DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
i
ii
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ilmiah ini
iv
v
KATA PENGANTAR
vi
6. Ibu Anastasia, S.Kepselaku pembimbing klinik yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini
7. Semua dosen Pogram studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat
8. Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan studi kasus di Ruang Melati II
9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
viii
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas klien ......................................................................... 64
B. Pengkajian .............................................................................. 65
C. Perumusan masalah keperawatan ........................................... 72
D. Perencanaan ............................................................................ 74
E. Implementasi .......................................................................... 76
F. Evaluasi .................................................................................. 82
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian .............................................................................. 87
B. Perumusan masalah keperawatan ........................................... 94
C. Perencanaan ............................................................................ 99
D. Implementasi .......................................................................... 101
E. Evaluasi .................................................................................. 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Prosedur Tindakan .................................................................... 60
Tabel 3.2 Alat Ukur Kualitas Tidur CSHQ ............................................... 61
Tabel 4.1 Pengkajian Kualitas Tidur ......................................................... 70
Tabel 5.1 Pengkajian Kualitas Tidur pada Anak Usia Pra Sekolah ........... 97
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pathway ................................................................................. 17
Gambar 2.2 Kerangka Teori ...................................................................... 57
Gambar 2.3 Kerangka Konsep .................................................................. 58
Gambar 4.1 Genogram .............................................................................. 66
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang
sampai 3 pekan, hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas
berbeda. Cacar air, dalam bahasa medisnya disebut varicella, dan dalam
bahasa Inggris dinamai chiken pox. Penyakit ini dapat berakibat fatal,
terutama bila mengenai bayi atau lanjut usia. Bagi yang bisa sembuh pun,
(Pudiastuti, 2011).
Gejala yang muncul pada cacar air adalah sama dengan cacar, yaitu
yang muncul kecil-kecil dan tidak serentak, yang dimulai dari bagian
penyakit cacar air ini jauh lebih ringan dan tidak seberbahaya penyakit
1
2
demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas
untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri
kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan
di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota
Varicella atau cacar air ditularkan melalui percikan ludah lalu masuk
kontak langsung (cairan vesikel) dan droplet (Irianto, 2013). Virus cacar
air dapat menyebar melalui udara saat penderita bersih atau batuk. Selain
itu, bersentuhan dengan ruam cacar air pada penderita dapat menyebabkan
penularan virus tersebut. Tidak hanya berasal dari penderita cacar air,
virus cacar air dapat ditularkan oleh penderita herpes atau shingle
pernah mendapatkan vaksin cacar air atau terinfeksi cacar air berisiko
ditemukan pada anak usia sekolah, dimana lebih dari 90% kasus diderita
anak usia kurang dari 10 tahun. Penyakit ini tidak berat pada anak yang
3
sehat, meskipun morbiditas meningkat pada orang dewasa dan pada pasien
yang terserang penyakit varicella (cacar air) per tahun sekitar 200 ribu
ke rumah sakit untuk berobat karena penyakit varicella dan sekitar 15%
varicella pada balita cukup tinggi yaitu sekitar 58 % pada tahun 2010
satu kali. Angka kematian penyakit ini relative rendah. Di Amerika Serikat
tinggi yaitu 5-25% pada 15% penderita yang selamat akan mempunyai
sekuele yang menetap berupa kejang, retardasi mental dan kelainan atau
varicella (cacar air) sekitar 750 ribu orang. Setiap tahun diperkirakan
rumah sakit karena penyakit varicella dan sekitar 20% balita mengalami
4
cukup tinggi, sekitar 607 kasus dilaporkan oleh rumah sakit tersebut
selama kurun waktu tahun 1994-1995. Infeksi ini menyerang semua usia
termasuk neonatus dengan puncak insidensi pada usia 5-9 tahun. Sembilan
puluh persen pasien varicella berusia kurang dari 10 tahun. sementara itu,
dari data rumah sakit yang terbatas itu, sebagian besar penderita berusia 5-
2011 hanya tercatat 106 kasus cacar air, dan pada Juli meningkat menjadi
2011)
5
Moewardi Surakarta. Hanya sedikit yang terdata, pada tahun 2014 terdapat
pasien sebanyak 6 pasien yang di rawat inap, dan ada 7 pasien yang
dirawat jalan. Dan pada tahun 2015 tercatat dari bulan Januari hingga
April hanya terdapat 1 pasien yang dirawat inap dan 1 pasien yang dirawat
dengan puncak insidensi pada usia 5-9 tahun. Sembilan puluh persen
tahun) salah satunya disistem integumen. Masalah yang sering terjadi pada
peraturan ritual yang menandakan kesiapan untuk tidur, seperti mandi dan
salah satu terapi bermain yang merupakan aktivitas yang sangat sesuai
cerita membawa anak kealam fantasi, cerita sebagai pengantar tidur anak,
6
dan terjaga. Adanya penurunan stimulasi pada RAS, maka aktivasi RAS
sehingga hubungan antar kata dan kalimat menjadi jelas (Sari, 2014).
(33,3%), dengan skor terendah adalah 25 dan skor tertinggi adalah 33 serta
tidur, disini gangguan pola tidur muncul karena rasa gatal yang
badannya yang terasa gatal. Karena sering merasakan gatal dan ingin
tidurnya.
8
dengan stres, baik bagi anak maupun orang tua. Beberapa bukti ilmiah
penyebab stres bagi anak dan orang tuanya, baik lingkungan fisik, rumah
sakit seperti bangunan atau ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian
anak, ataupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri. Perasaan,
seperti takut, cemas, tegang, nyeri dan perasaan yang tidak menyenangkan
sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaaan ini terjadi karena anak
sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stresor bagi anak baik terhadap
anak maupun orang tua dan keluarga yang dapat menimbulkan kecemasan
(Wong, 2009). Keadaan stres yang dialami anak akan menimbulkan reaksi
Maka dari itu penulis bermaksud untuk menyusun karya tulis ilmiah yang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan varicella
dengan varicella
varicella
10
dengan varicella
dengan varicella
C. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
Moewardi Surakarta
4. Bagi penulis
Orang tua dapat menerapkan terapi bercerita saat anak gelisah waktu
menjelang tidur
6. Bagi anak
berkualitas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Varicella
a. Definisi
kena penyakit dalam tempo 2 sampai 3 pekan, hal ini bisa ditandai
12
13
b. Etiologi
Pada keadaan normal siklus ini berakir setelah 3 hari akibat adanya
2013).
c. Manifestasi klinis
cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri
cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak
nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting
bekas cacar air tadi akan menghilang bekas yang dalam. Terlebih
lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar
menjadi 2 yaitu:
1. Stadium prodromal
2. Stadium erupsi
d. Patofisiologi
virus pertama terjadi pada hari ke 2-4 yang berlokasi pada lymph
e. Pathway
Reactivation
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebocoran plasma dari
kebutuhan tubuh endotel
kerusakan integritas
kulit
f. Penatalaksanaan
1) Medis
dengan pemberian:
a) Paracetamol
g. Komplikasi
varicella yaitu :
20
Celulitisdan Erysepelas.
2) Soar
garukan.
3) Pneumonia
a) Dapat timbul pada anak-anak yang lebih tua dan pada orang
4) Neurologik
dan dysarthria.
b) Encephalitis
yang dalam.
5) Herpeszoster
herpes zoster
6) Reye syndrome
h. Asuhan keperawatan
1) Pengkajian
b) Integritas ego
kekuatan, kecacatan
diri, marah
d) Neuro sensori
f) Keamanan
g) Data subyektif
h) Data obyektif
(1) Integumen
2) Diagnosa Keperawatan
yaitu:
kulit
kulit
3) Rencana Keperawatan
2012).
kulit
meningkatkan kesembuhan
penyembuhan lesi.
Intervensi :
lain:
(1) Kaji kulit setiap hari. Catat warna, turgor, sirkulasi dan
(Ridha, 2014)
26
kenyamanan.
memungkinkan
lain:
indikasi
(Ridha, 2014)
diet bergizi
Intervensi :
lain:
menelan.
mengandung alkohol.
makan.
dengan
29
makanan.
perasaan sehat.
makan.
pemberian makanan.
30
lain:
(Ridha, 2014)
Intervensi :
lain:
resolusi komplikasi
menanggulangi
tegangan otot
meskipun minor.
lain:
(Ridha, 2014)
demam.
Intervensi :
lain:
dan penyebabnya
pasien
umum pasien
33
tubuh
yang banyak.
keringat
lain:
obat antipiretik
kulit
adekuat
penularan infeksi
Intervensi :
lokal
langsung
35
silang
(Ridha, 2014)
lain:
mengantuk
lain:
yang maksimal
perkembangan dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain atau toodler
hingga remaja (11-18 tahun). Namun, topik yang ingin kita bahas
Menurut Papalia dan Felman 2011 dalam Terri dan Susan 2014
sekolah.
2008).
masa ini anak dipersipkan untuk sekolah, maka seluruh panca indera
dan penerima rangsangan serta proses memori anak harus sudah siap,
anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting dan air
(Hidayat, 2008).
3. Tidur
a. Pengertian Tidur
b. Fisiologis Tidur
indra pendengaran dan rasa sakit, merupakan indra atau organ yang
42
2015).
oleh cahaya dan suhu serta faktor faktor eksternal seperti aktibitas
pada waktu yang berbeda dalam satu hari. Jika siklus tidur bangun
seperti tertidur pada siang hari (atau sebaliknya untuk orang yang
c. Jenis-jenis tidur
Widuri, 2015).
kedua bola matanya bersifat sangat aktif. tidur jenis ini ditandai
Individu yang mengalami kehilangan tidur jenis ini, maka dia akan
tidur (orang sadar). Individu yang dalam tidur jenis ini, tanda-
1) Tahap I
Pada tahap ini adalah tahap transisi dari kondisi sadar menjadi
2) Tahap II
menit.
46
3) Tahap III
Tahap III ini, keadaan fisik makin lemah karena tonus otot
siklus/detik, dan individu dalam tidur tahap III ini sulit untuk
dibangunkan.
4) Tahap IV
terjadi mimpi. Individu yang telah tidur pada tahap ini dapat
d. Fungsi Tidur
per menit atau lebih rendah. Hal tersebut berarti dalam setiap menit
selama tidur atau 60 hingga 120 kali lebih sedikit dalam setiap jam.
dalam Riyadi dan Widuri, 2015 pada usia 5 tahun, anak prasekolah
48
tidur, terjaga pada malam hari, biasanya juga karena mimpi buruk
menyatakan bahwa stres berat sangat lekat dengan jam tidur yang
positif dengan mimpi buruk dan keluhan tidur. Potter & Perry 2005
g. Gangguan-gangguan tidur
diantara adalah:
1) Insomnia
tertidur, sering terbangun dari tidur dan atau tidur singkat atau
2) Parasomnia
Barron, 1992).
51
3) Somnambulisme
terjadinya cedera.
4) Eunuresis
5) Narkolepsis
6) Night terrors
7) Mendengkur
4. Bercerita
a. Definisi Bercerita
secara verbal, baik anak antar anak, anak dengan orang lain,
melalui interaksi yang ditunjukan anak dengan orang tua dan teman
emosi anak-anak.
dapat terjadi. Dengan kata lain, mereka lebih menyukai cerita yang
dalam hal biasanya presentasi antara model peran pria dan wanita,
gambaran situasi hidup yang tampak manis, dan sejarah yang tidak
seksis, sangat keras dalam isi, dan dugaan pada stereotip yang tidak
kematian, orang tua tiri, dan perasaan penuh gejolak emosi didalam
b. Manfaat Bercerita
tahun waktu cerita hingga 7-15 menit, usia 6-8 tahun waktu cerita
hingga 15-25 menit dan Usia 8-12 tahun waktu cerita hingga >25
2012).
57
Anak-anak:
1) Mulai memakai lebih banyak kosa kata, mulai dari kata sifat,
cerita favorit.
B. Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi
tidur:
- Penyakit fisik
(varicella)
- Obat-obatan Gangguan tidur
- Lingkungan
- Gaya hidup
- Keadaaan
stress
- Jadwal kerja Terapi bercerita
Peningkatan
kualitas tidur
C. Kerangka Konsep
terapi bercerita
gangguan peningkatan
pola tidur kualitas tidur
kualitas tidur.
Surakarta
Prosedur terapi bercerita diberikan satu kali setiap harinya selama tiga
b) Wayang-wayangan
60
61
Tabel 3.1
Prosedur Tindakan
bercerita.
62
Tabel 3.2
Alat ukur kualitas tidur pada anak usia prasekolah
The Childrens Sleep Habits Questionnaire (CSHQ)
Waktu tidur
Dituli s waktu anak tidur: ____
No. 3 2 1
1 Anak pergi tidur pada waktu yang sama di ( ) ( ) ( )
malam hari
2 Anak tertidur dalam waktu 20 menit setelah ( ) ( ) ( )
pergi tidur
3 Anak tidur sendiri di tempat tidur sendiri ( ) ( ) ( )
4 Anak tidur di kamar orang tua atau kamar ( ) ( ) ( )
saudara
5 Anak membutuhkan orang tua dalam ruangan ( ) ( ) ( )
tidur
6 Anak rewel pada waktu tidur (teriak-teriak, ( ) ( ) ( )
menolak untuk ditinggal di tempat tidur, dll)
7 Anak takut tidur dalam gelap ( ) ( ) ( )
8 Anak takut tidur sendiri ( ) ( ) ( )
Perilaku tidur
Lama waktu tidur anak setiap hari: ____ jam dan ___ menit
(menggabungkan tidur malam dan tidur siang)
No. 3 2 1
9 Anak tidur terlalu sedikit ( ) ( ) ( )
10 Anak tidur dalam jumlah yang tepat ( ) ( ) ( )
11 Anak tidur sekitar jumlah yang sama setiap ( ) ( ) ( )
hari
12 Anak ngompol saat tidur di malam hari ( ) ( ) ( )
13 Anak mengigau saat tidur ( ) ( ) ( )
14 Anak gelisah dan bergerak banyak saat tidur ( ) ( ) ( )
15 Anak tidur sambil berjalan pada malam hari ( ) ( ) ( )
16 Anak berpindah ke tempat tidur orang lain ( ) ( ) ( )
pada malam hari (orang tua, kakak, adik, dll)
17 Anak mengerat gigi saat tidur ( ) ( ) ( )
18 Anak mendengkur keras ( ) ( ) ( )
19 Anak tampaknya berhenti bernapas saat tidur ( ) ( ) ( )
20 Anak mendengus dan atau terengah engah ( ) ( ) ( )
saat tidur
21 Anak memiliki kesulitan tidur jauh dari ( ) ( ) ( )
rumah (mengunjungi kerabat, berlibur)
22 Anak terbangun pada malam menjerit, ( ) ( ) ( )
berkeringat dan tidak dapat dihibur
23 Anak terbangun dan khawatir dengan mimpi ( ) ( ) ( )
yang menakutkan
63
Bangun pagi
Dituli s saat anak bangun setiap pagi hari: ____
No. 3 2 1
26 Anak bangun dibangunkan atau bangun ( ) ( ) ( )
sendiri
27 Anak bangun dalam suasana hati yang ( ) ( ) ( )
negative
28 Orang tua atau saudara yang membangunkan ( ) ( ) ( )
anak
29 Anak memiliki kesulitan bangun tidur di pagi ( ) ( ) ( )
hari
30 Anak membutuhkan waktu lama untuk ( ) ( ) ( )
terbangun di pagi hari
Tidur siang
No. 3 2 1
31 Anak tampak lelah ( ) ( ) ( )
Keterangan:
sekali(dinilai1 poin). Alat ukur ini terdiri dari 33 poin dan 8 struktur
g. Nafas tidak teratur saat tidur (sleep disordered breathing) 18, 19,
20
h. Kantuk di siang hari (daytime sleepiness) 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
33
BAB IV
LAPORAN KASUS
Dalam bab ini tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada An.D
A. Identitas Pasien
10:00 WIB, pada An.D di rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta di bangsal
fisik dan melihat catatan medis, penulis mendapatkan data sebagai berikut.
Pasien bernama An.D tinggal bersama kedua orang tuanya Tn.T dan
tahun An.D masuk di rumah sakit rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta pada
tanggal 02 Maret 2015 dan dari diagnosa dokter An.D menderita penyakit
Penanggung jawab An.D adalah Tn.T yang merupakan ayah dari orang
tua An.D pendidikan terakhirnya sampai dengan SMA dan sekarang Tn.T
65
66
B. Pengkajian
Alasan An.D masuk rumah sakit. Ny.S ibu pasien mengatakan sejak
tanggal 02 Maret 2015 pukul 14:00 WIB pasien diantar orangtuanya datang
Maret 2015 An.D mengeluhkan badan terasa panas, gatal-gatal dan ibu An.D
muka dan kaki. Ibu An.D juga mengatakan anaknya sering terbangun kalau
terkena varicella yaitu meningocele region nasal. Riwayat alergi, ibu pasien
yaitu hepatitis B, polio, campak, DPT, BCG. Riwayat kesehatan keluarga, ibu
pasien mengatakan pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, pasien
tinggal satu rumah dengan kakak nomer 2 dan kedua orangtuanya. Dalam
anggota keluarga tidak ada yang memiliki penyakit keturunan atau menular
lainnya.
67
Genogram:
Keterangan :
= laki - laki
= perempuan
= pasien
= tinggal serumah
= garis pernikahan
waktu lahir An.D 3.100 gram. Antropometri berat badan An.D sekarang 17
kg, panjang badan 107 cm, lingkar kepala 50 cm, lingkar lengan 20 cm.
Penilaian Zscore diperoleh Waz (berat badan menurut umur) adalah -1,5
(berat badan normal, gizi normal) dan Haz (tinggi badan menurut umur)
Pola nutrisi dan cairan pasien, sebelum sakit ibu pasien mengatakan
An.D di rumah makan tiga kali sehari nasi, lauk-pauk, sayur, minum susu, teh
manis dan air putih dengan porsi satu porsi habis dan tidak ada keluhan.
Selama sakit ibu pasien mengatakan An.D di rumah makan tiga kali sehari
nasi, lauk-pauk, sayur, buah, minum susu, teh manis dan air putih dengan
Pola eliminasi pasien, ibu pasien mengatakan sebelum sakit An.D BAB
satu kali sehari dengan konsistensi lunak berbentuk berbau khas berwarna
kuning kecoklatan dan tidak keluhan. Ibu pasien mengatakan An.D BAK
tujuh sampai delapan kali sehari dengan pancaran kuat jumlah 75 cc, berbau
amoniak berwarna kuning bening, perasaan setelah BAK lega tidak ada
keluhan dan total produksi urin 525-600 cc dalam sehari. Ibu pasien
mengatakan selama sakit An.D BAB satu kali sehari dengan konsistensi
lunak berbentuk berbau khas berwarna kuning kecoklatan dan tidak ada
keluhan. Ibu pasien mengatakan An.D BAK tujuh sampai delapan kali sehari
bening, perasaan setelah BAK lega tidak ada keluhan dan total produksi urin
didapatkan hasil suhu tubuh 38,2oC, respirasi 24 kali permenit, nadi 117 kali
panasnya sudah 3 hari. Data obyektif yang diperoleh, badan pasien terasa
hangat.
berbentuk mesocepal, kontrol kepala normal, kondisi rambut hitam agak tipis
kondisi kulit kepala bersih. Mata sklera tidak ikterik, pupil isokor normal
terganggu, adanya benjolan dipangkal hidung. Mulut, bibir simetris, tidak ada
sianosis, tidak ada stomatitis, tidak ada nyeri telan, ada caries. Leher, tidak
kanan kiri palpasi vocal premitus sama antara kanan kiri perkusi sonor
ictus cordis tidak tampak palpasi ictus cordis teraba di SIC V perkusi pekak
auskultasi bising usus 12 kali per menit, pada pemeriksaan perkusi terdengar
timpani, dan pada pemeriksaan palpasi abdomen tidak ada benjolan dan tidak
Genetalia An.D tidak ada kelainan pada genetalia, jenis kelamin laki-
laki. Anus An.D bersih, tidak ada infeksi, tidak ada hemoroid. Pada
pengkajian ekstremitas tangan kanan dan kiri maupun kaki kanan dan kiri
normal, aktivitas sendiri. Integumen An.D tugor kulit elastis warna kulit sawo
anak tidur siang selama 2 jam dan tidur malam 9 jam dengan kondisi tidur
berkualitas, tidak sering terbangun dan tidak kesulitan untuk tidur. Selama
sakit, ibu pasien mengatakan anaknya tidur siang selama 1 jam dan tidur
malam 7 jam dengan kondisi tidur sering terbangun karena merasakan gatal.
(7), kecemasan tidur (sleep anxiety) 10 (4), terbangun dimalam hari (night
CSHQ:
71
Tabel 4.1
Pengkajian kualitas tidur
Waktu tidur
Dituli s waktu anak tidur: ____
No. 3 2 1
1 Anak pergi tidur pada waktu yang sama di ( ) ( ) ()
malam hari
2 Anak tertidur dalam waktu 20 menit setelah ( ) ( ) ()
pergi tidur
3 Anak tidur sendiri di tempat tidur sendiri ( ) () ( )
4 Anak tidur di kamar orang tua atau kamar ( ) () ( )
saudara
5 Anak membutuhkan orang tua dalam ruangan () ( ) ( )
tidur
6 Anak rewel pada waktu tidur (teriak-teriak, ( ) () ( )
menolak untuk ditinggal di tempat tidur, dll)
7 Anak takut tidur dalam gelap () () ( )
8 Anak takut tidur sendiri () () ( )
Perilaku tidur
Lama waktu tidur anak setiap hari: 8 jam dan 0 menit
(menggabungkan tidur malam dan tidur siang)
No. 3 2 1
9 Anak tidur terlalu sedikit ( ) () ()
10 Anak tidur dalam jumlah yang tepat ( ) () ()
11 Anak tidur sekitar jumlah yang sama setiap ( ) () ()
hari
12 Anak ngompol saat tidur di malam hari ( ) ( ) ( )
13 Anak mengigau saat tidur ( ) ( ) ( )
14 Anak gelisah dan bergerak banyak saat tidur ( ) ( ) ( )
15 Anak tidur sambil berjalan pada malam hari ( ) ( ) ( )
16 Anak berpindah ke tempat tidur orang lain ( ) ( ) ( )
pada malam hari (orang tua, kakak, adik, dll)
17 Anak mengerat gigi saat tidur ( ) ( ) ( )
18 Anak mendengkur keras ( ) ( ) ( )
19 Anak tampaknya berhenti bernapas saat tidur ( ) ( ) ( )
20 Anak mendengus dan atau terengah engah ( ) ( ) ( )
saat tidur
21 Anak memiliki kesulitan tidur jauh dari ( ) ( ) ( )
rumah (mengunjungi kerabat, berlibur)
22 Anak terbangun pada malam menjerit, ( ) ( ) ( )
berkeringat dan tidak dapat dihibur
23 Anak terbangun dan khawatir dengan mimpi ( ) ( ) ( )
yang menakutkan
72
Bangun pagi
Dituli s saat anak bangun setiap pagi hari: ____
No. 3 2 1
26 Anak bangun dibangunkan atau bangun ( ) ( ) ( )
sendiri
27 Anak bangun dalam suasana hati yang ( ) ( ) ( )
negative
28 Orang tua atau saudara yang membangunkan ( ) () ( )
anak
29 Anak memiliki kesulitan bangun tidur di pagi ( ) ( ) ( )
hari
30 Anak membutuhkan waktu lama untuk ( ) ( ) ( )
terbangun di pagi hari
Tidur siang
No. 3 2 1
31 Anak tampak lelah ( ) () ( )
hasil: hematologi rutin, hemoglobin 11,4 dengan satuan g/dl, normalnya 10,8-
10,0-15,0. APTT 35,3 dengan satuan detik normalnya 20,0-40,0. INR 1,000.
Kimia klinik, glukosa darah sewaktu 93 dengan satuan mg/dl normalnya 60-
100. Albumin 4,3 dengan satuan g/dl normalnya 3,8-5,4. Creatine 0,3 dengan
73
<48. Elektrolit, natrium darah 136 dengan satuan mmol/L normalnya 132-
145. Kalium darah 3,7 dengan satuan mmol/L normalnya 3,1-5,1. Chlorida
HBsAg nonreactive.
pasien terasa hangat, suhu tubuh 38,2oC, respirasi 24 kali/menit, nadi 117
ibu pasien mengatakan anaknya tidur siang selama 1 jam dan tidur malam
pola tidur dari 11 jam/hari menjadi 8 jam/hari, pasien tampak lemas, letih,
lesu dan kurang puas tidur, sering terbangun, nilai CSHQ resistensi
onsetdelay) 1 (3), durasi tidur (sleep duration) 5 (7), kecemasan tidur (sleep
D. Perencanaan
sedang dirawat di ruang melati II rumah sakit Dr. Moewardi sebagai berikut:
pada hari Selasa 17 Maret 2015 untuk diagnosa yang pertama hipertermi
hipertermi dapat teratasi atau berkurang dengan kriteria hasil suhu tubuh
dalam rentang normal 36-37oC, nadi dan respirasi dalam rentang normal
respirasi 24-40 kali/menit nadi 90-150 kali/menit, tidak ada perubahan warna
kulit dan pasien merasa nyaman. Intervensi yang pertama kaji tanda-tanda
dapat teratasi atau berkurang dengan kriteria hasil tidak ada lesi pada kulit,
baik. Intervensi yang pertama kaji kulit pasien dengan rasional menentukan
76
dengan dokter oleskan lotion dan beri obat anafilaksi dengan rasional
Pada hari Selasa 17 Maret 2015 untuk diagnosa ke tiga gangguan pola
tindakan keperawatan selama 3x24 jam gangguan pola tidur dapat teratasi
dengan kriteria hasil pasien tampak segar, pasien tidur dengan kondisi
dilakukan kaji pola tidur pasien dengan rasional mengetahui pola tidur
pasien, kaji kualitas tidur dengan rasional mengetahui kualitas tidur pasien,
E. Implementasi
dimulai pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 jam 14:00-21:00 WIB. Pada
jam 14:00 untuk diagnosa pertama dengan intervensi yang didelegasikan kaji
vital pasien. Respon subyektif pasien mengatakan mau untuk diukur tanda-
nadi 117 kali/menit. Jam 14:10 untuk diagnosa pertama dengan intervensi
untuk diberikan kompres air hangat dan respon obyektif pasien tampak
tenang dan kooperatif. Jam 14:20 untuk diagnosa pertama dengan intervensi
pasien kooperatif.
78
Implementasi pada hari Rabu 18 Maret 2015 pada jam 14:00 untuk
diberikan kompres air hangat dan respon obyektif pasien tampak tenang dan
pasien kooperatif.
Implementasi pada hari Kamis 19 Maret 2015 pada jam 14:00 untuk
diberikan kompres air hangat dan respon obyektif pasien tampak tenang dan
Implementasi pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 jam 14:40 untuk
diagnosa yang kedua dengan intervensi yang didelegasikan kaji kulit pasien,
mengatakan mau untuk dilihat kulitnya dan respon obyektif terdapat papula
dan vesikel. Jam 15:10 untuk diagnosa yang kedua dengan intervensi yang
oleskan lotion dan beri obat anafilaksi cetirizine 1x5 mg. Respon obyektif ibu
80
Implementasi pada hari Rabu tanggal 18 Maret 2015 jam 14:40 untuk
diagnosa yang kedua dengan intervensi yang didelegasikan kaji kulit pasien,
mengatakan mau untuk dilihat kulitnya dan respon obyektif terdapat papula
dan vesikle. Jam 15:10 untuk diagnosa yang kedua dengan intervensi yang
oleskan lotion dan beri obat anafilaksi cetirizine 1x5 mg. Respon obyektif ibu
untuk diagnosa yang kedua dengan intervensi yang didelegasikan kaji kulit
pasien mengatakan mau untuk dilihat kulitnya dan respon obyektif terdapat
papula dan vesikel. Jam 15:10 untuk diagnosa yang kedua dengan intervensi
oleskan lotion dan beri obat anafilaksi cetirizine 1x5 mg. Respon subyektif
ibu pasien mengatakan mau meminumkan obat dan mengoleskan lotion untuk
Implementasi pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 pada jam 15:20
untuk diagnosa yang ketiga dengan intervensi yang didelegasikan kaji pola
subyektif ibu pasien mengatakan anaknya tidur tidur siang 1 jam tidur
gatal dibadannya dan respon obyektif pasien tampak lesu, letih dan lemah.
Pada jam 15:30 untuk diagnosa ketiga dengan intervensi yang didelegasikan
Respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya tidur dengan kondisi sering
onsetdelay) 1 (3), durasi tidur (sleep duration) 5 (7), kecemasan tidur (sleep
breathing) 4 (3), kantuk di siang hari (daytime sleepiness) 12 (10). Pada jam
20:00 untuk diagnosa yang ketiga dengan intervensi yang didelegasikan beri
Implementasi pada hari Rabu tanggal 18 Maret 2015 jam 15:20 untuk
diagnosa yang ketiga dengan intervensi yang didelegasikan kaji pola tidur
subyektif ibu pasien mengatakan anaknya tidur tidur siang 1 jam tidur
82
malam 8 jam, dengan kondisi sudah tidak sering terbangun dan respon
obyektif pasien tampak sayu, letih. Pada jam 15:30 untuk diagnosa ketiga
anaknya tidur dengan kondisi sudah tidak sering terbangun dan respon
(daytime sleepiness) 11 (10). Pada jam 20:00 untuk diagnosa yang ketiga
mau diberikan terapi bercerita dan respon obyektif pasien kooperatif dan
tampak tenang.
untuk diagnosa yang ketiga dengan intervensi yang didelegasikan kaji pola
subyektif ibu pasien mengatakan anaknya tidur siang 2 jam tidur malam 9
jam, dengan kondisi sudah tidak sering terbangun dan respon obyektif pasien
tampak segar. Pada jam 15:30 untuk diagnosa ketiga dengan intervensi yang
kualitas tidur. Respon subyektif ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak
83
(3), durasi tidur (sleep duration) 7 (7), kecemasan tidur (sleep anxiety) 5 (4),
(7), nafas tidak teratur saat tidur (sleep-disordered breathing) 3 (3), kantuk di
siang hari (daytime sleepiness) 10 (10). Pada jam 20:00 untuk diagnosa yang
pasien mengatakan mau diberikan terapi bercerita dan respon obyektif pasien
F. Evaluasi
rumah sakit Dr. Moewardi dimulai sejak hari Selasa tanggal 17 Maret 2015
intervensi kaji tanda-tanda vital pasien, beri kompres air hangat, anjurkan
badannya masih terasa agak panas. Data obyektif suhu tubuh37,5oC, respirasi
antipiretik.
badannya masih terasa agak panas. Data obyektif suhu tubuh 36,5oC,
pemberian anafilaksi.
mengatakan anaknya tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 7 jam
dengan kondisi tidur sering terbangun. Data obyektif pasien tampak lemas,
pasien mengatakan anaknya tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 8
jam dengan kondisi sudah tidak sering terbangun. Data obyektif pasien
tidak teratur saat tidur (sleep-disordered breathing) 3 (3), kantuk di siang hari
pasien mengatakan anaknya tidur siang selama 2 jam dan tidur malam 9
jam dengan kondisi sudah tidak sering terbangun. Data obyektif pasien
tidak teratur saat tidur (sleep-disordered breathing) 3 (3), kantuk di siang hari
87
Planninghentikan intervensi.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Aplikasi tindakan terapi
bercerita terhadap kualitas tidur anak usia prasekolah pada asuhan keperawatan
A. Pengkajian
88
89
An.D dengan kasus varicella telah sesuai dengan teori yang ditemukan oleh
penulis. Varicella ialah adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
terekspos sampai kena penyakit dalam tempo 2 sampai 3 pekan, hal ini bisa
ditandai dengan badan yang terasa panas (Ridha, 2014).Infeksi cacar air
(Prihaningtyas, 2014).
Gejala yang muncul pada cacar air adalah sama dengan cacar, yaitu
yang muncul kecil-kecil dan tidak serentak, yang dimulai dari bagian tubuh
cacar air ini jauh lebih ringan dan tidak seberbahaya penyakit cacar
(Pudiastuti, 2011). Dan gejala awal penderita akan merasa sedikit demam,
pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit
kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit
yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut
atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah (Ridha, 2014).
antara teori dan kenyataan yang terjadi pada gejala varicella yang dialami
mengatakan sejak tanggal 02 Maret 2015 pukul 14:00 WIB pasien diantar
operasi. Pada tanggal 17 Maret 2015 An. D mengeluhkan badan terasa panas,
gatal-gatal dan ibu An.D juga mengatakan muncul ruam pertama pada
tanggal 15 Maret 2015 di bagian muka dan kaki. Ibu An. D juga mengatakan
region nasal. Berdasarkan hasil dari pengkajian pada An.H dengan varicella
polio, campak, DPT. Dalam anggota keluarga tidak ada yang memiliki
penyakit keturunan atau menular lainnya. Varicella atau cacar air ditularkan
melalui percikan ludah lalu masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran
(Irianto, 2013). Virus cacar air dapat menyebar melalui udara saat penderita
bersih atau batuk. Selain itu, bersentuhan dengan ruam cacar air pada
dari penderita cacar air, virus cacar air dapat ditularkan oleh penderita
mendapatkan vaksin cacar air atau terinfeksi cacar air berisiko menderita
cacar air atau terinfeksi cacar air berisiko menderita cacar air di kemudian
varicella (cacar air) ditularkan melalui percikan ludah lalu masuk ke dalm
tubuh manusia melalui saluran pernapasan. Dari saluran pernapasan ini virus
akan menyebar ke seluruh tubuh bersama peredaran darah dan getah bening.
waktu lahir An. D 3.100 gram. Antropometri berat badan An. D sekarang 17
kg, panjang badan 107 cm, lingkar kepala 50 cm, lingkar lengan 20 cm.
Waz (berat badan menurut umur) adalah -1,5 (berat badan normal, gizi
normal) dan Haz (tinggi badan menurut umur) adalah -1,8 (normal), hasil
Pada pengkajian An. D dalam pola nutrisi dan cairan. Nutrisi adalah
sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam makanan dan
asupan makanan yang adekuat terdiri atas 6 zat nutrisi esensial (kelompok
nutrien) yang seimbang (Mubarak dan Chayatin, 2008). Pola nutrisi dan
cairan pasien, sebelum sakit ibu pasien mengatakan An. D di rumah makan
tiga kali sehari nasi, lauk-pauk, sayur, minum susu, teh manis dan air putih
dengan porsi satu porsi habis dan tidak ada keluhan. Selama sakit ibu pasien
92
mengatakan An. D di rumah makan tiga kali sehari nasi, lauk-pauk, sayur,
buah, minum susu, teh manis dan air putih dengan porsi setengah porsi habis
dan tidak ada keluhan. Dari data pengkajian nutrisi dapat disimpulkan bahwa
Pengkajian pola elimanasi, hal-hal yang perlu dikaji antara lain: pola
defekasi, perilaku defekasi, deskripsi fases, diet, cairan, jumlah dan jenis
pasien mengatakan sebelum sakit An. D BAB satu kali sehari dengan
tidak keluhan. Ibu pasien mengatakan An. D BAK tujuh sampai delapan kali
kuning bening, perasaan setelah BAK lega tidak ada keluhan dan total
produksi urin 525-600 cc dalam sehari. Ibu pasien mengatakan selama sakit
An. D BAB satu kali sehari dengan konsistensi lunak berbentuk berbau khas
berwarna kuning kecoklatan dan tidak keluhan. Ibu pasien mengatakan An. D
BAK tujuh sampai delapan kali sehari dengan pancaran kuat jumlah 75 cc,
berbau amoniak berwarna kuning bening, perasaan setelah BAK lega tidak
hasil suhu tubuh 38,2oC, respirasi 24 kali permenit, nadi 117 kali permenit.
Data subjektif yang diperoleh, ibu pasien mengatakan pasien anaknya selalu
3 hari. Data obyektif yang diperoleh, badan pasien terasa hangat. Infeksi
cacar air biasanya diawali dengan keluhan demam, biasanya demam tinggi,
tempo 2 sampai 3 pekan, hal ini bisa ditandai dengan badan yang terasa panas
(Ridha, 2014).
hanya beberapa bagian saja yang dianggap perlu oleh dokter yang
pemeriksaan secara menyeluruh dimulai dari kepala sampai ujung kaki (head
An. D dari pemeriksaan head to toe didapatkan hasil sebagai berikut. Kepala
agak tipis kondisi kulit kepala bersih. Mata sklera tidak ikterik, pupil isokor
terganggu, adanya benjolan dipangkal hidung. Mulut, bibir simetris, tidak ada
sianosis, tidak ada stomatitis, tidak ada nyeri telan, ada caries. Leher, tidak
paru-paru inspeksi bentuk dada simetris antara kanan kiri palpasi vocal
premitus sama antara kanan kiri perkusi sonor auskultasi tidak terdapat suara
palpasi ictus cordis teraba di SIC V perkusi pekak auskultasi BS I-II murni.
kali per menit, pada pemeriksaan perkusi terdengar timpani, dan pada
pemeriksaan palpasi abdomen tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
Genetalia An. D tidak ada kelainan pada genetalia, jenis kelamin laki-
laki. Anus An. D bersih, tidak ada infeksi, tidak ada hemoroid. Pada
pengkajian ekstremitas tangan kanan dan kiri maupun kaki kanan dan kiri
normal, aktivitas sendiri. Integumen An. D tugor kulit elastis warna kulit
sawo matang, teraba hangat, ada papula dan vesikel. Menurut Irianto, 2013
satu sampai tiga hari kemudian akan muncul ruam atau macula kemerahan,
papula segera berubah menjadi vesikel yang khas berbentuk seperti tetesan
air. Vesikel akan menjadi pustule (cairan jernih berubah menjadi keruh) yang
menyertai varicella, jika gatal maka dapat diberikan obat anti-gatal atau
2014).
respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi actual atau
perubahan. Ada juga pengertian lainnya yaitu penilaian klinis tentang respons
normal, kejang takikardia, takipnea dan kulit terasa hangat (Nugroho, 2011).
muncul pada An. D berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 17 Maret 2015
panasnya sudah 3 hari, badan pasien terasa panas, suhu tubuh 38,2oC,
Maslow yang meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, rasa
mencintai, harga diri, serta aktualisasi diri. Diagnosa utama adalah hipertemi
dengan tindakan mengkaji tanda dan gejala adanya peningkatan suhu tubuh
dan penyebabnya, monitor TTV dan suhu, anjurkan pasien banyak minum 2-
2,5 liter/24 jam, monitor intake dan output serta anjurkan untuk memakai
pakaian tipis dan menyerap keringat. Dengan tindakan tersebut maka suhu
tubuh pasien akan turun dan mencegah proses infeksi dengan cara kolaborasi
integritas kulit yaitu adanya gangguan pada bagian tubuh, kerusakan lapisan
kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada klien, selanjutnya dilakukan
anak dengan memakaikan pakaian pada anaknya yang tipis adan longgar.
terpenuhi, klien tidak rewel dan klien dapat istirahat dengan tenang.
penyakit varicella. Pada data pengkajian yang ditandai dengan data subyektif
ibu pasien mengatakan anaknya tidur siang selama 1 jam dan tidur malam
pola tidur dari 11 jam/hari menjadi 8 jam/hari, pasien tampak lemas, letih,
lesu dan kurang puas tidur, sering terbangun, nilai CSHQ resistensi
onsetdelay) 1 (3), durasi tidur (sleep duration) 5 (7), kecemasan tidur (sleep
Tabel 5.1
Pengkajian kualitas tidur pada anak usia prasekolah
Kesimpulan:
parasomnia.
99
tidur (sleep onsetdelay) 1 (3), durasi tidur (sleep duration) 5 (7), kecemasan
tidur (sleep anxiety) 10 (4), terbangun dimalam hari (night wakings) 6 (5),
durasi tidur (sleep duration) 7 (7), kecemasan tidur (sleep anxiety) 5 (4),
(7), nafas tidak teratur saat tidur (sleep-disordered breathing) 3 (3), kantuk
(Yuniartini, 2012).
bermain sesuai usia dan ciptakan suasana yang aman dan nyaman. Dengan
pasien tidak rewel dan ingin pulang dan klien dapat istirahat dengan tenang.
100
2010). Tanda awal dari penyakit cacar air yaitu demam, nyeri kepala, badan
Untuk diagnosa nyeri akut tidak ditemui pada pasien An.D karena tidak
ditemui tanda-tandanya. Tanda awal dari penyakit cacar air yaitu demam,
superinfeksi, hanya ditandai dengan gatal-gatal dan muncul ruam pada kulit
C. Perencanaan
2012).
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu tubuh dalam batas normal
dengan kriteria hasil pasien suhu tubuh 36-37oC. Nadi dan respirasi dalam
rentang normal, pasien merasa nyaman, tidak ada perubahan warna kulit.
dilakukan untuk diagnosa hipertemi yaitu dengan kaji dan monitor suhu
badan untuk mengidentifikasi pola demam pasien. Kompres air hangat untuk
pemberian obat, untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara solusi kolaborasi
dengan penurunan imunologis. Tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai
102
kerusakan integritas kulit dapat teratasi atau berkurang dengan kriteria hasil
tidak ada lesi kulit, menunjukkan dalam proses pemahaman dalam proses
integritas kulit yaitu adanya gangguan pada bagian tubuh, kerusakan lapisan
kerusakan integritas kulit kaji kulit setiap hari, pertahankan hygiene kulit,
penyakit varicella. Tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai setelah
tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien tampak segar, pasien tidur
tidur beri kesempatan untuk istirahat, evaluasi tingkat stress, buat jadwal
tidur secara teratur, kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (Ridha, 2014).
103
D. Implementasi
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah dan
Walid, 2012).
pertama yaitu hipertemi dilakukan selama tiga hari mulai 17-19 Maret 2015.
udara serta tidak menganjurkan pemakaian pakaian yang tipis pada klien
karena pada saat anak demam klien sudah memakai pakaian yang tipis, dan
pemakaian pakaian tipis apabila anak sedang demam atau terjadi peningkatan
antipiretik untuk mencegah jatuh ke status kejang, beri kompres air hangat
secara intensif, jangan diberi selimut tebal karena uap panas akan sulit untuk
pada tanggal 17-19 Maret 2015 dengan mengkaji kulit pasien untuk
menjaga kebersihan kulit anaknya dengan mandi 2 kali sehari dan mengganti
pakaian yang longgar, karena saat dikaji pasien menggunakan pakaian yang
untuk anaknya. Pengobatan gejala yang menyertai varicella, jika gatal maka
dapat diberikan obat anti-gatal atau calmine lotion jika demam maka
Hal-hal yang perlu dianjurkan pada anak yang terkena cacar air edukasi
anak agar jangan menggaruk atau mengelupas bintil-bintil yang berisi air
karena dapat menimbulkan bekas yang lebih dalam dikulit, anjurkan anak
mandi seperti biasa agar kebersihan kulitnya terjaga dan mengurangi rasa
gatal. Dan jika anak gatal dapat diberikan obat antigatal atau calmine lotion.
Dan tidak disarankan memberikan antibiotik karena cacar air disebabkan oleh
virus, bukan bakteri. Jika disertai gejala superinfeksi dengan bakteri, baru
melakukan tindakan agar pasien dapat tidur dengan kondisi yang berkualitas
pada tanggal 17-19 Maret 2015 dengan mengkaji pola tidur pasien untuk
mengetahui pola tidur pasien, mengkaji kualitas tidur untuk mengetahui nilai
kualitas tidur, memberi terapi bercerita untuk memberikan suasana hati yang
nyaman untuk pasien. Ada perbedaan antara jurnal dengan karya tulis ilmiah
ini. Pada jurnal terapi bercerita diberikan kepada anak yang menjalani
ilmiah ini terapi bercerita diberikan kepada anak menjalani hospitalisasi dan
mengalami sulit tidur karena adanya penyakit yang diderita anak tersebut.
Menurut Indrawati dan Durianto (2007), cerita dongeng adalah cerita tentang
tokoh yang mengalami suka dan duka dalam kehidupan. Terapi bermain
konflik yang ada dalam dirinya yang pada awalnya anak belum sadar bahwa
berbagai sumber stress. Cerita membawa suasana yang akan membuat spirit,
sugesti dan juga sedikit hypnosis sehingga akan mendorong anak yang
sedang mengalami perawatan di rumah sakit untuk cepat sembuh dan juga
satu terapi bermain yang merupakan aktivitas yang sangat sesuai dengan
membawa anak kealam fantasi, cerita sebagai pengantar tidur anak, cerita
tidur yang mempunyai merangsang batas otak atas yang mengaktivasi kortek
stimulasi pada RAS, maka aktivasi RAS akan semakin menurun pula.
E. Evaluasi
pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
An. D yang dirawat di ruang Melati II Rumah sakit Dr. Moewardi dimulai
sejak hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 sampai hari Kamis 19 Maret 2015
badannya masih terasa agak panas. Data obyektif suhu tubuh 36,5oC,
rentang normal 36oC-37oC, nadi dan respirasi dalam rentang normal, nadi
merasa nyaman, tidak ada perubahan warna kulit (Wilkinson, 2007). Hal ini
rumah sakit Dr. Moewardi dimulai sejak hari Selasa 17 Maret 2015 sampai
sekitar 11-21 hari, dengan rata-rata 13-17 hari (Irianto, 2013). Ruam tersebut
menyerupai bintil yang berisi air dan gatal, ruam cacar air biasanya menjadi
Rumah Sakit Dr. Moewardi dimulai sejak hari Selasa 17 Maret 2015 sampai
pasien mengatakan anaknya tidur siang selama 2 jam dan tidur malam 9
jam dengan kondisi sudah tidak sering terbangun. Data obyektif pasien
resistance) 10 (10), keterlambatan tidur (sleep onset delay) 3 (3), durasi tidur
(2013). Untuk anak usia prasekolah waktu yang dibutuhkan untuk tidur
sekitar 11-12 jam semalam (Riyadi dan Widuri, 2015). Hal ini menyatakan
A. Kesimpulan
kualitas tidur anak usia prasekolah pada asuhan keperawatan An.D dengan
penyebab dari varicella yang terjadi pada anaknya. Hal ini dikarenakan
109
110
dokter oleskan lotion dan beri obat anafilaksi. Jaga kebersihan kulit,
yaitu gangguan pola tidur, intervensi utama pasien tidur dengan kondisi
gangguan pola tidur sudah teratasi, pasien dapat tidur dengan nyenyak
dan tidak sering terbangun. Gangguan pola tidur pasien teratasi dengan
B. Saran
antara lain:
Dermawan, Deden. 2012. Proses keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja.
Gosyen Publishing. Jakarta
Elfira, Eqlima. 2011. Pengaruh Terapi Bermain dengan Tehnik Bercerita terhadap
Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak Prasekolah di Ruang Perawatan Anak
di RSUP H.Adam Malik Medan. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Medan
Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC
Harahap, Nurliana. 2013. Penderita Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu dengan
Pencegahan Cacar Air (Varicella) di Poli Anak Rumah Sakit Haji Medan Tahun
2012. Jurnal Kesehatan
Helen Brough, Rola Alkurdi dan Ram Nataraja. Rukujan Cepat Pediatri dan Kesehatan
Anak. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Salemba Medika.
Jakarta
Irianto, Koes. 2013. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular. Alfabeta.
Bandung
Lubis, Ramona Dumasari. 2008. Varicella dan Herpes Zoster. Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin. Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Sumatera Utara
Maryatung. 2007. Asuhan Keperawatan pada Anak S dengan Kejang Demam di Ruang
Luqman Rs. Roemani Semarang
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Med Action
Publishing.Yogyakarta
Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Bayi, Balita dan Anak. Nuha Medika.Yogyakarta
Pijiastuti, Agnes. 2013. Tumbuh Kembang Anak Prasekolah (3-6 tahun). Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Telogorejo Semarang
Prihaningtyas, Rendi Aji. 2014. Deteksi dan Cepat Obati 30+ Penyakit yang Sering
Menyerang Anak. Media Pressindo.Yogyakarta
Riyadi, Sujono dan Hesti Widuri. 2015.Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat
Diagnosa Nanda. Gosyen Publishing.Yogyakarta
Sari, Weni Febrina. 2014. Pengaruh Terapi Bermain dengan Teknik Bercerita terhadap
Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak Prasekolah di Ruang Rawat
Inap Anak di RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi. Jurnal Keperawatan
Terri Kyle dan Susan Carman. 2014. Buku Praktik Keperawatan Pediatri. EGC.Jakarta
Wahyuni, Ira. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Tidur pada Anak yang
Menjalani Hospitalisasi di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Meuraxa Banda Aceh.
Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan UBudiyah Program Studi D
III Kebidanan. Banda Aceh
Wilkinson, Judith. 2007. Buku Saku Dignosa Keperawatan NIC NOC edisi 7.
EGC.Jakarta
Wong, Donna L. 2011. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik volume 1 edisi keenam.
EGC.Jakarta
Wulandari, Resti Putri. 2012. Hubungan Tingkat Stres dengan Gangguan Tidur pada
Mahasiswa disalah Satu Fakultas Rumpun Science-Technology UI. Skripsi. Fakultas
Ilmu Keperawatan Program Sarjana Reguler. Depok
Yuniartini, P.E, Widastra, M., Utami, K.C. 2012. Pengaruh Terapi Bercerita terhadap
Kualitas Tidur Anak Usia Prasekolah yang Menjalani Hospitalisasi di Ruangan
Perawatan Anak RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Keperawatan