BAB V
PEMBAHASAN
Sytematic Oral Care menggunakan madu pada An.A dengan asuhan keperawatan
Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta. Pada bab pembahasan ini penulis juga
A. Pengkajian
didapatkan data bahwa pasien datang dengan keluhan utama nyeri sendi pada
tangan dan kaki. Menurut Suriadi (2006), keluhan utama pada pasien anak
tulang dan persendian, dan serta sesak nafas. Sedangkan menurut Nursalam
(2013) nyeri pada tulang atau persendian karena adanya infiltrasi sel-sel
dengan kasus leukemia limfoblastik akut telah sesuai dengan teori yang
78
79
ditemukan oleh penulis berupa nyeri pada sendi tangan dan kaki (ekstremitas),
An.A didapatkan data ayah pasien mengatakan An.A dibawa ke poli rumah
sakit Dr.Moewardi dengan keluhan nyeri sendi pada bagian tangan dan kaki,
bibir pucat, dan tidak nafsu makan. Menurut teori keluhan nyeri sendi (Suriadi,
keluhan ada pada An.A terdapat dalam teori, sehingga tidak ada kesenjangan
2015, siklus minggu ke 76, obat kemoterapi yang sudah masuk yaitu, vincristin
infus pump, pada pukul 10.00 WIB. Efek yang timbul berupa bibir kering, bibir
pecah-pecah, dan nafsu makan menurun. Terapi rumatan yang berfungsi untuk
mempertahankan fase remisi, walaupun kombinasi terapi obat dan radiasi dapat
bervariasi per institusi, karakteristik prognosis atau resiko pada pasien dan tipe
leukemia yang ditangani (Wong, 2009). Berdasarkan teori dalam Wong (2009)
efek samping yang timbul dari pemberian vincristin adalah ulserasi mukosa.
Dari penjelasan teori dan pengkajian yang terdapat pada pasien An.A telah
Leukemia Limfoblastik Akut, pasien terdiagnosa pertama pada bulan Juli 2015,
dengan keluhan lemas, pucat, dan berat badan menurun drastis dalam waktu 2
80
tidak nafsu makan, mual muntah setelah kemoterapi. Menurut Jonathan (2005)
dahulu dari leukemia akut. Berdasarkan hasil dari pengkajian pada An.A
dengan leukemia limfoblastik akut telah sesuai dengan teori yang ditemukan
oleh penulis, sehingga tidak ada kesenjangan dengan teori yang ada .
dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit keturunan atau menular
(2010) radiasi, bahan kimia dan obat tertentu diduga berperan dalam terjadinya
Leukemia Limfoblastik Akut. Salah satu penyebab yaitu radiasi terdapat dalam
wawancara yang diperoleh dari ayah An.A antara lain, pertumbuhan meliputi
berat badan saat lahir 2.800 gram. Berat badan saat ini 21 kg, usia tumbuh dan
tanggal gigi pada usia 6 tahun, tidak ada masalah pertumbuhan gigi. Usia
bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara
fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan. Masa
akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lain-lain. Dengan adanya
teori diatas, dapat disimpulkan pertumbuhan yang dialami An.A tidak ada
dirinnya senang berinteraksi dengan teman yang lain saat diruang bermain.
Adaptif motorik halus, pasien saat usia 3 tahun senang berinteraksi dan belajar
didampingi oleh ibu. Bahasa yang digunakan bahasa jawa. Motorik kasar
pasien senang bermain game di handphone dan senang bermain lego yang
dibawa dari rumah. Kebiasaan yang dinilai dari pola tingkah laku, An.A tidak
ada tingkah laku yang abnormal. Sesuai dengan tahap usia belajar dan rasa
ingin tahu yang tinggi. Kelas sekolah sekarang, kemajuan pelajaran yang
membaca, dan lain-lain. Berdasarkan teori diatas, kriteria yang ada pada An.A
pola gordon yang didapat dari wawancara dan observasi An.A dan ayah An.A
kesehatan (Hidayat, 2008). Berdasarkan teori tersebut persepsi yang ada pada
sakit berat badan 21 kg, tinggi badan 120 cm, diperoleh indeks massa tubuh
berat (<17), kekurangan berat badan tingkat sedang (17.0-18.5), normal (18.5-
25.0), kelebihan berat badan tingkat ringan (>25.0-27.0), kelebihan berat badan
tingkat berat (>27.0) (Asmadi, 2008). Hasilnya 14,6 (kekurangan berat badan
tingkat berat). Dan selama sakit berat badan 21 kg, tinggi badan 120 cm,
diperoleh indeks massa tubuh (IMT) didapat dari BB/TB hasilnya 14,6
sakit hasil pemeriksaan haemoglobin 11 g/dl pada bulan Desember tahun 2015.
kualitas dan kuantitas nutrisi yang dikonsumsi dan digunakan. Status nutrisi
tubuh dalah keseimbangan antara asupan zat gizi dan energi yang dikeluarkan
dan membantu tubuh melawan infeksi dan pulih dari penyakit (Morton dan
eritrosit menurun. MCHC 36.1 (hight), RDW 19.6 (hight) hapusan darah,
bersih, tidak ada kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Selama
sakit terdapat stomatitis di lidah (Suriadi, 2006), bibir kering, lidah sedikit
kotor, mukosa oral pucat, papilla bagian belakang sedikit menonjol (Nurlaila,
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial apithelial tissues) seperti kulit, rambut, mata, dan
mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
dengan makan nasi, sayur, lauk. Makan tiga kali dalam sehari, porsi satu piring
penuh dengan nafsu makan baik, makanan favorit tempe, minum air mineral
sehari empat gelas atau sekitar 1500cc/hari. Selama sakit makan tiga kali dalam
sehari, kurang nafsu makan, porsi makan hanya habis piring, dengan sayur,
nasi, dan lauk daging ayam. Makanan tambahan roti, total makan sehari sekitar
100cc, minum air dalam sehari sekitar empat gelas dan susu dari rumah saikt
tiga kali dalam sehari total sekitar 1800cc, dengan sedikit kesulitan menelan
36.1 (hight), RDW 19.6 (hight). Pengkajian clinical selama sakit terdapat
stomatitis di lidah, bibir kering, lidah sedikit kotor, mukosa oral pucat, papilla
bagian belakang sedikit menonjol. Dan pengkajian dietary selama sakit makan
tiga kali dalam sehari, kurang nafsu makan, porsi makan hanya habis pring,
dengan sayur, nasi, dan lauk daging ayam. Makanan tambahan roti, total
makan sehari sekitar 100cc, minum air dalam sehari sekitar empat gelas dan
susu dari rumah sakIt tiga kali dalam sehari total sekitar 1800cc, dengan sedikit
kesulitan menelan karena sariawan di lidah dan tenggorokan terasa tidak enak.
meliputi, umur (terkait dengan tumbuh kembang pasien). Tinggi badan dan
berat badan, untuk mengetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan,
adakah alergi terhadap jenis makanan tertentu, riwayat diet terkait dengan
kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, jenis makanan yang dikonsumsi,
nafu makan (Asmadi, 2008). Menurut Nurlaila (2009) dapat diangkat menjadi
masalah dari pengkajian makan dan cairan, yaitu terdapat kehilangan nafsu
makan, perubahan rasa atau penyimpangan rasa dan penurunan berat badan,
nutrisi An.A.
Pola eliminasi pasien, ayah pasien mengatakan sebelum sakit An.A pola
BAK frekuensi BAK 4 kali dalam sehari, jumlah urin 1500 cc/hari, pancaran
kuat berbau amoniak berwarna kuning cerah, perasaan setelah BAK puas tidak
ada keluhan. Ayah pasien mengatakan sebelum sakit BAB satu kali sehari
dan tidak ada keluhan. Ayah pasien mengatakan selama sakit An.A pola BAK
frekuensi BAK 4 kali dalam sehari, jumlah urin 1800cc/hari, pancaran kuat
berbau amoniak berwarna kuning cerah, perasaan setelah BAK puas tidak ada
keluhan. Ayah pasien mengatakan sebelum sakit BAB satu kali sehari dengan
dua bagian utama pula, yaitu eliminasi fekal (buang air besar) dan eliminasi
urine (buang air kecil) (Asmadi, 2008). Dari kesimpulan pengkajian eliminasi
fekal dan urine An.A tidak ada masalah keperawatan yang muncul. Karena
bila bentuknya cairatau keras. Warna abnormal sangat pucat (penyakit pada
organ empedu), merah (perdarahan pada rektum dan anus). Ciri urine normal
86
baik, kejernihan normal jernih bila dibiarkan lama akan menjadi keruh. Warna
kuning, bau seperti amonia (Asmadi, 2008). Berdasarkan teori diatas tidak ada
Tiap individu mempunyai irama atau pola tersendiri dalam kehidupan sehari-
hari untuk rekreasi, makan, istirahat, dan lain-lain (Asmadi, 2008). Pada pola
ditempat tidur, berpindah, ambulasi atau ROM dalam kriteria mandiri tanpa
bantuan. Selama sakit pola aktivitas dan latihan pasien, ayah pasien
dalam kriteria mandiri tanpa bantuan. Dalam teori disebutkan pola aktivitas
kesenjangan.
Pola istirahat tidur pasien, ayah pasien mengatakan sebelum sakit pola
tidur An.A tidur malam pada pukul 21.00 WIB dan bangun pagi pada pukul
05.30 WIB, bangun tidur badan terasa segar, tidur siang satu jam pada pukul
14.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Selama sakit pola istirahat tidur pasien,
ayah pasien mengatakan sebelum sakit pola tidur An.A tidur malam pada pukul
21.00 WIB dan bangun pagi pada pukul 05.40 WIB, bangun tidur badan terasa
segar, tidur siang satu jam pada pukul 14.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.
87
Dalam teori kelemahan dan kelelahan adalah faktor utama paling kuat yang
LLA. Saat aktivitas persyarafan secara otomatis akan mengurangi suplai energi
jantung dan paru-paru, sehingga otak juga mengalami penurunan suplai darah.
yang ada pada pasien tidak ada kesenjangan dengan teori yang ada.
kognitif. Pasien mengatakan sebelum sakit An.A merasa dirinya sehat dan
(Provocat) pasien merasakan nyeri sendi saat berjalan, dan nyeri berkurang
pasien merasakan nyeri disekitar sendi kaki dan tangan menjalar ke sekitar
mengatakan nyeri sekitar 3 detik dan hilang timbul. Pola persepsi sensori
gambaran diri merasa sehat, identitas diri mengetahui sebagai seorang kakak,
peran berperan sebagai pelajar sekolah dasar kelas 4, ideal diri ingin menjadi
kakak baik, harga diri tidak rasa minder. Selama sakit An.A mengatakan
sekolah dasar kelas 4, ideal diri ingin menjadi kakak baik, harga diri tidak rasa
minder. Pola persepsi konsep diri menggambarkan sikap tentang diri sendiri
dan persepsi terhadap kemampuan. Konsep diri antara lain gambaran diri,
harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri (Nurlaila, 2009). Menurut
Tiurlan (2011), konsep diri anak dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal
LLA. Anak dengan kemampuan percaya diri yang tinggi dapat menerima
dengan tidak dibawah tekanan rasa malu atau depresi. Dari teori tersebut An.A
termasuk dalam kemampuan percaya diri yang tinggi, sehingga tidak ada
An.A dekat dengan keluarga, selama sakit An.A dekat dengan ayah, dan
keluarga dan masyarakat tempat tinggal pasien (Nurlaila, 2009). Anak sakit
89
berat merupakan fungsi peran yang harus disadari oleh anak dengan LLA,
konsep diri positif yang diadopsi anak terhadap kondisi fisik dan kesehatannya,
akan meningkatkan respon adaptasi anak dalam menjalani terapi dan mencapai
dalam kondisi sakit berat, sehingga anak memiliki kehati-hatian yang tinggi
menjalani terapi sampai sembuh total (Tiurlan, 2011). Berdasarkan teori pasien
telah mengetahui hubungan dan peran anggota keluarga, sehingga tidak ada
Dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan denga teori dalam pola seksualitas
perasaan merasa senang dan akrab dengan teman. Selama sakit An.A
untuk mengatur emosi, kognisi, perilaku, fisiologis, dan lingkungan yang dapat
menimbulkan stres (Tiurlan, 2011). Anak mengalami berbagai hal yang tidak
mekanisme koping yang ada di An.A mengalami kontrol seperti yang ada pada
teori, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan pengkajian pola
Pola nilai dan keyakinan, An.A mengatakan sebelum sakit berdoa setiap
saat, dan selama sakit berdoa setiap akan dilakukan tindakan. Menurut Wong,
Perilaku yang baik akan mendapatkan balasan atau reward baik dari Tuhan
maupun manusia demikian juga jika anak berbuat jahat. Didukung dari teori
tersebut, An.A lebih berserah diri kepada Tuhan dengan cara berdoa dan
kulit kepala bersih. Mata sklera tidak ikterik, pupil isokor normal,mengecil bila
diberi rangsang cahaya, konjungtiva tidak anemis, posisi simetris, bisa melihat
terjadinya penglihatan ganda atau kesulitan dalam melihat (Price and Wilson,
hanya beberapa bagian saja yang dianggap perlu oleh dokter yang
pemeriksaan secara menyeluruh dimulai dari kepala sampai ujung kaki (head
bahwa tidak ada kesenjangan antara pemeriksaan dengan teori yang ada.
bibir pucat, warna membran mukosa pucat sedikit putih, warna gusi pucat,
tekstur halus, sedikit penonjolan papilla bagian belakang lidah, tekstur lidah
sedikit kasar. Terdapat stomatitis dibagian lidah, bibir pecah-pecah dan kering.
Dalam teori beberapa obat kemoterapi juga dapat menimbulkan masalah pada
dari efek sitostatika (Suriadi, 2006). Dari pemeriksaan fisik oral tidak ada
retraksi dada. Pada pemeriksaan fisik paru, inspeksi paru-paru, paru kanan dan
kiri simetris, palpasi vocal premitus sama antara kanan kiri, perkusi sonor,
92
ictus cordis tidak tampak palpasi ictus cordis teraba di SIC V perkusi pekak
auskultasi bising usus 18 kali per 30 detik, pada pemeriksaan perkusi terdengar
timpani, dan pada pemeriksaan palpasi abdomen tidak ada benjolan dan tidak
ada nyeri tekan. Dalam pemeriksaan dada, dilakukan dengan metode dan
dengan teori.
limfoblastik akut tipe L2. Lokasi SIPS sinistra, konsistensi keras, selularitas
sehingga semua pasien LLA harus menjalani prosedur ini. Apus sumsum
tulang tampak hiperselular dengan limfoblas yang sangat banyak, lebih dari
Sakit Dr.Moewardi. Jenis terapi cairan infus D NS dengan dosis 175 cc/jam
500ml, golongan larutan elektrolit nutrisi dan kandungan dextrosa NaCl, fungsi
dan elektrolit. Terapi yang kedua cairan infus vincristin dengan dosis 1.25 mg
penyakit limfoma limfolistik kanker yang sudah menyebar. Terapi yang ketiga
adalah cairan infus doxorubicin dengan dosis 40mg, 100cc pelarut aquabidest,
(Betz, 2002). Terapi yang keempat yaitu peroral obat dexametason dengan
dan farmakodinamik indikasi keadaan inflamasi atau alergi dan penyebab lain
tersebut, terapi yang diberikan sesuai dengan teori yang ada, sehingga tidak ada
adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (pembesaran nodus
membran mukosa oral berhubungan dengan agen cidera kimia (Efek obat
dengan agen cidera fisik (pembesaran nodus limfe, sumsum tulang). Kerusakan
Membran Mukosa Oral berhubungan dengan agen cidera kimia (Efek obat
kemoterapi).
didapatkan tanda dan gejala dari intoleransi aktivitas serta diagnosa resiko
95
infeksi juga tidak ditemukan juga pada An.A. Satu diagnosa diluar teori yaitu
informasi).
lain kram abdomen, nyeri abdomen, menghindari makanan, berat badan 20%
atau lebih dibawah berat badan ideal, kerapuhan kapiler, diare, kehilangan
sensasi rasa, mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended daily
muncul pada asuhan keperawatan An.A berdasarkan hasil pengkajian pada hari
Rabu tanggal 06 Januari 2016 didapatkan hasil untuk diagnosa pertama bahwa
pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan tidak habis 1 porsi hanya
piring, mulut terasa tidak enak, kesusahan mengunyah karena stomatitis. Data
obyektif, dari pengkajian A (Antropometri) berat badan 21 kg, IMT 14.6 (low).
berwarna pucat, bibir pecah-pecah dan kering. D (dietary) makan 3 kali dalam
sehari, kurang nafsu makan, porsi makan habis seperempat piring, agak
tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
(Wilkinson, 2015).
fisiologis, rasa aman dan nyaman, rasa mencintai, harga diri, serta aktualisasi
kebutuhan nutrisi yang adekuat, pantau kandungan nutrisi dan kalori pada
timbang pasien pada interval yang tepat dengan rasional membantu identifikasi
tubuh, berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
kolaborasi dengan ahli gizi dalam jumlah kalori dan jenis zat gizi yang
kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan meningkatnya diet yang
dengan agen cidera biologis (penyakit leukemia limfoblastik akut). Nyeri akut
dari nyeri akut perubahan selera makan, perubahan tekanan darah, perubahan
Pada data diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
berdasarkan dari hasil pengkajian pada hari Rabu tanggal 06 Januari 2016, dari
data subyektif, P (Provocat) pasien merasakan nyeri sendi saat berjalan, dan
nyeri berkurang jika bermain. Nyeri pada tulang atau persendian terjadi karena
nyeri disekitar sendi kaki dan tangan menjalar ke sekitar sendi. S (Scale)
oral berhubungan dengan agen cidera kimiawi (efek obat kemoterapi). Pada
enak, mulut tidak segar, bibir kering, terdapat stomatitis kecil di lidah. Batasan
pucat, rasa tidak nyaman pada mulut, lesi pada mulut, melaporkan sensai yang
tidak enak di dalam mulut, stomatitis, xerostomia (mulut kering). Faktor yang
berupa, Mulut, dengan pengkajian skor BOAS (Beck Oral Assesment Scale),
bibir skor 2 (warna pucat, sedikit kering), gusi dan mukosa skor 2 (gusi dan
mukosa pucat), gigi skor 1 (bersih dan tidak rapuh), liur skor 3 (sedikit), lidah
oral dua kali dalam sehari, observasi setaip 8-12 jam. Terdapat perbedaan
Critical Care , 2007). Menurut Creven, (2008) oral care adalah tindakan untuk
memberikan perawatan pada gigi dan gusi untuk mencegah kerusakan gusi dan
pajanan, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, tidak familier
secara luas tentang penyakit leukemia limfoblastik akut, tidak tahu kenapa
leukemia limfoblastik akut, tidak paham ketika dijelaskan oleh ayah, belum
leukemia akut, yaitu defiensi pengetahuan tentang hasil dan arti pemeriksaan
diagnostik, terdiri dari arti dari penyakit, diterima sebagai ancaman, fungsi
suplai dan kebutuhan oksigen, imobilitas, gaya hidup kurang gerak (Wilkinson,
2015). Dari teori diatas data An.A yang menyatakan terdapat diagnosa
intoleransi aktivitas tidak didapatkan dalam pengkajian, karena An.A tidak ada
imobilitas, gambaran EKG normal, tidak ada dispnea setelah aktivitas, dapat
beraktivitas secara bebas, tidak menggunakan terapi oksigen, tidak tirah baring,
Diagnosa kedua yang tidak muncul yaitu resiko infeksi, suatu keadaan
berupa, penyakit kronis, imunitas didapat yang tidak adekuat, pertahanan tubuh
primer yang tidak adekuat, pertahanan hibuh sekunder yang tidak adekuat,
C. Perencanaan
bertambah, mulut terasa segar saat makan. Intervensi keperawatan yang dapat
tubuh yaitu biarkan anak memilih setiap makanan yang bisa diterimanya
makanan makanan dalam porsi kecil, karena biasanya makan sedikit lebih bisa
(Wong, 2009). Pemberian diet tinggi kalori dan protein secara adekuat dan
(Wiryana, 2007).
dengan agen cidera biologis (penyakit leukemia limfoblastik akut). Tujuan dan
dengan kaji tingkat nyeri dengan skala nyeri, kaji adanya kebutuhan klien
untuk mengurangi rasa nyeri, evaluasi efektivitas terapi pengurangan rasa nyeri
secara teratur untuk mencegah timbulnya nyeri secara berulang (Suriadi, 2006).
mukosa oral berhubungan dengan agen cidera kimiawi (efek obat kemoterapi).
Tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan
dengan kebersihan mulut, gigi, gusi, lidah, kelembapan mukosa mulut dan
untuk mendeteksi ulkus oral, laporkan gejala yang membuktikan adanya ulkus
kepada dokter agar penanganan dini bisa dilakukan. Berikan makanan yang
tidak merangsang, berkuah dan lunak, tawarkan makanan yang paling dapat
memberikan perawatan pada gigi dan gusi untuk mencegah kerusakan gusi dan
mempertahankan kebersihan mulut (oral hygiene) yaitu gigi, lidah, dan rongga
meningkatkan kenyamanan serta harga diri pasien (Creven, 2009). Selain itu
pengkajian skor alat ukur BOAS (Beck Oral Assessment Scale) Skor 1-5 tidak
ada disfungsi, skor 6-10 disfungsi ringan, skor 11-15 disfungsi sedang, skor 16-
pengkajian lisan sekali sehari. ikuti perawatan mulut yang dituangkan dalam
prosedur perawatan mulut yang sistematis dua kali per hari melakukan
assesment lisan dua kali sehari. Perawatan setiap 4 jam. BOAS 6-10 Perawatan
oral yang dituangkan dalam sytematic lisan prosedur perawatan dua kali per
hari melakukan kajian lisan setiap shift (setiap 8-12 jam). BOAS 11-15,
104
dan mulut setiap 2 jam. BOAS 16-20, mengikuti melakukan penilaian lisan
setiap 4 jam. ikuti perawatan mulut seperti diuraikan. jika menyikat tidak
dan mulut setiap 1-2 jam (AJCC American Journal of Critical Care, 2007).
Tujuan tindakan oral care adalah mencegah dan menurunkan efek toksik dari
tanda dan gejala penyakit leukemia limfoblastik akut. Perencanaan yang dapat
informasi sejak awal tentang efek samping sitostatika agar anak dan keluarga
D. Implementasi
pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah dan Walid, 2012).
(Kozier, 2011).
stomatitis) selama tiga hari mulai tanggal 06 sampai 08 Januari 2016. Mengkaji
dengan agen cidera biologis (penyakit leukemia limfoblastik akut selama tiga
hari mulai tanggal 06 sampai 08 Januari 2016. Antara lain, mengkaji nyeri
diatas, sudah sesuai dengan teori yang ada. Sehingga tidak ada kesenjangan
dengan teori.
membran mukosa oral berhubungan dengan agen cidera kimiawi (efek obat
gigi, dan liur. Mengkaji oral mukosa dilakukan setiap sebelum diberikan
tindakan oral care dan sesudah diberikan oral care. Memberikan tindakan
systematic oral care disesuaikan dengan kondisi pasien dan jadwal pemberian
terapi lainnya. Tujuannya agar tidak mengganggu terapi lain yang sedang
dijalani An.A dan oral care diberikan pada batasan batasan sebelum pukul
107
Mengedukasi kepada pasien dan keluarga tentang manfaat madu untuk oral
diberikan oleh penulis, tidak ada kesenjangan dengan perencanaan yang ada.
implementasi selama tiga hari dimulai pada tanggal 06 sampai 08 Januari 2016.
E. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil (NOC)
yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah dan Walid, 2012). Penulis
Sakit Dr.Moewardi dimulai sejak hari Rabu tanggal 06 Januari 2016 sampai
108
faktor biologis (mulut kering dan stomatitis). Didapatkan hasil evaluasi berupa
data subyektif, An.A mengatakan nafsu makan meningkat, porsi makan hanya
habis 1 piring, menghabiskan 1 porsi makan dengan sayur, nasi, lauk. Data
g/dl, Clinical dapat menelan makanan dengan mudah, Dietary nafsu makan
hasil nafsu makan meningkat, tidak ada kesulitan menelan, mulut terasa segar
(Wilkinson, 2015). Berdasarkan kriteria hasil dari NOC, hal ini menyatakan
rumah sakit Dr.Moewardi dimulai sejak hari Rabu tanggal 06 Januari sampai
hari Jumat tanggal 08 Januari 2016. Dengan diagnosa keperawatan yang kedua
An.A menyatakan nyeri sendi kaki dan tangan sudah hilang. (Quality) nyeri
tidak ada. (Region) nyeri disekitar sendi kaki dan tangan tidak ada. (Scale)
nyeri skala 0 (teratasi). Time nyeri tidak terasa. Data obyektif pasien nampak
intervensi. Dari kriteria hasil yang dicapai berupa skala nyeri menjadi 0,
tersebut, berdasarkan kriteria hasil dari NOC, hal ini menyatakan masalah
mukosa oral berhubungan dengan agen cidera kimiawi (efek obat kemoterapi),
yang dilakukan dari hari Rabu tanggal 06 sampai hari Jumat 08 Januari 2016.
Data subyektif An.A mulut sedikit enak, mulut segar, bibir lembab, sariawan
kecil di lidah berkurang. Data obyektif pengkajian BOAS, bibir skor 1 (warna
merah muda), gusi dan mukosa skor 1 (gusi dan mukosa tidak pucat), gigi skor
1 (bersih dan tidak rapuh), liur skor 1 (berlimpah), lidah skor 1 (terdapat
perawatan mulut yaitu sikat gigi secara teratur minimal 2 kali dalam sehari.
Dari catatan diatas mencakup kriteria hasil berupa membran mukosa tetap
ada gangguan rasa nyaman (Wilkinson dan Wong, 2009). Berdasarkan kriteria
110
hasil dari NOC, hal ini menyatakan masalah ketidakseimbangan nutrisi teratasi
(Wilkinson, 2015).
evaluasi sejak hari Rabu tanggal 06 sampai hari Jumat tanggal 08 Januari 2016.
tentang definisi, tanda dan gejala serta pengobatan leukimia limfoblastik akut.
2009). Berdasarkan kriteria hasil dari NOC, hal ini menyatakan masalah