Anda di halaman 1dari 2

Hakekat pembangunan perumahan dan permukiman menyangkut kepentingan hajat hidup orang

banyak yang penyelenggaraannya melibatkan banyak unsur. Rumah yang layak di lingkungan
permukiman yang sehat merupakan tempat berlindung dan membina keluarga. Tersedianya berbagai
kemudahan, berupa air bersih, sanitasi, fasilitas persampahan, saluran pembuangan air hujan, dan
sebaginya memberi rasa aman dan nyaman kepada keluarga untuk hidup, berusaha dan bekerja.
Lingkungan permukiman yang sehat disertai dengan perilaku hidup sehat akan mendorong
produktivitas kerja, pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

Pembangunan perumahan dan permukiman pada dasarnya juga berperan dalam peningkatan
kesejahteraan rakyat melalui penciptaan lapangan kerja dan kesempatan usaha. Pembangunan
perumahan, baik dari sisi pelaksanaannya maupun pemanfaatannya, dapat mendorong
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti penyerapan tenaga kerja konstruksi,
penggunaan bahan-bahan bangunan, pembelian berbagai macam perabotan rumah tangga,
pemanfataan rumah sebagai tempat usaha dan sosial. Maka, pembangunan perumahan dan
permukiman dapat bersifat konsumtif maupun produktif.

Berdasarkan kondisi psiko-sosial-ekonomi, permasalahan perumahan dan permukiman yang dihadapi


cukup beragam, diantaranya arus urbanisasi yang pesat, langkanya lahan murah, tingkat disiplin
kebersihan penduduk kota yang masih rendah, lemahnya pengendalian tata ruang, kebutuhan
perumahan yang cukup tinggi, kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, rendahnya
pemahaman masyarakat terhadap rumah dan lingkungan sehat, serta kebiasan-kebiasaan dan tradisi
yang tidak mendukung perilaku hidup sehat. Semua ini dapat menyebabkan kuantitas dan kualitas
perumahan dan permukiman jauh dari harapan ideal, yakni setiap keluarga menempati rumah yang
layak di lingkungan permukiman yang sehat. Pendekatan yang dilakukan untuk penyelenggaraan
perumahan dan permukiman adalah :

Pertama : Berdasarkan azas Tridaya yang bertujuan mendayagunakan komponen masyarakat, usaha,
ekonomi dan prasarana dan sarana lingkungannya. Dalam pendekatan ini kegiatan penyiapan
masyarakat, pemberdayaan kegaiatan usaha ekonomi komunitas, dan pendayagunaan sarana dan
prasarana lingkungan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Kedua : Pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan perumahan dan permukiman merupakan


kegiatan yang berkelanjutan. Pembangunan perlu mempertimbangkan kelestarian dan keseraian
lingkungan dan keseimbangan sumberdaya yang ada dan daya dukungnya sejak tahap perencanaan,
pengelolaan dan pengembangannya. Sehingga tumbuh selaras dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan baik secara ekonomi, lingkungan , sosial dan budaya.

Ketiga : Pembangunan berwawasan kesehatan. Kesehatan lingkungan perumahan dan permukiman


sangat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat yang menghuninya. Selain itu juga sangat
mendukung upaya penanganan permukiman kumuh dan upaya pencegahan terjadinya permukiman
yang tidak sehat (kahficenter. wordpress. com/tridaya_melawan_keterbatasan_mewujudkan
ketergantungan diakses 08/09/2011).
Penanganan perbaikan permukiman kumuh tidak semata-mata melalui kegiatan yang sifatnya fisik,
tetapi yang lebih penting juga bukan fisik yaitu memberdayakan masyarakat.

a. Pemberdayaan

Dengan keterbatasan keuangan negara dan rendahnya kemampuan masyarakat untuk membangun
perumahan dan permukiman sehat, maka pembangunan perumahan dan permukiman tidak dapat
mengandalkan pada peran pemerintah belaka. Oleh karenanya, penanganan masalah dan kebutuhan
akan perumahan perlu didekati melalui berbagai strategi sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada
di masyarakat.

Ada tiga pendekatan atau strategi yang dapat ditempuh untuk pembangunan perumahan dan
permukiman yang melibatkan peran serta masyarakat:

Pertama adalah pendekatan kesejahteraan (welfare strategy) dimana peran birokrasi atau pemerintah
sangat dominan. Dalam pendekatan kesejahteraan ini pemerintah memberi bantuan penuh kepada
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai