Korosi batas butir merupakan korosi yang menyerang secara local menyerang batas
butir-butir logam sehingga butir butir logam akan hilang atau kekuatan mekanik
dari logam akan berkurang, Korosi ini disebabkan adanya kotoran (impurity) batas
butir, adanya unsur yang berlebih pada sistem perpaduan atau penghilangan salah
satu unsur pada daerah batas butir.
Intergranular corrosion (IGC) adalah bentuk penyerangan terhadap batas butir atau
daerah sekitarnya pada material dalam lingkungan korosif tetapi hanya sebagian kecil
korosi menyerang butir material itu sendiri. Intergranular corrosion juga dikenal
sebagai intergranular attack (IGA).
Sebagian besar paduan rentan terserang IGA ketika dihadapkan pada lingkungan
agresif. Hal ini disebabkan karena batas butir merupakan tempat pengendapan
(precipitation) dan pemisahan (segregation), dimana membuat mereka secara fisik dan
kimia berbeda dengan butirnya. Intergranular attack didefinisikan sebagai pemutusan
selektif terhadap batas butir atau daerah yang berdekatan sekitarnya tanpa serangan
yang cukup besar terhadap butirnya sendiri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
potensial antara daerah batas butir dengan endapan-endapan (precipitates), fasa
intermetalik, atau pengotor (impurities) yang terbentuk di batas butir. Mekanisme dan
tingkat penyerangan berbeda untuk masing-masing paduan.
Endapan (precipitate) yang terbentuk dari material pada temperatur tinggi (contohnya,
selama produksi, fabrikasi, perlakuan panas, dan pengelasan) sering kali bernukleasi
dan tumbuh terutama di batas butir. Jika precipitate(s) tersebut kaya akan elemen
paduan yang penting bagi ketahanan korosi, wilayah yang berdekatan dengan batas
butir sebagai konsekuensinya akan kekurangan elemen tersebut. Logam tersebut peka
dan rentan terhadap serangan IGA dalam satu atau lebih jenis lingkungan korosif.
Contohnya, pada austenitic stainless steels seperti tipe 304, intergranular attack sering
berasosiasi dengan precipitate chromium-karbida (Cr 23C6) pada batas butir di Heat
Affected Zone. Pengendapan atas beberapa karbida sering disebut sebagai sensitasi.
Ketika precipitate chromium-karbida terbentuk, daerah sekitarnya kekurangan
chromium. Sebagai hasilnya area kekurangan lebih rentan terserang korosi dalam
lingkungan agresif dibandingkan daerah yang jauh dari batas butir. Contoh lain dari
pemisahan (segregation) batas butir adalah pembentukkan fasa sigma sebagai hasil
unsur Cr dan Mo pada batas butir dalam elemen paduan.
Fasa sigma biasanya lebih sulit dibedakan secara visual dalam mikrostuktur
dibandingkan dengan chromium karbida. Pengotor (impurities) yang meng-segregasi
batas butir kemungkinan meningkatkan gaya galvanik dalam lingkungan korosif
dengan menyediakan sebagai tempat anodik maupun katodik. Contohnya, dalam seri-
2000 (2xxx) paduan alumunium, kekurangan tembaga (anodik) kumpulan pada sisi
lain larut sementara batas butir merupakan katodik yang akan membentuk precipitate
seperti Mg2Al3 (anodik) akan terserang ketika pembentukan fasa lanjutan dalam batas
butir. Selama berada dalam larutan klorida, pasangan galvanik terbentuk diantara
precipitate dengan matriks paduan yang bisa memberi intergranular attack yang hebat.
Dalam kenyataannya untuk intergranular attack dan laju korosi bergantung pada
linkungan korosif dan keberadaan intergranular precipitation, dimana itu merupakan
fungsi dari komposisi paduan, fabrikasi, dan parameter perlakuan panas.
Pengaruh batas butir sangat sedikit atau bahkan tidak ada dalam sebagian besar
aplikasi atau penggunaan logam pada umumnya. Jika suatu logam berkarat, serangan
yang seragam menghasilkan batasan-batasan butir yang pada umumnya hanya sedikit
lebih reaktif dibandingkan dengan matriks itu sendiri. Namun, dalam kondisi tertentu,
permukaan butir sangat reaktif sehingga menghasilkan korosi batas butir. Daerah yang
terserang dan bersebelahan dengan batas butir, dengan korosi yang relatif sedikit dari
butir, adalah intergranular korosi. Paduannya akan hancur (butirnya akan roktok)
sehingga logam tersebut akan kehilangan kekuatannya.
PENYEBAB KOROSI BATAS BITIR
Impuritis yang bersegregasi pada batas butir juga dapat menyebabkan gaya
galvanik pada lingkungan korosif dengan adanya sisi anodik dan katodik. Sebagai
contoh, pada paduan aluminium seri 2000 ( 2xxx ), bagian yang mengalami penipisan
( depletion ) tembaga pada satu sisi batas butir akan terdisolusi ketika batas butir
bersifat katodik karena adanya presipitat CuAl 2. Sebaliknya, pada paduan aluminium
seri 5000 ( 5xxx ), presipitat intermetalik seperti Mg2Al3 ( anodik ) akan mengalami
serangan ketika membentuk fasa yang kontinyu pada batas butir. Ketika terkena
larutan klorida, pasangan galvanic akan terbentuk antara presipitat dan matriks paduan
yang akan menyebabkan serangan korosi pada batas butir. Kerentanan sebenarnya
terhadap serangan korosi intergranular dan tingkat korosi tergantung pada lingkungan
korosif dan banyaknya presipitasi intergranular, dimana merupakan fungsi dari
komposisi paduan, fabrikasi dan parameter perlakuan panas.
PENCEGAHAN KOROSI BATAS BUTIR
Bagaimana cara mencegah korosi batas butir? Berikut ada beberapa cara untuk
mencegah korosi batas butir :
1. Tindakan Metalurgi
Annealing : Memanaskan sampai temperatur 1050 0C sehingga carbida
Cr semuanya ikut larut, dan diikuti oleh pendinginan cepat.
Modifikasi Paduan denga kadar karbon rendah : Menurunkan
kandungan karbon hingga 0,03% untuk austenitic stainless steel tipe
304L dan 316L atau hingga 50 ppm untuk ferritic stainless steel.
Stabilization treatment : Menambahkan unsur pembentuk karbida
(Ti/Nb) dalam lelehan 347 & 321 austenitic stainless steel
Menambahkan unsur pembentuk fasa
2. Tindakan Lingkungan : Tingkat keasaaman yang rendah dan kondisi
oksidasi yang rendah akan mengurangi kerentanan terhadap Intergranular
Corrosion.