Anda di halaman 1dari 25

Obat Anti Tuberkulosis

Dr. Rika Yuliwulandari, PhD


Tuberkulosis
Penyakit infeksi disebabkan oleh kuman M.
tuberculosis (MTB)
Dapat mengenai berbagai organ tubuh
Karakteristik MTB:
Pertumbuhan lambat
Intraselular
!! AIDS, gelandangan
Respon MTB thd OAT:
Lambat
Bulan tahunan
Kombinasi
Resistensi
OAT:
Aktifitas farmakologi
Mekanisme kerja
Penggunaan
ES
Penggolongan
2 kategori mayor:
First line:
Efikasi bagus
Toksisitas ringan
Ditoleransi dengan baik
Contoh: Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin
Second line:
Sebagai alternatif dari first line drug
Pada kasus resistensi
Contoh:
Para-aminosalicylic acid
Kanamisin
Amikacin
Kapreomisin
Ciprofloxasin
Ethionamid
Antituberculosis Lainnya
First-Line Drugs Second-Line Drugs
Isoniazid Streptomycin
Rifampin Cycloserine
Pyrazinamide p-Aminosalicylic acid
Ethambutol Ethionamide
Rifabutin* Amikacin or kanamycin*
Rifapentine Capreomycin
Levofloxacin*
Moxifloxacin*
Gatifloxacin*
* Tidak direkomendasi oleh FDA
Singkatan umum
Ethambutol EMB
Isoniazid INH
Pyrazinamide PZA
Rifampin RIF
Rifapentine RPT
Streptomycin SM
ES yang umum terjadi(1)
Obat ES Gejala
OAT Allergi Kulit kemerahan
Etambutol Gangguan mata Kabur, pandangan
berkurang, pandangan jadi
berwarna
Isoniazid, Hepatitis Nyeri Abdominal
Pyrazinamide, Gangguan fungsi liver
atau Lemah
Rifampin Gangguan nafsu makan
Mual, muntah
Kulit, mata kekuningan
Urine berwarna gelap
ES yang umum terjadi (2)
Obat ES Gejala
Isoniazid Peripheral Kesemutan pada tangan dan
neuropathy kaki
Pyrazinamide Gangguan GI tr Nyeri lambung, muntah,
gangguan nafsu makan, nyeri
Arthralgia sendi, Gout (jarang)
Arthritis

Streptomycin Kerusakan telinga Gangguan keseimbangan


Tuli
Telinga berdengung
Gangguan ginjal Gangguang fungsi ginjal
ES yang umum terjadi (3)
Obat ES Gejala
Rifampisin Thrombocytopenia Mudah perdarahan
Rifabutin Gangguan pembekuan
darah
Rifapentine Gangguan GI tr
Nyeri lambung
Rifamisin Interaksi obat

Interaksi dengan obat lain:


- Pil KB, implants, metadon
Interaksi obat
Rifamisin
Menurunkan konsentrasi serum:
HIV-1 protease inhibitor
Hati2 gagal terapi
Isoniazid
Meningkatkan konsentrasi
Fenitoin ---- mudah toksisitas
Isoniazid
Bakterisidal
Efektif untuk bakteri yang aktif tumbuh
Bakteriostatik
Untuk bakteri fase resting
Aktif melawan bakteri intra dan ekstraselular
Dapat penetrasi ke sel fagosit
Tidak efektif melawan Mycobacteria atipic
Penggunaan klinis:
Paling banyak digunakan untuk profilaksis maupun tx TB
Pemberian:
PO
Pe
ES:
Reaksi alergi
Demam
Kemerahan
Hepatotoksisitas: sekitar 20% pasien
SGOT/SGPT meningkat
DILI pada usia >35 tahun, terutama alkoholik
Toksisitas syaraf perifer dan pusat
Ok peningkatan ekskresi piridoksin akibat INH
Defisiensi piridoksin
Neuritis perifer
Retensi urin
Insomnia
Episodic psikotik

Penghentian terapi:
Gejala hepatitis
SGOT/SGPT menigkat > 3 x
Rifampisin
Derifat sintetik dari Rifamycin B (diprodukso oleh
Streptomyces mediterranei)
Farmakologi:
PO:
Absorbsi baik
Distribusi luas (sputun, cavernum, CSF pada inflamasi
meningen)
Ekskresi: di urin dan feses
T1/2: 4 jam

Aktifitas farmakologi:
Spektrum luas
Aktif melawan Cocus Gram +, mycobakteria
Bakterisidal pada MTB
Dapat melawan kuman intraselular, dalam abses,
dalam cavitas paru
Mekanisme kerja
RFP berikatan dengan subunit dari DNA-
dependent RNA polymerase --- menghambat
sintesis RNA
Resistensi:
Mutasi pada RNA polymerase
Tidak ada cross resistensi terhadap OAT lain
Penggunaan klinis
Sering diberikan secara kombinasi untuk
mencegah resistensi pada TB
Bisa untuk tx lepra
Tx penyakit infeksi lain
Cocus gr +
Resisten thd obat lain
Profilaksis thd meningitis oleh pneumokokus resisten
penisilin
ES:
Perubahan warna pada urine, keringat, air mata,
lensa kontak --- orange
Tidak berbahaya
Proteinuria
Gangguan respon antibody
Meningkatkan aktifitas enzim mikrosomal hati,
hati2 interkasi
Dosis besar: demam, flu-like syndrome
Etambutol
Bakteriostatik thd MTB
Absorbsi:
Baik melalui saluran cerna
Distribusi ke seluruh jaringan dan cairan tubuh
Pemakain kombinasi untuk mencegah resistensi
ES:
Paling serius: neuritis opticus (tgt dosis)
Gangguan visus
Buta warna hijau (reversible)
Pirazinamid
Analog dari Nicotinamide.
Aktifitas:
pH netral: inaktif
pH 5.5: bakteriostatik thd MTB dan mikobakteria
lainnya
Farmakologi:
PO: absorbsi cepat
Distribusi luas di jaringan tubuh, meningen yang
inflamasi
Ekskresi di ginjal
Penggunaan:
Kombinasi dengan OAT
Resistensi:
Mudah terjadi
Tidak ada cross resistensi dg OAT lain
ES:
Gangguan liver
Mual, muntah
Streptomisin
OAT pertama
Efektif melawan MTB tapi aktifitas lebih lemah
dibanding INH, RFP
Penetrasi ke dalam sel kurang
Resistensi:
Mudah terjadi
Penggunaan:
Jika perlu OAT injeksi
TB berat
Resisten thd OAT lain
Kombinasi
Second line
Dipakai jika obat lini pertama:
Dihentikan
Resisten
ES berat
Tipe Pasien

Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.


Kasus baru
Blm pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan
(4 minggu).
Kasus kambuh (Relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis
dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA
positif (apusan atau kultur).
Kasus setelah putus berobat (Default )
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA
positif.
Kasus setelah gagal (failure)
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi
positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
Kasus Pindahan (Transfer In)
Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk
melanjutkan pengobatannya.
Kasus lain :
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini
termasuk Kasus Kronik , yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah
selesai pengobatan ulangan
Dosis
Panduan terapi
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan
paduan obat sisipan (HRZE)
Kategori Anak: 2HRZ/4HR

Anda mungkin juga menyukai