Anda di halaman 1dari 2

Definisi Kanker

Penyakit kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
Indonesia, 2015).
Efek samping Pengobatan Kanker :
1. Radiasi
Terapi radiasi dapat membunuh sel kanker dengan merusak DNA (molekul dalam sel
yang membawa informasi genetik dan menyampaikannya dari satu generasi ke
generasi selanjutnya). Terapi radiasi dapat merusak DNA secara langsung atau
membuat radikal bebas di dalam sel yang pada gilirannya dapat merusak DNA. Terapi
radiasi juga dapat berdampak pada sel yang sehat. Sel kanker yang DNA-nya sudah
rusak tidak bisa diperbaiki dan sel berhenti membelah diri atau mati, ketika sel yang
rusak itu mati, mereka dipecah dan dieliminasi oleh proses alami tubuh
(https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types/radiation-therapy/radiation-
fact-sheet, diakses tanggal 29 Agustus 2017).
Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan
untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi,
radioterapi menjadi salah satu metode pengobatan penting untuk membunuh kanker.
Ada dua teknik pemberian radiasi, pertama sumber radiasi berasal dari luar tubuh
pasien dengan menggunakan mesin khusus, yang dikenal dengan radioterapi eksternal
(External Beam Radiation Therapy-EBRT) dan yang kedua dengan menempatkan
sumber radioaktif dalam tubuh pasien (brachytherapy).
http://www.digilib.itb.ac.id/files/disk1/679/jbptitbpp-gdl-sabrianisu-33948-3-2009ta-
2.pdf
Jenis Pengobatan Radioterapi
Secara umum ada dua jenis radioterapi yang digunakan untuk pengobatan kanker,
yaitu:
a) Radioterapi eksternal. Radioterapi eksternal adalah tipe yang paling umum dari
radioterapi. Sebuah mesin akan memancarkan radiasi, biasanya X-ray intensitas
tinggi. Radiasi akan diarahkan pada bagian tubuh yang terkena kanker. Tiap sesi
biasanya membutuhkan waktu sekitar 10-30 menit. Anda tidak akan merasa sakit
atau kepanasan selama terapi.
b) Radioterapi internal. Ada dua cara radioterapi internal yang umumnya
dilakukan, yaitu :
c) Implan. Umumnya implan akan ditempatkan pada bagian tubuh yang terkena
kanker atau di dekatnya. Ukuran dan bentuk implan sangat beragam dengan
materi radioaktif yang berbeda-beda. Terutama digunakan untuk kanker pada
rahim, rektum, serviks, prostat, mulut dan leher.
d) Cairan. Dengan cara meminum cairan yang mengandung iodin radioaktif.
Misalnya untuk pengobatan kanker tiroid. Kandungan iodin radioaktif akan
diserap oleh aliran darah, kemudian diserap oleh sel-sel tiroid baik yang terkena
kanker atau normal. Iodin kemudian akan terkumpul dan menghancurkan sel-sel
pada tiroid.

Selain itu, terdapat beberapa metode baru radioterapi yang digunakan untuk
memerangi sel kanker.
a) Radioterapi yang dipandu pencitraan atau image-guided radiotherapy (IGRT),
yang memungkinkan radiasi lebih akurat mengarah pada sel kanker.
b) Radioterapi dengan intensitas termodulasi atau Intensity Modulated Radiation
Therapy (IMRT) yang terutama berguna untuk pengobatan kanker pada bagian
kepala dan leher.
c) Stereotactic radiotherapy (SRT) yang dapat digunakan dengan mengarahkan
pada kanker yang berukuran kecil.
d) Terapi sinar proton atau proton beam therapy yang juga dapat meminimalisasi
jaringan sehat untuk terkena radiasi berkat akurasi yang tinggi terhadap kanker
saja.

Mempertimbangkan Risiko Efek Samping

Efek samping radioterapi tergantung kepada bagian tubuh mana yang terkena radiasi
dan seberapa banyak intensitas yang digunakan. Mungkin saja seseorang tidak
mengalami efek samping, sementara yang lain mengalami beberapa efek samping
secara sekaligus.

Sebagian besar efek samping bersifat sementara, mampu dikendalikan, dan yang
terpenting akan segera hilang setelah terapi selesai.
a) Kepala dan leher. Radioterapi yang dilakukan di sekitar kepala dan leher,
kemungkinan efek samping antara lain kondisi mulut kering, air liur yang
mengental, sakit tenggorakan, sulit menelan, perubahan rasa pada makanan yang
dikonsumsi, mual, sariawan, dan kerusakan pada gigi.
b) Dada. Terapi radiasi yang dilakukan pada bagian dada dapat menyebabkan efek
samping berupa batuk, napas yang pendek, dan kesulitan menelan.
c) Perut. Di bagian perut, efek samping yang terjadi biasanya mual, muntah, dan
diare.
d) Panggul. Efek samping dapat berupa iritasi kandung kemih, sering buang air
kecil, diare, dan disfungsi seksual sebagai efek dari terapi radiasi yang dilakukan
di sekitar panggul.
e) Selain itu ada juga risiko yang umum dikeluhkan setelah terapi radiasi, antara lain
kerontokan pada rambut, iritasi kulit di lokasi terapi, dan rasa lelah.

Anda mungkin juga menyukai