Anda di halaman 1dari 9

Pengeboran sumur minyak pertamakali dilakukan oleh Kolonel Edwin L.

Drake di dekat
Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 1859 dengan
menggunakan metode pengeboran yang masih sangat sederhana sekali yaitu pengeboran
tumbuk, sampai kedalaman 21 meter.

Sedangkan di indonesia sendiri pengeboran sumur minyak pertamakali dilakukan oleh orang
belanda yang bernama Jan Reerink. Reerink melakukan pemboran pertamakali di Cibodas
Tangat, kecamatan Majalengka, Jawa barat, pada tahun 1871. Karena kurangnya pengalaman,
pengetahuan, dan peralatan, usaha Reerink hanya mencapai 33 meter. Dan berhadapan
dengan longsoran-longsoran tanah, sehingga pemboran pertamanya ini dihentikan pada tahun
1872. Pengeboran yang kedua dilakukan tetapi jaraknya hanya setengah meter dari lubang
bor yang pertama dan hanya mencapai kedalaman 22 meter dan terjadi longsoran tanah.
Karena tidak komersial makasumur tersebut akhirnya ditinggalkan.

Pengalaman pengeboran sebelumnya yang belum berhasil itu telah menyadarkan Reerink
bahwa ia harus melakukan persiapan peralatan dan pengetahuan yang lebih matang. Setelah
belajar di Amerika Serikat dan juga membawa seorang ahli dari AS dengan peralatan
pemboran yang baru, Reerink melakukan pengeboran pada tahun 1874 di daerah Cirebon,
setelah berulang-ulang gagal pekerjaan itupun dihentikan pada 16 Desember 1874 .
Demikianlah usaha pencarian minyak pertama kali di bumi nusantara ini belum berujung
pada keberhasilan. Sampai pada tahun 1881 tak terdengar lagi kegiatan lain dalam pancarian
minyak bumi di Hindia Belanda.

Jika pengeboran minyak bumi di indonesia pertama kali dilakukan di jawa barat, tetapi
keberhasilan penemuan minyak bumi secara komersial adalah di daerah Langkat, Sumatra
Utara. Adalah Aeiko Janszoon Zijlker, seorang pemimpin perkebunan tembakau Belanda
yang rupanya memiliki bakat dan semangat wirausaha. Setelah berjuang beberapa tahun,
akhirnya berhasil dengan sumur Telaga Tunggal 1, disusul sumur-sumur lainnya di Telaga
Said, Sumatera Utara.

Pada dewasa ini opersi pengeboran yang mengalami perkembangan adalah pengeboran putar
(Rotary Drilling) yang dimulai pada tahun 1863 oleh Leschot seorang insinyur sipil Prancis.
Pengeboran minyak bumi pertama kali tercatatdilakukan di Pennsylvania, Amerika, tahun
1859, di tambang milik Edwin L. Drake yang merupakan pelopor industri minyak bumi
dunia. Mulai abad ke-19, industri minyak yang modern muncul di AS dan disusul oleh
negara-negara di Eropa yang selanjutnya diusahakan secara komersil.

Von Humbold da Gay Lussac (1805), memperkirakan bahwa minyak bumi berhubungan
dengan aktivitas gunung api. Ide tersebut juga dikemukakan oleh ahli geologi Perancis, Virlet
d' Aoust (1834), teori ini didasarkan bahwa sering kali minyak bumi ditemukan bersama-
sama dengan lumpur gunung api. Sir William Logan (1842), menghubungkan rembesan
minyak bumi dengan struktur antiklin dan ini merupakan pengamatan pertama kali yang
dilakukan terhadap hubungan rembesan dengan antiklin.

Tahun 1847 di Glasgow, Inggris, pertama kali ditemukan suatu cara mengolah minyak bumi
menjadi minyak lampu, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti lilin sebagai sumber
penerangan utama saat itu, dan pada saat itu dengan penemuan tersebut maka minyak bumi
merupakan bahan utama yang banyak dicari oleh para pengusaha.

Tahun 1859 merupakan munculnya pertama kali industri minyak bumi. Salah satu proyek
pada saat itu dilakukan pengeboran minyak bumi dan ditemukan pada kedalam 69 ft di
daerah Tutisville, negara bagian AS. Pada akhir abad 19, pencarian minyak bumi telah
menyebar di luar AS, terutama Amerika Latin (Meksiko) pada tahun 1890 dan Eropa Timur
(Romania dan Rusia) serta mencapai wilayah Asia (Burma dan Indonesia).

Eksplorasi di Timur Tengah pada tahun 1919 dan tahun 1927 dilakukan pemboran minyak
bumi pertama kali dan ditemukan lapangan minyak Kirkuk dengan produksi minyak bumi
mencapai 100.000 bpd. Pada tahun 1939 juga ditemukan beberapa lapangan minyak bumi
raksasa di Saudi Arabia. Pada tahun 1960 di Kuwait, dilakukan pencarian minyak bumi di
lepas pantai.

Berkembangnya teknologi yang ada saat ini, menyebabkan perkembangan sarana dengan
menggunakan bahan bakar minyak bumi juga ikut berkembang, contohnya kendaraan
bermotor. Perkembangan ini juga menyebabkan pemisahan jenis bahan bakar minyak yang
semakin beragam. Crude oil atau minyak mentah didestilasi menjadi beberapa fraksi bahan
bakar seperti bensin, solar, minyak tanah, hingga aspal.

Di Sumatra
1871 Seorang pedagang Belanda di Cirebon, Jan Reerink merupakan orang
pertama yang mencoba melakukan eksplorasi minyak di Indonesia
(dulu Hindia Belanda)
- Mulai mengebor sumur di Cibodas, sebuah desa dekat Majalengka dan
Kadipaten, di kaki gunung Cireme, hasilnya gagal.
- Kemudian ia melakukan pengeboran di desa Panais, Majalengka,
Cipinang dan Palimanan, dengan mengunakan tenaga uap yang
didatangkan dari Canada, menghasilkan minyak yang sangat kental
disertai dengan air panas yang mancur setinggi 15 meter.
1876 Dengan tidak mendapat pinjaman modal dari Nederlandsche Handel
Maatschappij, ia menyerah dan kembali ke usaha dagang sebelumnya.
1880 Aeilko Jans Zijker, seorang petani tembakau yang pindah dari Jawa
ke Sumatra; di Langkat ia menemukan minyak yang merembes ke
permukaan, kemudian minyak yang sudah menguap tersebut dibawa
ke Jakarta (dulu Batavia) untuk dianalisis, dan dari hasil penyulingan
minyak tersebut menghasilkan 59 % minyak untuk penerangan.
1882 Zijker mencari dana ke negeri Belanda untuk explorasi minyak di
Sumatra Utara.
1883 Zijker mendapat konsesi Telaga Said dari Sultan Langkat.
1884 Zijker mulai mengebor sumur pertama, ternyata gagal.
1885 Sumur kedua, dinamakan Telaga Tunggal, berhasil menemukan
minyak di kedalaman 22 meter, dan sumber utamanya di kedalaman
120 meter.
1890 Zijker memindahkan konsesinya ke Royal Dutch Petroleum,
Zijker meninggal Desember 1890 dengan tiba-tiba di Singapore.
Kepemimpinan perusahaan digantikan oleh De Gelder yang berkantor
di Pangkalan Brandan. Fasilitas lainnya dipasang di Pangkalan Susu.
1892 Kilang Pangkalan Brandan dibangun, selesai dan mulai berproduksi
dari hasil minyak ladang Telaga Said.
1914 NIAM (Nederlandshe Indische Aardolie Maatschappij) mendapat
konsesi di Jambi dan di Bunyu, Kalimantan.

Riwayat Stanvac
1914 NKPM anak perusahaan Standard New Jersey menemukan ladang
Talang Akar di Sumatra Selatan, yang berkembang menjadi ladang
minyak terbesar yang ditemukan sebelum PD-2.
1926 Untuk mengolah minyak Talang akar NKPM membangun kilang di
Sungai Gerong, Palembang. Pipa transmisi juga dibangun dari
Lapangan Talang Akar ke Kilang Sungai Gerong dan selesai,
kemudian digunakan bersama pengoperasian kilang mulai bulan
Mei 1926 dengan kapasitas awal 3500 barrel perhari.
1933 Standard Oil New Jersey menyatukan sahamnya dengan NKPM
menjadi Standard Vacuum Petroleum Maatschappij (SVPM), yang
kemudian diubah namanya menjadi PT Stanvac. Perusahaan ini
adalah hasil penyatuan produksi dan pengilangan Standard of New
Jersey dengan jaringan pemasaran yang luas, kepunyaan Socony
Vacuum (Standard of New York, sekarang menjadi MOBIL OIL) di
seluruh Asia, Australia dan Afrika Timur.
Dengan terbentuknya perusahaan baru ini dan penemuan dari ladangladang
baru, pemasangan pipa tambahan (looping) baru dilakukan dan
kilang minyak Sungai Gerong diperbesar kapasitasnya menjadi
40.000 bpd pada tahun 1936 dan menjadi 46.000 bpd mulai tahun
1940.
Ladang minyak Lirik diketemukan di tahun-tahun sebelum penyerbuan
Jepang, pada Perang Dunia ke-2.

Riwayat Caltex
1924 Standard of Callifornia mengirimkan geologistnya ke Indonesia
tahun 1924.
1930 Kemudian membentuk anak perusahaan yang dinamakan
Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM).
1936 NPPM diberi konsesi di daerah Rimba, dikenal dengan Rokan Block,
Sumatra Tengah, yang sebelumnya ditolak oleh Standard of New
Jersey.
Standar of California bersekutu dengan Texaco untuk mengelola dan
sebagai pemilik bersama dengan nama baru yaitu California Texas
Oil Co. (Caltex)
1939 Sumur eksplorasi pertama (Rokan Block) di Sebanga, 65 km utara
Pekanbaru, menunjukkan adanya minyak, kemudian mereka
menemukan juga minyak di Duri.
1940 Pada waktu Caltex sedang mempersiapkan menara pengeboran
untuk Ladang Minas yang menjanjikan, Jepang datang menyerbu ke
Sumatra Utara.

1943 Menara pengeboran kemudian dimanfaatkan oleh Jepang untuk


melaksanakan pengeboran struktur Minas, dengan kedalaman 700
meter, menghasilkan 800 bpd.
Peran Ladang Minas setelah dikembangkan menjadi salah satu dari
20 atau 30 ladang minyak raksasa di dunia.

Di Jawa
1886 Seorang insinyur muda di Semarang bernama Andrian Stoop,
berhasil mendapatkan izin dari Gubernur Jendral untuk mengadakan
penyelidikan di Amerika Serikat tentang pengeboran minyak. Dia
berhasil mendapatkan banyak informasi yang berguna dan kemudian
menyusun laporan penting tentang industri minyak di Amerika Utara.
1887 Stoop mendirikan perusahaan baru di Surabaya untuk eksplorasi dan
pengembangan minyak di Jawa yang dinamakan Dordtsche Petroleum
Maatschappij. ia melakukan pengeboran pertama di dekat Surabaya .
Waktu itu Surabaya terkenal dengan perembesan minyak ke
permukaan; minyak ini digunakan untuk menyamak kulit dan dijual
sebagai obat.
1890 Kilang Wonokromo dibangun.
1893 Minyak pelumas pertama dibuat di Wonokromo.
1894 Kilang Cepu dibangun.
1897 Shell Transport dan Trading Company Ltd. Didirikan.
1899 Jan Stoop mengemudikan "mobil yang mengunakan bahan bakar
gasolin" dari Surabaya ke Cepu.
1914 NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) anak
perusahaan Standard Oil of New Jersey, masuk lapangan,
menemukan minyak untuk pertama kali di Cepu.
di Kalimantan
1897 Menten Mengebor sumur pertama di Kutai, Kalimantan.
1899 Shell Transport & Trading Ltd. membuat Kilang di Balikpapan.
1905 Royal Dutch menemukan minyak di Tarakan.
1907 Royal Dutch dan Shell bergabung.
1908 Proses pembuatan lilin dimulai di Balikpapan.
1908 Penggunaan pertama kali gaslifting di kampung Minyak.
1913 Pabrik drum dan kaleng dibangun di Balikpapan.
1925 Aerial photo diintroduksikan untuk eksplorasi minyak.
1929 Shell mengintroduksikan electric well logging.
di Irian Jaya/Papua
1928 Shell telah memulai melakukan survey di Irian.
Pemerintah pada m a s a itu menghimbau kepada Shell bersama
Stanvac (Standard of New Jersey dan Standard of New York) dan
Caltex (Standard of California dan Texaco) untuk mengumpulkan
dana untuk mengekplorasi Irian Jaya dan membentuk
N.V. Nederlansch Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM).
1935 Setelah mencapai kesepakatan, pembagian sahamnya menjadi
sebagai berikut: Shell dan Stanvac masing-masing 40% sedangkan
sisanya yang 20% dipegang oleh Far East Pacific Investment Co.
(anak perusahaan Caltex)
Usaha patungan itu dikelola oleh Shell karena mereka telah
melakukan survey sejak tahun 1928. Pemerintah waktu itu
memberikan hak konsesi khusus selama 50 tahun..
Waktu melakukan eksplorasi NNGPM menghadapi banyak kendala,
daerahnya terpencil dan tanahnya sukar dirambah, cuaca selalu hujan
hampir setiap hari, tenaga kerja yang harus didatangkan dari luar
Irian. Perusahaan hanya menemukan ladang yang kecil-kecil, tidak
menemukan ladang yang besar sebelum 1942. Mereka terpaksa harus
meninggalkan daerah tanpa menghasilkan produksi yang komersil
atas penanaman modal jutaan dollar.
MENGENAL TENTANG SEJARAH PEMBORAN MINYAK & GAS

Pada Awalnya dalam dunia perminyakan penemuan minyak terjadi secara tidak sengaja. Para
pengebor yang sebagaian merupakan orang-orang yang buta dalam hal mencari minyak mulai
mencaplok daerah konsesi. Menara pengeboran bertebaran di daerah itu seperti tanaman yang
merambat begitu cepat.

Banyak dari pencari minyak ini yang tidak tahu bahwa minyak bisa ditemukan pada
kedalaman yang berbeda-beda dari masing-masing lapisan.Karena itu bukan berarti satu
pengeboran pasti sama dengan yang lain menghasilkan minyak dan kebanyakan dari mereka
tidak menjumpai minyak maka dengan kecewa mereka menghentikan pengeboran dan pindah
ke tempat lain. Untuk pengeboran yang baru ini tentu harus dibutuhkan lagi sejumlah besar
uang.

Beratus-ratus lobang dibor dan tak mengeluarkan minyak. Tetapi banyak pula lobang yang
tanpa disangka memancarkan minyak dengan deras. Karena minyak itu keluar dengan tiba-
tiba sebelum mereka bersiap menampungnya maka terpaksa minyak itu harus terbuang
percuma dalam jumlah besar.

Berikut Sejarah Singkat Penemuan Minyak Di dunia :


 Kolonel Edwin L. Drake (1859)
Dia Menemukan Minyak dengan Bor tumbuk sedalam 21meter, di Titusville, Pennsilvania,
dan akhirnya dapat memproduksikan 2000 Bbl minyak pada tahun pertama.
 Leschot (1863), ahli sipil Perancis
Menjadi orang yang pertama menggunakan metode rotary drilling untuk sumur air dan
akhirnya metode tersebut di terapkan untuk pemboran pencarian minyak.
 1901
Penggunaan pertama kali rotary drilling untuk sumur minyak di Spindletop, Texas.
Di Indonesia eksplorasi minyak bumi diawali :
 P. Vandijk (1870), seorang insinyur Belanda
Di daerah Purwodadi Semarang, melalui pengamatan rembesan-rembesan minyak
 Jan Reerink (1871)
Kedalaman 33 meter di Cibodas, Majalengka Jawa Barat dan akhirnya dapat menemukan
minyak.
 Ailko Janszoon Ziilker
Sumur telaga tunggal 1, Sumatera Utara minyak ditemukan dan akhirnya dapat menghasilkan
minyak.

Di Indonesia sendiri sudah panjang sekali sejarah perminyakannya dan banyak hal yang
terjadi dalam pengembangannya. Pemanfaatan dan penggunaan minyak bumi dimulai oleh
bangsa Indonesia sejak abad pertengahan. Menurut sejarah, orang Aceh menggunakan
minyak bumi untuk menyalakan bola api saat memerangi armada Portugis.

 Pada Masa Tahun 1900


Selama ini yang lebih dikenal sebagai awal eksplorasi atau pencarian migas dilakukan adalah
pengeboran sumur Telaga tunggal oleh Zijker, namun penelitian yang dilakukan oleh salah
satu anggota IAGI (Awang HS) menemukan bahwa usaha pengeboran pertama kali
sebenarnya sudah dilakukan oleh Jan Reerink, tahun 1857. Jan Reerink adalah seorang anak
laki-laki saudagar penggilingan beras pada zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua
abad ke-19. Reerink ditugaskan ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi,
Reerink selalu melamunkan penemuan minyak seperti yang dilakukan Kolonel Drake di
Pennsylvania pada tahun 1857. Akhirnya, sebuah berita ia terima bahwa ada rembesan
minyak keluar dari lereng barat Gunung Ciremai di kawasan Desa Cibodas, Majalengka.
Reerink berketetapan hati akan membor rembesan minyak itu.

 Pada Masa Tahun 1900-1940


Penemuan-penemuan selanjutnya juga dilakukan dengan pengeboran sumur ini kemudian
disusul oleh penemuan lain yaitu di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Penemuan
lapangan Telaga Said oleh Zeijlker menjadi modal pertama suatu perusahaan minyak yang
kini dikenal sebagai Shell. Pada waktu yang bersamaan, juga ditemukan lapangan minyak
Ledok di Cepu, Jawa Tengah, Minyak Hitam di dekat Muara Enim, Sumatera Selatan, dan
Riam Kiwa di daerah Sanga-Sanga, Kalimantan.
Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 18 prusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Pada
tahun 1902 didirikan perusahaan yang bernama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang
kemudian dengan Shell Transport Trading Company melebur menjadi satu bernama The
Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum Company. Pada tahun 1907 berdirilah
Shell Group yang terdiri atas B.P.M., yaitu Bataafsche Petroleum Maatschappij dan Anglo
Saxon. Pada waktu itu di Jawa timur juga terdapat suatu perusahaan yaitu Dordtsche
Petroleum Maatschappij namun kemudian diambil alih oleh B.P.M.
Pada tahun 1912, perusahaan minyak Amerika mulai masuk ke Indonesia. Pertama kali
dibentuk perusahaan N.V. Standard Vacuum Petroleum Maatschappij atau disingkat SVPM.
Perusahaan ini mempunyai cabang di Sumatera Selatan dengan nama N.V.N.K.P.M
(Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) yang sesudah perang kemerdekaan
berubah menjadi P.T. Stanvac Indonesia. Perusahaan ini menemukan lapangan Pendopo pada
tahun 1921 yang merupakan lapangan terbesar di Indonesia pada jaman itu.
Pada awalnya Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan pembedaan antara Shell dengan
perusahaan lain. Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika baru yaitu Standard Oil of
California dan Texaco. Pada tahun 1920 ini di Amerika diundangkan “General Lisencing
Act” yang mengusulkan untuk non discriminasi.
Kemudian, pada tahun 1930 dua perusahaan ini membentuk N.V.N.P.P.M (Nederlandsche
Pasific Petroleum Mij) dan menjelma menjadi P.T. Caltex Pasific Indonesia, sekarang P.T.
Chevron Pasific Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi besar-besaran di Sumatera
bagian tengah dan pada tahun 1940 menemukan lapangan Sebangga disusul pada tahun
berikutnya 1941 menemukan lapangan Duri. Di daerah konsesi perusahaan ini, pada tahun
1944 tentara Jepang menemukan lapangan raksasa Minas yang kemudian dibor kembali oleh
Caltex pada tahun 1950.
Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di daerah Irian Jaya dibentuk
perusahaan gabungan antara B.P.M., N.P.P.M., dan N.K.P.M. yang bernama N.N.G.P.M.
(Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij) dengan hak eksplorasi selama 25 tahun.
Hasilnya pada tahun 1938 berhasil ditemukan lapangan minyak Klamono dan disusul dengan
lapangan Wasian, Mogoi, dan Sele. Namun, karena hasilnya dianggap tidak berarti akhirnya
diseraterimakan kepada perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh Pertamina tahun
1965.

 Pada Masa Tahun 1940-1960


Setelah perang kemerdekaan di era revolusi fisik tahun 1945-1950 terjadi pengambilalihan
semua instalasi minyak oleh pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T.
Minyak Nasional Rakyat yang pada tahun 1954 menjadi perusahaan Tambang Minyak
Sumatera Utara (PT MTMSU). Perusahaan ini bersifat lokal. Operasinya belum secara
nasional. Pada tahun 1957 didirikan P.T. Permina oleh Kolonel Ibnu Sutowo yang kemudian
menjadi P.N. Permina pada tahun 1960. Pada tahun 1959, N.I.A.M. menjelma menjadi P.T.
Permindo yang kemudian pada tahun 1961 berubah lagi menjadi P.N. Pertamin. Pada waktu
itu juga telah berdiri di Jawa Tengah dan Jawa Timur P.T.M.R.I (Perusahaan Tambang
Minyak Republik Indonesia) yang menjadi P.N. Permigan dan setelah tahun1965 diambil alih
oleh P.N. Permina.Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan diganti
dengan sistem kontrak karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.M.
Permina. Tahun 1965 menjadi momen penting karena menjadi sejarah baru dalam
perkembangan industri perminyakan Indonesia dengan dibelinya seluruh kekayaan B.P.M. –
Shell Indonesia oleh P.N. Permina. Pada tahun itu diterapkan kontrak bagi hasil (production
sharing) yang menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah konsesi P.N.
Permina dan P.N. Pertamin. Perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai kontraktor dengan
hasil produksi minyak dibagikan bukan lagi membayar royalty.
 Pada Masa Tahun 1960-Sekarang
Tahun 1960 anjungan pengeboran (Jack-up Rig) mulai beroperasi secara massal. Dan Sejak
tahun 1967 eksplorasi besar-besaran juga dilakukan di Indonesia baik di darat maupun di laut
oleh P.N. Pertamin dan P.N. Permina bersama dengan kontraktor asing. Tahun 1968 P.N.
Pertamin dan P.N. Permina digabung menjadi P.N. Pertamina dan menjadi satu-satunya
perusahaan minyak nasional. Di tahun 1969 ditemukan lapangan minyak lepas pantai yang
diberi nama lapangan Arjuna di dekat Pemanukan, Jabar. Tidak lama setelah itu ditemukan
lapangan minyak Jatibarang oleh Pertamina. Kini perusahaan minyak PERTAMINA ini
tengah berbenah diri menuju perusahaan bertaraf internasional. Pertumbuhan dan
pengembangan lapangan migas di Indonesia mencapai puncaknya ketika produksi minyak
Indonesia mencapai diatas satu setengah juta barel perhari yang dicapai pada tahun 1977. Dan
Sekarang Justru Perkembangan Minyak & Gas Menjadi sangat menurun baik di dunia
maupun di indonesia.
Namun Perusahaan Nasional yang semakin berkembang sekarang yaitu munculah perusahaan
yang bernama PT. MEDCO GRUP dimana meskipun dunia migas sedang sepi tapi
perusahaan ini masih cenderung stabil berkiprah dalam dunia migas.

Itulah merupakan sejarah singkat dunia perminyakan, kalian semua pasti tahu kondisi saat ini
yang kita rasakan seperti apa minyak & gas. Hanya generasi muda seperti kitalah yang dapat
meneruskan untuk menjadikan dan mengembangkan salah satu sumber energi terpenting di
dunia itu nasibnya lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai