DOSEN PEMBIMBING :
OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
BANDA ACEH
2014
PENGEBORAN
Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri
pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya dilakukan sebelum diadakannya
penambangan. Adapun kegiatan pengeboran antara lain :
Pemboran Geotek adalah untuk menentukan karakteristik tanah dan batuan, dalam
beberapa hal digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi alami dan
posisi mauka air tanah.Pemboran Kontruksi adalah untuk menetukan batas antara
batuan dasar (base meaf) dan batuan diatas yang umumnya sudah mengalami
deformasi pelapukan.
A. Sejarah Pengeboran
(600-260) Sebelum Masehi, Cina mengebor sampai dengan diameter 14 inch dan
kedalaman sampai 2000 meter.
(1845) Masehi, Beart Inggris memperoleh paten pada metode pengeboran putar
(rotary drilling).
Pada pertengahan abad ke-19, Corps of the Mining Engineers, suatu institusi
Belanda, telah melaporkan penemuan minyak pada dekade 1850-an, antara lain di
Karawang (1850), Semarang (1853), Kalimantan Barat (1957), Palembang (1858),
Rembang dan Bojonegoro (1858), Surabaya dan Lamongan (1858). Temuan minyak
terus berlanjut pada dekade berikutnya, antara lain di daerah Demak (1862), Muara
Enim (1864), Purbalingga (1864) dan Madura (1866).
Cornelis de Groot, yang saat itu menjabat sebagai Head of the Department of
Mines, pada tahun 1864 melakukan tinjauan hasil eksplorasi dan melaporkan adanya
area yang prospektif. Laporannya itulah yang dianggap sebagai milestone sejarah
perminyakan Indonesia (Abdoel Kadir, 2004).
Berdirinya Royal Dutch Company pada tahun 1890, tidak terlepas dari upaya
Zeilker yang berhasil menemukan minyak secara komersial di Telaga Said, Sumatra
Utara. Atas temuan komersialnya itu, Zeilker lalu berangkat ke Belanda untuk
menandatangani proposal pendirian perusahaan minyak terbesar di Hindia Belanda
yang berpusat di Pangkalan Brandan. Dia sendiri lalu ditunjuk untuk memimpin
perusahaan itu. Pada tahun itu juga, ia wafat dan digantikan oleh De Gelder, yang
bertugas mengembangkan lapangan-lapangan baru. Sementara itu, Shell,
perusahaan yang didirikan oleh Marcus Samuel pada tahun 1897, pada awalnya
hanya merupakan perusahaan yang menjual kulit kerang di kota London. Komoditas
pertamanya inilah yang dijadikan logo perusahaan hingga kini.
Pada tahun 1924, Standard Oil of California (Socal), grup Standard Oil yang
lainnya, datang ke Hindia Belanda. Socal kemudian bergabung dengan Texaco dan
mendirikan perusahaan joint venture bernama NPPM (Nederlandsche Pasific
Petroleum Maatschappij). Pengeboran pertama mereka lakukan pada tahun 1935 di
Blok Sebangga, sekitar 65 km utara Pekan Baru, dan menghasilkan minyak meskipun
tidak terlalu besar. Penemuan besar mereka terjadi pada tahun 1944, pada saat ahli
geologi NPPM melakukan pengeboran di Sumur Minas-1. Penemuan inilah yang
merupakan cikal bakal penguasaan Chevron terhadap cadangan minyak terbesar di
Indonesia saat ini.
B. Teori Dasar
Hampir dalam semua bentuk penambangan, batuan keras diberai dengan
pengeboran dan peledakan. Pengeboran dan peledakan dibutuhkan di sebagian
besar tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Kriteria metode penggalian
menurut Franklin, dkk (1971) adalah dengan gali bebas (free digging), penggaruan
(ripping) dan peledakan (blasting). Peledakan terbagi menjadi dua, yaitu peledakan
peretakan dan peledakan pembongkaran. Kriteria metode penggalian menurut
Franklin, dkk (1971) ditunjukkan pada Gambar 3.1 .
Gambar 3.1 Diagram Kriteria Indeks Kekuatan Batuan (Fanklin dkk, 1971)
Misal diketahui nilai Point Load Index 10 MPa dan Fracture Index 0,6 m. Pada
sumbu X di plot garis pada angka 80 MPa dan ditarik vertikal. Kemudian dari sumbu Y
di plot garis pada angka 0,6 sampai berpotongan dengan garis hasil plotting dari
sumbu X. Dari titik perpotongan tersebut, dapat diketahui metode penggalian yang
direkomendasikan.
1. Tahap Persiapan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :
Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau
mendatangkan peralatan dan bahan-bahan pemboran beserta personelnya
ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan lapangan.
Pekerjaan Persiapan Lokasi
Pada tahap pekerjaan ini meliputi :
a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan
mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur
bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila
formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan
formasi yang mudah runtu.
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting)
pompa Lumpur beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :
- Kekentalan (viskositas) Lumpur bor
- Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya
(penetrasi waktu permeter)
- Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.
Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik
kecil atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan
kedalamanya. Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data
pendukung hasil electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air
(akuifer)
b. Air Lif
Pada metode air lif ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam
sumur dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air
lif ini dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan
hingga ke dasar sumur dalam.
D. Komponen Utama
Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan
pemboran diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mesin Bor
2. Pompa atau Kompresor
3. Stang Bor
4. Pipa Casing
5. Mata Bor
1. Mesin Bor
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi:
• Tipe/ model mesin bor
• Diameter lubang
• Sliding stroke
• Berat mesin bor
• Power unit
• Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu
• Hoisting capacity (kapasitas)
• Dimensi (panjang x lebar x tinggi)
Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai
berikut
a. Mesin Bor Tumbuk
b. Mesin Bor Putar
c. Mesin Bor Putar – Hidrolik
Kelebihannya:
• Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
-Biaya transportasi lebih murah
- Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah
- Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat
• Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
• Tanpa sistem sirkulasi.
• Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer
• Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil
Kekurangannya:
• Kecepatan laju pemboran rendah
• Sering terjadi sling putus
• Tidak bisa mendapatkan core
• Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
• Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
• Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan
-
Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah:
• Merk
• Kapasitas
• Berat
• Kemampuan rotasi
• Dimensi
• Diameter lubang
• Tipe/ model
3. Stang Bor
Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung –
ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah
stang bor.Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai:
- Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin
bor menuju mata bor.
- Jalan keluar – masuknya fluida bor
Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran adalah 10
f (3m) dan 30 f (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung dengan tujuan dan
efisiensi pemboran.
Kriteria yang harus diperhatiakan dalam pemilihan ukuran, meliputi:
a. Tujuan pemboran
b. Kedalaman pemboran
c. Kekerasan batuan
d. Metode sirkulasi fluida
e. Diameter lubang bor
Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran
tergantung dari mekanisme pemboran yang diterapkan.
- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Putar. Rangkaian stang bor pada pemboran
putar hamper semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor
yang dipakai pada pemboran mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan
diameter luar, diameter dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya
memiliki klasifikasi yang berbeda.
- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Tumbuk.Rangkaian stang bor pada mesin
bor tumbuk terdiri dari:
1. Mata bor pahat.
2. Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang.
3. Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk
melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas.
4. Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan untuk
meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk meneruskan putaran
kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga lubang bor
lurus
Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut adalah :
• Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 f atau yang berukuran 9 m.
4. Pipa Casing
Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor
dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan – gangguan.
Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:
- Tipe Flash Joint. Dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya
dilakukan secara langsung.
- Tipe Flash Coupled. Dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah
coupling.
Beberapa komponen yang terdapat dalam casing, diantaranya adalah:
a. Casing Swivel
Alat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang bor,
b. Casing Head
Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat casing bagian atas,
c. Casing Shoe
Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari kerusakan
d. Casing Cutter
Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi masalah, fungsinya
untuk memotong casing pada titik yang diinginkan,
e. Casing Band
Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi pengangkatan dan
penurunan.
E. Komponen Pendukung
Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran
diantaranya meliputi:
- Water Swivel,
Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa
menuju ke dalam stang bor.
- Hoisting Water Swivel
Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang
berputar selama proses pengangkatan dan penurunan.
- Hoisting Plug
Alat ini dihubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses
pengangkatan dan penurunan stang bor.
- Hoisting Rope Socket
Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas
menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting plug.
- Pipe Wrench
Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain –
lain.
- Snatch Block
Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk
mengangkat dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor.
Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh
karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk membantu proses
pengangkatan dan penurunan.
- Travelling Block
Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan pemboran.
- Come Along
Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran
dangkal
- Rod Coupling Tap
Alat ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan
tertinggal dalam lubang bor.
- Rod Band
Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.
- Knocking Block
Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk
melindungi peralatan bor.
- Drive Hammer with Chain
Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami
kemacetan.
- Menara
Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya
adalah derrick
- Permale Wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa yang kecil,
seperti kabel core barrael tanpa merusak tabung.
- Rod Holder
Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau
penurunan.
- Super Strong
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa dengan
ukuran besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.
F. Legal Operation
Kegiatan pengeboran minyak dan gas serta panas bumi adalah kegiatan yang
membutuhkan teknologi tinggi dan juga biaya yang tinggi. Oleh karenanya
dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan ahli dalam bidangya. Selain
tiga hal di atas kegiatan ini juga mengandung resiko yang tinggi, oleh karenanya
perlindungan terhadap sumber daya manusia yang dimiliki dan juga peralatan yang
digunakan sangatlah penting. Berikut pembahasan mengenai keselamatan kerja di
operasi pengeboran baik pada sumber daya manusianya maupun terhadap peralatan
yang digunakan. Sehingga diharapkan biaya yang dikeluarkan akan menjadi optimal.
Perlindungan Perorangan
1. Perlindungan Kepala
Perusahaan menyediakan pelindung kepala (hard hat) untuk semua karyawan
yang baru diangkat. Pelindung kepala tersebut harus dipakai oleh setiap karyawan
yang sedang bekerja atau yang berada di luar daerah akomodasi. Bila sedang bekerja
di tempat yang tinggi, pelindung kepala harus diikatkan pada pakaian kerja dengan
menggunakan tali yang pendek agar tidak jatuh dan menimpa atau melukai pekerja
yang berada di bawah. Beberapa pelindung kepala harus disiapkan di rig untuk
dipakai oleh pengunjung. Topi-topi tadi harus dicat putih dan diberikan tulisan
“visitor” (pengunjung). Rambut yang panjang harus dipotong atau diberi net atau
diikat dan dimasukkan ke dalam kearah baju agar tidak tersangkut pada peralatan.
5. Pelindung telinga
Bila seseorang pekerja diminta untuk bekerja di tempat dimana tingkat
keributannya melebihi tingkat yang diijinkan untuk kesehatan pendengaran, pekerja
tersebut harus dilengkapi dengan dan memakai alat pelindung untuk mengurangi
keributan sampai pada tingkat yang tepat dapat diterima, sekitar 12 desibel.
6. Ikat pinggang pengaman
Ikat pinggang pengaman (safety belts) harus digunakan bila bekerja pada BOP,
derrick, di atas tepi, atau kapan saja seseorang terancam jatuh dari ketinggian lebih
dari 6 f. Safety line harus terbuat dari kabel yang dibungkusplastic dan dijalin atau
dari tali nylon. Keduanya harus benar-benar tersambung dengan snapling type
fasteners. Semua ikat pinggang pengaman harus dijaga agar tetap bersih, gunakan
hanya air tawar untuk mencegah karat dan diperiksa secara teratur kemamuannya.
Bila ternyata ikat pinggang pengaman sudah tidak aman, harus segera dihancurkan
untuk mencegah pemakaian berikutnya.
7. Peralatan pernafasan
- Peralatan pernafasan (breathing) harus selalu tersedia pada semua instalasi.
- Rig supervisor harus memperhatikan bahwa karyawannya mengetahui bagaimana
mengoperasikan perlatan self contained breathing apparatus (SCBA). Training dapat
dimasukkan dalam bagian dari drill (latihan) atau safety meeting.
- Kedok pernafasan harus selalu tersedia untuk digunakan ketika penyemprotan cat,
cementing, mencampur bahan-bahan kimia dan lain-lain.
8. Peralatan penyelamat
Sekurang-kurangnya sebuah alat penyelamat harus ditempatkan pada tempat
tidur setiap orang untuk semua kamar. Selama emergencydrill, semua crew harus
melatih diri terbiasa menggunakan alat-alat penyelamat (life vest life boat, kedok
pernafasan dan lain-lain)
- Peralatan yang lepas, suku cadang, peralatan mekanik atau material yang tidak
perlu, tidak boleh disimpan di lantai derrick. Semua peralatan yang ada di sana
harus mempunyai safety line (tali pengaman) sebagai tambahan untuk menjaga
supaya jangan terjatuh.
- Alat-alat harus dikembalikan ke tempatnya setelah dipakai dan tidak boleh
ditinggalkan di sekitar rig dalam keadaan membahayakan.
2. Gurinda
- Gurinda harus mempunyai protective shield (perisai pelindung) dan tempat
peralatan yang dapat disetel. Tempat peralatan harus diatur dengan benar, hal ini
penting karena bila ada sepotong material terjepit diantara rest dan roda, dapat
menyebabkan roda tersebut patah, dan melemparkan potongan-potongan lebih
cepat dari jalannya peluru.
- Jangan mengasah pada sisi roda gurinda sebab dapat menyebabkan gurinda
patah atau rusak sebelum waktunya.
- RPM gurinda tidak boleh melebihi kecepatan roda yang telah direkomendasikan
yang tertera pada table.
- Cup type goggles atau sebuah perisai muka harus ditempatkan di dekat gurinda
atau buffer (penghalus) sedang dijalankan.
- Pekerja jangan berdiri disamping kedua tong tersebut ketika driller sedang
menyambung atau melepas joint.
- Bila tarikan yang lebih kuat pada jerk line diperlukan untuk melepaskan ikatan yang
kuat, semua crew floor harus menyingkir dari rotary dan jalur tong sebelum
torque dijalankan.
- Bila tong tidak dipergunakan, harus disangkutkan kembali di sudut rig floor agar
tidak menghalangi jalan.
4. Spinning wrench
- Spinning wrench harus diperiksa dengan benar sesuai dengan spesifikasi pabrik,
pastikan bahwa tidak ada pemakaian yang berlebihan pada waktu wrench
dijalankan.
- Jauhkan tangan dari drillpipe ketika memasang spinning wrench pada pipa.
- Spinning wrench hanya dijalankan oleh personil yang berpengalaman.
- Hoses harus dilepaskan pada waktu mengerjakan perawatan.
5. Rantai pipa
- Tak seorang personilpun diijinkan menggunakan kunci rantai pipa tanpa
diinstruksikan terlebih dahulu mengenai cara pengoperasiannya, teknik
penggunaannya dan pengontrolannya.
- Rantai, sambungan rantai dan tali ekor harus diperiksa terlebih dahulu sebelum
rantai digunakan dan diperbaiki atau diganti bila perlu.
- Semua roller guides pada jalur rantai atau guide post harus dapat bergerak secara
bebas, dan tidak ada tepi-tepinya yang tajam dimana rantai dapat tersangkut.
- Bila tidak digunakan, rantai harus digulung dan diletakkan di depan drawwork
sebelah bawah, agar tidak menghalangi jalanan.
7. Catheads
- Jangan mengangkat personel ke derrick dengan menggunakan cat line.
- Supervisor harus memberi instruksi yang tegas dan memberikan latihan mengenai
cara mengoperasikan cathead secara aman sebelum mengijinkan mereka
menjalankannya.
- Jangan menjalankan cathead tanpa ada orang lain di driller console.
- Pergesekan pada permukaan cathead harus dijaga agar tetap halus dan bebas dari
lekukan-lekukan.
- Cathead harus dilengkapi dengan pemisah tali untuk mencegah cat line berbaur.
- Pemisah tali harus diperiksa secara teliti ketajamannya. Bila menjadi lebih tajam,
maka harus dilumasi sebelum penggunaan selanjutnya.
- Bila cathead operator tidak dapat melihat ujung beban dari cat line, maka ia tidak
boleh menggerakan cat line tanpa aba-aba dari flagman.
- Cat line yang tidak dipakai jangan ditinggalkan tergulung di sekitar cathead
- Jauhkan tangan dari tali di sekitar cathead yang sedang digunakan dan hindari tali
terkumpul di sekitar kaki.
8. Drawworks
- Drawworks harus dimatikan dan rem harus dipasang bila driller terlibat dalam
pembicaraan. Perhatian penuh harus diberikan pada travelling block yang sedang
berjalan.
- Drawwork brake harus dirantai bila ditinggalkan.
- Drawwork brake harus dirantai sehingga travelling block tidak dapat bergerak
ketika crown block sedang diservis atau pekerjaan lain sedang dikerjakan di tempat
tersebut.
- Semprotan air jangan diarahkan ke drawwork brake bands ketika membersihkan
drawwork.
- Crown-O-Maticbrake harus diset kembali dengan tepat pada tempatnya setelah
pekerjaan memotong atau melepas drilling line
- Hanya driller atau pekerja yang berpengalaman dan terlatih yang diperkenankan
mengoperasikan drawwork
9. Perpipaan (tubular)
Drill pipe job
- Drillpipe yang akan dipasang pada atau dilepas dari drill string tidak boleh dibiarkan
tinggal dalam mouse hole pada waktu round trip.
- Setiap stand drillpipe diangkat dari rig foor pipe rack harus ditahan ketika pipa
diangkat, sehingga tidak terayun melintasi rig floor.
- Saat stand drillpipe dibawa melintas rig floor untuk diikat (stabbing),derrickman
harus menghentikan ayunan pipa dari atas.
- Pandangan driller pada drillpipe yang ada pada rotary table tidak boleh terhalang.
- Pada waktu mengangkat pipa dari lubang sumur, setiap stand dari drillpipe yang
ditempatkan dalam racking finger harus diikat dengan tali atau rantai untuk
mencegah drillpipe berantakan sekiranya ada gerakan rig yang mendadak atau angin
badai.
- Sebuah pipe jacking bar (dongkrak) yang memadai harus digunakan untuk
mengatur pipa yang sedang diset pada rack pipa, bukan menggunakan pipe wrench
dan alat pengangkat lain yang dapat mengakibatkan luka dan menyebabkan
kerusakan pada sealing area dari tool joint pin.
- Pipa dimasukkan ke rak dengan mendorong bagian luar pipa ke belakang.
- Kaki tidak boleh ditempatkan di bawah pipa bila sedang melakukan rabitting pada
drillpipe.
- Selama trip, rak pipa harus dijaga agar tetap bersih dari lumpur yang keluar dari
dalam pipa untuk menghindari pipa tergelincir.
Casing Job
- Casing slip, spider, dan elevator harus dipindahkan ke rig floor dengan
menggunakan wire rope sling yang kekuatannya memadai untuk mencegah agar
tidak jatuh.
- Sebelum mulai dengan casing job, casing slip dan elevator harus diperiksa terlebih
dahulu keamanan kerjanya.
- Tangan jangan diletakkan pada casing collar (joint) yang menonjol di atas casing
slips bila casing berikutnya sedang diikat.
- Casing yang sedang diikat jangan diturunkan bila tangan, jari, atau anggota badan
diperkirakan pada tempat yang berbahaya.
- Ketika running casing, pandangan antara drawwork consule dengan rotary table
tidak boleh terhalang.
- Saat memasangkan elevator ke dalam casing di derrick, derrickman harus
diberitahu agar tangannya tidak terjepit diantara elevator dan casing tersebut.
- Casing protector harus dimasukkan ke dalam container-container di rig floor bila
dilepas dari casing, hal ini untuk menghindari bahaya luncur.
- Menggunakan single joint casing pick up elevator lebih baik daripada menggunakan
pick up line.
REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Anjungan_lepas_pantai
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkat-tentang-pengeboran.html#axzz3IOSLBCBw
http://id.wikipedia.org/wiki/Fluida_pengeboran
http://miningunmul.blogspot.com/
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkat-tentang-pengeboran.html#ixzz3IOenmmEp
http://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/08/drilling-pemboran.html
http://petro-engine.blogspot.com/2011/08/operasi-pengeboran-sesi-i.html
http://benyjemblunk.blogspot.com/2013/12/pengeboran-drilling-dan-boring_5.html
http://teknikpemboranmigas.blogspot.com/
http://casdiraku.wordpress.com/2010/02/23/sejarah-pengelolaan-migas-indonesia/