Anda di halaman 1dari 11

5.

1 Analisis Univariat

Analisis univariat mendiskripsikan karakteristik responden, kejadian diare pada

balita umur 10-59 bulan, sarana air bersih, memasak air, penggunaan jamban, dan

kebiasaan cuci tangan.

5.1.1 Gambaran Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, pendidikan dan pekerjaan

ibu yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Distribusi Umur Responden

Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Puskesmas
Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017
Kategori Frekuensi Persentase (%)
20-30 tahun 63 63.0
30-40 tahun 33 33.0
>40 tahun 4 4.0
Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh distribusi tingkat pendidikan

responden, paling banyak responden memiliki umur 20-30 tahun yaitu 63

responden (63,3%) sedangkan untuk responden yang memiliki umur 30-40

tahun dan >40 tahun masing-masing adalah 33 responden (33%), 4 responden

(4%).
b. Distribusi Pendidikan Responden

Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Puskesmas
Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Tidak Sekolah 4 4.0
SD 11 11.0
SMP 29 29.0
SMA 53 53.0
Mahasiswa 3 3.0
Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh distribusi tingkat pendidikan responden,

paling banyak responden memiliki pendidikan SMA yaitu 40 responden

(44,4%) sedangkan untuk responden yang memiliki latar belakang pendidikan

tidak sekolah, SD, SMP, dan perguruan tinggi masing-masing adalah 0

responden (0%), 18 responden (20%), 21 responden (23,3%), dan 11 responden

(12,2%).

c. Distribusi Pekerjaan Responden

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Wilayah
Puskesmas Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun
2017 2013

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Ibu Rumah Tangga 69 76,7
Karyawan 11 12,2
Bidan/Petugas Kesehatan 4 4,4
Wiraswasta 6 6,7
Lain-lain 0 0,0
Jumlah 90 100
Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh distribusi jenis pekerjaan ibu, paling

banyak ibu memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 69

orang (76,7%) sedangkan ibu yang bekerja sebagai karyawan, bidan/petugas

kesehatan, wiraswasta, dan lain-lain masing-masing sebanyak 11 orang

(12,2%), 4 orang (4,4%), 6 orang (6,7%), dan lain-lain 0 orang (0%).

5.1.2 Gambaran Kejadian Diare Pada Balita

Hasil penelitian mengenai kejadian diare pada balita diperoleh dari wawancara

kepada responden. Variabel kejadian diare pada balita dikategorikan menjadi dua,
yaitu diare dan tidak diare. Adapun hasil yang diperoleh mengenai kejadian diare

pada balita dapat dilihat dari tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Pada Balita Umur 10-59 Bulan di
Wilayah Puskesmas Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto
Tahun 2017

Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)


Diare 32 35,6
Tidak Diare 58 64,4
Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.4, dari hasil analisis gambaran kejadian diare pada balita

diperoleh bahwa dari 90 balita, 32 balita (35,6%) mengalami diare dan 58 balita

(64,4%) tidak mengalami diare. Dari tabel tersebut terlihat bahwa lebih banyak

responden yang balitanya tidak mengalami diare.

5.1.3 Gambaran Sarana Sanitasi Air Bersih

Variabel sarana sanitasi air bersih merupakan salah satu variabel yang dapat

mempengaruhi kejadian diare pada balita. Di bawah ini akan dijelaskan gambaran

distribusi sarana sanitasi air bersih yang digunakan responden untuk keperluan

masak, mencuci, dan lain-lain.

Tabel 5.5
Distribusi Balita Menurut Sarana Sanitasi Air Bersih yang Digunakan di
Wilayah Puskesmas Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto
Tahun 2017

Sarana Sanitasi Air Bersih Frekuensi Persentase (%)


Sumur Gali 6 6,7
Sumur Pompa 81 90,0
PDAM 3 3,3
Lain-lain 0 0,0
Jumlah 90 100
Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menggunakan

sarana sumur pompa. Berdasarkan tabel di atas, dari 90 responden, 6 responden

menggunakan sarana air bersih sumur gali (6,7%) dan 3 responden menggunakan

sarana PDAM (3,3%).

Sedangkan, kondisi sarana air bersih dalam penelitian ini merupakan kondisi

fisik sarana air bersih di rumah tempat tinggal balita.

Tabel 5.6
Distribusi Balita Menurut Kondisi Sarana Sanitasi Air Bersih di Wilayah
Puskesmas Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Kondisi Sarana Sanitasi Air Bersih Frekuensi Persentase (%)


Tidak Memenuhi Syarat 42 46,7
Memenuhi Syarat 48 53,3
Jumlah 90 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6, diketahui bahwa kondisi sarana

sanitasi air bersih di Wilayah Puskesmas Keranggan sebanyak 42 sarana (46,7%)

yang tidak memenuhi syarat, sedangkan 48 (53,3%) sarana yang memenuhi syarat.

5.1.4 Gambaran Memasak Air

Variabel memasak air merupakan salah satu bentuk pengolahan air minum

yang umum dilakukan oleh masyarakat. Di bawah ini akan dijelaskan sumber air

minum yang digunakan responden untuk dikonsumsi.

Tabel 5.7
Distribusi Balita Menurut Sumber Air Minum di Wilayah Puskesmas Kedundung
Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Sumber Air Minum Frekuensi Persentase (%)


Sumur Gali 3 3,3
Sumur Pompa 46 51,1
PDAM 3 3,3
Air Isi Ulang (Galon) 38 42,2
Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.7, sumber air minum yang paling banyak digunakan

responden adalah air dari sumur pompa sebanyak 46 (51,1%). Selain itu, dapat

diketahui bahwa dari 90 responden, terdapat masing-masing 3 responden yang

menggunakan air minum yang bersumber dari sumur gali (3,3%) dan PDAM

(3,3%), dan 38 responden yang menggunakan air minum yang bersumber dari air

isi ulang (galon) (42,2%).

Tabel 5.8
Distribusi Sumber Air Minum Sumur Pompa dan Air Isi Ulang (Galon) di
Wilayah Puskesmas Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto
Tahun 2017

Kejadian Diare pada Balita


Sumber Air Minum Diare Tidak Diare
n % n %
Sumur Pompa 14 30,4 32 69,6
Air Isi Ulang (Galon) 15 39,5 23 60,5

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang

balitanya mengalami diare adalah yang menggunakan air isi ulang (galon). Dari 29

responden, 15 responden (39,5%) yang menggunakan air isi ulang mengalami

kejadian diare pada balitanya, sedangkan 14 responden (30,4%) lainnya yang

menggunakan air sumur pompa mengalami kejadian diare pada balitanya.


Tabel 5.9
Distribusi Balita Menurut Pengolahan Memasak Air di Wilayah Puskesmas
Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Memasak Air Frekuensi Persentase (%)


Tidak 34 37,8
Ya 56 62,2
Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.9, dapat diketahui bahwa dari 90 responden, sebanyak 56

responden (62,2%) memasak air sampai mendidih sebelum dikonsumsi, sedangkan

34 responden (37,8%) tidak memasak airnya sampai mendidih sebelum

dikonsumsi.

5.1.5 Gambaran Penggunaan Jamban

Hasil penelitian mengenai penggunaan jamban diperoleh dari wawancara dan

observasi ke tempat responden. Adapun hasil yang diperoleh mengenai

penggunaan jamban dapat dilihat dari tabel 5.10 berikut:

Tabel 5.10

Distibusi Ketersediaan Jamban Responden di Wilayah

Puskesmas Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun

2017

Ketersediaan Jamban Frekuensi Persentase (%)


Tidak Punya Jamban 23 23.0
Punya Jamban 77 77.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.10, dapat diketahui bahwa dari 100 responden, sebanyak

23 responden (23%) tidak mempunyai jamban, sedangkan 77 responden (77%)

mempunyai jamban.

Tabel 5.11

Distribusi Jenis Jamban Yang Digunakan oleh Responden di Wilayah Puskesmas

Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Jenis Frekurnsi Persentase Valid Percent


Jamban (%)
Jamban 8 8.0 12.5
Cemplung
Septic 56 56.0 87.5
Tank
Total 64 64.0 100.0

Berdasarkan tabel 5.11, dapat diketahui bahwa dari 66 responden, sebanyak 8

responden (12,5%) menggunakan jamban cemplung, sedangkan 56 responden

(87,5%) menggunakan jamban septick tank

Tabel 5.12

Distribusi Tempat BAB Sembarangan (bagi Responden yang tidak

mempunyai jamban) di Wilayah Kerja Puskesmas Kedundung Kecamatan

Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Frekuensi Persentase (%)


Sungai 21 21.0
System 79 79.0
Total 100 100.0
Berdasarkan tabel 5.12, dapat diketahui bahwa dari 100 responden, sebanyak

21 responden (21%) menggunakan sungai sebagai tempat BAB selain jamban.


Tabel 5.13
Distribusi Penggunaan Jamban di Wilayah Kerja Puskesmas Kedundung
Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Frekuensi Persentase (%)


Penggunaan Jamban 44 44.0
Tidak Baik
Penggunaan Jamban 56 56.0
Baik
Total 100 100.0

Berdasarkan hasil dari tabel di atas didapatkan sebanyak 44

responden (44%) yang menggunakan jamban tidak baik, sedangkan 56

responden (56 %) menggunakan jamban yang baik.

5.1.6 Gambaran Kebiasaan Cuci Tangan

Variabel kebiasaan cuci tangan merupakan salah satu

variabel yang dapat mempengaruhi kejadian diare pada balita.

Adapun hasil yang diperoleh mengenai perilaku kebiasaan cuci

tangan dapat dilihat dari tabel 5.12 berikut ini:

Tabel 5.14
Distribusi Balita Menurut Kebiasaan Cuci Tangan di Wilayah
Puskesmas Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto
Tahun 2017

Kebiasaan Cuci Tangan Frekuensi Persentase (%)


Tidak 49 54,4
Ya 41 45,6
Jumlah 90 100

Berdasarkan hasil dari tabel di atas didapatkan sebanyak 49

responden (54,4%) yang tidak mencuci tangannya menggunakan

sabun sebelum/sesudah melakukan kegiatan, sedangkan 41 responden


(45,6%) mencuci tangannya menggunakan sabun sebelum/sesudah

melakukan kegiatan.

5.1.7 Gambaran Pemberian ASI

Variabel pemberian ASI merupakan salah satu variable yang

dapat mempenaruhi kejadian diare pada balita. Adapun hasil yang

diperoleh mengenai pemberian ASI dapat dilihat di table 5.15 berikut

ini :

Tabel. 5.15

Distribusi Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja PuskesmasKedundung

Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Frekuensi Persentase (%)


Tidak ASI Eksklusif 36 36.0
ASI Eksklusif 64 64.0
Total 100 100.0
Berdasarkan hasil dari tabel di atas didapatkan sebanyak 36

responden (36%) yang tidak memberi ASI eksklusif, sedangkan 64

responden (64%) memberi ASI eksklusif.

Tabel 5.16

Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Frekuensi Persentase (%)


Kurang (3-5x/hari) 34 34.0
Cukup (>5x/hari) 66 66.0
Total 100 100.0
Berdasarkan hasil dari tabel di atas didapatkan sebanyak 34

responden (36%) yang frekuensi kurang dalam pemberian ASI


eksklusif, sedangkan 66 responden (66%) frekuensi pemberian ASI

eksklusif cukup

Tabel 5.17

Distribusi Berdasarkan Umur Berhenti Minum ASI di Wilayah Kerja

Puskesmas Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto Tahun 2017

Frekuensi Persentase (%)


<= 6 bulan 35 35.0
> 6 bulan 65 65.0
Total 100 100.0
Berdasarkan hasil dari tabel di atas didapatkan sebanyak 35

responden (35%) yang berhenti minum ASI sebelum usia 6 bulan,

sedangkan 65 responden (65%) berhenti minum ASI pada usia kebuh

dari 6 bulan

Anda mungkin juga menyukai