Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM FARMASETIK FARMASI

JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO

JURNAL AKHIR
RESEP XI
SUSPENSI

DISUSUN OLEH
FARMASI A

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
I. Resep asli
dr. Rian
Jl. Undata No. 108 Palu
SIP : 139/kanwil/Nakes 90
No : 11 Tgl :24/ 03/ 2017

R/ Magnesium Hidroksida 1,6


Aluminium Hidroksida 1,6
CMC 15 %

S. t dd. C.I a.c


Da 60 ml

Pro : Antoni (17 tahun)


Alamat :

1. Manifestasi Klinik : Nyeri Epigastrium seperti I terbakar, kadang


nyeri dada
2. Diagnosa : Dyspepsia
II. Paparan Singkat Diagnosa Penyakit
1. Dispepsia
a. Definisi
Dispepsia adalah perasaan tidak nyaman atau nyeri pada
abdomen bagian atas atau dada bagian bawah. Salah cerna
(indigestion) mungkin digunakan oleh pasien untuk
menggambarkan dispepsia, gejala regurgitasi atau flatus (Grace
& Borley, 2006). Menurut Tarigan (2003), dispepsia merupakan
kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak
perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan
keluhan seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung,
sendawa, anoreksia, mual, muntah, heartburn, regurgitasi.
b. Etiologi
Adanya gangguan atau penyakit dalam lumen saluran
cerna seperti tukak gaster, obat obat seperti obat anti inflamasi
non steroid, aspirin, beberapa jenis antibiotic, digitalis, penyakit
pada hepar, penyakit systemic, seperti diabetes mellitus,
penyakit kinoid dan penyakit koroner (Djojoningrat, 2006)
c. Patofisiologi
Dipepsia dapat terjadi karena bermacam macam
penyebab faktor faktor psikologi seperti cemas, stress, sekresi
asam lambung, helicobacter Plylors, desmolilies (Djojoningrat,
2002)

d. Manifestasi Klinik
Nyeri epigastrium terlokalisasi
Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid
Nyeri saat lapar
Nyeri episodic
Mudah kenyang
Perut cepat terasa penuh saat makan
Mual
III. Kelengkapan resep
dr. Rian
Jl. Undata No. 108 Palu
Inscriptio
SIP : 139/kanwil/Nakes 90
No : 11 Tgl :24/ 03/ 2017

Invocatio R/ Magnesium Hidroksida 1,6


Aluminium Hidroksida 1,6 Prescriptio
CMC 15 %

S. t dd. C.I a.c


Da 60 ml Subscriptio

Pro : Antoni (17 tahun)

Keterangan resep
Inscriptio
Nama dokter dr. Rian
Alamat Jl. Undata No. 108 palu
SIP 139/ Kanwil/ Nakes 90
No 11
Tanggal 24/3/2017
Invocatio
R/ Recipe = ambillah
Prescriptio
Nama obat Mg. Hidroksida, Al. Hidroksida, CMC
Komposisi Mg. Hidroksida 1,6, Al. Hidroksida 1,6, CMC
15%
Signature
S Signa= tandailah
t.dd Ter de die = 3 kali sehari
C.I Cochlear unum = 1 sendok makan
a.c Ante coenam = sebelum makan
da 60 ml Dibuat 60 ml
Pro Untuk = Antonio
Umur 17 tahun
Alamat
Subscriptio
Paraf dokter

IV. Resep Standar


-
V. Uraian Bahan
1. Magnesium Hidroksida (FI IV, Hal.513)
Nama Resmi : MAGNESII HYDROXYDUM
Nama Lain : Magnesium Hidroksida
RM/BM : Mg(OH)/ 58,32
Pemerian :Bentuk batang, butiran, massa hablur/keping,
kering keras, rapuh, dan menunjukkan susunan
hablur putih, mudah meleleh, basah, sangat alkalis,
korosif, segera menyerap O2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P
Kegunaaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Aluminium Hidroksida (FI IV, Hal.83)
Nama Resmi : ALUMINI HYDROXIDI
Nama Lain : Aluminium Hidroksida
RM/BM : Al(OH)3 / 78,0
Pemerian : Serbuk amorf, putih; tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol, larut dalam
asam encer
Kegunaaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. CMC (FI IV, Hal.175)
Nama Resmi :CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama Lain : Karboksimetilselulosa
RM/BM : C23H46N2O6.H2SO4.H2O/694,85
Pemerian : Serbuk atu butiran putih atau putih kuning gading
tidak berbau/hampir tidak berbau, higroskopik
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk
suspensi
koloidal, tidak larut dalam etanol (95%), dalam
eter
dan dalam pelarut organik
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaaan : Suspending agent
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
VI. Perhitungan Dosis
1. Mg( OH )
a. DL = - / 1 gram
DLMg(OH) untuk anak (antonio) = 50 kg
X 1 gram
62
= 0,8 gram
b. 1 botol = 60 ml
1 sendok = 15 ml
1 botol = 60 ml
15 ml
= 4 sendok
1 x pakai = 1,6 gram
4 sendok
= 0,94 gram/sendok
Sehari = 3 x 0,94 gram
= 2,82 gram
2,82 gram melebihi dari DL 0,8 gram

c. 1 x pakai = - ( tidak ada karena DL seharinya yang diketahui)


Sehari pakai = 3 x 0,94 gram
X 100% = 183,75%
0,8 gram

2. Al (OH)3
a. DL = - / 1 gram
DLMg(OH) untuk anak (antonio) = 50 kg
X 1 gram
62
= 0,8 gram
b. 1 botol = 60 ml
1 sendok = 15 ml
1 botol = 60 ml
15 ml
= 4 sendok
1 x pakai = 1,6 gram
4 sendok
= 0,94 gram/sendok
Sehari = 3 x 0,94 gram
= 2,82 gram
2,82 gram melebihi dari DL 0,8 gram

c. 1 x pakai = - ( tidak ada karena DL seharinya yang diketahui)


Sehari pakai = 3 x 0,94 gram
X 100% = 183,75%
0,8 gram

VII. Obat Tidak Tercampur (OTT)


-
VIII. Perhitungan Bahan

1. Mg(OH)2 = 1,6 gram

= 1,6 gram + 3/100 = 1,6 gram + 0,048 = 1,648 gram

= 1,648 gram + 10/100 = 1,6 gram + 1,648 = 1,7648 gram

2. Al(OH)3 = 1,6 gram

= 1,6 gram + 3/100 = 1,6 gram + 0,048 = 1,648 gram

= 1,648 gram + 10/100 = 1,6 gram + 1,648 = 1,7648 gram

3. Na.CMC = 1,5 % = 1,5/100 x 60 = 0,9 gram

= 0,9 x 3/100 = 0,9 + 0,027 = 1,01 gram


IX. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang Al(OH)3 1,7 gram, Mg(OH)2 1,7 gram dan CMC 1,1 gram
3. Dibersihkan lumpang dan alu dengan menggunakan alkohol 75%
4. Dikalibrasi botol dengan ukuran 60 ml
5. Digerus Al(OH)3 dan Mg(OH)2 dalam lumpang sampai halus dan
homogen
6. Disisikan
7. Dibuat mucilago dengan melarutkan CMC dengan air panas dalam
lumpang sampil digerus kuat hingga terbentuk larutan kental sambil
dimasukan air sedikit demi sedikit
8. Dimasukan campuran dari Al(OH)3 dan Mg(OH)2 dan digerus hingga
homogen
9. Dimasukan kedalam botol obat 60 ml
10. Dicukupkan volumenya hingga 60 ml dengan aquadest
11. Dikocok kuat
12. Diberi etiket
X. Etiket

Dr. Rian
Jl.undata no 108 palu
Sipa : 139/kanwil/nakes 90
No. 11 Tgl. 21/03/2017
Nama : Antoni

3 x sehari 1 bungkus/Tab/caps/ sendok

sebelum/sesudah makan
XI. Indikasi Berdasarkan Diagnosa

Aluminium Hidroksida : asam lambung (Djojoningrat, 2006).


Magnesium Hidroksida : peradangan (Djojoningrat, 2006).
CMC : Indikasi pangan (Djojoningrat, 2006).
XII. Pembahasan

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak


larut yang terdipersi dalam fase cair. Suspensi terdiri dari beberapa jenis
yaitu suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yaang sesuai
yang ditunjukan untuk penggunaan oral. Suspensi topikal adalah sediaan
cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
yang ditunjuk untuk penggunaan padaa kulit (Anief, 2000).

Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu aluminium


hidroksida dan magnesium hidroksida dan Na-CMC. Kasusnya pasien
datang dengan keluhan dypepsia.

Dipepsia atau perut panas adalah nyeri yang harus terpenting pada
manusia. Nyeri perut ini adalah tahap awal dari nyeri yang akan semakin
memikat yang disebut nyeri dipepsia dan akhirnya nyeri tukak lambung.
Nyeri dirasakan dibagian atas perut. Nyeri ini bisa sangat pekat sehingga
melumpuhkan orangnya dan menyerupai krisi akut yang memerlukan
pembedahan jika terjadi kerusakan jaringan atau tukak. Perubahan harian
juga diperlukan untuk meningkatkan keecepatan perbaikan diarea tukak
pada tahap. Tahap lanjut kerusakan lokal diatas nyeri dipepsia masih
merupakan sinyal lambung dari dehidrasi (Batmanghalidj,2014).

Magnesium hidroksida digunakan sebagai katarfik tidak larut dan


efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl untuk membentuk MgCl2.
Magnesium hidroksida tidak larut akan tetap berada dalam lambung dan
akan menetralkan HCl yang disekresi sehingga masa kerjanya lama. Obat
ini bekerja menetralkan asam lambung yang terlalu asam. Selain itu dapat
meningkatkan pertahanan mukosa lambung (Ricard Harkness,1989).

Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida dan air,


namun jika pH lebih dari lima, maka reaksi netralisasinya tidak akan
berlangsung. Ion aluminium hidroksida dapat bereaksi dengan protein
sehingga bersifat astrigen (menciutkan selaput lendir) ini akan
mengabsorpsi peptin dan mengatasi cara kerjanya yakni senyawa aluminium
dapat bereaaksi dengan protein yang merupakan salah satu koloid, melapisi
selaput lendir menetralkan HCl dan mengikat HCl adsopostif (Ricard
Harkness,1989).

Alasan penggunaan kedua obat ini dikarenakan dari kasus yang


terjadi yaitu dypepsia kedua obat ini digunakan untuk menurunkan dan
menetralkan asam lambung karena dilihat dari penyakit, faktor utama dari
penyakit ini yaitu naiknya kadar asam lambung sehingga digunakan kedua
obat ini.

Aturan pemakaian yaitu tiga kali sehari satu sendok makan (5 ml )


obat ini diminum sebelum makan, agar asam lambung dinetralkan terlebih
dahulu sebelum berkontrak langsung dengan makanan.
XIII. Kesimpulan

1. Suspensi adalah sediian yang mengandung bahan obat padat bentuk


halus, tidak larut, dan terdispersi dalam cairan pembawa.
2. Indikasi Alumunium hidroksida dan Magnesium hidroksida adalah
kombinasi pengobatan dispepsia.`
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depertemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta

Djojoningrat, 2006, Dispepsia Fungsional, Depertemen ilmu Penyakit Dalam,


FKUS, Jakarta

Djuanda, 2007, Gastroentefelogi, PT. Alumi, Bandung

Syamsuni, 2006, Ilmu Resep, EGC, Jakarta

Tjay, Tan Hoan & Rahardja, K, 2006, Obat Obat penting, Elex Media
komputindo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai