Anda di halaman 1dari 2

Contoh Penentuan Indeks Miller, SI, dan Proyeksi Dasar Stereografis

Kelas: ditrigonal dipiramidal


Form: prisma ditrigonal dan pinakoid

a3
m

7/2 a2
c a2
m
m
a1

7/5 a3

Salah satu cara penentuan Indeks Miller:


Gambar kiri merupakan kenampakan 3D model kristal dengan notasi Indeks Miller
dinyatakan dalam (hkl) tanpa menyertakan i. Gambar kanan merupakan kenampakan
2D tegak lurus sumbu kristalografi c. Model animasi interaktif 3D ini sudah diupload
pada Model 7 (Heksagonal).
Pada gambar kanan, garis putus-putus yang membentuk heksagonal merupakan garis
bantu untuk penentuan sumbu-sumbu kristalografis, dimana sumbu-sumbu tersebut
akan tegak lurus dengan masing-masing sisi heksagonal.
Bidang yang akan ditentukan Indeks Miller-nya diberi tanda dengan garis warna merah.
Bidang tersebut memotong 1 satuan panjang a1; 3,5 satuan panjang a2 atau 7/2 a2;
dan 1,4 satuan panjang a3 atau 7/5 a3. Garis warna biru merupakan perpanjangan
sumbu kristalografis dan bidang yang akan ditentukan Indeks Miller-nya.
Dengan demikian resiprokal perpotongan sumbu-sumbu kristalografis horisontal adalah
1/1 ; -2/7 ; -5/7.
Diperoleh Indeks Miller bidang berwarna merah (h k i l) = (7 2 5 0).
Kristal tersebut dibentuk oleh form prisma ditrigonal {7 2 5 0} dan pinakoid {0 0 1}.
Pada sumbu c terdapat sumbu rotasi 3 yang tegak lurus dengan bidang cermin sehingga
ekivalen dengan sumbu rotoinversi 6.
Pada sumbu-sumbu kristalografis horisontal terdapat garis normal dari bidang cermin.
Di antara sumbu-sumbu kristalografis terdapat sumbu rotasi 2.
Dengan demikian Simbol Internasional (Herrman Mauguin) adalah 6 m 2.
Proyeksi stereografis model kristal tersebut adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai