Taman budaya adalah tempat bagi seniman untuk mengekspresikan kepiawaiannya dalam
berkesenian, khususnya seni tradisional. Tempat ini dibangun oleh pemerintah Jawa Barat
untuk memelihara dan melestarikan seni budaya daerah maupun kontemporer, tidak hanya
kesenian Jawa Barat saja melainkan juga kesenian daerah di seluruh Indonesia. Kesenian
tradisional yang ditampilkan di Taman Budaya banyak diminati oleh wisatawan domestik
maupun wisatawan asing.
Klik gambar di atas untuk menampilkan beberapa foto Taman Budaya yang lebih besar.
Taman budaya juga menyediakan pelatihan seperti latihan gamelan, piano, dan pencak silat
yang sifatnya tentative (informasi lebih lanjut perlu dikonfirmasi terlebih dahulu dengan
pihak Taman Budaya). Selain itu, jika ada seniman yang mau mengadakan acara khusus
seperti teater, gedung teater tertutup di dalamnya bisa disewakan.
Lingkung Seni Daya Sunda merupakan tempat untuk pertunjukan seni dan budaya yang
terletak di dalam area Kebun Binatang Bandung (Kebun Binatang Tamansari). Tempat ini
didirikan oleh Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat untuk mengembangkan
dan melestarikan seni tradisional daerah, seperti Tari Ketuk Tilu, gamelan, dan pencak silat.
Biasanya pertunjukan tersebut akan dipentaskan oleh sekitar 20 seniman. Pertunjukan Tari
Ketuk Tilu rutin diadakan setiap Minggu pertama, kedua, dan ketiga, sedangkan pencak silat
setiap Minggu keempat, di setiap bulannya.
Sirkulasi
Balai sarbini memiliki 2 akses utama sebagai pintu masuk, yaitu pintu masuk melalui drop off
dan pintu masuk melalui Mall Plaza Semangi.
Akses melalui drip off, memiliki 2 pintu utama yang dikondisikan untuk keluar atau masuk
pengunjung/ penonton.
Akses melalui dalam Mall Plaza Semanggi dibagi 3, yaitu pintu masuk untuk penonton, loading
dock, dan pintu masuk untuk pemain/ artist. Akses ini juga dikondisikan sebagai jalur darurat.
Pengunjung : Masuk (main entrance) lobby tangga duduk (Kursi Penonton/ Tribun)
Tangga exit
Pengelola/ staf : Masuk (entrance mall) Bekerja (R. Pengelola)
Artis/pemain : Masuk (main entrance atau entrance mall) artist room stage exit.
Teknisi acara : Masuk (entrance mall) ruang kontrol backstage
Staf Properti (EO) : Masuk (loading dock) gudang backstage
Jalur darurat : Tribun/ Panggung exit mall
Set Audience
Pola tatanan tempat duduk untuk penonton berbentuk setengah lingkaran dan memiliki ruang
yang dapat digunakan sebagai seat maupun stage tambahan sesuai dengan kebutuhan. Bagian
tengah audiotorium jika dilakukan penambahan kursi dapat menmpung sebanyak 208 kursi.
Namun biasanya pada bagian tengah audiotorium digunakan untuk penonton festival (Berdiri).
Tujuan dibuat bentukan pola kursi dengan setengah lingkaran adalah agar penonton
menddapatkan orientasi visual yang baik ke arah panggung.
Tatanan Kursi
Kursi penonton berupa undakan yang dilapisi oleh karpet sehingga penonton bisa mendapat
visualisasi yang baik. Selain kursi pada tribun terdapat kursi tambahan pada area balkon.
Kursi yang disediakan oleh Balai Sarbini terdiri dari 2 macam, kursi permanen dan non-
permanen. Kursi permanen adalah kursi VIP yang berjumlah 46 kursi dengan menggunakan kursi
busa. Sedangkan kursi non-permanen adalah kursi tribun pada sektor B-I dan balkon yang
berjumlah 1046 kursi.
Tata Cahaya Dan Suara
Semua tata cahaya & suara dilakukan dengan program yang dikendalikan dari ruang kontrol.
Pihak balai sarbini menyediakan teknisi selama operasional pagelaran. Pihak Balai Sarbini sudah
menyediakan sound system dan lighting, sehingga bagi para pihak EO/ Panitia tidak
diperkenankan untuk membawa lighting dan sound tambahan dari pihak vendor.
Suara
Cahaya
Tiket pengunjung
Ada 2 cara pembelian dan pengecekan tiket yang semuanya diserahkan pada penyelenggara acara
yaitu kepada panitia/ EO. Umumnya penjualan tiket dilakukan secara online dan pengecekan tiket
dilakukan di depan pintu masuk oleh panitia sementara untuk penjualan tiket ditempat dialkukan
di depan pintu masuk juga. Tidak ada loket tiket untuk menunjang aktifitas ini, semuanya
dilakukan di depan pintu masuk/ meja yang disediakan di entrance. Setelah penonton membeli
tiket, penonton menunggu di lobby balai sarbini sebelum memasuki auditorium.
Utlitas
AC menggunakan sentral dengan ruang ahu yang berada dibelakang panggung. semua jaringan
utilitas berada dilangit-langit tepi dan terhalangi oleh plat beton. Sama seperti sprinkler,
jaringannya hanya ada dijalur sirkulasi tribun atas yang terhubung sengan pintu darurat/ pintu
yang menuju ke mall.
Auditorio De Tenerife, Spanyol
Konsep
Pencahayaan
Calatrava mendesain bukaan-bukaan alami sehingga cahaya dapat masuk, terutama di bagian Hall
dan Foyer menuju Chamber Symphony. Warna putih mendukung cahaya sehingga dapat berpendar
dan membias ke dalam.
Saung Udjo Bandung
Berlokasi di Jalan Padasuka No.118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia. Akses Untuk
mencapai tempat ini, jika naik kendaraan pribadi Dari Arah Jakarta, pilih arah cipulara ng. Naik
ke jembatan layang Pasopati, ikuti papan petunjuk ke Arah Cicaheum. Sekitar 100 meter
sebelum Terminal Cicaheum, ikuti papan petunjuk menuju Jalan Padasuka. Anda akan menemui
petunjuk ke lokasi. Anda juga dapat menggunakan angkutan umum sebagai pilihan. Dari
Surapati, Turun di perempatan Padasuka (100 meter sebelum Cicaheum), lanjutkan dengan
berjalan kaki atau naik ojek menuju Saung Udjo (500 meter).
Dengan suasana tempat yang segar udaranya dan dikelilingi oleh pohon-pohon bambu, dari
kerajinan bambu dan interior bambu sampaialat musik bambu.Disamping pertunjuka n rutin
setiap sore, Saung Angklung Udjo telah berkali- kali mengadakan pertunjuka n khusus yang
dilakukan pada pagi atau siang hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi
Saung Angklung Udjo saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik di dalam
maupun di luar negeri, pada bulan Agustus tahun 2000 diSasana Budaya Ganesha ITB, Bandung,
Saung Angklung Udjo mengadakan konser kolaborasi dengan penyanyi cilik yang dijuluki Shirley
Temple-nya Indonesia, yaitu Sherina.S aung Angklung Udjo tidak terbatas pada hanya menjual
seni pertunjukan saja, berbagai produk alat musik bambu tradisional
(angklung,arumba,calungdan lainnya) dibuat dan dijual kepada para pembeli
Studi Literatur
Studi literatur dalam perancangan gedung kesenian theater ini mengambil refrensi dari buku
Building For the Performing Arts Karangan Ian Appleton. 26
Parkir
Parkir untuk publik
Entrance Pulik
Display eksternal seperti nama
gedung, perusahaan, poster dan iklan,
banner dan bendera mengenai
pertunjukkan yang sedang dan akan
dilaksanakan harus diberi
pencahayaan ketika gelap.
Kanopi harus memberi
perlindungan bagi pejalan kaki yang
mau masuk ataupun penonton yang
melakukan drop off dari cuaca.
Ditempatkan disepanjang pintu masuk
utama.
Dua lapis pintu masuk pada
entrance dan lobi mengurangi bising
dan mencegah penetrasi kebisingan
kedalam area foyer. Pintu otomatis
baik untuk pengguna kursi roda. Jarak
antar pintu sebaiknya minimum 2m.
Beberapa pasang pintu akan sangat
membantu memudahkan kedatangan
dan kepergian penonton jika lobi
cukup besar dan banyak dengan
jumlah pintu berdasarkan puncak
pergerakan.
Akses dan parkir seharusnya
memudahkan penumpang dengan
taksi, mobil dsb untuk melewati area
entrance. Bagian parkir harus
memiliki jalan tersendiri untuk
terhubung dengan entrance.
Jalur keluar diakhir pertunjukkan
sebaiknya menggunakan pintu yang
berbeda tetapi menuju kembali ke
entrance.
Area akses untuk booking tiket dan
menuju restoran sebaiknya dipisahkan
dari publik
500mm-522mm (berlengan)
450mm (tanpa lengan)
430-450mm kemiringan 7-9
600-720mm , 425-500mm
(kursi lipat)
50mm, tinggi dari permukaan
lantai 600mm
Untuk Standart tempat duduk 500mm-522mm (berlengan)
penonton adalah sebagai 450mm (tanpa lengan)
berikut: Lebar kursi
Sandaran kursi 430-450mm kemiringan 7-9
Tinggi kursi 600-720mm , 425-500mm
(kursi lipat)
Lengan kursi 50mm, tinggi dari permukaan
lantai 600mm
Jumlah kursi dalam baris
22 kursi jika terdapat 2
koridor
11 kursi jika 1 koridor
Lebih dari 22 kursi untuk
continental seating
Gangways (koridor)
Lebar minimal 1100mm,
difabel 1200mm
Kemiringan ramp 1.10 dan
1.12 untuk difabel
Handrail diperlukan untuk
koridor yang jauh daridinding;
elevasi menurun mulai dari
600 mm; dengan kemiringan
25 . Ketinggian handrail 900
mm-1200 mm dari lantai,
dimensi handrail 100mm