BAB I
PENDAHULUAN
Sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai, sehat juga intervensi
Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1999 presiden RI mencanangkan pembangunan
Salah satu indikator dari perilaku hidup bersih dan sehat adalah cuci tangan
dengan menggunakan media pembersih.1 Cuci tangan merupakan salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan media
pembersih seperti sabun untuk menjadi bersih.2 Mencuci tangan secara teratur
merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit yang sangat efektif dan mudah
dilakukan oleh siapa saja untuk mencegah penularan penyakit tertentu.2 Hal ini
dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa bakteri dan virus
serta menyebabkan penyebaran penyakit yang berpindah dari satu orang ke orang
Diare, ISPA, Infeksi kulit, dan penyakit cacingan merupakan contoh penyakit
yang dapat menyerang siapa saja akibat kebiasaan yang kurang bersih pada diri dan
lingkungan tempat tinggal.3 Sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal
penelitian yang dilakukan oleh Mathers4 pada tahun 2014, penyakit-penyakit tersebut
dapat di cegah dengan melakukan kegiatan aseptik seperti mencuci tangan secara
teratur.3
potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dapat berujung kematian namun dapat di
cegah dengan kebiasaan sederhana seperti rutin mencuci tangan.4 Survei yang
dilakukan oleh departmen kesehatan pada tahun 2010 meningkat menjadi 374 per 1000
penduduk, kemudian pada tahun 2013 insiden diare naik menjadi 423 per 1000
kematian akibat diare setiap tahunnya adalah sebanyak 23 per 100.000 penduduk dan
pada balita adalah 75 per 100.000 balita.5 Sampai saat ini diare menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Maluku. pada tahun 2014, ditemukan 27.814 kasus dari
capaian persentase mencapai 78,4% hal tersebut menunjukkan bahwa data yang di
peroleh pada tahun 2014 tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tidak muncul dengan sendirinya,
terutama kepada anak usia sekolah.1 Anak usia sekolah yang merupakan aset penting
bangsa ternyata berada dalam kelompok usia yang rentan terhadap masalah kesehatan.3
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung perkembangan seorang
anak dan proses pembelajarannya. selain itu, institusi pendidikan yang di pandang
3
tempat yang efektif untuk mewujudkan pendidikan kesehatan, sebab usia sekolah
Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang di
praktikan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesehatan, mencegah penyakit dan memelihara kesehatan serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang di pakai sebagai ukuran
untuk menilai PHBS di sekolah, salah satunya yaitu mencuci tangan dengan air yang
menengah pertama yang sudah mendapatkan promosi kesehatan mengenai hidup bersih
dan sehat khususnya cuci tangan yang benar, dari Dinas Kesehatan Kota Ambon.
Ambon sudah tersedia sarana cuci tangan berupa keran air dan sabun cuci tangan.
Selain itu, ada banyak jajanan di luar sekolah yang memungkinkan siswa-siswi SMPN
melakukan kontak antara tangan dengan wajah. Karena itu berdasarkan uraian di atas
perlu dilakukan penelitian mengenai pengetahuan dan praktik cuci tangan yang benar
penyakit yang sangat efektif dan mudah dilakukan oleh siapa saja untuk mencegah
menanamkan nilai-nilai hidup bersih dan sehat. Ada beberapa indikator yang di pakai
sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah, salah satunya yaitu mencuci tangan
penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan dan praktik cuci tangan pada
Mengetahui gambaran pengetahuan dan praktik cuci tangan yang benar pada
Ambon.
5
pendidikan kesehatan untuk lebih baik lagi dalam mempromosikan praktik cuci tangan
yang benar kepada anak-anak usia sekolah, agar praktik tersebut menjadi mudah di
2. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi SMPN 2 Ambon untuk lebih
siswa dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dengan cara mencuci tangan yang
benar.
4. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian lain yang mau di kembangkan,
dalam hal perilaku cuci tangan yang benar dalam ruang lingkup anak usia sekolah.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah suatu bentuk upaya dalam
sikap dan perilaku masyarakat tentang cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga didefinisikan sebagai semua bentuk perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran anggota keluarga untuk menolong diri sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan masyarakat.7
bersih dan sehat dilingkungan sekitarnya, terutama agar dapat mengatasi masalah
kesehatannya sendiri.8
Program PHBS yang ditargetkan Kemenkes tahun 2005 guna mencapai visi
Indonesia sehat pada tahun 2010 memiliki beberapa sasaran yang ingin dicapai, yaitu:8
a. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan
berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan perilaku
c. Meningkatkan peran swasta dan dunia usaha dalam upaya pembangunan yang
jasmani.
remaja husada, taman husada dan sebagainya sebagai promotor dalam upaya
kesehatan.
pembangunan kesehatan.
ini. Lawrence Green dalam Notoatmojo6 menyatakan bahwa terdapat dua faktor
determinan yang sangat berperan penting yaitu faktor perilaku (behavioral faktors) dan
faktor non perilaku (non behavioral). Green6 menjelaskan bahwa faktor perilaku
Pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
menjadi bagian dari faktor ini.Kedua hal tersebut dianggap berperansebagai pemicu
atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakan
seseorang sebagai akibat dari tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan dan
motivasi atau tindakan dapat terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-anaknya seperti air bersih, tempat
Faktor ini merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan yang
dilakukan seorang individu memperoleh dukungan ataukah tidak. Faktor ini terwujud
dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orangtua yang merupakan
tokoh yang dipercaya atau dipanuti oleh anak-anak. sepertiorang tuayang memberikan
keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan, atau selalu meminum air
yang sudah dimasak. Maka hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih
PHBS, sebagian terletak di dalam diri individu itu sendiri, yang disebut faktor internal
a. Faktor Internal11
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif timbul
demikian diturunkan oleh orang tuanya. Sifatsifat yang dimiliki seorang anak adalah
cenderung merupakan sifat-sifat yang diperolehnya dari orang tua atau sanak saudara
lainnya.
10
b. Faktor Eksternal11
dapat disebabkan karena adanya suatu doronganatau unsur-unsur tertentu yang berasal
dari luar diri seorang individu. Faktor eksternal merupakan faktor yang tidak dapat
diabaikan, karena pada dasarnya faktor ini menyumbang sebagian besar dari
Kemenkes RI12 pada tahun 2008 menetapkan indikator pada program PHBS
berdasarkan area atau wilayah, ada tiga bagian yaitu sebagai berikut:
A. Indikator Nasional12
yang disesuaikandengan situasi dan kondisi daerah. Dengan demikian ada 16 indikator
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terdiri dari indikator perilaku dan
berkeinginan dan selanjutnya mampu mempraktikkan budaya PHBS dan serta berperan
aktif dalam mewujudkan terciptanya lingkungan sekolah yang sehat dan layak. Sekolah
adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dengan segala aktivitas yang
sasaran PHBS di tatanan sekolah adalah kepada seluruh komponen atau unit yang
A. Sasaran primer12,13
sekolah yang akan diubah perilakunya. Kelompok murid dan guru yang bermasalah
B. Sasaran sekunder12,13
individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah seperti misalnya kepala sekolah,
tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor lainnya yang terkait.13
C. Sasaran tersier13
PHBS di institusi pendidikan seperti kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas,
PHBS pada usia sekolah yang kurang baik akan dapat menimbulkan berbagai
penyakit seperti diare, sakit gigi, sakit kulit dan cacingan. Dengan demikian, untuk
maka perlu diterapkan sasaran PHBS dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:15
a. Kebersihan kulit
b. Kebersihan rambut
c. Kebersihan gigi
e. Kebiasaan olahraga
perilaku hidup bersih dan sehat. Fasilitas yang harus tersedia sebagai faktor pendukung
Penyediaan tempat cuci tangan di sekolah minimal terdiri atas satu tempat cuci
B. Kantin Sekolah17
Pengelolaan kantin dan makanan sehat harus memperhatikan beberapa aspek yang
mengacu pada Keputusan Kementrian Kesehatan17 Nomor 1429/ Menkes/ SK/ XII/
a. Makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup
b. Makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan
tidak kadaluarsa
kesehatan
d. Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir atau dalam
e. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan di tempat yang bebas pencemaran
pakai
C. Jamban15
15
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi
syarat kesehatan yakni seperti yang berbentuk leher angsa dengan septictank dan
cemplung tertutup serta yang terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh hewan,
tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan secara
terpisah.
dalam keadaan keadaan yang bersih, tidak becek dan tidak membahayakan murid.
sekolah haruslah nol dan serta tersedianya poster tentang 3M (Menguras, Menutup, dan
Mengubur).
yang memiliki kekuatan hukum yang cukup tegas dan dapat memberikan hukuman
Tersedianya alat penimbang berat dan pengukur tinggi badan yang merupakan
instrumen dasar dalam membantu menentukan status kondisi gizi dan kesehatan siswa.
H. Tempat sampah11
16
Tempat sampah tertutup harus tersedia pada setiap ruangan pada lingkungan
sekolah. Selain itu, tersedia juga tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari
Terdapat dua teknik dalam melakukan cuci tangan yaitumencuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air serta mencuci tangan dengan menggunakan larutan
D. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
G. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
H. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya
I. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
Seluruh anggota masyarakat pada lingkungan sekolah yakni siswa, guru, dan
staf sekolah harus mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air kecil atau besar,
sesudah beraktivitas atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih
yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman serta patogen
penyebab penyakit lainnya yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain
membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan sehingga
SD dan SMP yang mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir
danhanya sekitar 7% siswa yang rutin setiap harinya mencuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air yang mengalir. Kurangnya fasilitas di sekolah terkait
dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir menyebabkan penerapan
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir masih tergolong
rendah. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa perilaku siswa yang melakukan
cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir dapat menurunkan prevalensi penyakit
digestivus sebesar 0,8% dan menunurunkan absensi siswa karena sakit sebesar 0,7
kali.19
modal yang paling sederhana untuk dapat hidup secara sehat, karena dengan cuci
19
tangan akan terhindar dari penyakit. Dengan pola hidup yang bersih, ongkos berobat
akibat terserang salah satu penyakit dapat diminimalisir. Membiasakan diri untuk cuci
tangan baik sebelum dan sesudah melakukan aktivitas merupakan salah satu investasi
Manfaat mencuci tangan bagi kesehatan tubuh tidak usah diragukan lagi.
penularan penyakit infeksi. Karena penularan penyakit yang terbawa oleh tangan dapat
terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan dengan baik dan benar
dikonsumsi orang.20
Mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan air dan sabun merupakan
salah satu cara yang sederhana dan efektif untuk pencegahan timbulnya penyakit diare
dan ISPA mulai dari virus flu sehari-hari hingga virus pandemik yang dapat
mematikan, karena merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak-
anak. Setiap tahunnya hampir sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia meninggal
peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangatlah penting dan sangat
mudah untuk dilakukan. Mencuci tangan sangat menjadi penting jika ditinjau dari
B. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, dan kulit telapak tangan.
setelah beraktivitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan
memakai sabun:23
e. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
Sumber penyebab penyakit memang tidak terlihat langsung secara kasat mata
dan bisa berasal dari mana saja. Tangan merupakan media penghantar pertama
berbagai benda atau area yang bisa saja mengandung banyak kuman penyebab
demam biasa (common cold), flu dan beberapa kelainan sistem pencernaan seperti
diare. Kebersihan tangan yang tidak memenuhi syarat dapat berkontribusi akan
Coli(Escherichia coli).24
Bakteri yang ditemukan di tangan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu yang
residen dan transien. Flora residen terdiri dari mikroorganisme yang berada di bawah
22
sel superfisial stratum korneum dan juga dapat ditemukan pada permukaan kulit.
corynebacteria, dermobacteria dan micrococci). Fungi yang paling sering ada sebagai
flora residen adalah Pityrosporum (Malassezia) spp. Secara umum, flora residen ini
kurang berhubungan dengan infeksi, tetapi dapat menyebabkan infeksi pada kavitas
Flora transien yang berkoloni pada lapisan luar kulit dapat diangkat dengan
melakukan cuci tangan secara higenis yang rutin. Flora transien tidak hanya
bermultiplikasi pada kulit, tetapi dapat hidup dan bermultiplikasi secara sporadik pada
Penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk
dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang
air besar yang lebih dari biasanya, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin
yang lebih sering disebut dengan ISPA merupakan salah satu penyakit yang menyerang
saluran utama pernapasan yaitu hidung, alveoli, adneksanya, sinus, rongga telinga
(UNICEF) 26, angka kematian balita di Indonesia mencapai angka 152.000 pada tahun
2012. Lebih dari dua per tiga kematian anak di bawah lima tahun disebabkan oleh
23
penyakit yang dapat dicegah dengan tindakan yang mudah dan relatif murah seperti
kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Diare dan ISPA merupakan beberapa
penyebab kematian utama anak balita. Salah satu penyebab tingginya angka kematian
A. Diare
Penyebab terjadinya diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Jalur
masuk bakteri atua virus tersebut melalui benda-benda yang dipegang, hewan,
makanan, air dan udara yang menempel ditangan dan berinteraksi dengan mulut
dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun 2000 sampai tahun 2010 survei
insiden diare meningkat. Pada tahun 2000 insiden diare yaitu 301/1000 penduduk,
tahun 2003 insiden diare naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 insiden diare
naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 insiden diare menjadi 411/1000
penduduk.28
24
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
akibat diare adalah tatalaksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Penanganan kasus diare memerlukan tatalaksana yang cepat dan tepat
sehingga dapat menurunkan angka kematian dan pesakitan akibat penyakit ini.28
Tingginya angka kejadian diare anak disebabkan oleh banyak faktor. 29 Faktor-
faktor yang meningkatkan resiko diare yaitu: sanitasi yang buruk, fasilitas kebersihan
yang kurang, kebersihan pribadi buruk (tidak mencuci tangan sebelum, sesudah makan,
Sebagian besar (90%) diare disebabkan oleh infeksi rotavirus. Namun, diare
juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur. Selain itu diare juga
disebabkan oleh karena keracunan makanan, alergi, faktor psikologis yaitu stres.
Penularanyang dapat menyebabkan diare ada tiga yaitu Finger (jari), Food (makanan)
dan Fly (lalat). Anak-anak sering masukin tangan ke dalam mulut sehingga
terkontaminasi virus.29
kesehatan dikalangan anak-anak. Penyebab utama ISPA ini disebabkan oleh bakteri
atau virus yang menyerang paru-paru yang membawa korban paling banyak.30
Infeksi Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau
bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang
25
berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan
pejamu. Namun demikian, ISPA juga dapat didefinisikan sebagai penyakit saluran
pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke
manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai
beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok,
coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas. Contoh patogen yang
bawah (termasuk jaringan paruparu) dan organ adneksa saluran pernapasan. Dengan
batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernapasan.Sebagian besar dari
infeksi saluran pernapasan ini hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak
pernapasan ini tidak segera diobati dengan antibiotik karena dapat mengakibatkan
kematian. Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam
2 golongan yaitu:30
b. ISPA Pneumonia adalah apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti
menyebabkan pernapasan di hidung akan menjadi lambat dan kaku bahkan dapat
berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernapasan akibat iritasi yang
disebabkan oleh bakteri atau kuman. Produksi lendir akan semakin meningkat sehingga
(Natural Killer Cell) di saluran pernapasan. Hal ini akan menyebabkan sulitnya
bernapas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan pada
saat bernapas dari saluran pernapasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi
saluran pernapasan.31
Munculnya gejala pilek terjadi juga pada penyakit common cold disebabkan
oleh infeksi kelompok virus jenis rhinovirus atau coronavirus. Penyakit ini dapat
disertai dengan demam pada anak selama beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan
pencemaran udara diduga menjadi salah satu penyebab timbulnya infeksi virus pada
saluran napas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara
pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernapasannya.31
27
BAB III
METODE PENELITIAN
gambaran fenomena yang terjadi pada populasi tertentu, dalam hal ini adalah untuk
mengetahui gambaran pengetahuan dan praktik cuci tangan pada siswa dan siswi di
SMPN 2 Ambon.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ambon yang akan dilaksanakan pada
bulan Oktober 2017. Lokasi tersebut dipilih karena menurut data yang didapatkan dari
siswa yang terbanyak di Kota Ambon yaitu 1143 siswa dan juga merupakan sekolah
3.3.1 Populasi
29
Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah siswa-siswi kelas VII pada
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi siswa-siswi kelas VII
SMPN 2Ambon.
slovin :
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Q = Proporsi siswa yang tidak mencuci tangan dengan benar = 87% = 0,87
Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam
0,64
=
0,0025
= 256
maka jumlah responden minimal adalah 231 responden. Walaupun demikian dalam
penelitian akan tetap dilibatkan kira-kira sebesar 355 responden sesuai dengan total
Defenisi
Variabel Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur
operasional
Wawasan ilmu
yang dimiliki
responden di
lihat dari
Pengetahuan A. Baik (>75%)
jawaban yang Kuesioner
mengenai cuci Kuesioner B. Cukup (skor 3-5) Ordinal
benar terhadap pada nomor1-6
tangan C. Kurang (skor 0-2)
pernyataan/perta
tangan yang
benar
7 langkah)
ketujuh langkah)
menilai pengetahuan dan praktik cuci tangan yang sesuai dengan anjuran World Health
Organization pada siswa-siswi SMPN 2 Ambon. Alat dan bahan yang di gunakan
3. Informed consent
4. Pena
6. Air bersih
7. Sabun
8. Tissue
SMPN 2 Ambonyang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria
eksklusi. Sebelum dilakukan pengumpulan data, siswa akan dijelaskan terlebih dahulu
mengenai tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, serta meminta persetujuaan
akan diisi secara individual dengan pengawasan langsung oleh peneliti untuk
jawaban teman. Setelah siswa selesai melakukan pengisian kuesioner peneliti langsung
mengarahkan siswa untuk melakukan praktik cuci tangan yang langsung dinilai oleh
peneliti.
Data berupa gambaran pengetahuan dan praktik cuci tangan yang telah
diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel-tabel dan
Bulan ke-
7 8 9 10 11 12 1
Penyusunan
proposal
Seminar proposal
Perbaikan
proposal
Pengumpulan
data
Pengolahan dan
analisis data
Ujian skripsi
yang meliputi:
subyek. Tujuannya adalah supaya maksud dan tujuanpenelitian dapat di mengerti. Jika
subyek bersedia, maka siswa dan guru harus menandatangani lembar persetujuan, jika
DAFTAR PUSTAKA
38
HealthDenver; 2006.
http://whqlibdoc.who.int
UNICEF; 2014.
Maluku;2014.
2007.
9. Departemen Kesehatan. Rumah tangga sehat dengan perilaku hidup bersih dan
11. Dachroni. Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di
Medan; 2002.
12. Depkes RI. Buku Saku Pelaksanaan PHBS Bagi Masyarakat Di Wilayah
Jakarta; 2008.
18. WHO. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. [Internet]. 2009.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/44102/1/9789241597906_eng.pdf
20. Nadesul H. Sehat itu Murah. PT.kompas media Nusantara. Jakarta; 2011.
40
21. Ejemot, R.I., Ehiri, J.E., Meremikwu, M.M. & Critchley, J.A. Handwashing
22. Iswara D. Penting Dan Mudahnya Mencuci Tangan. 2017 [cited 2017 Sept 01].
23. Handayani, S. Cuci Tangan, Cara Efektif Cegah Penyakit. [Internet]. 2002
http//www.apotiktempo.com/berita.aspx?nid=100176
24. Center for Disease Control and Prevention (CDC). Guideline for Prevention of
http://www.cdc.gov/ncidod/dhqp/gl_catheter_assoc.html
25. World Health Organisation. WHO guidelines on hand hygiene in health care.
http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s16320e/s16320e.pdf
26. UNICEF. Sekitar 35 Juta Balita Masih Beresiko Jika Target Angka Kematian
Anak Tidak Tercapai. [Internet]. 2003 [cited 2017 Sept 01]. Available from:
http://www.unicef.org/Indonesia/id/media_21393.html
27. World Health Organisation. WHO guidelines on hand hygiene in health care.
http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s16320e/s16320e.pdf
28. Kemenkes RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat
29. Ramaiah. Pengetahuan Tentang Diare. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta; 2007.
30. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang
http://www.who.int/csr/resources/publications/csrpublications/en/ind ex7.html
London; 2004.
33. Wibowo S. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat siswa di smpn 5 sragen