Mereka lari melihat adegan semu dalam gambar Mereka pergi bertualang mencari pegangan pada tukang sulap, penyamun
Dengan gaya universalis baru
Mereka menyelinap ke dalam kuil kaum esetorik: Mengigau dengan mentera Berdialog dengan tembok : Saya intelektual. Saya humanis. Saya estetis.
Tidak ada lagi nilai penciptaan baru
Tidak ada lagi kuasa dalam Keyakinan Karena para pengecut telah kabur Pergi berdendang dengan lalar da Angin di tepi kubur
Tapi dengan itu nyanyian
kemanusiaan tak pernah berhenti Tekad kebajikan tak kan berbagi Karena angin sejuk dan deru matahari Menurunkan tenaga yang jernih pada tempuk hati dan jiwa