Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Adnan Rinaldi

NIM : 1157040035

Kelas : Kimia 2A

Kel. : Kelompok 3 Kloter 2

Titrasi Asam Basa

Pembahasan

Pada percobaan titrasi asam basa ini, dilakukan 5 percobaan yaitu pembuatan larutan
baku primer asam oksalat, penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat,
selanjutnya penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH, lalu penentuan konsentrasi
CH3COOH dengan larutan NaOH, dan terakhir percobaan penentuan konsentrasi larutan
NH4OH dengan larutan HCl.

Pada percobaan pertama, mengapa dipilih larutan asam oksalat sebagai larutan baku
primer? Ini dikarenakan asam oksalat, selain mudah diperoleh, juga memenuhi syarat untuk
dijadikan larutan baku primer, yaitu tidak bersifat higroskopis, tidak berubah berat dalam
penimbangan, kadar pengotornya sangat rendah, mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen
yang besar, dan mudah larut dalam pelarut yang dipilih. Perbedaan larutan baku primer dan
sekunder adalah, pada larutan baku primer kemurniannya tinggi sedangkan larutan baku primer
kemurniannya rendah, kemudian larutan baku primer beratnya relatif tidak berubah ketika
ditimbang sedangkan larutan baku sekunder relatif berubah beratnya.

Percobaan kedua yaitu penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat.
Dalam percobaan ini, NaOH disimpan di dalam buret. Buret berfungsi memindahkan larutan
dengan volume tertentu ke dalam labu erlenmeyer yang memang buret dan erlenmeyer khusus
digunakan untuk titrasi. Ketika larutan NaOH diteteskan ke dalam buret yang berisi asam
oksalat yang telah dicampur 3 tetes fenoftalein, erlenmeyer di aduk dengan cara memutar
lengan bertujuan agar larutan cepat bereaksi dengan NaOH, penggunaan fenoftalein bertujuan
agar ketika larutan ditetesi NaOH, larutan akan memperlihatkan perubahan warna yang
menunjukkan mulai terjadinya reaksi. Fenoftalein berubah warna ketika bereaksi dengan basa
sehingga digunakan indikator ini agar perubahan terlihat, ketika larutan berubah warna menjadi
merah muda seulas, maka proses titrasi dihentikan. Dan volume yang dibutuhkan dalam
percobaan ini yaitu 9,90 ml.

Percobaan ketiga yaitu penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH.
Larutan HCl yang disimpan dalam erlenmeyer ditetesi 3 tetes fenoftalein yang tujuannya sama
seperti dalam percobaan sebelumnya yaitu sebagai petunjuk terjadinya reaksi antara titran dan
titrat karena titrannya bersifat basa dan fenoftalein hanya bereaksi pada senyawa basa saja.
Reaksi HCl dan NaOH merupakan reaksi ion yaitu ditandai dengan adanya pertukaran ion
antara HCl dan NaOH yaitu antara ion Na+ dengan ion H+ yang membentuk NaCl dan sisanya
membentuk H2O. Persamaan reaksinya sebagai berikut : HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) +
H2O(l). Percobaan ini merupakan titrasi asam kuat dengan basa kuat karena HCl bersifat asam
kuat dan NaOH bersifat basa kuat. Setelah titik akhir titrasi tercapai yaitu pada saat kedua
sampel mulai berubah warna, proses titrasi dihentikan ketika larutan tepat berwarna merah
muda seulas (mulai terjadi perubahan warna yang tipis). Volume yang diperlukan dalam
percobaan ini adalah 8,05 ml

Percobaan selanjutnya yaitu penentuan konsentrasi larutan CH3COOH (asam asetat)


dengan larutan NaOH. Atau disebut juga titrasi asam lemah dengan basa kuat karena asam
asetat merupakan asam lemah dan NaOH merupakan basa kuat. Dalam percobaan ini masih
menggunakan fenoftalein karena masih menggunakan titran basa yaitu NaOH. Reaksi antara
CH3COOH dengan NaOH merupakan reaksi ion karena terjadi antara ion dengan ion.
Persamaan reaksinya : CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l). Setelah sampel
mulai berubah warna dan warnanya menjadi merah muda seulas, titrasi dihentikan dan
didapatkan volume yang dibutuhkan yaitu 9,50 ml.

Percobaan terakhir yaitu penentuan konsentrasi NH4OH dengan larutan HCl. Jenis
titrasi asam-basa pada percobaan ini yaitu titrasi antara basa lemah dan asam kuat karena
NH4OH merupakan basa lemah dan HCl merupakan asam kuat. Dalam percobaan kali ini,
NH4OH ditetesi metil jingga sehingga larutan berubah warna menjadi jingga, metil jingga
digunakan karena akan bereaksi dengan asam dan tidak akan bereaksi dengan basa. Larutan
berubah warna menjadi warna jingga dikarenakan indikator ini memang berwarna jingga.
Proses selanjutnya sama yaitu mentitrasi sampel. Kemudian setelah didapat warna jingga-
merah, proses titrasi dihentikan dan didapatkan volume yang dibutuhkan yaitu 12 ml.
Persamaan reaksi dari percobaan ini adalah NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l).
Setiap percobaan dilakukan duplo atau pengulangan sebanyak dua kali agar didapatkan
hasil yang maksimal dan dapat membandingkan antara hasil pertama dan kedua. Reaksi dalam
percobaan ini merupakan reaksi ion dan reaksi asam basa yang akan menghasilkan garamnya.

Kesimpulan

1. Asam Oksalat dapat digunakan untuk membuat larutan baku primer untuk mentitrasi
suatu larutan.
2. Titrasi asam basa ada 3, yaitu antara asam kuat dengan basa kuat, antara asam lemah
dengan basa kuat, dan antara asam kuat dengan basa lemah.
3. Konsentrasi (dalam percobaan ini normalitas) didapatkan dengan mengetahui volume
titrat dan volume titran yang dibutuhkan kemudian menggunakan rumus titrasi yaitu
V1N1=V2N2. Normalitas untuk NaOH adalah 0,0990 N, untuk HCl adalah 0,0805 N,
untuk CH3COOH adalah 0,0950, dan untuk NH4OH adalah 0,1220 N.

Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid II Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Chang, Raymond. 2010. Chemistry 10th Edition. New York : McGraw-Hill.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai