Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA ASMA BRONKIAL

Dinas Kesehatan UPTD Puskesmas


Kabupaten Ciamis No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/II /2016 Sadananya
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : Februari 2016 Ka UPTD Puskesmas Sadananya

No. Revisi :
SOP UKP
Dedeng Nurkholik SP, SKM., MM
Halaman : 1/2 Penata Tk. I
NIP. 19770427 200112 1 002
A. Pengertian Suatu kegiatan penatalaksanaan terhadap penderita dengan gangguan
inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel inflamasi dan
mediator. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan
nafas terhadap bermacam-macam stimulus dan penyempitan jalan nafas
yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas, dada
terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan atau dini hari. Derajat
penyempitan bervariasi yang dapat membaik secara spontan dengan
pengobatan.
B. Tujuan Sebagai acuan/panduan bagi petugas medis dalam penatalaksanaan Asma
Bronkial dan mencegah terjadinya komplikasi.
C. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. tentang kebijakan pelayanan klinis
D. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
E. Prosedur 1. Melakukan anamnesa pada pasien. Keluhan utama pasien asma bronkial
adalah sesak nafas yang episodik, batuk-batuk berdahak yang sering
memburuk pada malam dan pagi hari menjelang subuh, batuk biasanya
terjadi kronik.
2. Menanyakan faktor resiko :
Ada riwayat keluarga
Faktor lingkungan: bahan-bahan di dalam dan luar ruangan, makanan-
makanan tertentu, obat-obatan tertentu, bahan iritan, emosi, asap rokok,
polusi udara dari dalam dan luar ruangan, infeksi saluran nafas, aktvitas
fisik tertentu dan perubahan cuaca.
3. Melakukan pemeriksaan fisik terarah
a. Sesak nafas
b. Mengi pada auskultasi
c. Pada serangan berat digunakan otot bantu nafas (retraksi
supraklavicula, interkostal dan epigastrium)
4. Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang.
TATALAKSANA ASMA BRONKIAL

Dinas Kesehatan UPTD Puskesmas


Kabupaten Ciamis No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/II /2016 Sadananya
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : Februari 2016 Ka UPTD Puskesmas Sadananya

No. Revisi :
SOP UKP
5. Penatalaksanaan Komprehensif
Menyarankan kepada pasien untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan faktor pencetusnya
Dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang
serta menetapkan pengobatan pada serangan akut.

Semua tahapan: Ditambahkan agonis beta-2 kerja singat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak
melebihi 3-4 kali sehari
Berat Asma Medikasi pengontrol Alternatif/Pilihan lain Alternatif lain
harian
Asma intermiten Tidak perlu -------- --------
Asma persisten ringan Glukokortikosteroid Teofilin lepas --------
inhalasi (200-400g lambat
BB/hari atau Kromolin
ekuivalennya) Leukotriene
modifiers
Asma persisten sedang Kombinasi inhalasi Glukokortikosteroid Ditambah agonis
glukokortikosteroid inhalasi (400-800g beta-2 kerja lama
(400-800g BB/hari BB/hari atau oral, atau
atau ekuivalennya) dan ekuivalennya) Ditambah teofilin
agonis beta-2 kerja ditambah Teofilin lepas lambat
lama lepas lambat, atau
Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800g
BB/hari atau
ekuivalennya)
ditambah agonis
beta-2 kerja lama
oral, atau
Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi
(>800g BB/hari
atau ekuivalennya)
atau
Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800g
BB/hari atau
ekuivalennya)
ditambah
Leukotriene
modifiers
Asma persisten berat Kombinasi inhalasi Prednsolon/metilpredni
Glukokortikosteroid solon oral selang sehari
(>800g BB/hari atau 10 mg ditambah agonis
ekuivalennya) dan beta-2 kerja lama oral,
agonis beta-2 kerja ditambah teofilin lepas
lama. Ditambah 1 lambat
dibawah ini:
TATALAKSANA ASMA BRONKIAL

Dinas Kesehatan UPTD Puskesmas


Kabupaten Ciamis No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/II /2016 Sadananya
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : Februari 2016 Ka UPTD Puskesmas Sadananya

No. Revisi :
SOP UKP
Teofilin lepas
lambat
Leukotriene
modifiers
Glukokortikosteroid
oral
Semua tahapan: Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan,
kemudian turunkan bertahap sapai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma
terap terkontrol.

Kriteria rujukan
a. Bila sering terjadi eksserbasi
b. Pada serangan asma akut sedang dan berat
c. Asma dengan komplikasi
Prognosis
Pada umumnya bonam

G. Unit Terkait 1. Pelayanan Rawat Jalan


2. Pelayanan tindakan gawat darurat

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai