang koleksi hiasan yang
indah. Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu kelas Asteroidea
(bintang laut) contoh: Archaster typicus, kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh:
Amphiodiaurtica, kelas Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diademasetosium, kelas
Crinoidea (lilia laut) contoh: Antedon-rosacea, dan kelas Holothuria (teripang laut)
contoh: Holothuriascabra (Jasin, 1992).
1) Crinoidea
Crinoidea (bunga lili laut dan bulu bintang) adalah kelompok dari Echinodermata
dan termasuk satu-satunya spesies hidup yang memiliki tangkai (Taylor et al., 2017).
Bulu bintang terdapat di semua samudra dan berkisar dari littoral ke kedalaman abyssal.
Mereka termasuk satu-satunya crinoid yang ditemukan di perairan dangkal. Sekitar
setengah dari spesies yang dikenal terdapat di wilayah Indo-Pasifik (Messing, 1997). Lili
laut atau Crinoidea adalah salah satu anggota phylum Echinodermata. Bentuk tubuh dan
penampilannya menyerupai tanaman lili atau pakis. Bagi orang awam lili laut mungkin
dianggap sebagai flora laut, apalagi bagian tangannya mempunyai corak warna yang
beraneka ragam, hijau, kuning, merah, hitam atau kombinasi dari dua atau lebih warna.
Secara umum Crinoidea dapat digolongkan dalam dua kelompok besar yaitu Comatulida
atau lili laut yang hidup bebas dan bisa berpindah tempat, dan "stalked crinoid" atau lili
laut bertangkai. Kelompok lili laut yang disebutkan belakangan ini, hidupnya di dasar
laut dan tidak bisa berpindah tempat (Jasin, 1992). Lili laut ditemukan di semua laut
dengan kedalaman antara 0 - 6000 m. Jenis Comatulida hidup di perairan dangkal
sedangkan lili laut bertangkai (stalked crinoids) hidup di laut dalam. Lili laut pada
umumnya mempunyai cara dan kebiasaan makan yang sama dengan kelompok hewan
Echinodermata lainnya yaitu termasuk kedalam kelompok biota pemakan penyaring
(filter feeders) (Brotowidjojo, 1989).
2) Asteroidea

Biota laut yang termasuk ke dalam phylum Echinodermata salah satunya adalah
bintang laut. Bintang laut termasuk ke dalam kelas Asteroidea. Hewan ini mempunyai
kulit yang ditutupi oleh duri-duri halus sehingga tergolong ke dalam phylum
Echinodermata. Bintang laut seringkali ditemukan mempunyai lima lengan, kadang juga
terlihat hanya empat bahkan enam lengan. Salah satu lengan terputus maka lengan baru
akan terbentuk dengan segera karena adanya daya regenerasi hewan ini. Secara umum,
hewan ini mempunyai badan relatif tipis. Bagian dorsal ditemukan madreporit dan anus
maka pada ventral ditemukan mulut serta kaki tabung (kaki ambulakral) pada setiap
lengannya. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam
menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin. Kondisi
lengan yang kaku serta menyukai habitat dengan substrat yang berpasir membuatnya
mudah dibedakan dengan bintang ular laut. Hewan ini sering ditemukan hidup dalam
kelompok kecil dengan membenamkan diri di dalam pasir. Biota ini terjebak di
genangan air yang dangkal, jika air laut surut (Romimohtarto & Juwana, 1999).
3) Holothuria

Anggota kelas Holothuria memiliki tubuh yang memanjang sepanjang aksis oral-
aboral, tanpa lengan, ossicle tertanam pada lapisan otot tubuh, memiliki tentakel yang
mengelilingi sepanjang bagian oral. Contohnya timun laut. Ciri ciri dari timun laut yaitu
tubuhnya lunak dengan bentuk bulat panjang seperti saus dan ditutupi oleh lapisan lunak
yang terdiri atas ossicle yang sangat kecil. Timun laut (Cucumaria frondosa ) adalah
hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun
dalam lingkungan terumbu. Mulut terletak dibagian anterior dikelilingi oleh 10 sampai
30 buah tentakel yang dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral. Cucumaria
frondosa memiliki otot yang melingkar dan otot yang memendek yang
memungkinkan Cucumaria frondosa melakukan pergerakan seperti cacing dan memiliki
alat pencernaan yang terdiri atas mulut, esophagus, lambung, intestine, kloaka dan anus.
Alat respirasi dan ekskresinya dengan menggunakan respiratory tree. Sistem pembuluh
darah lebih nyata dibandingkan dengan Echinodermata lainnya karena pembuluh
darahnya sepanjang intestine. Alat reproduksinya terpisah, gonad mempunyai bentuk
seperti sikat dengan saluran-saluran yang dihubungkan oleh sebuah saluran ke lubang
kelamin yang terletak dekat tentakel (Romimohtarto & Juwana, 1999).
4) Ophiuroidea
Bintang ular merupakan salah satu hewan yang termasuk ke dalam kelas
Ophiuroidea. Bintang ular dapat menempati ekosistem terumbu karang, atau hidup bebas
di dasar perairan lepas pantai. Daerah ekosistem terumbu karang biota ini menempati
berbagai habitat seperti karang hidup, karang mati, pecahan karang, dan daerah lamun.
Biota ini mempunyai sifat fototaksis negatif dan cenderung hidup bersembunyi di daerah
penyebarannya. Bintang mengular pada umumnya bersifat kriptik atau hidup
bersembunyi. Biota ini bersifat fototaksis negatif, jadi hidup kriptik merupakan upaya
untuk menghindari intensitas cahaya yang kuat. Hidup kriptik berarti juga merupakan
upaya perlindungan dari serangan biota predator. Ophiuroidea memiliki rangka dari
kalsium karbonat. Bentuk tubuhnya mirip dengan Asteroidea. Kelima lengan
Ophiuroidea menempel pada cakram pusat. Ophiuroidea memiliki lima rahang. Bagian
belakang rahang terdapat kerongkongan pendek dan perut besar, serta buntu yang
menempati setengah cakram. Ophiuroidea tidak memiliki usus maupun anus.
Pencernaan terjadi di perut. Pertukaran udara dan ekskresi terjadi pada kantong yang
disebut bursae. Kelamin terpisah pada kebanyakan spesies. Gamet disebar oleh bursal
sacs. Sistem saraf terdiri atas cincin saraf utama yang bekerja di sekitar cakram utama.
Ophiuroidea tidak memiliki mata, atau sejenisnya, tetapi merereka memiliki kemampuan
untuk merasakan cahaya melalui reseptor pada epidermis. Mereka dibantu dengan
rangka internal yang terbuat dari kalsium karbonat. Pembuluh dari sistem vaskular air
berakhir di kaki tabung. Sistem vaskular air umumnya memiliki satu madreporit (Hegner
& Joseph, 1968).
5) Echinoidea
Bulu babi merupakan salah satu hewan dari kelas Echinoidea. Bulu babi
memiliki bentuk dasar tubuh segilima. Mempunyai lima pasang garis kaki tabung dan
duri panjang yang dapat digerakkan. Kaki tabung dan duri memungkinkan binatang ini
merangkak di permukaan karang dan juga dapat digunakan untuk berjalan di pasir.
Cangkang luarnya tipis dan tersusun dari lempengan-lempengan yang berhubungan satu
sama lain. Hewan ini tidak mempunyai lengan (Brotowidjojo, 1989). Umumnya
memiliki tubuh berbentuk seperti bola dengan cangkang yang keras berkapur dan
dipenuhi dengan duri-duri. Durinya amat panjang, lancip seperti jarum dan sangat rapuh.
Duri-durinya terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat digerak-gerakkan,
panjangnya dapat mencapai ukuran 10 cm dan lebih serta mengandung racun untuk
proteksi diri. Berdasarkan bentuk tubuhnya, kelas Echinodoidea dibagi dalam dua
subkelas utama, yaitu bulu babi beraturan (regular sea urchin) dan bulu babi tidak
beraturan (irregular sea urchin). Tubuh bulu babi sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan aboral. Bagian tengah sisi aboral
terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi oral terdapat sistem peristomial.
Lempeng-lempeng ambulakral dan interambulakral berada diantara sistem apikal dan
sistem peristomial (Brotowidjojo, 1989).
Contoh hewan lain dari kelas Echinoidea adalah dolar pasir atau Sand dollar.
Ciri-ciri khusus dolar pasir yaitu tidak memiliki lengan, akan tetapi mereka memiliki
lima baris kaki tabung yang berfungsi dalam pergerakkan lambat dan dolar pasir
memiliki bentuk tubuh pipih dan berbentuk cakram. Habitat hewan ini biasanya dipantai,
batu karang, dasar laut, lumpur. Letak diantara duri berfungsi untuk menangkap
makanan atau untuk membersihkan tubuh. Dolar pasir berwarna abu-abu, coklat, hitam
atau warna ungu. Ukurannya bermacam-macam dengan bentuk tubuh melingkar. Tubuh
mereka ditutupi dengan halus, kaki dengan silia, dan seperti echinodermata lainnya
mereka memiliki lima kali lipat simetri radial. Mulut, anus, dan makanan lekukan berada
di permukaan (oral) lebih rendah dan permukaan aboral memiliki petalidium, atau
struktur berbentuk kelopak, dengan kaki tabung. Dolar Pasir memiliki sistem air
vaskular dari rongga internal atau coelom yang terhubung dengan kaki tabung. Kaki
tabung tersebut diatur dalam lima baris berpasangan dan ditemukan pada ambulakral
lima bidang radial pada permukaan bawah hewan, serta digunakan untuk bergerak,
makan, dan respirasi. Kelima ambulakral baris bergantian dengan lima bidang
interambulakral, di mana lempeng berkapur mengalami perluasan (Hegner & Joseph,
1968).

III. MATERI DAN METODE


A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Echinodermata adalah bak


preparat, pinset, kaca pembesar dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah beberapa spesimen hewan Phylum Echinodermata.

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam paraktikum acara Echinodermata antara lain:


1. Karakter pada spesiman diamati, digambar, dan dideskripsikan berdasarkan ciri-ciri
morfologi.
2. Spesimen diidentifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi.
3. Kunci identifikasi sederhana dibuat berdasarkan karakter spesimen yang diamati.
4. Laporan sementara dari hasil praktikum dibuat.

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjojo, Mukayat. Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hegner, R. W. & Joseph, G. E. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The Sea


Cucumber Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.

Kastawi, Yusuf.. 2003. Zoologi Avertebrata. Malang: Jica.

Messing, C. G. 1997. Living Comatulids. In: Waters JA, Maples CG, eds. Geobiology of
Echinoderms. Pittsburgh: The Paleontological Society, 330.

Nyabakken, J. W. 1988. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Biologi. Jakarta: Gramedia.


Romimohtarto, K., dan S. Juwana. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut. . Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI.

Rompis, B.R., Marnix L.D. L., Deidy Y.K. & Adelfia Papu. 2013. Diversitas
Echinodermata di Pantai Meras Kecamatan Bunaken Sulawesi Utara. Jurnal
Bioslogos, 3(1): 26-30.

Taylor, K.H., Greg, W., Rouse & Messing, C.G. 2017. Systematics of Himerometra
(Echinodermata:Crinoidea: Himerometridae) based on morphology and molecular
data. Zoological Journal of the Linnean Society, 20, pp. 1-5.

Anda mungkin juga menyukai