Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

IMAGING SYSTEM (B)


ANALISIS FORENSIK CITRA

Oleh :

Ni Kade Mega Handayani


(1605551030)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Analisis Forensic Citra

Forensic citra adalah teknik untuk melakukan analisis gambar. Menganalisa kedua
gambar untuk menentukan gambar mana yang masih original dan asli dengan melakukan analisa
dari metadata, ELA (error level analisis), dan Clone detection melalui tool online di website
https://29a.ch/photo-forensics/. Persiapan yang diperlukan adalah dua gambar, yaitu gambar asli
yang masih belum diedit dan gambar yang sudah dimanipulasi atau diedit. Berikut adalah
gambar untuk analisa forensic. Kedua gambar dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Foto Uji Coba


Gambar Editan Gambar Asli

Tabel 1 merupakan tabel dari gambar yang digunakan untuk uji coba analisis forensic
untuk membuktikan keaslian dari gambar. Tabel terdiri dari dua gambar diantaranya gambar
editan dan gambar asli.

1. Metadata
Metadata merupakan teknik analisis forensic dengan mengecek informasi metadata,
kebanyakan JPEG menyediakan beberapa informasi terkait gambar yang diambil. Misalkan,
JPEG dari kamera digital biasanya memuat informasi tipe kamera, resolusi, setelan fokus.
Beberapa kelemahan metadata diantaranya adalaha metadata masih dapat dimanipulasi, waktu
dan tanggal pengambilan gambar mungkin tidak tepat jika ada fitur daylight saving time. Hasil
analisi metadata dari kedua gambar dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Metadata Foto Uji Coba

Metadata Gambar Editan Metadata Gambar Asli

Tabel 2 merupakan hasil analisis metadata foto uji coba pada Tabel 1. Perbandingan metadata
dapat dilihat pada informasi yang tertera pada gambar yang ada dalam tabel.

Kedua gambar yang telah disiapkan sudah dianalisa pada link https://29a.ch/photo-forensics.
Pada gambar asli diketahui gambar diambil dengan software android model Z007 ASUS, yang
artinya diambil dari kamera hanphone. Gambar diambil pada tanggal 2016:02:21 jam 08:59.
Berbagai informasi lainnya seperti, ukuran gambar, image orientation juga terdapat pada
metadata. Pada gambar yang diedit tidak terlihat adanya informasi seperti tanggal pengambilan
gambar dan lain-lain. Kemudian terdapat informasi software yang digunakan untuk mengedit
gambar yaitu adobe photoshop cs6 yang merupakan software untuk edit photo dan hanya
terdapat tanggal modify gambar. Image orientation pada gambar editan sudah berkurang,
perhatikan perbedaan image orientation pada informasi metadata gambar. Ukuran photo sudah
mengalami perubahan, Dengan analisis karakteristik kompresi dan informasi penggunaan
software untuk editan, gambar editan sudah mengalami perubahan.

2. ELA (Error Level Analysis)


ELA merupakan metode identifikasi area dalam gambar yang berada pada tingkat
kompresi yang berbeda. Dengan gambar JPEG, keseluruhan gambar harus berada pada tingkat
yang kira-kira sama. Jika bagian gambar berada pada tingkat error yang berbeda secara
signifikan, kemungkinan besar akan menunjukkan modifikasi digital. Proses modifikasi dapat
ditunjukan dengan area warna yang lebih gelap maupun lebih terang. Berikut ini merupakan
perbandingan ELA dari foto uji coba pada Tabel 1 yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil ELA Foto Uji Coba

ELA Gambar Editan ELA Gambar Asli

Tabel 3 merupakan hasil dari perbadingan analisis forensic dengan mengecek ELA (error
level analysis) dari kedua gambar pada Tabel 1.

Teknik selanjutnya yang digunakan adalah Error Level Analysis (ELA). ELA yang
dilakukan juga menggunakan bantuan tools online pada website https://29a.ch/photo-forensics.
Gambar JPEG menggunakan jenis kompresi lossy sehingga setiap melakukan resave, kualitas
akan semakin berkurang. Algoritma JPEG beroperasi pada 8x8 pixel grid sehingga jika tidak
terjadi modifikasi, maka setiap grid memiliki potensi error yang sama. Pada gambar ELA
ditunjukkan dengan titik-titik putih .Gambar asli tidak terdapat kumpulan titik warna putih yang
terpusat pada bagian tertentu. sedangkan pada gambar editan sangat terlihat kumpulan titik-titik
putih seperti ada perbedaan warna putih yang sangat jelas antar gambar asli dan gambar yang
ditambahkan.

3. Clone Detection
Clone adalah merupakan benda hasil cloning atau telah disalin dari benda yang asli.
Clone detection dapat menganilisis dan mengenali adanya cloning tersebut. Berikut adalah hasil
analisa menggunakan clone detection dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Clone Foto Uji Coba

Clone Gambar Editan Clone Gambar Asli

Tabel 4 merupakan hasil dari perbandingan analisis forensic dengan menggunakan


analisis clone detection dari kedua gambar pada Tabel 1.

Clone detection dilakukan menggunakan bantuan tools online pada website


https://29a.ch/photo-forensics. Setelah dianalisa dengan clone detection gambar asli dan gambar
editan sama-sama menunjukkan adanya clone yang ditandai dengan garis merah-merah.
Perbedaan dari kedua gambar adalah pada gambar editan jelas terlihat lebih banyak garis-garis
merah. Garis-garis merah menandakan area yang mengalami clone, sedangkan pada gambar asli
garis-garis merah dimungkinkan terjadi karena pada saat pengambilan gambar, terjadi goncangan
kecil sehingga menyebabkan blur pada beberapa bagian foto. Bagian blur inilah yang kemudian
dianggap clone.

DAFTAR PUSTAKA

Sahera, C. (2015). Forensik Gambar dan Video - Kasus Pornografi. Ujian Akhir Semester.
Indonesia.

Sahera, C. (2016). Secure Operation And Incident Handling. Report Task. ITB

Anda mungkin juga menyukai