Kebutuhan akan bahan bakar minyak tersebut semakin meningkat setiap tahun
sehingga memicu perkembangan ilmu pengetahuan untuk mencari minyak dan gas
bumi tersebut. Minyak bumi dan gas biasa terdapat jauh dibawah dasar laut. Pemetaan
geologi dan survey seismic digunakan untuk mendeteksi keberadaannya, namun hanya
dengan pengeboran kita baru dapat memastikannya.
1
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
e. 1901
Penemuan Minyak permukaan Anthony Lucas, seorang engineer tambang
dari Louisiana, mempunyai teori bahwa minyak bumi dapat ditemukan pada
kubah-kubah garam di kerak bumi. Tahun 1902 dia berhasil membuktikan
teori tersebut dengan menemukan sumber minyak di Spindletop, dekat
Beaumont, Texashe. Itu berupakan penemuan pertama yang melahirkan
metode pengeboran berputar (rotary drilling) pertama.
f. 1901-1920
Kebutuhan meningkat penemuan produksi besar-besaran dibidang otomotif
dan pemanas ruangan yang menggunakan gas dan minyak menyebabkan
terjadinya peningkatan kebutuhan akan minyak bumi. Perang Dunia I
menyebabkan permintaan akan produk-produk minyakpun semakin
meningkat termasuk jenis-jenis baru yang digunakan untuk bahan bakar
pesawat. Hal tersebut diatas sudah jelas menimbulkan peningkatan
kebutuhan sumber minyak baru, proses penyulingan dan sistem
transportasinya.
g. 1920-1940
Metode penyulingan baru Untuk dapat memenuhi peningkatan permintaan
akan kebutuhan minyak, para ahli mengembangkan metode-metode baru
untuk meningkatkan jumlah bahan bakar minyak dan produk lainnya yang
dapat diperoleh dari satu barrel minyak bumi mentah. Proses-proses dan
metode baru tersebut akhirnya menghasilkan berbagai produk baru dari
minyak bumi.
h. Saat ini
Bidang petrochemicals telah berkembang sedemikian rupa sehingga
menjadikan minyak sebagai salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan
manusia saat ini
3. Sejarah Perkembangan Minyak di Indonesia
Kepulauan Indonesia terkenal semenjak dahulu kala karena kekayaannya akan rempah-
rempah yang banyak di cari oleh para pedagang dari Jepang, Cina, pedagang Islam dari
Timur Tengah bahkan para penjelajah dan pedagang dari Eropa. Namun kekayaan
Indonesia terbesar yang tidak tersentuh hingga akhir abad 19 ada dibawah permukaan
bumi - Minyak bumi dan gas.
2
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
BBM terdiri dari berbagai jenis hydrocarbons yang berasal dari minyak bumi, dan sering
pula terdiri dari campuran-campuran lain. Sifat mudah menguap di dalam mesin
menentukan jenis hydrocarbons dan campuran yang digunakan pada BBM. Sifat mudah
menguap tersebut disebut dengan volatility. Karena minyak bumi mentah mempunyai
kadar volatility yang lebih rendah dan tinggi dari BBM, maka BBM harus dipisahkan dari
minyak bumi mentah melalui proses destilasi, namun karena dengan proses tersebut
jumlah BBM yang diperoleh sangat sedikit maka minyakk bumi mentah harus melalui
proses penyulingan yang lebih komplek. Penyulingan minyak bumi mentah tersebut
akan mengubah kadar volatility hydrocarbons yang lebih rendah atau lebih tinggi dari
BBM menjadi sama dengan BBM.BBM yang dihasilkan merupakan campuran dari
hydrocarbon-hydrocarbon dengan kadar volatility yg sama.
Komposisi dan sifat dari BBM ditentukan dari jenis dan kandungan minyak bumi mentah
asalnya, metode penyulingan yang digunakan dan tergantung dari sifat zat-zat
campuran yang ditambahkan untuk meningkatkan mutu BBM.
3
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Tabel 1:
Hydrocracking:
Proses penguraian katalis dari hydrogen di atmosfir
lsomerization:
Konversi low-octane hydrocarbons menjadi high octane.
Re-forming:
Proses katalis untuk merubah struktur hydrocarbon ke bentuk yang lebih diinginkan
(high octane).
Beberapa penjelasan tentang bahan bakar minyak (BBM) dan pelumas akan diuraikan
pada bab selanjutnya.
4
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Minyak batu bara dan minyak alam (sperm oil) adalah bahan bakar yang digunakan
pada waktu minyak bumi belum diketemukan. Pabrik penyulingan batu bara sebanyak
60 buah didirikan sejak tahun 1852-1859, menghasilkan bahan bakar yang digunakan
untuk aktivitas roda perekonomian. Permintaan bahan bakar yang meningkat
mendorong perusahaan-perusahaan mencari sumber minyak dan mengebornya. Sekitar
daerah Pensilvania banyak sekali sumur yang dibor untuk mendapatkan minyak.
Penemuan minyak bumi pertama di Amerika terjadi tahun 1859 oleh Edwin L.Drake
seorang pensiunan pegawai Kereta Api, ini merupakan pengeboran minyak yang
berhasil pertama kali. Kemudian (didirikan Kilang penyulingan minyak pertama di
Titusville, Pensilvania pada tahun 1960 olell William Barnsdall dan William A. Abbott.
Namun ternyata di Rusia telah ada pengilangan minyak sejak tahun 1735, meskipun
prosesnya tidak jelas benar.
Pada mulanya distilasi (penyulingan) dilaksanakan secara ombyokan (batch), artinya
umpan minyak yang akan didistilasi dipanasi, kalau sudah habis baru mengambil
ombyok berikutnva. Teknologi Proses distilasi berjalan cepat namun baru tahun 1912
didirikan kilang distilasi minyak secara kontinyu. Perkembangan teknologi terus berlaniut
bahkan teknologi bidang minyak menjadi pelopor kecuali prosesnya lebih efisien
ditentukan juga proses yang lain, sehingga produk minyak bumi makin luas
penggunaannya.
Produksi minyak suling antara tahun 1860 - 1885 hanya kerosene atau minyak bakar
yang sebenarnya bercampur dengan naphta, yang titik nyalanya rendah. Kemudian
karena banyak terjadi kebakaran, maka dibatasi titik nyalanya. Kemudian antara tahun
1885 - 1900 minyak pelumas mineral mulai dikenal, pada saat itu orang masih
beranggapan bahwa minyak pelumas tumbuh-tumbuhan dan hewan yang terbaik.
Secara pesat pelumas mineral dari jenis minyak paraffin, menguasai perdagangan dan
minyak tumbuh-tumbuhan dan hewan mulal ditinggalkan. Tahun 1900 - 1914 bensin
(premium) mulai diminati dan menjadi produk andalan kilang minyak. Bersamaan
dengan itu penemuan ladang minyak baru makin banyak, demikian juga penelitian dan
penemuan teknologi minyak berjalan pesat diantaranya perbaikan sifa-sifat bensin.
Kemudian tahun 1914 -- 1925 kebutuhan bensin makin bertambah, pada saat itu
ditemukan pula fraksi-fraksi lain minyak bumi. Proses perengkahan panas (thermal
cracking) mulai di tingkatkan, diikuti oleh proses yang lain.
Tahun 1920 industri listrik mulai menggunakan fraksi minyak bumi dan kebutuhannya
meningkat terus sampai saat ini. Periode 1925 - 1929 industri minyak berkembang dan
menggunakan praktisi kimia teknik dan juga tenaga muda ahli bidang kimia teknik
untuk bekerja menangani dan mengembangkan industri minyak. Pada saat itu mulai
dikembangkan memperbaiki kualitas bahan bakar (treating process technology)
misalnya proses Adeleanu untuk memperbaiki smoke point kerosene. Pada tahun 1929 -
1935 permintaan premium dengan angka oktan tinggi (high octant number gasoline)
meningkat dengan tajam. Perkembangan proses sekunder meningkat diantaranya unit
perengkahan bentuk gas (vapor-phase cracking unit). Unit Reforming, dan hydrogenasi
process. Pada saat ini pula ditemukan methode solvent-dewaxing sehingga mulai
diproduksi minyak pelumas dengan indek kekentalan yang tinggi.
Penggunaan tetraethyl-lead, mulai digunakan untuk meningkatkan angka oktan. Tahun
1935 1941 perkembangan proses perengkahan menimbulkan masalah terbentuknya
karet (gum) dari senyawa tidak jenuh yang mengganggu mesin kendaraan. Masyarakat
5
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
mulai dikenalkan bensin berwarna dan minyak pelumas yang memiliki sifat-sifat unggul
karena ditambah additives. Tahun 1941 - 1947 produksi minyak pelumas yang ditambah
additives makin membanjiri pasar, dan mulai dikembangkan pembuatan bahan baku
pelumas dari non minyak. Perang Dunia II, meningkatkan permintaan solar atau minyak
diesel. Pada saat yang sarna dikenalkan pembuatan microcrystalline waxes dan ban dari
fraksi minyak. Perkembangan mesin kendaraan diimbangi diproduksinya bensin dengan
angka oktan 100 setelah perang dunia II selesai, permintaan meningkat dengan pesat.
Petro kimia baru berkembang tahun 1941 - 1957.
Minyak bumi terdiri dari bermacam-macam jenis hidrokarbon, namun hanya beberapa
jenis yang dominan antara lain :
a. Jenis Paraflin (CnH2n+2) mempunyai sifat sangat stabil, reaksi dengan gas chloor,
banyak terdapat hampir pada semua jenis minyak bumi. Paraffin wax (lilin)
adalah rangkaian yang lurus dan bercabang.
b. Jenis Olefin atau jenis Ethylene (CnH2n) terdiri dari senyawa tidak jenuh, mudah
bereaksi dengan gas chloor, asam chlorida dan asam sulfat. Olefin yang titik
didihnya rendah tidak terdapat dalam minyak bumi tetapi biasanya terdapat
pada minyak hasil perengkahan (cracking).
c. Jenis Naphthene (CnH2n) meskipun mempunyai tipe sama dengan Olefin, namun
memiliki sifat yang berbeda. Naphthene memiliki senyawa cincin (cyclic
compounds) yang jenuh, sedangkan Olefin senyawa lurus yang antara
karbonnya ada senyawa tak jenuh.
d. Jenis Aromatik (CnH2n-6) biasa disebut jenis benzene, jenis ini mudah bereaksi
dengan senyawa organik lain. Minyak bumi jarang yang mengandung senyawa
benzene atau toluene, tetapi minyak bumi dari Sumatra dan Kalimantan
mengandung senyawa aromatik.
e. Jenis Diolefin (CnH2n-2) sifatnya hampir sama dengan olefin tetapi lebill aktif,
bahkan dapat membentuk polimer dengan senyawa tidak jenuh lainnya menjadi
6
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
molekul yang besar semacam karet (gum). Jenis diolefin tidak ada dalam minyak
bumi, hanya ada pada hidrokarbon rengkahan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minyak bumi hasil tambang mengandung
Paraffin, Naphyhene, dan Aromatik saja. Sedangkan bahan bakar minyak hasil olahan
minyak bumi mengandung Paraffin, Olefin, Naphtene, Aromatik dan Diolefin. Perlu
dipahami juga bahwa tidak ada minyak bumi yang hanya mengandung satu jenis
senyawa, tetapi selalu merupakan campuran semua jenis, yang membedakan hanya
persentase campurannya saja.
Pipa bor akan menembus batu-batuan, bila kedalaman sudah sedalam pipa maka pipa
disambung lagi. Pipa bor digerakkan dengan motor besar. Untuk mendinginkan pipa bor
dilumuri dengan lumpur bor, yang dibuat dari lempung spesial senyawa kimia dan air
didorong kebawah kedalam lubang. Apabila mata bor telah mencapai lapisan gas,
minyak dan air, maka ada reaksi balik dari tekanan lumpur yang didorong kebawah tadi.
7
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Dengan suatu pengontrol yang baik maka lumpur akan menutup aliran gas, minyak dan
air keatas. Persiapan pemipaan minyak harus segera dilakukan dan juga tangki
penampungnya.
Photo courtesy California Department of Conservation: Division of Oil, Gas, & Geothermal
Resources
Gb. Pompa pada oil well
Tekanan alami biasanya mampu menaikkan minyak mengalir keatas, seandainya tidak
mampu terpaksa dipasang pompa. Minyak ini bercampur dengan gas dan air, maka
perlu dipisahkan dalam separator. Minyak yang murni dialirkan ke tanki produksi.
8
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Pengangkutan minyak mentah dari negara produsen minyak bumi ke negara industri
pengolahan minyak yang jaraknya ribuan mil, hanya mungkin dengan menggunakan
jasa angkutan kapal tanker. Pengunaan transportasi jaringan pipa antar benua melalui
samudera membutuhkan biaya yang sangat tinggi, jadi penggunaan angkutan dengan
tanker adalah yang paling murah dengan kapasitas angkutan ribuan barrel. Jenis tanker
dibedakan menjadi :
Tanker minyak hitam mengangkut minyak mentah atau Residu atau BBM berat.
Tanker minyak putih mengangkut BBM premium, super, kerosene, solar atau
naptha,
Tanker gas mengangkut LNG atau LPG.
Tanker yang hanya mengangkut satu jenis minyak/gas disebut "single great",
sedangkan yang memuat lebih dari satu jenis disebut "multi great". Ukuran tanker
bermacam-macam, tergantung dari jumlah minyak yang diangkut. Mengingat
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan maka untuk minyak menggunakan
pelabuhan/dermaga tersendiri, di Indonesia disebut pelabuhan khusus minyak yang
dikelola oleh PERTAMINA. Pada setiap pelabuhan minyak harus tersedia bermacam-
macam fasilitas diantaranya air, uap air, udara, instrumen, alat penanggulangan
pencemaran minyak dan lain-lain.
9
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Untuk mengeluarkan produknnya dibuat lubang pipa pada dinding kolom, sehingga
cairan dari beberapa dulang akan mengalir jadi sat produk. Pada umumnya pipa produk
ada 6 buah dinataranya adalah (1) produk Gas (fraksi yang paling ringan) diambil dari
puncak kolom, (2) produk Naphtha fraksi ini calon untuk membuat Premium, (3) produk
kerosene fraksi ini untuk BBM rumah tangga, (4) produk solar untuk otomotif
(Automotive Diesel Oil =ADO). (5) produk solar untuk Industri (Industrial Diesel
Oil=IDO), dan yang (6) produk residu keluar dari dasar kolom.
Produk terakhir ini disebut "Long Residue" kelak akan diproses lagi dalam kolom distilasi
yang tekanannya lebih rendah dari suhu atmosfir yang disebut distilasi vacum. Hal ini
dilakukan agar fraksi berat mendidih pada suhu lebih rendah, sehingga tidak terjadi
perengkahan.
Produk (1) yang keluar dari kolom distilasi masih panas dan berupa gas maka perlu
dikondensasikan melalui alat yang disebut kondensor, dengan pendingin air, sehingga
dapat dipompa masuk tanki yang akan diproses menjadi BBM pesawat terbang. Produk
yang lain masih panas perlu didinginkan dengan alat yang disebut cooler, dengan media
pendingin air. Ada kalanya panas produk tersebut masih tinggi terutama residu,
dimanfaatkan oleh umpan minyak lainya disebut penukar panas (heat exchanger).
Proses distilasi atmosfer (tekanan dislilasi 1 atm) disebut proses primer, sedangkan
proses lanjutan disebut proses sekunder.
Vacum distilasi adalah meredistilasi long residu untuk mendapatkan bermacam-macam
produk antara lain, lilin, bahan baku minyak pelumas, aspal, dan mempersiapkan umpan
untuk perengkahan yang, kandungan karbonnya sedikit. Pada dasarnya operasinya
hampir sama dengan distilasi atmosferik, hanya tekanan dalam kolom distilasinya lebih
rendah. Kolom yang dipakai lebih besar. Cara membuat vacum dengan menarik gas
dengan vacum jet. Hasil distilasi vacum sebagian besar adalah fraksi yang lebih berat
dari pada IDO, ialah Light Vacum Gas Oil (LGO), Heavy Gas oil (HGO) dan vacum residu
(Short Residue). Hasil-hasil dari distilasi atmosfer yang langsung dapat dipakai oleh
konsumen adalah Kerosene, solar untuk mobil dan untuk industri, sedang yang lain
perlu diproses lebih lanjut.
10
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Hasil gas untuk menghasilkan elpiji (LPG = liquid Pressure Gas) harus melalui proses
sitabiliser. Hasil naptha belum dapat digunakan untuk BBM mobil karena angka
oktannya yang rendah (kurang dari angka oktan standard Premium 87), untuk
meningkatkan angka oktan perlu proses yang disebut feforming, yang terdiri dari
beberapa macam yaitu (1) thermal reforming dan (2) catalitic reforming (platforming),
hasilnya bukan saja gasoline yang angka oktannya tinggi tetapi juga gas. Hasil gas oil
(LGO dan HGO) belum dapat langsung dipakai oleh konsumen perlu diproses lagi untuk
mendapatkan produk yang sesuai spesifikasi yang diinginkan, melalui proses
perengkahan (cracking).
Proses ini ada dua macam yaitu (1) thermal cracking dan (2) catalytic cracking. Proses
perengkahan selmula hanya untuk memenuhi kebutuhan gasoline untuk motor bakar,
tetapi saat ini sudah berkembang untuk BBM yang lain. Prinsip proses perengkahan
adalah memecah senyawa fraksi berat (rantai panjang) menjadi fraksi yang lebih ringan
(rantai pendek). Produk perengkahan lalu diredistilasi untuk mendapatkan produk yang
sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Pada proses perengkahan panas (thermal cracking), terjadi pemecahan rantai ikatan
antar karbon karena tenaga panas. Proses ini dikembangkan sejak tahun 1912 dan
masih ada yang mengoperasikannya di beberapa kilang minyak. Proses perengkahan
yang banyak dioperasikan saat ini menggunakan catalisator, suatu senyawa kimia yang
mempercepat reaksi kimia tetapi tidak memberi pengaruh pada kualitas produk.
Penggunaan jenis jenis dart jumlahnya sangat tergantung kepada hasil yang
diharapkan. Dalam perdagangan nama katalisator tidak merujuk pada unsur kimia yang
dikandung, tetapi pada kemauan pabriknya. Sehingga pemilihan catalisator sangat
tergantung kepada lisensi proses yang dipilih.
Proses perengkahan catalisator (catalytic cracking) terjadi dalam suatu reaktor (tempat
bercampurnya uap minyak dengan catalisator) yang bertekanan dan bersuhu tinggi,
akibatnya uap minyak berat dipecah menjadi minyak ringan. Dalam waktu tertentu
keaktifan katalisator akan menurun sehingga biaya produksi tidak ekonomis lagi,
sehingga katalisator perlu diregenerasi. Tujuannya untuk memulihkan keaktifan
katalisator dengan membersihkan karbon yang menutupi pori-pori katalisator.
11
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
a. Elpiji (liquid pressure gas) adalah bahan bakar gas yang dipakai dirumah tangga,
restoran dan kantor. Merupakan bahan bakar yang bersih dan praktis, sejenis
bahan bakar gas yang juga digunakan untuk kendaraan disebut BBG dan ada
juga yang digunakan sebagai bahan baku berbagai produk disebut LNG (liquid
natural gas).
b. Gasoline adalah BBM yang banyak dibutuhkan, hampir 45% total produk minyak
bumi diupayakan menjadi BBM ini. Produk ini kebanyakkan berasal dari proses
sekunder karena disaratkan angka oktannya harus tinggi. BBM ini di Indonesia
disebut Premium, Super dan atau benzole. Penggunaannya untuk kendaraan
penumpang, motor dan pesawat terbang yang tidak bermesin jet.
c. Kerosene adalah fraksi lebih berat dari pada gasoline, dan mudah menguap.
Kebutuhan BBM ini lebih rendah dari pada gasoline. Sebelumnya kerosene ini
digunakan untuk lampu penerangan sehingga sering disebut minyak lampu. Saat
ini digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan kegiatan pertanian.
Pemakaian kerosene dinegara-negara berkembang sangat tinggi. Saat ini
dugunakan juga untuk BBM pesawat terbang yang menggunakan mesin jet
disebut DPK (double purpose kerosine)
d. Minyak diesel (Solar), pemakaian BBM ini terus-menerus meningkat, karena
makin pesatnya laju ekonomi. Penggunaan BBM ini untuk transportasi darat, laut
dan mesin-mesin pembangkit tenaga listrik. Kendaraan penumpang, saat ini juga
banyak yang menggunakan solar, karena harga BBM ini relatif lebih murah.
e. Industrial diesel oil (IDO), BBM ini khusus untuk keperluan industri lebih berat
dari pada solar (ADO), namun di Indonesia tidak dibedakan. Disamping itu
digunakan untuk mencairkan BBM yang lebih berat (Residual fuel oil).
f. Residual fuel oil fraksi ini lebih berat dari pada IDO, dalam perdagangan disebut
minyak bakar atau residu, atau minyak bakar hitam. BBM jenis ini digunakan
untuk ketel uap dan dapur di pabrik dengan desain khusus untuk burnernya.
Harganya lebih murah dari pada IDO.
g. Minyak pelumas merupakan sebagian kecil dari produk minyak bumi. Namun
merupakan produk yang paling penting karena diperlukan untuk melumasi
permukaan bagian mesin yang saling, bergesekan dan bergerak untuk
mencegah keausan. Misalnya silinder motor bakar, turbin, gear-box dan
sebagainya.
h. Gemuk (greases) merupakan pelumas yang berbentuk padat, digunakan untuk
bantalan (bearing) yang beroperasi pada suhu tinggi, dan untuk bearing yang
tidak boleh bocor.
i. Lilin (wax) merupakan hasil samping dari kilang minyak pelumas. Penggunaan
lilin untuk packing agar menjadi "water proof atau "vapor proof untuk
kontainer. Kotak roti dan atau makanan yang dibekukan, juga digunakan untuk
12
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
141.5 114.5
Derajad API = -------------- - 131.5 atau Sp.grav. = ---------------
Sp.grav. API - 131.5
Berat jenis suatu cairan dapat diukur dengan derajat Baume untuk cairan yang
ringan dari pada air. Cara ini banyak digunakan di Industri, tetapi hasilnya berbeda
sedikit. Sp.grav atau API diukur dengan alat "hydrometer"atau "pycnometer".Bila
sampelnya terlalu sedikit sekitar 15 ml, maka digunakan "chainomatic".
13
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
b. Tekanan uap (Reid Vapor Pressure / RVP).Testing tekanan uap ini diperlukan untuk
mengetahui berapa tekanan yang terjadi bila cairan tersebut berada pada tempat
tertutup. Hal ini perlu diketahui untuk (a) keselamatan waktu transportasi, (b) untuk
merancang tanki penyimpanan, (c) untuk menghindari "vapor lock" dalam
pembakaran motor bensin dan (d) memudahkan menghidupkan mesin untuk suatu
BBM.
c. Distilasi ASTM (American Standart Testing Material) adalah pemeriksaan produk
kilang di laboratorium, seperti gasoline, naphtha, kerosene, menggunakan referesi
Engler, jumlah sampel yang diambil 100 ml, dipanaskan dengan perkiraan kecepatan
penguapan 5 ml permenit. Alat ini dilengkapi dengan kondensor (mendinginkan uap
supaya mencair). Bila condensat telah menetes dalam 10 menit, temperatur yang
ditunjukan disebut "IBP " (initial boiling point), demikian pula bila condensat sudah
10% (10 ml) temperatur pemanasan perlu dicatat.
Setelah 95% condensat tertampung api dibesarkan dan temperatur tertinggi yang
ditunjukan disebut "EP" (end point). Hasil distilasi ini sangat penting dalam
menetapkan apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan (spesifkasi).
Dalam proses produksi rutin sehari-hari hasil distilasi Laboratorium dilakukan setiap
2 jam, digunakan untuk mengatur kondisi operasi kolorn distilasi.
d. Flash point dan Fire point, temperatur antara kedua titik ini merupakan indikasi titik
didih suatu cairan, yang pada temperatur tersebut bila ada percikan api akan
menyala dan pada temperatur tersebut BBM akan secara kontinyu terbakar. Hal ini
juga berarti bila BBM tersebut kita jaga dibawah temperatur tersebut tidak akan
terjadi kebakaran.
e. Warna BBM, dalam pengolahan minyak di kilang indikasi warna yang gelap
menandakan terjadinya perengkahan karena panas yang tinggi. Tetapi warna
dalam pemasaran BBM hanya untuk membedakan jenis BBM supaya tidak ada
pemalsuan, misalnya umuk premium kuning, untuk Super merah.
f. Pour Point (titik tuang), testing ini untuk mengidentifikasikan adanya wak (lilin)
dalam BBM. Hal ini sangat penting bagi BBM yang digunakan dalam daerah yang
temperaturnya rendah, karena menggangu kecepatan aliran.
g. Knocking test (tes ketukan), testing ini digunakan untuk mengidentifikasikan
Octane Number (ON)" suatu BBM testing ini dilakukan dalam suatu mesin yang
disebut "CFR (Cooperative Fuel Research). Octane Number BBM didifinisikan
sebagai jumlah prosentase volume isooctan yang bercampur dengan normal
heptane.
Jadi caranya melakukan mula-mula mesin CFR dijalankan menggunakan Isooctane
murni dicatat ketukannya, lalu menggunakan Normal Heptane murni dicatat
ketukannya, terakhir menggunakan BBM yang akan dicari ON-nya dan dicatat
ketukan yang dihasilkan. Kemudian dibuat grafik ON vs ketukan dengan anggapan
ON Iso-octane murni 100% dan Normal heptane murni 0% hasil ketukan BBM yang
dicari pada garis ketukan ditarik garis sejajar dengan garis ON maka akan
memotong garis grafik di titik potong tersebut dibuat garis sejajar dengan garis
ketukan sampai mernotong garis ON titik potongnya merupakan ON BBM. Pada
perkembangannya untuk menetapkan ON BBM digunakan "Motor Method". Kalau
CFR menggunakan mesin pada rpm 600, tetapi Motor method menggunakan mesin
pada rpm 900. hasilnya berbeda sedikit disebut "spread" atau "sensitivity".
Penambahan jumlah (lama ml/gl BBM) dilakukan pengetesan pada mesin ini.
14
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
h. Gum (karet), test ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama gasoline
membentuk senyawa polimer seperti karet baik dalam tranportasi maupun
penyimpanan dalam tanki. Test ini diperlukan, untuk gasoline yang diperoleh dari
hasil perengkahan.Terbentuknya gum (karet) dapat mengganggu aliran BBM dalarn
sistim pembakaran.
Methode testing produk kilang terus berkembang, sesuai dengan perkembangan
agar pada penggunaannya tidak membahayakan pemakai dan beroperasi dalam
kondisi aman. Bagi Produsen minyak digunakan untuk mengatur produk yang
dihasilkan agar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Suatu contoh sebelum PD II,
bensin cukup dengan ON rendah, tetapi sesudah PD II mesin kendaraan mengalami
kemajuan dengan kompresi ratio makin besar diperlukan ON yang tinggi pula.
7. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak
Spesifikasi adalah suatu nilai patokan yang dimiliki suatu BBM agar dalam
pemakaiannva menghasilkan kinerja yang memadai dengan yang dibutuhkan dan
terjamin keselamatan dalam operasinya. Jadi spesifikasi adalah suatu harga yang
disepakati bersama antara produsen dengan konsumen dan kedua belah pihak
menggunakan nilai itu untuk dasar operasinya.
Dalam perdagangan minyak, spesifikasi ini sangat penting, dan merupakan bagian
yang tidak boleh dilanggar. Spesifikasi minyak bumi (crude oil) kaitannya dengan
desain material peralatan dan jenis prosesnya dan hasil yang dillarapkan (Yield).
Seperti telah dijelaskan bahwa minyak bumi itu sangat berbeda-beda jenisnya,
sehingga berbeda-berbeda hasilnya. Kalau kita perhatikan dengan teliti maka
terdapat perbedaan-perbedaan spesifikasi minyak dan kemungkinan bila dijual
secara murni pasarannya menjadi sempit. Maka untuk dapat memenuhi permintaan
pasar minyak tersebut dicampur (blending).
15
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
16
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
17
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
18
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
KETERANGAN UMUM
Aditif yang digunakan harus kompatibel dengan bahan bakar minyak yang digunakan (tidak
mengakibatkan peningkatan pembentukan deposit pada mesin kendaraan). Tidak diijinkan
menggunakan penggunaan aditif yang menyebabkan pembentukan komponen abu (ash
forming).
Spesifikasi tersebut sesuai dengan keputusan Dirjen Migas No. 940/34/DJM/2002
Tanggal : 2 Desember 2002
2. Pertamax
Adalah bensin tanpa timbal dengan kandungan aditif generasi mutakhir yang dapat
membersihkan Intake Valve Port Fuel Injektor dan ruang bakar dari carbon. Mempunyai
angka oktan 92 dan dapat digunakan pada kendaraan dengan kompresi yang tinggi.
19
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
KETERANGAN UMUM
Aditif yang digunakan harus kompatibel dengan bahan bakar minyak yang digunakan (tidak
mengakibatkan peningkatan pembentukan deposit pada mesin kendaraan). Tidak diijinkan
menggunakan penggunaan aditif yang menyebabkan pembentukan komponen abu (ash forming)
Spesifikasi sesuai dengan Keputusan sertifikasi kualitas dari Pertamina Unit Balongan No.
0364/E16220/BBM/XII/2002
Tanggal 06 Desember 2002.
4. Premium
Adalah bahan bakar jenis ditilat dengan warna kekuningan yang jernih dan
mengandung timbale sebagai octane booster (TEL). Warna kuning pada premium ini
diakibatkan oleh penambahan. Umumnya premium digunakan untuk bahan bakar motor
bensin seperti mobil, sepeda motor dan motor temple. Bahan bakar ini sering juga
disebut sebagai gasoline atau petrol dan tidak boleh digunakan pada kendaraan yang
dilengkapi catalytic conventer. Bila bahan bakar yang mengandung timbal digunakan
pada kendaraan yang dilengkapi dengan catalytic conventer, akan menyebabkan pori-
pori katalis tertutup oleh bahan timbal ini dan menyebabkan hilangnya kemampuan
20
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
katalitic conventer sebagai katalis konversi emisi pencemaran menjadi emisi yang
bersahabat dengan lingkungan.
KETERANGAN UMUM
Penyesuaian dibenarkan dengan menambahkan volatility adjustment table
Spesifikasi ini sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Migas No. 108. K/72/DDJM/1997 tanggal 28
Agustus 1997
21
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
6. Elpiji
Elpiji adalah Gas yang dihasilkan Kilang BBM dan Kilang Gas (LNG), Komponen LPG
sebagian besar terdiri dari gas Butana (C 4H10) dan Gas Propana (C3H8) lebih kurang 99%
dan selebihnya adalah gas Pentana (C 5H12). Elpiji lebih berat dari udara dengan berat
jenis 2.01 dibanding dengan udara. Tekanan uap gas Elpiji cair dalam tabung/tangki
antara 5.0 s/d 6.2 Kg/cm2
Batasan Metode Test
No Sifat Satuan
Min Max ASTM Lain
1. Specific Grafity at 60/60 0F D- 1657
2. Vapour pressure at 100 0F Psig D- 1267
3. Weatering test at 36 0F % Vol 95 120 D-1837
4. Copper Corrosion 1 hrs 100 0F D-1838
5. Total sulphur Gram/ 100 D- 2784
Cult
6. Water content No 15 Visual
water
7. Komposisi D-2163
8. -C2 % vol 0.2
9. -C3 dan C4 % vol 97.5
10. -C5 + (C5 and heavie) % vol 2.0
11. Ethyl or Buthyl mercapatan
12. Added Ml/ 100 AG 50
KETERANGAN UMUM
Spesifikasi ini sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Migas No. 25. K/36DDJM/1990 tanggal 14
Mei 1990
7. Minyak Tanah
Merupakan bahan distilat tidak berwarna dan jernih. Minyak tanah umumnya digunakan
untuk keperluan bahan bakar dirumah tangga. Disamping itu juga digunakan pada
beberapa industri. Minyak tanah ini juga biasa disebut dengan kerosin.
Batasan Metode Test
No Sifat Satuan
Min Max ASTM Lain
1. Specific Grafity at 60/60 0F 0.835 D- 1296
2. Color lovibond 18 cell, or 2.50 IP 17
3. Color Saybolt 9 D-156
4. Smoke point Mm 16* D-1322
5. Char Value Mm/Kg IP 10
6. Destilation D-86
7. Recovery at 200 0C % vol 18
8. End Point 0
C
9. Flash Point Abel, or 0
F 100
22
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
8. Minyak Solar
Adalah bahan bakar jenis distilat yang digunakan untuk mesin Compresion ignition
(Motor Diesel). Kualitas bahan bakar solar ditentukan oleh angka Cetan (Cetan
Number). Makin tinggi cetane number semakin mudah suatu solar untuk dibakar. Bahan
bakar solar biasanya dipakai untuk mesin-mesin Diesel putaran tinggi (diatas 1000 RPM)
dan juga digunakan pada pembakaran langsung yang membutuhkan pembakaran
bersih. Solar juga biasa disebut sebagai Gas Oil, Automotive Diesel Oil atau High Speed
Diesel. Untuk menghasilkan emisi gas buang yang rendah kendaraan diesel dapat juga
dilengkapi dengan Catalitic conventer .
KETERANGAN UMUM
Spesifikasi ini sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Migas No. 113.K /72/DJM/1999 tanggal 27
Oktober 1999
23
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
9. Minyak Diesel
Adalah bahan bakar jenis distilat yang mengandung fraksi-fraksi berat atau merupakan
campuran dari distilat fraksi ringan dan fraksi berat dan berwarna gelap, tetapi tetap
cair oada suhu rendah.
Minyak diesel umumnya digunakan untuk mesin diesel putaran sedang atau lambat
(300-1000 RPM). Minyak diesel sering juga disebut sebagai Marine diesel fuel atau
Industrial Diesel Oil.
24
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
(Spesifikasi 2)
1. Specific Grafity at 60/60 F 0
- 0.990 D-1298
2. Viscocity Redwood 1/100 0F Secs 400 1500 D-445*) IP 70
3. Pour Point 0
F - 90 D-97
4. Colorific Value Gross BTU/LB 18000 - D-240
5. Sulphur content % wt - 3.5 D-1551/
D-1552
6. Water content % vol - 0.75 D-95
7. Sediment % wt - 0.15 D-473
8. Neutralization Value %w - - D - 56
- Strong Acid Number mgKOH/gr - Nil
9. Flash Point P.M.c.c 0
F 150 - D-93
10. Conradson Carbon Residu % wt - 14 D-189
1. Konvensi dari kinematic viscosity
Spesifikasi tersebut menurut Peraturan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi No.
03/P/DM/Migas/ 1986 tanggal 14 April 1986
25
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
26
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
f. Harus disediakan fasilitas serta sarana fire and Safety dilokasi penimbunan
bahan bakar minyak secara permanent dan selalu diperiksa agar siap pakai.
3. Penyaluran.
a. Periksa selalu jalur-jalur perpipaan penyaluran dari kebocoran dan periksa
saringan
b. Fasilitas serta pendukung penyaluran diusahakan yang kedap terhadap percikan
listrik untuk mencegah kebakaran.
c. Lakukan pencatatan terhadap pemakaian bahan bakar minyak setiap harinya
sehingga dapat diperkirakan konsumsi bahan bakar setiap bulan serta waktu
permintaan pensuplaian bahan bakar.
d. Hindari penyaluran/pengeluaran pada saat yang sama dari tangki yang sama
dengan tangki penerimaan untuk menghindari kesalahan perhitungan
penerimaan/penyaluran.
Dalam penanganan minyak ini hal yang paling memerlukan perhatian adalah bahwa
produk yang kita tangani ini adalah suatu produk yang sangat peka terhadap
kemungkinan terjadinya kebakaran dan ledakan, karena bahan bakar adalah bahan
yang mudah menyala/terbakar.
Uap bahan bakar minyak yang tercampur dengan udara pada konsentrasi tertentu dapat
terbakar dengan adanya sumber penyalaan (bunga api/lidah api). Disamping itu pada
temperature dan tekanan tertentu campuran uap bahan bakar dan udara ini dapat
terbakar dengan sendirinya meskipun tidak ada sumber penyalaan. Orang-orang yang
berkecimpung dalam penanganan bahan bakar minyak harus mengetahui titik nyala
(Flash Point) dari produk bahan bakar minyak yang ditanganinya, sehingga dapat
terjamin keselamatan. Dengan mengetahui flash point, orang ini dapat mengetahui
pada temperature berapa uap yang ditimbulkan oleh bahan bakar minyak ini dapat
menyala, sehingga daerah operasi penimbunan dapat dijaga terhadap sumber
penyalaan (source of ignition).
Untuk mencegah bahaya api dan kebakaran dilokasi penimbunan bahan bakar minyak
maka semua kontruksi dibuat berdasarkan atas prinsip keselamatan kerja dan efisiensi.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjamin keselamatan ini meliputi:
a. Lay out lokasi penimbunan yang jelas serta pagar, untuk menghindari orang yang
tidak berkepentingan masuk kedalam lokasi. Dan pintu-pintu darurat harus tersedia.
b. Jarak antar tangki harus memenuhi syarat.
c. Untuk merokok dan menyalakan api dilakukan ditempat yang diijinkan.
d. Jalan masuk untuk orang, mobil dan kendaraan lain.
e. Tumbuh-tumbuhan disekitar tempat penimbunan harus dipotong secara teratur.
f. Tanda bahaya dan kebakaran.
g. Rambu-rambu lalu lintas
h. Sarana/alat pemadam kebakaran harus mampu dan sesuai dengan penggunaan.
i. Sarana pencegahan kebakaran tangki timbunberupa:
1) Foam fixed installation
2) Mobil pemadam kebakaran yang dapat dipiondahkan dan mudah dioperasikan.
3) Organisasi/regu pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran.
4) Latihan pemadaman kebakaran/penyelamatan bagi karyawan.
5) Peralatan pemadam kebakaran haru diberi warna merah.
27
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
PELUMAS
Pelumasan adalah bagian yang sangat penting dan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan operasi mesin penggerak (rotating eguipment). Sehingga diperlukan perhatian
bagi pengguna mesin penggerak untuk secara periodik mengontrol keberadaan minyak
pelumas dengan menambahkan bila kurang dan mengganti dengan pelumas yang baru
bila sudah kotor atau usang. Perlu diperhatikan pula prosedur yang berlaku agar tidak
merusak mesin penggerak. Pada jenis mesin penggerak stasioner maupun mobil
(kendaran) biasanya diberikan rekomendasi minyak pelumas yang digunakan oleh
fabrikan dan berapa lama harus diganti.
Rekomendasi didasarkan pada setiap jenis kendaraan berdasarkan testing yang dilakukan
fabrikan biasanya jenis dan merek yang ada telah tersedia di pasaran. Penggunaan
minyak pelumas yang tidak sesuai dapat menimbulkan gangguan pada mesin penggerak.
Saat ini banyak sekali jenis pelumas yang beredar di pasaran, sehingga membingungkan
pengguna terutama dalam pemilihan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat
kendaraan. Oleh karenanya perlu dipertimbangkan penggunaan pelumas jika terpaksa
menggunakan pelumas lain yang tersedia di pasaran.
Perlu diperhatikan juga bahwa jangan mencampur dua atau lebih minyak pelumas,
karena dapat menimbulkan akibat yang merusak mesin penggerak / kendaraan.
Pencmpuran tersebut mungkin dapat menimbulkan reaksl kimia dari additive yang
dltambahkan. Disamping itu dianjurkan jangan menggunakan minyak pelumas bekas,
meskipum sudah disaring, karena kemungkinan kekentalannya tidak sesuai lagi dan
additive yang diperlukan sudah tidak ada lagi. Additive adalah suatu senyawa kimia yand
campurkan untuk meningkatkan kemampuan atau fungsi minya pelumas. Biasanya dalam
satu.jenis minyak pelumas berisi lebih dari satu jenis additive.
Bahan baku minyak pelumas (lube base oil) dapat berasal dari (1) pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi melalui proses primer dan sekunder disebut mineral oil, (2) dapat pula
dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan disebut minyak nabati (3) dibuat dengan
mensenyawakan bahan-bahan kimia yang disebut sintetis oil. Ketiga-tiganya mempunyai
kelebihan dan kekurangan sehingga pemilihan bahan baku minyak pelumas tergantung
pada kualitas yang diperlukan, harga dan persediaan dipasaran. Pada saat ini minyak
nahati sudah sangat jarang karena kwalitasnya yang rendah, dan mudah teroksidasi.
Bahan baku minyak pelumas yang berasal dari mineral oil kualitasnya tergantung dari
proses pembuatannya dan jenis minyak bumi yaitu yang diolah. Sedangkan minyak
pelumas sintetis kualitasnya semakin baik, tetapi harganya mahal sehingga
penggunaannya pada kebutuhan tertentu, misalnya minyak rem, minyak trasmisi dan
mobil-mobil mewah.
Disamping bahan baku tersebut tadi, dulu digunakan juga bahan baku minyak pelumas
dari hewan dan tumbuhan karena kualitasnya yang sangat buruk, mudah teroksidasi
maka saat ini tidak lagi digunakan. Pada saat ini yang banyak beredar dipasaran adalah
minyak mineral.
1. Proses Pembuatan Bahan Baku Minyak Pelumas Mineral
Proses pembuatan hahan baku minyak mineral (lubricant base oil) meliputi langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Penyulingan (crude oil distillation) untuk memperoleh fraksi yang sesuai dengan sifat-
sifat yang dikehendaki. Pertama-tama dilakukan penyulingan pada tekanan atmosfir
untuk menghilangkan gas naphtha, kerosene dan solar. Fraksi yang lebih berat
disebut residu minyak (crude residuum/long residu) dilakukan penyulingan lagi
28
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
dibawah tekanan atmosfir (vacum distillation) untuk mendapatkan fraksi yang sesuai
dengan kekentalan dan titik nyala (flashing point) yang diinginkanuntuk proses
selan.jutnya.
b. Deaspalting process, yaitu suatu proses untuk menyiapkan bahan baku yang baik
dengan cara memisahkan campuran aspal dan resin yang mengganggu dengan jalan
ekstraksi.
c. Refining process, dilakukan setelah aspal dan resin dipisahkan masih aromatic dan
naphthen yang perlu dihilangkan agar meningkatkan index kekentalan (viscosity
index) dan menjadikan pelumas tersebut tinggi kualitasnya.
d. Dewaxing process, yaitu suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan lilin dan
memperbaiki titik beku agar tidak membektu pada suhu rendah, terutama pada
minyak yang berbasis parafin untuk kendaraan didaerah dingin.
e. Finishing process, suatu proses untuk memperbaiki warna dan meningkatkan
stabilitas dengan menggunakan tanah lempung (clay adsorbent). Bila minyak
pelumas digunakan untuk mesin yang memproduksi bahan makanan perlu
dihilangkan senyawa sulfur nitrogen dan kotoran berbahaya, dengan proses
hidrogen (hydrorefining).
f. Proses pembuatan Pelumas adalah mencampurkan hasil akhir bahan baku pelumas
tersebut diatas dengan senyawa kimia yang disebut additives untuk menghasilkan
minyak berkualitas yang sesuai dengan keinginan.
Perlu kiranya dipahami juga bahwa minvak mentah itu mempunyai sifat yang berbeda-
beda karean perbedaan komposis kandungan CH yang menyusunnya. Siifat-sifat
tersebut mempengaruhi kualitas bahan baku pelumas yang dihasilkan. Disamping
pengaruh dari komposisi minyak mentah proses pembuatan bahan baku minyak
pelumas cjuga mempengaruhi kualitasnya, misalnya perkembangan proses "solvent
refining yang pesat telah berhasil menghasilkan indek kekentalan yang tinggi dan
meningkatkan kualitas bahan baku pelumas dengan cara menghilangkan senyawa
aromatic.
Proses finishing juga mengalami perkembangan yang berarti sehingga makin banyak
produksi minyak pelumas yang berkualitas. Fungsi minvak pelunlas harus dapat
mereduksi keausan, gesekan dan lecetan yang terjadi pada permukaan benda yang
bergerak, jadi harus menempatkan pelumas selalu berada diantara benda yang
bergerak tadi. Pelumas yang baik dapat melumasi seluruh permukaan yang berhadapan
elama dua permukaan tersebut kontak.
Pada dasarnya bahan baku minyak kecuali memiliki sifat tersebut diatas juga dapat
bertindak sebagai pendingin, menahan korosi dan oksidasi, mencuci, menahan agar
tidak terjadi buih dan emulsi dan sebaginya. Setiap bahan baku pelumas baik berasal
dari minyak bumi (mineral) maupun sintetis mempunyai sifat-sifat tersebut, namun
untuk pemakaian lebih luas dan untuk memperbaiki sifatnya perlu ditambahkan
additives.
2. Minyak Pelumas Sintetik (Synthetic Lubricating Oil)
Lebih dari 60 tahun minvak pelumas sintetik digunakan sebagai pelumasan pada alat-
alat khusus. Pada umumnya minyak ini dibuat dari secara spesifik menggunakan sifat-
sifat fisikan dan kimia untuk membangun suatu senyawa untuk memenuhi kebutuhan
peralatan khusus. Misalnya penggunaan ester sintetik untuk "Aviation gas turbine", atau
Poly alkalin glikol untuk minvak rem, atau ester phosphate unttlk pencegahan
29
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
kebakaran pada sistem hidrolik. Biasanya sebelum digunakan minyak pelumas menjalani
uji coba secara ketat.
The America Society Testing Materials (ASTM) menetapkan "Minyak Pelumas sintetik
adalah suatu produk yang dihasilkan oleh pabrik dengan cara mereaksikan senyawa
kimia dan ditambahkan additives untuk meningkatkan kinerjanya. Jadi minyak dasar
pelumas sintetik tidak sama seperti miinyak dasar pelumas mineral. Minvak pelumas
sintetik yang diperdagangkan merupakan campuran minvak dasar sintetik, additives dan
kadang-kadang ditambahkan minyak mineral yang prosentasenya antara 10% - 15%,
sebagai pelarut. Minyak pelumas sintetik yang demikian itu disebut murni, hal ini untuk
membedakannya dengan yang mengandung minyak mineral lebih dari 15% yang
disebut minyak pelumas semi sintetik. ASTM.juga membedakan minyak dasar sintetik
berdasarkan minvak dasar sintetik yang digunakan menjadi
a. Sintetik hidrokarbon
Alkilat aromatic
Olefin oligomer
Sikloaliphatik
b. Organik ester
Dibasik aster ester
Polyol ester
Polyester
c. Selain tersebut diatas
Halogenated hidrokarbon
Phosphat ester
Polyglikol ester
Polyphenil ester
Silikat esteter
Silikon
d. Campuran dari beberapa senyawa di atas
3. Sifat Minyak Pelumas sintetik
Pemakaian pelumas sintetik meluas diseluruh dunia, terutama di Eropa dan Amerika yang
memiliki dua musim yang ekstrem. Perbedaan suhu udara antara musim dingin dan
musim panas yang besar menuntut perlakuan pelumas yang lebilt baik, dan ini hanya bisa
dipenuhi oleh minyak pelumas sintetik.
Hampir 98% kebutuhan pelumas sintetik dipasok oleh empat jenis saja yaitu (1) polyglicol
sekitar 38%, (2) sintetik hidrokarbon 33%, (3) organik 22% dan (4) phosphate ester
5%. Kebutuhan pelumas sintetik akan naik terus setelah orang memahami bahwa
pelumas sintetik dapat mengatasi masalah perbedaan suhu, kondisi lingkungan dan
bahkan tahan terhadap kebakaran.
Sifat clan kinerja pelumas sintetik yang baik disebabkan pelumas dasar sintetik yang
sempurna dan penambahan additives yang berkualitas. Sifat fisika dan kimia yang dimiliki
pelumas dasar seperti kekentalan yang stabil pada suhu tinggi, tetap sebagai fluida meski
pada suhu rendah, mempunyai titik didih yang dapat disesuaikan, memiliki hidrolitik yang
stabil dan dapat melarutkan additive dengan sempurna. Additives yang digunakan
umumnya yang mempengaruhi stabilitas oksigen, ketahanan terhadap beban bearing,
korosion inhibitor dan pencegahan terhadap penguapan (agar tidak banyak yang hilang).
Bila dibandingkan dengan minyak pelumas mineral.
30
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
31
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
baku dan (3) kualitas additives yang digunakan. Itulah sebabnya banyak produsen minyak
pelumas memproduksi mminyak pelumas dengan berbagai kualitas yang berbeda-beda.
Additives yang biasa ditambahkan pada pelumas antara lain :
a. Anti oksidasi gunanya untuk mencegah kerusakan yang disebabkanadanya oksigen.
Hal ini dimaksudkan untuk menghambat oksidasi karena oksidasi akan menurunkan
kualitas minyak pelumas.
b. Anti karat digunakan untuk mencegah terjadinya karat karena proses korosi pada
bagian yang dilumasi. Anti korosi untuk menghambat proses korosi karena additives
tersebut membentuk senyawa pada permukaan logam, sehingga prosesnya dapat
terhambat.
c. Detergen ditambahkan zat pembersih seperti sabun agar tidak mengganggu
fungsi peralatan.
d. Dispersan ditambahkan untuk mencegah terjadinya endapan.
e. Anti foam ditambahkan untuk mencegah terjadinya buih karena kecepatan putaran
yang tinggi.
f. Perekat molekul, untuk mencegah percikan-percikan yang mengganggu, biasanya
untuk industri textile dan makanan
g. Viscosity index improver, ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan perubahan
kekentalan pada suhu tlnggi.
h. Extrem pressure, penambahan additives ini membentuk lapisan tahan gesekan pada
pemukaan logam. Additives ini mengandung timah, phosphor, belerang dan chlor,
oleh sebab itu tidak boleh digunakan pada bagian-bagian yang terbuat dari tembaga.
i. Energy Consevation agent, digunakan untuk mengurangi gesekan antara pelumas
dengan bagian-bagian yang berputar, terutama dipakai pada mesin sehingga dapat
menghemat bahan bakar.
5. Penggunaan Minyak Pelumas
Pada rotating equipment tejadi gesekan antara bagian-bagian mesin, sehingga
kemungkinan dapat menimbulkan panas atau bahkan dapat menyebabkan lengketnya
bagian dengan bagian yang lain, namun pada beberapa bagian yang tidak rata dapat
menyebabkan terjadinya distribusi beban yang tidak merata. Hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan bagian-bagian mesin sehingga fungsi mesin menurun.
Penggunaan pelumas dalam mesinsangat penting karena akan mengoptimumkan fungsi
mesin tersebut. Beberapa fungsi pelumas diantaranya adalah :
Mengurangi terjadinya gesekan (friction) antara bagian-bagian mesin
Mengurangi keausan
Pendingin bagi bagian-bagian yang berputar atau bergerak
Membantu distribusi beban yang merata pada sebuah bantalan
Mencegah lekatnya kedua benda yang bergesekan
Mencegah terjadinya karat (corrosion) karena proses oksidasi
Mencegah masuknya zat-zat asing (sebagai seal)
a. Gesekan (Friction)
Bila permukaan dari dua buah benda yang saling bersentuhan, antara satu dengan yang
lainnya saling menggesek sehingga timbul tahanan (resistance) yang akan berusaha
untuk menahan pergeseran tersebut. Daya yang digunakan untuk menahan ini disebut
gesekan (friction). Besarnya friksi antara dua buah benda terdiri dari tenaga yang
32
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
33
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
34
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
35
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
36
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
PELUMAS OTOMOTIF
Tujuan utama dari pelumasan adalah untuk mencegah kontak langsung antara dua
bagian yang bergesekan. Dengan demikian maka keausan antar komponen dapat
dikurangi.
Pelumasan yang digunakan pada kendaraan bermotor meliputi oli mesin baik untuk
mesin diesel maupun untuk motor bensin, oli roda gigi, gemuk dll. Oli power steering
juga berfungsi sebagai pelumas komponen-komponen pada power steering.
Umumnya pelumas automobil paling banyak dibuat dari minyak dasar dengan
bermacam-macam bahan tambah. Dan akhir-akhir ini banyak dibuat minyak sintetis
yang mempunyai kemampuan lebih baik.
1. Oli Mesin (engine lubricating oil)
Ciri khusus dari oli mesin dibanding dengan pelumas yang lain adalah kondisi kerja
dari oli mesin ini yang berhubungan dengan panas dan disamping itu oli ini akan
menjadi kotor oleh carbon, asam dan zat kotoran lainnya dari proses pembakaran.
Sebagai contoh sulfur dan hidrocarbon yang dibentuk dari hasil pembakaran bahan
bakar harus dinetralisir. Bahan bakar yang tidak terbakar , kotoran maupun karbon
harus dibawa oleh oli mesin agar tidak mengumpul dalam mesin.
a) Fungsi Oli Mesin
Oli Mesin berfungsi untuk:
1) Mengurangi gesekan (friksi)
Jika dua permukaan yang saling menempel bergerak, akan timbul gaya
gesekan pada permukaan kontak. Minyak pelumas menciptakan lapisan oli (oil
film) di antara permukaan kontak sehingga mencegah kontak langsung antar
komponen, dengan demikian akan keausan dan kehilangan tenaga akibat
gesekan dapat dikurangi.
OIL FILM
SHAFT
LOA
D
BEARING
SHAFT CASING
2) Pendingin
Panas timbul akibat terjadinya gesekan maupun akibat panas pembakaran.
Bila panas ini tidak diserap maka keausan komponen mesin akan semakin
cepat. Oli mendinginkan komponen-komponen mesin dengan cara bersirkulasi
melalui komponen komponen tersebut dan menyerap panas untuk
dikeluarkan dari mesin.
3) Peredam kejutan/getaran
Pada bagian-bagian mesin yang mengalami gaya tekan yang besar seperti
pada ball bearing, roller bearing dan roda gigi, tekanan yang sangat tinggi
37
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
38
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
SAE 10W
SAE 20W
SINGLE-GRADE SAE 20
OIL
SAE 30
SAE 10W - 30
MULTI-GRADE
OIL SAE 20W - 30
39
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
40
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
41
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
3. Gemuk
Berdasarkan sifat phisiknya minyak pelumas dibedakan menjadi minyak pelumas cair dan
minyak pelumas setengah padat (grease). Seperti penjelasan di depan maka pelumas cair
dapat diklasifikasikan berdasarkan asal bahan bakunya yaitu (1) minyak pelumas mineral
yang berasal dari fraksi minyak bumi, (2) minyak pelumas nabati yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, (3) minyak pelumas hewani yang berasal dari lemak hewani dan (4)
minyak pelumas sintetis. Sementara itu bentuk lain dari pelumas adalah setengah padat,
dimana fasa dari pelumas ini berada pada fasa diantara fasa cair dan padat.
Gemuk atau sering disebut pula dengan Vaseline, stempet, vet dan lain-lain merupakan
salah satu jenis pelumas yang banyak digunakan dalam kendaraan bermotor. Pelumas
ini digunakan sebagai pengganti minyak pelumas pada beberapa bagian kendaraan
yang tidak dapat dicapai atau tidak memungkinkan adanya system pelumasan pada
bagian tersebut. Bahkan untuk beberapa bagian yang letaknya vertical.
a. Sifat gemuk
1) Tahan terhadap beban tinggi
2) Bersifat perapat sempurna yang dapat mencegah menempelnya benda-benda
asing seperti kotoran dan air.
3) Tahan lama karena gemuk sukar mencair dan mengalir
4) Mempunyai tahanan gesek yang besar
5) Kemampuan mendinginkan rendah, karena sulit mengalir
6) Susah membersihkan kotoran-kotoran.
b. Bahan dasar
Seperti halnya minyak pelumas, gemuk pelumas dalam pemakaian awalnya juga
berasal dari lemak hewani dan nabati, oleh karena beberapa kekurangan yang ada
pada lemak tersebut, maka dibuatlah gemuk pelumas dari bahan mineral yang
merupakan fraksi dari minyak pelumas dengan dengan campuran senyawa ester
logam dan asam organic yang lazim disebut sabun. Sabun ini berfungsi sebagai
pembawa dan dapat menentukan sifat gemuk tersebut.
42
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
107oC
Natrium/Kalium Tidak tahan air, dan Nerita Untuk Kogellager
oksidasi, tahan panas
Alluminium Tahan air, panas, Retinax CD Untuk chassis
oksidasi mobil,encer, daya
lekat tinggi,
Silikon Tahan terhadap zat Audco 631 Untuk katup dari
kimia, dan regelaf sluiter tidak
hydrocarbon boleh kena uap air
d. Additive
Untuk memperbaiki kualitas dan performance gemuk, maka dibutuhkan bahan
tambah yang hampir sama penggunaannya pada minyak pelumas. Additive yang
banyak ditambahkan pada gemuk pelumas antara lain :
Extreme pressure
Viscosity index improver
Anti korosi
Anti oksidan
Detergent
43
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
e. Tipe Gemuk
Banyak bagian kendaraan yang memerlukan pelumasan gemuk. Masing-masing
bagian mempunyai karakter yang berbeda. Dengan alasan tersebuta maka saat ini
ada bermacam-macam gemuk.
1) Gemuk Untuk Chassis
Berfungsi untuk pelumasan chassis. Karena chassis selalu berhubungan
dengan kotoran, air, debu, lumpur serta kejutan dan beban yang berat.
Karena itu gemuk untuk keperluan ini harus tahan terhadap air, kotoran,
tekanan dan goncangan.
Dalam hal ini biasanya digunakan gemuk jenis Lithium Soap base Multi
Purpose Grease (NLGI # 2).
2) Gemuk Bantalan (Bearing )
Gemuk yang dipakai untuk bantalan roda adalah jenis lithium soap based
multi purpose grease (NLGI # 2).
Karakteristik yang diperlukan dari gemuk bantalan roda ini adalah :
a) Harus tahan panas tinggi, hal ini disebabkan wheel hub akan menjadi
panas akibat dari pengereman.
b) Tahan terhadap oksidasi dan tahan lama
c) Tahan terhadap air dan lumpur sehingga tidak akan merusak bantalan.
44
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Suhu kerja dari minyak ATF bervariasi dari suhu dingin sampai panas. Karena
itu kekentalan dari ATF harus mampu mengatasi perubahan suhu ini sehingga
tidak akan mempengaruhi perpindahan tenaga walalupun terjadi perubahan
suhu.
2) Stabil terhadap panas dan oksidasi
ATF mengandung bahan oxidation preventive yang akan mencegah terjadinya
oksidasi pada saat panas. Oksidasi pada minyak akan menyebabkan
terbentuknya kotoran. Dimana kotoran ini akan dapat menyebabkan
tersumbatnya saluran pada transmisi otomatis.
3) Tidak berbusa
Minyak ATF dipompa secara cepat oleh pompa impeler. Bila minyak ATF
menimbulkan busa, hal ini akan menyebabkan terjebaknya udara pada sistem
hidroulik. Terjebaknya udara ini akan menimbulkan gangguan kerja dari
transmisi otomatis ini. Untuk mengatasi hal ini biasanya pada minyak ATF
diberi bahan tambah anti-foaming agent.
4) Berwarna
Untuk memudahkan membedakan minyak ATF dengan minyak lainnya,
biasanya minyak ATF diberi warna merah atau kekuning-kuningan. Warna dari
cairan ini juga dapat digunakan untuk menentukan apakah minyak tersebut
sudah kotor atau belum, karena ATF yang kotor akan berubah warnanya
menjadi kehitam-hitaman.
5) Tidak merusak komponen baik dari karet maupun logam
ATF dituntut harus dapat mencegah bertambahnya keausan komponen akibat
kotoran yang dihasilkan oleh keausan komponen dari power steering.
Disamping itu juga tidak boleh merusak karet atu seal-seal. Karena itu pada
minyak ATF ini biasanya ditambahkan beberapa bahan tambah seperti
cleansing agent.
Ada bermacam-macam minyak ATF. Dalam hal ini minyak ATF yang digunakan
untuk kendaraan tertentu harus diketahui, karena masing masing ATF
mempunyai karakter yang berbeda. Mengganti jenis ATF atau mencampurnya
dengan jenis yang lain akan mengganggu kerja dari transmisi otomatis.
b. Minyak Rem
Digunakan pada sistem hidroulik sistem rem maupun mekanisme penggerak
kopling mekanik. Minyak rem ini dituntut untuk dapat bekerja cepat, terpercaya
dan tahan lama. Minyak rem dibuat dari minyak sintetis yang ditambah beberapa
bahan tambah. Minyak rem ini mengandung zat kimia yang dapat
mempengaruhi kesadaran manusia.
1) Persyaratan Minyak Rem
a) Titik didih tinggi
Setelah bekerja beberapa kali rem akan menjadi panas. Panas ini akan
mempengaruhi juga minyak rem. Bila minyak rem mendidih akibat panas
tersebut, maka minyak rem akan menguap dan menyebabkan minyak
rem berbusa. Busa ini akan menyebabkan terjadinya vapour lock, dimana
pada saat pedal rem diinjak maka pedal rem diinjak maka yang ditekan
adalah minyak yang telah menjadi uap. Dengan demikian tenaga dari
pedal rem tidak diteruskan ke sistem rem.
b) Tidak merusak karet dan logam
Bila minyak rem merusak karet dan logam akan mengakibatkan
kebocoran pada sistem rem. Kebocoran ini akan menyebabkan
berkurangnya tenaga hidroulios atau malah kehilangan gaya tekan pada
sistem hidroulis.
45
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
c) Viskositas sesuai
Viskositas dari minyak rem diperlukan untuk dapat meneruskan tekanan
pada suhu yang bervariasi. Dan kekentalanya tidak boleh berubah karena
perubahan temperatur.
2) Jenis Minyak Rem
Menurut standart FMVSS 9Federal Motor Vehicle Safety Standart). Minyak rem
dikategorikan menjadi 4 tipe. Penggolongan ini berdasarkan titik didih dari
minyak tersebut.
Tipe DOT 3 DOT 4 DOT 5 SAE J1702
Item (SAE 1703) (extremeely cold areas)
5. Sealent
Sealent atau gasket cair digunakan sebagai pengganti gasket convensional dan
dipasaran dikenal juga dengan istilah three bond. Sealent ini merupakan perekat
setengah padat yang dimasukkan ke dalam tube. Umumnya dibuat dari silicone atau
acrylate yang dapat mengeras pada temperature ruangan.
a. Kelebihan Gasket Cair
Dibanding gasket biasa sealent mempunyai kelebihan:
1) Dapat melekat pada semua permukaan yang berpasangan secara merata
2) Pembentukannya langsung ditempat dengan memerlukan sedikit tenaga, dan
setelah dipasang baut pengikat tidak boleh kendor
3) Tahan terhadap kotoran, air, karat dan tahan kebocoran
4) Mudah dalam penyimpanan
b. Syarat Sealent
Agar sealent dapat berfungsi dengan baik harus memenuhi persyaratan :
1) Mempunyai elastisitas yang baik.
2) Daya lekat kuat.
3) Kekentalan setelah mengerah tidak berubah karena pengaruh perubahan
temperature.
4) Tahan lama.
46
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
6. Beberapa pelumas dan cairan lain yang digunakan dalam industri Otomotive
a. Automatic Fluid Transmission (ATF)
Berbeda dengan penggunaan pada pelumas roda gigi atau pelumas transmisi
manual, maka pelumas pada transmisi otomatis memiliki beberapa persyaratan
lain yang lebih ketat. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pada pelumas
transmisi otomatis antara lain :
High pressure resistance
High viscosity stability relative to temperature
High resistance to aging
Good anti-foaming properties
Compatibility to gasket and seal
a) Bahan dasar
Untuk dapat memenuhi persyaratan dan kemampuan pada transmisi otomatis
juga tidak merusak baik seal dan valve yang ada pada system biasanya bahan
dasarnya berasal dari sysntethic lubricant biasanya berupa poly - - olefins yang
memiliki kelebihan viscosity stability dan anti aging yang lebih baik.
b) Klasifikasi
Beberapa produsen mensyaratkan pemakaian produknya dengan beberapa
pelumas yang ada diantaranya : Type A, Sufix A, Dexron, Dexron B, Dexron II C,
Dexron II D, dexron II E, Dexron III, Mercon dll.
47
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
b. Brake Fluid
Brake fluid atau minyak rem merupakan cairan yang sangat penting dalam system
hydraulic brake, cairan ini berfungsi untuk meneruskan tenaga penekanan dari pedal
rem dan merubahnya menjadi tenaga dorong yang lebih besar pada masing-masing
master silinder roda.
1) Persyaratan
Untuk menjamin keselamatan dan keamanan dalam pemakaian, maka standar
minyak rem ditentukan seperti oleh SAE J 1730, FMVSS (federal motor vehicle safety
standard) 116, ISO 4925 juga oleh The US Department of Transportation (DOT).
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh minyak rem diantaranya yaitu :
Equilibrium boiling point
Adalah ketahanan minyak rem terhadap thermal stress. Panas dapat berasal
dari silinder roda atau brake drum ketika terjadi pengereman. Sehingga pada
minyak rem akan terbentuk gelembung uap (vapour bubbles) pada temperature
didihnya, yang bersifat merusak.
Wet boiling point
Adalah kesetimbangan titik didih cairan lanjutan terhadap penyerapan uap air
dibawah kondisi spesifik (kira-kira 3.5%) hal ini dapat pula dijadikan mengapa
minyak rem harus diganti setiap 1 2 tahun
Viscosity
Kemampuan alir minyak rem pada suhu kerja (-40 100 oC)
Compressibility
Menjamin kemampuan untuk dapat ditekan pada perubahan suhu yang
berubah-ubah
Corrosion protection
Tidak memiliki pengaruh korosif terhadap logam atau bagian ssitem rem yang
dilaluinya
Elastomer swelling
Tidak merusak pada bagian-bagian lain seperti seal, piston atau bagian lainnya
Tabel macam-macam minyak rem
Glycol-ether fluids
Mineral-oil fluids (ISO 7308)
Silicon fluids (SAE J1705)
48
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
c. Refrigerant lubricant
Pada beberapa kendaraan yang dilengkapi dengan air condition (AC) terdapat
compressor yang berfungsi untuk mensirkulasikan refrigerant dalam system,
sementara refrigerant yang ada tidak bersifat sebagai pelumas, oleh karenanya pada
beberapa system AC dibutuhkan pelumas kompresor yang dicampurkan pada
refrigerantnya.
1) Bahan
Tergantung pada jenis compressor dan refrigerant yang digunakan dalam system.
Kondisi kerja juga sangat berpengaruh diantaranya suhu, kecepatan, tekanan, dan
beban. Disamping itu harus diperhatikan kemungkinan terjadinya pengenceran oleh
karena pengaruh refrigerant yang dikompresikan
49
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
menurunkan viscositas
Metilena klorida CH2Cl2 Bercampur sempurna Tak ada reaksi kimia tetapi
menurunkan viscositas
Freon 12
CCl2F2
Genetron 12
Freon 11
CFCl3
Genetron 11 Bercampur sempurna
Tak ada reaksi kimia tetapi
Freon 21 CHCl2F
menurunkan viscositas
Freon 113
C2Cl3F3
Genetron 113
Freon 114
C2Cl2F4
Genetron 114
d. Coolant
Pada beberapa kendaraan terutama yang beroperasi di daerah yang memiliki 4
musim, maka akan terjadi suatu fenomena dimana air pendingin akan mengalami
pembekuan, disamping itu air pendingin kadang menjadi cepat mencapai titik
didihnya, sehingga akan mengurangi kemampuan system pendinginan. Oleh
karenanya dalam system pendinginan diperlukan cairan tambahan yang sering
disebut dengan coolant
1) Bahan
Ethelyne glycol berfungsi untuk mencegah terbentuknya freezer pada air pendingin,
meningkatkan daya penyerapan panas pada air pendingin, meningkatkan titik didih
2) Additive
Corrosion inhibitor
Buffers borates
Anti-foaming agent silicones
50
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
51
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Salah satu perusahaan yang mengembangkan turbin gas adalah Mitsubishi yang
memulai penelitiannya sejak tahun 1969. Pengujian turbin gas pada truk di
lapangan telah dilakukan dan kinerjanya ternyata cukup baik, hanya saja
pemakaian bahan bakarnya cukup boros. Untuk mengatasi permasalahn tersebut
maka efisiensi termal turbin gas harus dinaikkan, yaitu dengan menaikkan
temperatur gas masuk turbin. Percobaan dilakukanlah dengan penggunaan
keramik sebagai rotor turbin agar tahan temperatur yang lebih tinggi.
Pengetesan turbin gas dengan rotor keramik oleh Mitsubishi pada tahun 1991
menghasilkan diterimanya Penghargaan Teknis Himpunan Turbin Gas di Jepang
pada tahun 1992. Mitsubishi mulai bekerja sama dengan Toyota dan Nissan
dibawah arahan Japan Automotive Research Institute (JARI) sejak tahun
1990 untuk mengembangkan turbin gas keramik untuk kendaraan.
b. Gasoline Direct Injection (GDI)
Gasoline Direct Injection adalah suatu metode injeksi langsung bahan bakar ke
dalam ruang bakar pada motor bensin. Hasil yang diperoleh antara lain adalah
pemakaian bahan bakar spesifik yang lebih rendah daripada motor yang
menggunakan karburrator maupun injeksi bahan bakar pada saluran udara
masuk. Walaupun penelitian mengenai hal ini sudah puluhan tahun lamanya
tetapi motor GDI baru dipasarkan secara komersial sejak tahun 1996 oleh
Mitsubishi. Jenis mobil dengan teknologi GDI yang dipasarkan oleh Mitsubishi
pada saat ini antara lain adalah Galant, Legnum, Pajero, Diamate dan Challenger.
Tiga hal terpenting pada teknologi GDI adalah sebagai berikut:
a. Lubang masukan yang lurus dari atas yang dapat mengontrol aliran udara
dalam silinder,
b. Lekukan berbentuk cawan bulat pada bagian atas piston yang permukaannya
membentuk kurva dapat mengontrol campuran udarabahan bakar serta
pembakarannya, dan
c. Injektor berpusar dengan tekanan tinggi yang dapat mengontrol dengan
cermat sebaran dan atomisasi semprotan bahan bakar untuk memperolell
campuran udara-bahan bakar yang optimum.
Dibandingkan dengan motor bakar bensin yang konvensional, bila dioperasikan
pada Mode Tes Jepang 10-15 yang mensimulasikan pengunaan di perkotaan,
maka motor GDI mengkonsumsi bahan bakar 25 hingga 35% lebih hemat.
Penghematan ini tentu saja berdampak positif atas biaya operasi dais jumlah
polusi gas buang terutama C02 yang menyebabkan pemanasan global.
GDI juga menghasilkan daya yang cukup tinggi dengan adanya perbaikan
efisiensi volumetriknya. Penyemprotan bahan bakar langsung pada ruang bakar
pada saat langkah isap, menimbulkan efek penguapan bahan bakar. Kalor laten
penguapan ini akan mendinginkan udara yang masuk sehingga masa jenis udara
meningkat. Akibatnya efisiensi volumetrik pun ikut meningkat dan daya efektif
menjadi lebih besar. Efek pendinginan ini juga memperkecil terjadinya ketukan
(knocking), sehingga perbandingan kompresinya dapat ditingkatkan hingga 12:1,
yang pada akhirnya juga akan lebih meningkatkan daya efektif dan efisiensi
termal. Umumnya, motor GDI menghasilkan torsi 10% lebih besar dibandingkan
dengan motor dengan injeksi konvensional, dimana bahan bakar diinjeksikan
pada saluran isap.
52
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
53
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
dan motor listrik beroperasi jika diperlukan suplai daya poros tinggi (contoh
ketika mobil berjalan menanjak atau ingin dipercepat secara tiba-tiba).
Oleh karena masih menggunakan penggerak mula motor bakar dalam, maka
mobil hibrida belum benar-benar bebas polusi, walaupun konsumsi bahan
bakarnya dapat ditekan hingga 1 liter bensin untuk 43 km (Honda Insight).
Meskipun demikian secara kumulatif emisi gas buangnya sudah jauh dibawah
kendaraan konvensional yang paling hemat bahan bakar sekalipun (misal Opel
Corsa / V W Lupo 1000 cc Turbo Diesel Direct Injection yang mengkonsumsi 3
liter solar untuk 100 km).
Pemakaian kendaraan hibrida pada sebuah sedan telah dimulai secara komersial
oleh Toyota pada tahun 1998 dengan mobil Prius. Setahun setelah kehadiran
Toyota Prius. Honda mengeluarkan mobil Insight sebagai mobil hibrida di tahun
1999. Teknologi yang dipakai adalah teknologi IMA (Integrated Motor Assist)
yang menggabungkan 1,0 liter motor VTEC dengan pembakaran miskin dan
motor listrik assist dengan sebuah baterai metal-hybrida. Mobil ini telah diuji
coba,di Indonesia pada tanggal 11-13 Juli 2001 yang menempuh rute Surabaya-
Yogyakarta-Bandung-Jakarta. Kemudian Insight ditampilkan di acara Gaikindo
Auto Expo 2001 pada tanggal 21-29 Juli 2001 di Jakarta Convention Center.
Sebelumnya di tahun 2000, selain itu pernah pula diuji coba di Thailand dengan
jarak tempuh hampir 2000 km dan berhasil mencapai rekor pemakaian 43,71
km/liter. Kadar polusi gas buang mobil ini adalah hanya 50% dari kadar kadar
emisi standar yang dterapkan di Jepang. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
NOx katalitik konverter jenis adsorpsi untuk pembakaran miskin dan Bahan bakar
tanpa timbal. Untuk itu, mobil Insight telah menerima penghargaan
"Environmental Engineering" dari Sierra Club, Amerika, sebuah organisasi
lingkungan hidup tertua dan paling bergengsi di Amerika, dan penghargaan "The
Number One Gasoline Powered Performance " dari American Council for an
Energy Efficient.
54
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
55
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
56
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
57
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
CO HC
NOx HC NOx
C
SO2
SO2
O
CO2 C
C CO2
Asap
Pb
Seperti tampak pada gambar ilustrasi diatas, terlihat bahwa hasil dari industri maupun
kendaraan bermotor adalah adanya peningkatan suhu udara, dan pencemaran udara
oleh gas-gas CO2, SO2, Nox dll. Pemanasan udara tersebut tidak terlepas pula dari
adanya pengaruh gas tersebut yang menyebabakan adanya pemanasan global atau efek
58
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
rumah kaca seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Efek rumah kaca atau
greenhouse efect adalah terserapnya pancaran gas oleh gas-gas rumah kaca seperti
uap air (H2O), dan karbon dioksida (CO2) sehingga tidak terlepas ke luar angkasa dan
menyebabakan panas tersebut terperangkap di troposfir dan akhirnya meningkatkan
suhu di lapisan tersebut dan di bumi.
Efek rumah kaca sebetulnya merupakan istilah yang pada awalnya berasal dari
pengalaman petani di daerah beriklim sedang, yang menanam sayuran dan biji-bijian
dalam rumah kaca. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa pada siang hari saat
cuaca cerah tanpa alat pemanaspun suhu didalam rumah kaca lebih tinggi dari pada di
luar. Dalam perkembangan selanjutnya industri dan kendaraaan bermotor serta
pembakaran lainnya merupakan bagian yang paling banyak memberi kontribusi
terhadap pemanasan global ini.
59
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
maka akan semakin besar pula konsentrasi Nox, CO dan asap, sementara semakin kurus
campuran konsentrasi NOx, CO dan asap namun HC sedikit meningkat.
b) Motor Diesel
Pada motor diesel, besarnya emisi dalam bentuk opasitas (ketebalan asap) tergantung
pada banyaknya bahan bakar yang disemprotkan (dikabutkan) ke dalam silinder, karena
pada motor diesel yang dikompresikan adalah udara murni. Dengan kata lain semakin
kaya campuran maka semakin besar konsentrasi Nox, CO dan asap. Sementara itu,
semakin kurus campuran konsentrasi Nox, CO dan asap juga semakin kecil.
Catatan :
100% CO yang ada diudara adalah hasil pembuangan dari mesin diesel sebesar 11%
dan mesin bensin 89% CO adalah Carbon Monoxida; HC (Hydro Carbon); NOx adatah
istilah dan Oxida-Oxida Nitrogen yang digabung dan dibuat satu (NO. N02, N20).
c) Macam, Sifat dan Pengaruh Gas Buang Terhadap Manusia
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa ada bermacam-macam gas buang, yang sering
dipersoalkan karena beracun adalah CO, HC, NOx, Sox, Pb dan Partikulat. Hal mengenai
sifat, sumber penyebab dan pengaruh buruk dari gas-gas dan partikulat tersebut
diterangkan di bawah ini.
1) CO (Carbon Monoxida)
a) Sifat
Tidak berwarna & tidak ber-aroma. Tidak mudah larut dalam air Perbandingan
berat terhadap udara(1 Atm oC) 0.967 Di dalam udara bila di-berikan api akan
terbakar dengan mengeluarkan asap biru dan men-jadi C02 (Carbon Dioxide).
b) Sumber penyebab
Kendaraan bermotor 93% Power generator 7% Terutama tempat sumbernya
adalah pada kendaraan disaat idling.
c) Akibat yang ditimbulkan
Akan bercampur dengan Hemogloben yang terdapat dalam darah menjadi
Carbon Oxida Hemologen (CO Hb). Dengan bertambahnya COHb, fungsi
pengaliran Oxygen dalam darah akan terhalang. Di dalam darah bila ter-dapat
COHb 5% (dalam udara CO 40 ppm) akan rnenimbulkan keracunan dalam
darah.
Ppm = partical per million
2) HC (Hydro Carbon)
a) Sifat
Merupakan ikatan kimia dari Carbon (C) dan Hydrogen (H). Bentuk kimianya
dibagi menjadi Parafine, Naftaline, olefine dan Aromatic N 20 karena tidak aktif,
tidak menjadi persoalan.
b) Sumber penyebab
Kendaraan bermotor 57%, penyulingan minyak dan generator power 43%
Sumber utamanya adalah gas buang dari kendaraan atau macam-macam alat
pembakaran. Dan lain-lainnya seperti Refinering oil (pengi-langan minyak)
karena pemakaian pelarut.
c) Akibat yang ditimbulkan
Bila kepekatan HC-nya bertambah tinggi akan merusak sistim pernapasan
manusia (tenggorokan) terutama yang beracun adalah Benzena dan Toruene.
60
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
Hidro Carbon aktif seperti susunan (Olefine dan sebagainya) akan menyebabkan
Photo chemical smoke (smoke yang dimaksud di sini adalah suatu kumpulan gu-
gusan antara CO, HC dan N2 yang bila terkena sinar matahari akan menimbulkan
mata pedas). Dari jenis Aromatic ada juga yang menyebabkan tirnbulnya kanker.
3) NOx
a) Sifat
Terutama berbentuk NO, N02, dan N20, NOx Zat gas yang tidak berwarna tidak
berbau, sukar larut dalam air, di dalam udara karena gesekan akan menjadi N02
N02 Zat gas berwarna agak kemerahan dan sedikit berbau, mudah larut dalam
air bereaksi dengan air menjadi asam Nitrit atau Nitrat. Sumber timbulnya
adalah gas buang dari mobil, gas-gas yang timbul dari pabrik kimia serta gas las
bakar yang timbul dari bermacam-macam alat-alat pembakaran.
b) Sumber penyebab
Kendaraan bermotor 39% Pabrik, generator dan penyulingan minyak 61%
c) Akibat yang ditimbulkan
N02 akan membuat sakit (merangsang) hidung dan tenggorokan. (konsentrasi 3-
5 ppm) dan sifat beracunnya akan menimbulkan sukar tidur, batuk-batuk dan
sebagainya. (konsentrasi 30-50 ppm) Iritasi mata dan hidung (konsentrasi 10-30
ppm) Sebagai gabungan dan zat Nitrogen menyebab kan problem utama
timbulnya Photo chemical smoke,
4) SOx
a) sifat
Korosif terhadap metal, hujan asam
b) Sumber penyebab
Kendaraan bermotor (diesel) 1%. Pabrik, generator, pemanas 99%.
c) Akibat yang ditimbulkan
Iritasi sistim membran pernafasan dan peradangan saluran udara, yang
selanjutnya menyebabkan bronchitis
5) Pb, Ni, Hg
a) sifat
Berbau, berwarna hitam pekat
b) Sumber penyebab
Kendaraan bermotor (diesel) 50%. Pabrik, generator, pemanas 50%
c) Akibat yang ditimbulkan
Bau yang mengganggu penciuman. Asap kotor mengganggu penglihatan.
Keracunan Pb pada tingkat awal menyebabkan mudah marah, lesu, nafsu makan
turun, lemah otot dan sembelit. Tingkat tinggi dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, hati, lambung dan kehamilan tidak normal
6) Partikulat
a) Sifat
Berbentuk partikel debu yang sangat kecil ( 0.01 m) yang terbentuk dari
senyawa-senyawa carbon dan bahan kimia lain dalam proses pembakaran.
b) Sumber penyebab
Kendaraan bermotor (diesel) 50%, pabrik, generator pembangkit dan pemanas
50%
c) Akibat yang ditimbulkan
Mengendap dalam sel lapisan paru-paru sehingga kerjanya terganggu dan
menimbulkan warna hitam dalam paru-paru.
61
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
C + 02 C02
Dalam proses ini, yang terjadi adalah C0 2. Apabila unsur-unsur Oxygen (udara) tidak
cukup akan terjadi proses pembakaran tidak sempurna sehingga Carbon di dalam
bahan bakar terbakar dalam suatu proses sebaga berikut;
C + 02 CO
HC (Hydro Carbon)
Bila terdapat unsur-unsur N2 dan 02 pada temperatur 1800o 2000oC akan terjadi
reaksi pembentukan gas NO seperti di bawah ini: N 2 + 02 2N0
Gas NO ini bila dalam udara mudah berubah menjadi N02, dalam ruang pembakaran
pada mesin karena temperatur pembakaran akan melebihi 2000oC. maka gas NO
akan terbentuk. NOx di dalam gas buang terdiri dan 95% NO, 3-4% N02 dan
sisanya N20, N2 03 dan sebagainya.
Partikulat
Partikulat dihasilkan oleh adanya residu bahan bakar yang tidak terbakar dalam
ruang bakar, dan keluar melalui pipa gas buang. Beberapa penyebab terjadinya
partikulat antara lain tekanan injeksi yang terlalu rendah dan saat pengapian yang
kurang tepat. Sebagian besar partikulat mengandung unsur C (karbon/arang) dan
kotoran lain berbentuk butiran/partikel dengan ukuran 0.01 - 10 m.
62
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
63
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .i
DAFTAR ISI .ii
MINYAK DAN GAS BUMI..................................................................................1
1. Minyak Bumi dan Gas..............................................................................1
2. Perkembangan Industri Minyak Bumi..........................................................1
3. Sejarah Perkembangan Minyak di Indonesia................................................2
4. Proses Produksi Minyak dan Teknologinya...................................................3
BAHAN BAKAR MINYAK.............................................................................5
1. Komposisi Minyak Bumi............................................................................6
2. Pencarian dan Pengeboran Minyak Bumi.....................................................7
3. Transportasi Minyak Bumi.......................................................................8
4. Pengolahan Minyak Bumi.........................................................................9
5. Produk yang Berasal dari Minyak Bumi......................................................12
6. Metoda Test Produk Minyak Bumi............................................................13
7. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak...............................................................15
8. Blending Bahan Bakar Minyak.................................................................15
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR MINYAK........................................................16
1. Berat Jenis (Specific Gravity....................................................................16
2. Viskositas (Viscosity).............................................................................16
3. Nilai Kalori (Calorific Value).....................................................................16
4. Kandungan Sulfur (Sulphur Content).......................................................16
5. Daya Pelumasan...................................................................................16
6. Titik Tuang (Pour Point).........................................................................17
7. Titik Nyala (Flash point).........................................................................17
8. Angka oktan (Octane Number)................................................................17
9. Angka Cetane (Cetane Number)..............................................................17
10. Kandungan Arang..............................................................................17
11. Kadar Abu (Ash Content)....................................................................17
SPESIFIKASI BAHAN BAKAR MINYAK....................................................18
1. Pertamak Plus.....................................................................................18
2. Pertamax............................................................................................19
3. Premium Tanpa Timbal (Super TT)......................................................20
4. Premium............................................................................................20
5. Bahan Bakar Gas (BBG).......................................................................21
6. Elpiji..................................................................................................22
7. Minyak Tanah.....................................................................................22
8. Minyak Solar.......................................................................................23
9. Minyak Diesel.....................................................................................24
10. Minyak Bakar..................................................................................24
PENANGANAN (HANDLING) BAHAN BAKAR MINYAK.......................................26
1. Penerimaan........................................................................................26
2. Penimbunan.......................................................................................26
3. Penyaluran.........................................................................................27
PELUMAS...................................................................................................28
1. Proses Pembuatan Bahan Baku Minyak Pelumas Mineral..............................28
64
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
65
Diktat Mata Kuliah Bahan Bakar dan Pelumas
e. Methanol..........................................................................................56
f. Ethanol............................................................................................56
g. Hydrogen.........................................................................................57
h. Sel Bahan Bakar (Fuel Cell).................................................................57
POLUSI UDARA KARENA PEMBAKARAN BAHAN BAKAR...................................58
1. Pengaruh Gas Buang Kendaraan terhadap Kesehatan dan Lingkungan...........59
a) Motor Bensin....................................................................................59
b) Motor Diesel.....................................................................................60
c) Macam, Sifat dan Pengaruh Gas Buang Terhadap Manusia........................60
d) Sebab-sebab Timbulnya CO, HC dan NOx..............................................62
2. Ambang Batas Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor..................63
DAFTAR PUSTAKA .64
66