Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN II

SAP 5

NAMA KELOMPOK 3:

1. I GUSTI AYU DWI SURYANINGSIH (1515351055)


2. NI PUTU TANIA MAGETSU PUTRI (1515351135)
3. COK ISTRI MIRAH PRADNYA N (1515351138)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO
DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS
TRANSAKSI

Tiga penentu penting dari ukuran sampel adalah tingkat keyakinan yang diinginkan, salah
saji yang dapat diterima, dan salah saji yang diestimasi. Tujuan sampling audit adalah untuk
menarik kesimpulan mengaenai seluruh populasi dari hasil suatu sampel.
Dalam pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas
rincian saldo memiliki resiko sampling maupun nonsampling. Untuk mengatasi resiko sampling,
auditor dapat menggunakan metode nonstatistik atau statistik atas ketiga jenis pengujian tersebut.
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi,
pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.
Jenis Pengendalian Apa yang Diukurnya
Pengujian Pengendalian Keefektifan operasi pengendalian internal
Pengujian substantif atas Keefektifan pengendalian
transaksi Kebenaran moneter transaksi dalam sistem akuntansi
Pengujian atas rincian Apakah jumlah dolar saldo akun mengandung salah saji yang
saldo material
Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi:
a. Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
b. Untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya mengurangi pengujian
atas rincian saldo.
c. Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi secara
efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

SAMPLING NONSTATISTIK
Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo.
Langkah-langkah tersebut sejalan dengan 14 langkah yang digunakan untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, walaupun tujuannya berbeda.
Langkah-langkah Audit untuk Langkah-langkah Audit untuk
Pengujian atas rincian saldo Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Merencakanan Sampel Merencakanan Sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian 1) Menyatakan tujuan pengujian
audit. audit
2. Memutuskan apakah sampling 2) Memutuskan apakah sampling
audit dapat diterapkan. audit dapat diterapkan.
3. Mendefinisikan salah saji. 3) Mendefinisikan atribut dan
pengecualian.
4. Mendefinisikan populasi. 4) Mendefinisikan populasi.
5. Mendefinisikan unit sampling. 5) Mendefinisikan unit sampling.
6. Menetapkan salah saji yang 6) Menetapkan tingkat pengecualian
dapat ditoleransi. yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat 7) Menetapkan resiko yang dapat
diterima atas penerimaan yang salah. diterima atas penilaian risiko
pengendalian yang terlalu rendah
(ARACR).
8. Mengestimasi salah saji dalam 8) Mengestimasi tingkat
populasi. pengecualian populasi.
9. Menentukan ukuran sampel 9) Menentukan ukuran sampel awal.
awal.
Memilih Sampel dan Melaksanakan Memilih Sampel dan Melaksanakan
Prosedur Audit Prosedur Audit
10. Memilih sampel. 10) Memilih sampel.
11. Melaksanakan prosedur audit. 11) Melaksanakan prosedur audit.
Mengevaluasi Hasil Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasi dari sampel ke 12) Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi populasi
13. Menganalisis salah saji 13) Menganalisis pengecualian.
14. Memutuskan akseptabilitas 14) Memutuskan akseptabilitas
populasi populasi

SAMPLING UNIT MONETER


Sampling unit moneter atau monetary unit sampling (MUS) adalah metoda sampling
statistic yang paling banyak digunakan untuk pengujian rinci saldo karena kesederhanaan
statistic dari sampling atribut yang memberikan hasil statistic yang dinyatakan dalam
rupiah(atau mata uang lainnya), MUS sering disebut juga dengan unit sampling rupiah, atau
sampling jumlah moneter kumulatif, atau sampling probabilitas proposional dengan ukuran.
Perbedaan MUS Dengan Sampling Nonstatistika. Rumusan unit sampling adalah rupiah
individual. Fitur yang terpenting dari MUS adalah perumusan unit sampling sebagai rupiah
individual yang ada dalam saldo akun. Dengan focus pada rupiah individual sebagai unit
sampling. MUS secara otomatis menekankan pada unit fisik yang bersaldo besar dari
pembukuan. Ukuran populasi adalah rupiah populasi menurut pembukuan. Karena
metoda pemilihan sampel dalam MUS, tidaklah mungkin untuk menilai kemungkinan
terjadinya unsur tak dicatat dalam populasi. Pertimbangan pendahuluan materialitas
digunakan untuk setiap akun bukan kesalahan penyajian bisa ditoleransi. Penggunaan
pertimbangan pendahuluan materialitas, untuk secara langsung menentukan jumlah kesalagan
penyajian bisa ditoleransi dalam pengauditan setiap tahun. Ukuran sampel ditentukan
dengan menggunakan formula staistik. Proses ini akan dibahas setelah menguraikan seluruh
14 tahapan sampling dalam MUS. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan PPS.
Generalisasi Dari Sampel Ke Populasi Dengan Menggunakan Teknik MUS. Adapun metoda
sampling yang dipilih, auditor harus melakukan generalisasi dari sampel ke populasi dengan
(1) memproyeksikan kesalahan penyajian dari hasil sampel ke populasi, dan (2) menentukan
kesalahan sampling yang bersangkutan. Terdapat empat aspek untuk melakukan hal tersebut
dengan MUS, yaitu; (1) untuk menghitung hasil digunakan table sampling atribut; (2) hasil
atribut harus dikonversi menjadi rupiah; (3) auditor harus membuat suatu asumsi tentang
persentase kesalahan penyajian untuk setiap unsur populasi yang kesalahan penyajian; serta
(4) apabila menggunakan MUS, maka hasil statistika disebut batas kesalahan penyajian.
Generalisasi Menggunakan MUS Dari Sampel Ke Populasi Seandinya Tidak Ditemukan
Kesalahan Penyajian. Auditor ingin menentukan jumlah maksimum lebih saji dan jumlah
maksimum kurang saji yang mungkin terkandung dalam populasi walaupun bila sampel tidak
berisi kesalahan penyajian. Auditor harus menetapkan persentase kesalahan penyajian yang
tepat berdasarkan pertimbangan professional sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
Generalisasi Jika Ditemukan Kesalahan Penyajian. Aspek-aspek yang digunakan untuk
melakukan generalisasi, yaitu jumlah kesalahan penyajian mula-mula dipisahkan dan
kemudian digabungkan, dibuat asumsi kesalahan penyajian yang berbeda untuk setiap
kesalahan penyajian, termasuk kesalahan penyajian, auditor harus menggunakan table
sampling atribut untuk membuat lapisan tingkat batas atas penyimpangan terhitung (CUER),
asumsi kesalahan penyajian harus dikaitkan dengan setiap lapisan.
Menetapkan Akseptabilitas Populasi Dengan Menggunakan MUS. Setelah batas kesalahan
penyajian dihitung, auditor harus menetapkan apakah populasi bisa diterima. Untuk itu
diperlukan aturan pengambulan keputusan, yaitu apabila batas bawah kesalahan
penyajian(lower misstetment bound/LMB) maupun batas atas kesalahan penyajian (upper
misstetment bound/UMB) jatuh diantara jumlah kurang saji dan jumlah lebih saji bisa
ditoleransi, bisa disimpulkan bahwa nilai per buku tidak mengandung kesalahan penyajian
material.
Tindakan Apabila Sebuah Populasi Ditolak. Apabila salah satu atau kedua batas kesalahan
penyajian baerada diluar batas yang bisa ditoleransi dan populasi dipandang tidak bisa
diterima, auditor memiliki beberapa opsi.
Menentukan Ukuran Sampel Dengan Menggunakan MUS. Metoda yang digunakan untuk
menentukan ukuran sampel utuk MUS sama dengan yang digunakan untuk sampling atribut
untuk fisik dengan menggunakan table sampling atribut.

SAMPLING VARIABEL
Sampel variable adalah metoda statistik yang digunakan auditor.Sampling variable an
sampling non-statistik memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengukur kesalahan penyajian
dalam saldo akun.
Sejumlah tehnik sampling membentuk metoda yang disebut variable
sampling,yaitu:estimasi selisih,estimasi rasio,dan estimasi mean-perunit.
Perbedaan antara Variabel Sampling Dengan Sampling Non-Statistik
Ada 14 tahapan yang telah ibahas untuk sampling non-statistik semuanya harus dilakukan
untuk metoda variabel an kebanyakan identik.Beberapa perbeaan antara sampling variabel dengan
sampling non-statistik akan diterangkan setelah membahas distribusi sampling.
Distribusi Sampling
Auditor tidak mengetahui nilai mean kesalahan penyajian dalam populasi,distribusi
jumlah kesalahan penyaji,atau nilai perauitnya.Karakteristik populasi ini harus diestiminasi dari
sampel yang suah barang tentu meruakan tujuan dari pengujian audit.
INFERENSI STATISTIK

Pada umumnya apabila sampel diambil dari suatu populasi dalam situasi audit yang
sesungguhnya,auditor tidak mengetahui karakteristi populasi,dan biasanya hanya satu sampel yang
diambil dari populasi.
METODA-METODA VARIABEL
Masing-masing metoda berbeda tergantung pada apa yang diukur.Dibawah ini akan
diuarikan masing-masing metoda tersebut.
Estimasi Selisih
Estimasi Ratio
Estimasi Mean-per-unit
Metoda statistika berjenjang
Risiko sampling
ILUSTRASI PENGGUNA ESTIMASI SELISIH
Untuk estimasi selisih,ada 14 tahapan yang sama seperti halnya dalam sampling non-
statistika digunakan untuk menentukan apakah saldo akun dalam pengauditan piutang usaha telah
itetapkan dengan benar.
Dalam merencanakan sampel dan menghitung ukuran sampel dengan menggunakan
estimasi selisih,sebagai berikut:

Menetapkan tujuan pengujian audit


Memutuskan apakah sampling audit bisa diterapkan
Merumuskan kodisi kesalahan penyajian
Merumuskan populasi
Merumuskan unit sampling
Menetapkan kesalahan penyajian bisa ditoleransi
Menetapkan risiko bisa diterima
Menaksir kesalahan penyajian dalam populasi
Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit memilih sampel
Melaksanakan prosedur audit
Menilai hasil sampel generalisasi dari sampel ke populasi
Menganalisis kesalahan penyajian
Menentukan akseptabilitas populasi
Meninak apabila hipotesis ditolak
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al Haryono.2014. Auditing Edisi II. Yogyakata: Bagian Peneritan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN

Anda mungkin juga menyukai

  • Perilaku Organisasi Kelompok 4
    Perilaku Organisasi Kelompok 4
    Dokumen11 halaman
    Perilaku Organisasi Kelompok 4
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Kas Dan Rekonsiliasi KLP 5
    Kas Dan Rekonsiliasi KLP 5
    Dokumen13 halaman
    Kas Dan Rekonsiliasi KLP 5
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Kop Sap 11.1
    Kop Sap 11.1
    Dokumen2 halaman
    Kop Sap 11.1
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Kepemimpinan Sap 8
    Kepemimpinan Sap 8
    Dokumen9 halaman
    Kepemimpinan Sap 8
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen14 halaman
    Sap 4
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Ak Hotel Sap 7
    Ak Hotel Sap 7
    Dokumen10 halaman
    Ak Hotel Sap 7
    Aprilia Widiantini
    Belum ada peringkat
  • Sap 5
    Sap 5
    Dokumen1 halaman
    Sap 5
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Audit Bab 19
    Audit Bab 19
    Dokumen3 halaman
    Audit Bab 19
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 11
    Sap 11
    Dokumen6 halaman
    Sap 11
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • RMK Hak Merek
    RMK Hak Merek
    Dokumen9 halaman
    RMK Hak Merek
    Cok Istri Pradnya Ningrat
    Belum ada peringkat
  • Sap 8 Bagian 1
    Sap 8 Bagian 1
    Dokumen3 halaman
    Sap 8 Bagian 1
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • LPD 13
    LPD 13
    Dokumen10 halaman
    LPD 13
    Vazria Ulfa Liandini
    Belum ada peringkat
  • Sap 8 Bagian 1
    Sap 8 Bagian 1
    Dokumen3 halaman
    Sap 8 Bagian 1
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Kajian Literatur
    Kajian Literatur
    Dokumen10 halaman
    Kajian Literatur
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Ak LPD 12
    Ak LPD 12
    Dokumen8 halaman
    Ak LPD 12
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Audit
    Audit
    Dokumen8 halaman
    Audit
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Audit Bab 21
    Audit Bab 21
    Dokumen13 halaman
    Audit Bab 21
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 3 Audit
    Sap 3 Audit
    Dokumen7 halaman
    Sap 3 Audit
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Ak LPD 12
    Ak LPD 12
    Dokumen8 halaman
    Ak LPD 12
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Metod
    Metod
    Dokumen3 halaman
    Metod
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • COSO
    COSO
    Dokumen9 halaman
    COSO
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 3
    Sap 3
    Dokumen8 halaman
    Sap 3
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • RMK Sap 9 Fix
    RMK Sap 9 Fix
    Dokumen12 halaman
    RMK Sap 9 Fix
    Cok Istri Pradnya Ningrat
    Belum ada peringkat
  • Sap 8
    Sap 8
    Dokumen8 halaman
    Sap 8
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Sap 3 Audit
    Sap 3 Audit
    Dokumen7 halaman
    Sap 3 Audit
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan
    Ringkasan
    Dokumen6 halaman
    Ringkasan
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat
  • BINTER
    BINTER
    Dokumen18 halaman
    BINTER
    YOGA DARMA
    Belum ada peringkat
  • Proses Dan Kronologis Penetapan Sfas
    Proses Dan Kronologis Penetapan Sfas
    Dokumen5 halaman
    Proses Dan Kronologis Penetapan Sfas
    Azizi Ahmad
    Belum ada peringkat
  • Sap 3
    Sap 3
    Dokumen5 halaman
    Sap 3
    Tania Magetsu Putri
    Belum ada peringkat