SISTEM STARTER
DAN
SISTEM PENGISIAN
SISTEM STARTER
( STARTING SYSTEM)
A. PENDAHULUAN
Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu
mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan. Tenaga untuk
memutarkan mesin pertama kali harus berasal dari luar mesin. Gerakan awal untuk
memutarkan mesin diperlukan untuk melakukan proses kerja mesin mulai dari langkah isap,
kompresi (saat akhir langkah kompresi busi memercik pada motor bensin atau bahan bakar
diinjeksikan pada motor diesel), kemudian usaha (terjadi pembakaran) sehingga mesin dapat
hidup, dan langkah buang. Jadi yang memberikan tenaga pertama kali untuk melakukan
proses kerja mesin berasal dari luar mesin. Sistem yang memberikan tenaga awal untuk
menghidupkan mesin disebut dengan sistem starter.
Sistem starter bekerja untuk mengubah energi listrik dari baterai menjadi energi
gerak (mekanik/putaran). Komponen utama untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik adalah motor listrik. Motor ini harus dapat membangkitkan momen puntir yang
besar untuk dapat memutarkan mesin saat pertama kali dihidupkan. Kecepatan minimum
yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung dari konstruksi dan
kondisi kerja mesin.
Jika penghantar yang dialiri arus listrik seperti ditunjukkan gambar 2 ditempatkan di
dalam suatu medan magnet , maka garis-garis gaya magnet dari kutub utara ke kutub
selatan akan berbelok mengikuti arah garis gaya magnet yang berasal dari penghantar.
Garis-garis gaya magnet dari kutub utara ke selatan tersebut akan berbelok ke bagian atas
penghantar. Apabila garis-garis gaya magnet yang berbelok itu diumpamakan sebagai
karet, maka karet itu akan mendorong penghantar ke arah bawah. Demikian juga dengan
garis-garis gaya magnet tersebut akan mendorong penghantar untuk bergerak atau
terlempar ke bawah.
Gambar 3: Efek penghantar yang dialiri arus dalam suatu medan magnet
Arah gerakan penghantar yang dialiri arus digambarkan dengan hukum tangan kiri
Fleming. Jari telunjuk menggambarkan arah medan magnet dari utara ke selatan, jari
tengah menunjukkan arah arus, dan ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar. Pada
gambar 3, arah aliran arus adalah meninggalkan kita sehingga medan magnet berbelok ke
atas dan mendorong penghantar bergerak ke bawah. Jika penghantar tersebut dibentuk
seperti huruf U dan diletakkan dalam suatu medan magnet, maka arah aliran arusnya ada
dua yaitu mendekati dan menjauhi kita. Kedua arah arus ini akan membentuk medan
magnet yang arahnya berbeda pula sehingga garis-garis gaya magnet (gambar 4) akan
berbelok ke arah bawah (pada arus yang mendekati kita) dan berbelok ke atas (pada arus
yang meninggalkan kita). Hal ini akan menimbulkan arah gerakan penghantar yang
berbeda, satu ke atas dan satu ke bawah.
Gambar 4: Penghantar dengan bentuk U dalam medan magnet
Gerakan naik dan turun ini hanya terjadi satu kali saja karena arus tidak dapat
berubah arah dengan sendirinya. Untuk mendapatkan putaran yang kontinyu, gerakan ini
harus terjadi berulang-ulang dengan cepat dan arah arus yang mendekati kita harus selalu
berada di sisi sebelah kiri dan arus yang meninggalkan kita harus selalu berada di sisi
sebelah kanan. Untuk itu, maka dipasang suatu komponen yang berfungsi untuk menjamin
sisi sebelah kiri adalah arus yang mendekati kita dan sebelah kanan adalah arus yang
meninggalkan kita. Komponen ini adalah cincin belah (komutator) yang dipasang pada
ujung penghantar. Satu segmen untuk sisi kiri dan satu segmen untuk sisi kanan. Pada
masing-masing segmen komutator terdapat sikat. Sikat berfungsi untuk mengalirkan arus
dari baterai ke komutator.
Apabila penghantar sebelah kiri terdorong ke atas dan yang sebelah kanan terdorong
ke bawah, maka kedua penghantar tersebut juga menyebabkan komutator ikut berputar
pada porosnya. Komutator akan berputar searah jarum jam, dan komutator yang
berhubungan dengan sikat negatif akan bergerak menjauhi sikat negatif, begitu pula
komutator yang berhubungan dengan sikat posistif akan menjauhi sikat posistif. Karena
efek putaran ini, komutator yang bertanda negatif akan mendekati sikat positif dan
kemudian terhubung dengan sikat positif. Sekarang, komutator yang semula berhubungan
dengan sikat negatif berganti dan berhubungan dengan sikat positif dan komutator yang
semula berhubungan dengan sikat positif berganti dan berhubungan dengan sikat negatif.
Proses tersebut terjadi secara berulang sehingga kumparan akan terus berputar.
Gambar 6: Rangkaian dasar motor starter
Sistem starter dengan motor starter tipe planetari pada prisipnya sama dengan
sistem starter lainnya. Motor starter jenis planetari termasuk pada jenis motor starter
reduksi karena putaran armatur diturunkan untuk mendapatkan tenaga putar yang lebih
kuat. Mekanisme penurun putaran pada motor jenis ini menggunakan unit roda gigi
planetari. Reduksi model planetari memungkinkan motor starter bekerja pada kecepatan
tinggi dibandingkan dengan motor starter tipe konvensional. Kecepatan motor yang
lebih tinggi menghasilkan torsi yang lebih besar. Keuntungan dari motor starter jenis
ini adalah lebih kompak, lebih ringan, dan output torsi yang lebih besar.
Berikut ini dijelaskan secara singkat fungsi komponen pada sistem starter.
Penjelasan secara rinci bagian-bagian dari motor starter dijelaskan pada bagian khusus
yang membahas sistem starter dengan motor starter konvensional, reduksi, dan planetari.
1. Baterai
Baterai pada sistem starter berfungsi sebagai sumber energi yang menyediakan
arus listrik sehingga motor starter dapat bekerja dan memutarkan mesin.
2. Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk mengaktifkan sistem starter dengan memberikan
arus dari terminal ST (starter) pada kunci kontak ke solenoid. Skema kunci kontak dan
terminal-terminalnya digambarkan pada gambar di bawah ini. Pada sistem starter,
terminal yang dipakai adalah terminal ST dan dihubungkan dengan motor starter pada
terminal 50.