Kanker Ovarium
NPM : 220112170050
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
A. Definisi
B. Etiologi
Sama seperti kanker pada umumnya, penyebab kanker ovarium juga belum
diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko
seorang wanita untuk terkena kanker ini. Faktor-faktor tersebut meliputi:
- Usia. Kanker ovarium cenderung terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas.
- Genetik. Risiko untuk terkena kanker ovarium akan meningkat jika memiliki
anggota keluarga yang mengidap kanker ovarium atau kanker payudara. Begitu
juga pada wanita yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2, yang merupakan
mutasi genetic yang dapat diturunkan.
- Terapi pengganti hormon estrogen (Esterogen Hormone Replacement Therapy),
terutama bila dilakukan dalam jangka waktu lama dan dengan dosis tinggi.
- Menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Tidak pernah hamil.
- Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
- Mengalami siklus menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia
50 tahun.
- Menjalani terapi kesuburan.
2. Hipotesis gonadotropin
Teori ini didasarkan pada pengetahuan dari percobaan binatang dan data
epidemiologi. Hormon hipofisis diperlukan untuk perkembangan tumor ovarium
pada beberapa percobaan pada rodentia. Pada percobaan ini ditemukan bahwa jika
kadar hormon estrogen rendah di sirkulasi perifer, kadar hormon gonadotrofin juga
menigkat. Peningkatan kadar hormon gonadotrofin ini ternyata berhubungan
dengan makin bertambah besarnya tumor ovarium pada binatang tersebut.
3. Hipotesis androgen
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Rish pada tahun 1998 yang
mengatakan bahwa androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker
ovarium. Teori ini didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium mengandung
reseptor androgen. Epitel ovarium selalu terpapar pada androgenic steroid yang
berasal dari ovarium itu sendiri dan kelenjar adrenal, seperti androstenedion,
dehidroepiandrosteron, dan testosterone. Dalam percobaan invitro androgen dapat
menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan juga sel-sel kanker ovarium
epitel dalam kultur sel.
4. Hipotesis progesteron
5. Paritas
6. Pil kontrasepsi
7. Talk
8. Ligasi tuba
Pada stadium awal dapat timbul acites; dengan cepat kanker tumbuh
melapaui kavum pelvis hingga teraba massa, menstruasi tidak teratur, dapat timbul
pendarahan per vaginam. Tanda dan gejala pada pasien kanker ovarium bervariasi
dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa menstruasi yang tidak teratur,
ketegangan menstrual yang meningkat, menoragia, nyeri tekan pada payudara,
menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dyspepsia, tekanan pada pelvis,
sering berkemih, flatulenes, rasa begah setelah makan makanan kecil, lingkar
abdomen yang terus meningkat. Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda
dan gejala, terutama tumor ovarium kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari
pertumbuhan, aktivitas hormonal dan komplikasi tumor-tumor tersebut.
1. Akibat pertumbuhan, di mana adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa
menyebabkan pembesaran perut, tekanan terhadap alat sekitarnya, disebabkan
oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Selain gangguan miksi,
tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor yang besar dapat
mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.
2. Aktivitas-aktivitas hormonal, di mana pada umumnya tumor ovarium tidak
menganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat Komplikasi
- Pendarahn pada kista: Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak sekonyong-
konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan menimbulkan nyeri
perut.
- Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui ligamentum
infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan menimbulkan rasa
sakit.
- Infeksi pada tumor : Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada
tumor kuman patogen seperti appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut.
- Robekan inding kista : Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul
secara akut, maka perdarahan dapat sampai ke rongga peritonium dan
menimbulkan rasa nyeri terus menerus.
- Perubahan keganasan : Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga
setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang
seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Tumor ganas
merupakan kumpulan tumor dan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal)
dengan sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam, kira-kira 60%
terdapat pada usia peri menopause 30% dalam masa reproduksi dan 10% usia
jauh lebih muda. Tumor ovarium yang ganas, menyebar secara limfogen ke
kelenjar para aorta, medistinal dan supraclavikular. Untuk selanjutnya
menyebar ke alat-alat yang jauh terutama paru-paru, hati dan otak, obstruksi
usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor
ganas ovarium.
D. Manifestasi Klinis
Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70%
penderita kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Mayoritas penderita
kanker ovarium jenis epithelial tidak menunjukkan gejala sampai periode waktu
tertentu. Pada stadium awal kanker ovarium ini muncul dengan gejala-gejala tidak
khas. Bila penderita dalam usia perimenopause, keluhan adalah haid yang tidak
teratur. Bila massa tumor telah menekan kandung kemih atau rectum, keluhan
sering berkemih dan konstipasi akan muncul. Kadang-kadang gejala seperti distensi
perut sebelah bawah, rasa tertekan, dan nyeri dapat pula ditemukan.
1. Stadium I
2. Stadium Lanjut
Operasi Sitoreduksi
Ada dua teknik sitoreduksi yaitu:
1. Sitoreduksi konvensional
Teknik ini adalah teknik yang biasa dilakukan, yaitu operasi yang bertujuan
untuk menbuang masa tumor sebanyak mungkin dengan menggunakan alat operasi
yang lazim dipakai. dengan operasi ini keberhasilan mereduksi tumor dibedakan
atas 2 golongan yaitu:
- Optional debulking : jika diameter sisa tumor setelah operasi kurang dari 2 cm
- Suboptional debulking: jika masa tumor sisa lebih dari 2 cm
2. Teknik baru :
- Argon Beam Coagulator
- Cavitron ultrasonic surgical aspirator (CUSA)
- Teknk laser
Operasi ini dimaksudkan untuk reduksi massa tumor pada kanker ovarium
yang menyebar pada kavum abdomen dan retroperitonium dengan kesadaran bahwa
tidak ada harapan kesembuhan. Apabila ditemukan kondisi berikut, maka kasusnya
dianggap inoperable:
Metastasis ini harus segera ditentukan agar penderita terhindar dari tindakan
operasi yang luas dan reseksi organ yang berlebihan.
Teknik Sitoreduksi
1. Eksplorasi
2. Omentektomi
- Diferensiasi tomor
2. Faktor biologi
3. Faktor klinis
- Stadium penyakit
Stadium kanker ovarium didasarkan kepada stadium yang ditetapkan oleh
FIGO pada tahun 1987. Penentuan stadium ini didasarkan kepada penemuan-
penemuan waktu melakukan eksplorasi.
- Residu tumor
Volume residu merupakan faktor penting. Batasa residu tumor yang optimal
dan suboptimal bervariasi dari < 5 mm - > 2 cm.
Prawirto Hardjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta; Yayasan Bina
Pustaka.