PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
manusia. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perkembangan fisik, seksual dan
psikososial sebagai ciri dalam masa pubertas (Setianingrum, 2014). Sedangkan menurut WHO
(World Health Organization) remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa
jiwa dari kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonmi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri ( Kumalasari Intan, dkk, 2012).Pada remaja putri terjadi
suatu perubahan fisik yaitu perubahan organ-organ reproduksi yang ditandai dengan datangnya
Menstruasi merupakan salah satu permasalahan yang penting pada remaja putri. Hal
tersebut menunjukan bahwa siklus masa subur pada wanita sudah dimulai (Stainberg, 2002).
Pada saat menstruasi, wanita kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi,
mulai dari yang ringan hingga yang berat. Banyak orang yang beranggapan nyeri haid
merupakan hal yang sangat wajar dan dapat terjadi pada perempuan yang mengalami mentruasi
khususnya pada remaja putri, namun tidak sedikit perempuan yang mengalami nyeri yang
berkepanjangan dan terus menerus hingga mengalami rasa sakit bahkan tidak dapat melakukan
aktifitas selama menstruasi karena rasa nyeri yang tidak tertahankan. Dismenorea juga memiliki
hubungan dengan keadaan psikologis yang tidak nyaman pada perempuan yang menstruasi
seperti, cepat tersinggung, suasana hati yang buruk, mudah marah dan lainlain (Anurogo,2011).
Pada umumnya wanita merasakan keluhan berupa nyeri atau kram perut menjelang haid
yang dapat berlangsung hingga 2-3 hari, dimulai sehari sebelum mulai haid. Nyeri perut saat haid
(dismenorea) yang dirasakan setiap wanita berbeda-beda, ada yang sedikit terganggu namun ada
pula yang sangat terganggu. Salah satu indikator gangguan dari dismenorea akan berdampak
pada prestasi belajar atau nilai. Kurangnya kenyamanan akibat nyeri dismenorea yang dirasakan
akan berpengaruh terhadap keseriusan dalam proses pembelajaran dan jika proses pembelajaran
tersebut terganggu diakibatkan oleh permasalahan reproduksi atau nyeri menstruasi (dismenorea)
yang dialami remaja putri berdampak dengan menurunnya kemampuannya fungsi sehingga
prestasi belajar dan kemampuan bekerjapun ikut menurun. Masalah ini perlu mendapat perhatian
khusus karena pengaruhnya yang besar terhadap hasil pembelajaran (Zamrad, 2012).
Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri uterus yang bersifat siklik yang terjadi sebelum atau
Beberapa tahun yang lalu, nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit psikosomatik.
Akan tetapi, karena keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu pengatahuan berkembang, nyeri
haid mulai banyak di bahas. Banyak ahli yang telah menyumbangkan pikiran dan temuannya
untuk mengatasi nyeri haid. Prevalensi kejadian dismenore masih tinggi, dimana angka kejadian
dismenore didunia mencapai 90% (Holder,2014). Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa hampir 95% wanita mengalami dismenore (Calis, 2015), sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Al Kindi dan Al Bulushi (2011) di SMA Omani dan El Hameed
dkk (2011) di Mesir mendapatkan prevalensi dismenore yang sangat tinggi yaitu sebesar 94%
dan 94,4% (Al Kindi dan Al Bulushi, 2011; El Hameed dkk, 2011). Prevalensi dismenore di
Indonesia tidak memiliki angka yang pasti. Namun begitu, diperkirakan prevalensi dismenore di
Indonesia sebesar 55% dari jumlah perempuan usia produktif yang ada (Mulastin, 2013). Di
Jawa Timur angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore
primer dan 9,36 % dismenore sekunder (Info sehat, 2010). Di Jawa timur jumlah remaja putri
yang reproduktif yaitu yang berusia 10-24 tahun adalah sebesar 56.598 jiwa. Sedangkan yang
mengalami dismenorea dan datang kebagian kebidanan sebesar 11.565 jiwa (1,31%) (BPS
Provensi Jawa Timur, 2010). Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun seringkali dirasa
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan.Usia normal bagi seorang
wanita mendapat menstruasi untuk pertama kalinya pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi ada juga
yang mengalaminya lebih awal, yaitu pada usia 8 tahun atau lebih lambat yaitu usia 18 tahun.
Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ
kandungan telah berfungsi matang. Umumnya, remaja yang mengalami menarche adalah pada
usia 9-15 tahun. Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek psikologi dan lainnya.
Siklus mentruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari
dan Margareth, 2013). Menstruasi akan berhenti dengan sendirinya pada saat wanita sudah
berusia 40-50 tahun, yang dikenal dengan istilah menopause (Sukarni dan Margareth, 2013).
Sebagian wanita yang mengalami menstruasi akan timbul nyeri saat menstruasi yang
biasanya disebut dismenore. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian
bawah saat menstruasi. Istilah dismenore hanya dipakai bila nyeri begitu hebat sehingga
mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan (Sukarni dan Margareth, 2013). Selama
dismenorea terjadi kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin sehingga menyebabkan
vasospasme dari arteriol uterin yang menyebabkan terjadinya iskemia dan kram pada abdomen
bagian bawah yang akan merangsang rasa nyeri disaat menstruasi (Nur, 2010).
remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, faktor konstitusi seperti
anemia, faktor pengetahuan, dan faktor endokrin atau hormon yang dikarenakan endometrium
memproduksi hormone prostaglandin (Kartono K, 2009). Pada remaja yang tidak siap dalam
ambang nyeri yang pada akhirnya membuat nyeri haid menjadi lebih berat dengan tingkat kronis
dan akut, gejala kecemasan dapat berbentuk gangguan fisik (somatik) seperti gangguan saluran
pencernaan, nyeri saat haid dan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain
dari berbagai gangguan emosi (Ramaiah, 2003). Remaja yang mengalami kecemasan atau stres
akan terjadi peningkatan sintesis prostaglandin disertai oleh menurunnya kadar esterogen atau
progesteron, kemudian terjadi kontraksi otot uterus, aliran darah uterin, iskemia uterin sehingga
Penelitian yang dilakukan oleh Wati (2015) di Desa Mojoroto, Kota Kediri dengan
jumlah responden sebanyak 23 anak mendapatkan hasil hampir seluruh responden (87%)
mengalami cemas ringan. Menurut peneliti anak usia sekolah mengalami cemas ringan dapat
dipengaruhi oleh tingkatan kelas, pada penelitian tersebut didapatkan sebagian besar responden
yang mengalami cemas ringan berada pada kelas V. Penelitian lain juga dilakukan oleh
Pancawati, dkk (2008) dari jumlah responden sebanyak 30 orang, sebagian besar responden
hubungan kecemasan dengan dismanorea pada remaja putri di SMK Plus ALMAARIF
SINGOSARI
Apakah ada hubungan kecemasan dengan dismanorea pada remaja putri di SMK Plus
ALMAARIF SINGOSARI?.
Untuk Mengetahui apakah ada hubungan kecemasan dengan dismanorea pada remaja putri
ALMAARIF SINGOSARI
2. Mendiskripsikan tingkat nyeri saat menstruasi pada remaja puteri di SMK Plus
ALMAARIF SINGOSARI
1. Bagi Institusi
a) Hasil penelitian ini mampu menambah kepustakaan, yang dapat dimanfaatkan oleh
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
kesehatan reprodusi khususnya dismenorea sehinga bisa diterapkan kepada semua siswa
dapat memahami bagaimana cara mengatasi nyeri menstruasi dengan benar dan dapat
3. Bagi Peneliti
b) Sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk mendapatkan gelar sarjana keparawatan.
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
RIDWAN A, MANAO
2013610161
MALANG
2017