Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Terotitis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


1. Definisi

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah kelainan


hiperaktivitas kurang perhatian yang sering ditampakan sebelum usia 4
tahun dan dikarakarakteriskan oleh ketidaktepatan perkembangan tidak
perhatian, impulsive dan hiperaktif (Townsend, 1998).

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity


Disorder, suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit
Disorder (Sulit memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (Ketidak
beresan kecil di otak), Minimal Brain Damage (Kerusakan kecil pada otak),
Hyperkinesis (Terlalu banyak bergerak / aktif), dan Hyperactive
(Hiperaktif). Ada kira-kira 3 - 5% anak usia sekolah menderita ADHD
(Permadi, 2009).
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah ganggua
neurobiologis yang ciri-cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil.
Anak ADHD mulai menunjukkan banyak masalah ketika SD karena
dituntut untuk memperhatikan pelajaran dengan tenang, belajar berbagai
ketrampilan akademik, dan bergaul dengan teman sebaya sesuai aturan
(Ginanjar, 2009).
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan
aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang
tidak lazim dan cenderung berlebihan. Ditandai dengan berbagai keluhan
perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan
selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau
sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah, suka
meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan
(Klikdokter, 2008)
2. Penyebab
Penyebab kemunculan ADHD tidak diketahui dengan pasti, hal
terpenting untuk dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan pada
anak agar ia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Orangtua
juga selayaknya mencari informasi secara tepat mengenai pelbagai
informasi mengenai ADHD, terapi, cara pengasuhan dan jenis obat-obatan
yang mendukung dan pelatihan-pelatihan yang diperlukan.
Saat ini sedang dilakukan penelitian yang lebih mendalam
mengenai fungsional lobus frontal pada anak-anak ADHD, kerusakan
fungsi lobus frontal diyakini sebagai salah penyebab simtom ADHD
muncul sementara fungsi bagian otak tersebut adalah sebagai kontrol
perencanaan, pemecahan masalah, mengerti perilaku orang lain, dan
mengatur impuls adalah hal-hal yang tidak dimiliki oleh penderita ADHD.
Beberapa kemungkinan faktor penyebab kemunculan ADHD;
a. Genetik
Penyebab terbanyak dalam kasus ADHD adalah faktor genetika, sama
halnya dengan beberapa jenis gangguan lainnya yang serupa. Menurut
para ahli, penderita ADHD ditemukan kadar dopamine yang rendah
dalam otak. Untuk saat ini sedang dilakukan penelitian yang lebih
mendalam mengenai jenis gen-gen yang terlibat dalam memproduksi
kimia dopamine dalam otak seperti studi yang dilakukan oleh ADHD
Molecular Genetics Network.
b. Faktor Biologis
Faktor biologis berpengaruh pada dua neurotransmitter di otak, yaitu
dopamine dan norepinefrin. Dopamin merupakan zat yang
bertanggung jawab pada tingkah laku dan hubungan social, serta
mengontrol aktifitas fisik.
Norepinefrin berkaitan dengan konsentrasi, memusatkan perhatian,
dan perasaan
c. Lingkungan
Asap rokok mempunyai hubungan erat dengan ADHD, beberapa
penelitian menunjukkan anak yang mengidap ADHD berhubungan
erat dengan ibu yang merokok selama masa kehamilan, di duga
nikotin dapat mengakibatkan hypoxia (kekurangan oksigen) pada janin
yang pada akhirnya dapat membuat bayi kekurangan suplai oksigen ke
otak dan menimbulkan kerusakan. Penelitian ini berlanjut pada
lingkungan sekitarnya yang dipenuhi dengan asap rokok atau ibu yang
merokok pada masa sesudah melahirkan mempunyai hubungan erat
dengan kemunculan ADHD pada anaknya.
Penelitian (2006) yang dilakukan oleh Environmental Health
Perspectives menemukan bahwa 4.704 anak-anak (usia 4-45 tahun)
atau sekitar 4,2% penderita ADHD memiliki ibu yang merokok selama
kehamilan mempunyai potensi berkembangnya ADHD yang lebih
parah 2,5 kalinya dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok
semasa kehamilan. Faktor lainnya yang diduga berasal dari lingkungan
yang dapat memunculkan ADHD pada anak adalah cat, beberapa jenis
cat yang berbau menyengat atau cat dinding pada rumah yang sudah
berumur. Saluran pipa yang berkarat juga mengandung toksik karat
yang berbahaya.
3. Tipe-tipe ADHD Beserta Simtomnya
Ada tiga tipe utama ADHD yakni tipe hiperaktif-impulsif, tipe
gangguan atensi, dan kombinasi antara keduanya. Hal yang perlu diingat
bahwa adanya kemungkinan setiap anak menunjukkan adanya gejala
ADHD dalam perilakunya sehari-hari, hal ini bukanlah berarti bahwa anak
tersebut secara langsung dapat dianggap mengidap gangguan ADHD, bila
gejala-gejala yang ada terus berlanjut, maka barulah diperlukan kunjungan
ke tenaga kesehatan profesional. Beberapa tipe ADHD tersebut ialah :
a. Tipe hiperaktif-impulsif
Tipe hiperaktif-impulsif berhubungan erat dengan self control pada
anak, biasanya anak dengan tipe ini sangat sulit untuk duduk tetap,
anak ini akan mengalami pelbagai permasalahan di sekolah. Secara
awam anak dengan ADHD tipe ini tidak terdeteksi secara nyata,
kebanyakan orang akan beranggapan bahwa anak tersebut mengalami
permasalahan dengan minat, perhatian, tidak termotivasi, kurang
berkonsentrasi, atau dianggap tidak disiplin.
Tanda-tanda tersebut berlanjut pada adanya gangguan perilaku
impulsif, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu menjalin
persahabatan, terlihat bingung dan sebagainya disekolah atau
dirumahnya. Biasanya gangguan ADHD akan diketahui dikemudian
harinya.
b. Anak hiperaktif
Anak hiperaktif selalu terlihat penuh semangat dalam setiap gerakan
dan perilakunya. Ia akan menyentuh segala sesuatunya yang terbersit
dalam pikirannya, bermain atau berlari kesana-kemari dan berbicara
setiap ada waktu. Anak hiperaktif kesulitan untuk diam, tidak bisa
duduk atau mendengarkan, mungkin saja ia menggoyangkan
badannya, berjalan kesana-kemari, menyentuh benda-benda, mencoret-
coret dengan pensil. Anak hiperaktif selalu terlihat sibuk dan selalu
mencoba melakukan sesuatu meskipun sudah pernah ia kerjakan
sebelumnya.
c. Anak impulsif
Anak impulsif terlihat seperti tidak mampu untuk mengontrol reaksi
atau pikirannya sebelum melakukan pekerjaannya. Mereka sering
berkata tanpa berpikir sebelumnya, pengungkapan emosi yang tidak
terkendali, dan melakukan sesuatu tanpa memperhatikan dampak dan
konsekuensinya. Anak impulsif tidak sabar menunggu untuk
melakukan keinginannya. Individu tipe ini termasuk remaja dan orang
dewasa lebih memilih aktivitas-aktivitas tertentu yang mudah untuk
mendapat penghargaan.
Indikasi gangguan;
1) berlari, memanjat atau tidak bisa diam, tidak mau duduk ketika ia
diharapkan untuk diam suka menyeletuk pembicaraan orang lain
2) tidak menyukai antri atau menunggu giliran
3) tidak menyukai aktivitas yang sifatnya tenang, misalnya
perpustakaan
4) suka menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan
5) gelisah, melipat tangannya ke kakinya dan suka menggeliat ketika
duduk
6) gelisah atau sering menggeliat di tempat duduk
7) sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain dimana
seharusnya duduk tenang
8) kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan
9) seolah selalu terburu-buru atau bergerak terus seperti mesin
berbicara terlalu banyak
10) sering menjawab pertanyaan sebelum selesai diberikan.
(impulsivitas)
11) kesulitan menunggu giliran (impulsivitas)
12) kenyela atau memaksakan pendapat kepada orang lain
(impulsivitas)
4. Tipe gangguan atensi
Anak yang didiagnosa dengan tipe ini akan sulit fokus pada sesuatu atau
akan cepat merasakan kebosanan dengan pekerjaan hanya dalam beberapa
menit saja. Anak dengan tipe ini dapat melakukan pekerjaan yang tidak
memerlukan konsentrasi penuh atau mudah untuk diselesaikan.
Permasalahan yang sering dihadapi adalah anak-anak ini sering lupa
menulis pekerjaan yang semesti dilakukannya bahkan tak jarang mereka
lebih memilih tidak bersekolah. Mereka sering lupa membawa buku
pelajaran, salah memilih buku, hampir semua tugas (PR) yang ia kerjakan
selalu salah. Hal ini membuatnya merasa tertekan dan frustrasi.
Anak dengan tipe gangguan atensi akan mudah melamun, cepat panik atau
bingung, lambat dan tidak luwes. Mereka juga kadang salah dalam
mengartikan informasi yang diterimanya, sulit memahami atau mengerti
penjelasan gurunya. Berbeda dengan tipe hiperaktif-kompulsif, anak tipe
ini dapat diam dan tenang dalam melakukan pekerjaannya, namun tidak
berarti bahwa ia benar-benar serius terlibat dengan pekerjaannya, bisa jadi
anak tersebut tidak mengerti dengan tugas atau instruksi yang diberikan
kepadanya.
Indikasi gangguan;
1) ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan kecerobohan
dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain.\
2) kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain
3) kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain
4) tidak mengikuti perintah dan kegagalan menyelesaikan tugas
5) kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas
6) kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang
memerlukan proses mental yang lama, misalnya: tugas sekolah
7) sering kehilangan dan lupa barang miliknya, misal: mainan, pensil,
buku, dll
8) mudah terganggu stimulus dari luar
9) sering lupa dengan aktivitas sehari-hari
10) tidak dapat berkonsentrasi terhadap hal-hal kecil, banyak membuat
kesalahan di sekolah atau aktivitas dalam kelompoknya
11) mudah terganggu konsentrasi pada suara atau hal lainnya
12) tidak dapat mengerti pada instruksi dan membuat banyak kesalahan,
tidak menyelesaikan tugasnya
13) kesulitan dalam mengatur aktivitas atau kegiatan penting lainnya
14) perilaku tidak menunjukkan bahwa ia sedang mendengar atau
memperhatikan dengan serius
15) menghindari atau tidak menyukai hal-hal yang menyangkut dengan
permasalahan mental seperti motivasi, menikmati atau terlibat dalam
kegembiraan (enjoyable) dalam jangka waktu lama.
5. Tipe kombinasi
Tipe kombinasi merupakan kombinasi antara dua tipe hiperaktif-
kompulsif dan gangguan atensi

4. Penatalaksanaan
Studi yang begitu lama membuktikan bahwa kombinasi antara
obat-obatan dan psikoterapi (behavioral therapy) dan manajemen
medikasi yang tepat, terapi yang intensif dan komunitas treatment yang
rutin telah menolong anak-anak dengan gangguan ADHD menjadi lebih
baik. Menurunnya intensitas kecemasan, membaiknya penampilan di
sekolah, meningkatnya kualitas hubungan antara orangtua-anak,
meningkatkan kemampuan sosial merupakan keuntungan pemberian
treatment secara dini, tentunya dengan medikasi yang rendah dosis.
Kadang beberapa anak menunjukkan efek buruk dari medikasi,
oleh karenanya perlunya pengawasan ketat dalam pemberian obat-obatan,
apalgi bila anak tersebut disertai dengan gangguan kecemasan dan depresi.
Haruslah berhati-hati dalam memberi obat-obatan medis.
a. Medikasi
Jenis obat simultan berguna menurunkan gejala hiperaktif dan
kompulsif, beberapa anak juga dilaporkan meningkatnya konsentrasi,
pekerjaan dan belajar. Selain itu obat jenis simultan juga
meningkatkan koordinasi tubuh sehingga anak tidak menemui
kesulitan dalam melakukan pekerjaan tangan atau berolahraga.
Jenis simultan dianggap paling baik, dalam dosis yang rendah tidak
akan membuat anak seperti fly. Selama pemberian obat dalam dosis
rendah dan terkontrol jenis simultan ini dianggap tidak menimbulkan
adiktif. Dalam treatmen juga diusahakan manajemen pemberian obat-
obatan, misalnya seminggu sekali atau pada waktu siang hari.
Jika dalam seminggu tidak memberi pengaruh meningkatkan
performance, dokter akan meningkatkan dosis, jika tidak juga
memberi pengaruh maka dokter akan mengganti dengan obat jenis
lainnya.
Obat yang digunakan untuk gangguan ADHD pada anak-anak

Nama Obat Nama Generik Peruntuk


Adderall
Amphetamine 3 > Tahun
Adderall XR
Concerta methylphenidate 6 > tahun
Cylert Pemoline 6 > tahun
Daytrana methylphenidate 6 > tahun
Dexedrine dextroamphetamine 3 > Tahun
Dextrostat
Focalin dexmethylphenidate 6 > tahun
Metadate ER
methylphenidate 6 > tahun
Metadate CD
Ritalin methylphenidate 6 > tahun
Strattera Atomextine 6 > tahun
Vyvanse lisdexamfetamine 6 > tahun

Cylert mempunyai pengaruh buruk terhadap fungsi ginjal, oleh


karenanya obat ini tidak diberikan pada awal-awal terapi
b. Psikoterapi
1) Behavior therapy

Terapi ini berguna untuk meningkatkan kemampuan pada anak,


pada terapi ini orangtua terlibat langsung dalam terapi, misalnya
memberikan penghargaan terhadap perilaku yang positif yang
ditujukkan oleh anak. Ketika anak mulai kehilangan kontrol,
orangtua mengambil time out, dan menyuruh anak untuk diam di
kursinya sampai ia menjadi tenang. Tujuan dalam terapi ini juga
mengajarkan anak untuk mengenal muatan-muatan emosinya.
Terapi juga mengajarkan orangtua teknik-teknik bersenang-senang
dengan anak ADHD tanpa harus merasa tertekan.

2) Social skills training

Dalam pelatihan ini anak belajar cara-cara menghargai dan


menempatkan dirinya bersama dengan kelompok bermainnya.
Pelatihan ini juga anak diajarkan kecakapan bahasa nonverbal
melalui insyarat wajah, ekspresi roman, intonasi suara sehingga
anak cepat tanggap dalam pelbagai situasi sosial. Disamping itu
anak juga diajarkan untuk belajar mengendalikan impuls misalnya
dilatih untuk menunggu giliran bermain, berbagi mainan dengan
temannya, Pelatihan ini juga diharapkan anak dapat mengontrol
perilaku amarah yang tidak terkendali.

3. Family support groups

Merupakan kelompok orangtua yang memiliki anggota keluarga


dengan gangguan ADHD untuk berbagi pengalaman. Kelompok ini
juga saling menyediakan informasi bagi sesama anggotanya,
mengundang pembicara profesional untuk berbagi pengetahuan
dalam menghadapi dan membesarkan anak-anak mereka.

5. Manifestasi Klinik

Menurut Townsend (1998) ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dapat
ditemukan pada anak dengan ADHD antara lain :

a. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau duduknya mengeliat-
geliat.
b. Mengalami kesulitan untuk tetap duduk apabila diperlukan
c. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing
d. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam suatau permainan
atau keadaan di dalam suatu kelompok
e. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak dipikirkanterhadap
pertanyaan pertanyaan yang belum selesai disampaikan
f. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-instruksi dari orang lain
g. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan memperhatikan tugas-tugas atau
aktivitas-aktivitas bermain
h. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum selesai ke kegiatan
lainnya
i. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
j. Sering berbicara secara berlebihan.
k. Sering menyela atau mengganggu orang lain
l. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang sedang dikatakan
kepadanya
m. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas-tugas atau
kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara fisik tanpa mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan akibatnya (misalnya berlari-lari di jalan raya
tanpa melihat-lihat).

6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Doenges et. al (2007) pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada


anak dengan ADHD antara lain :

a. Pemeriksaan Tiroid : dapat menunjukkan gangguan hipertiroid atau


hipotiroid yang memperberat masalah

b. Tes neurologist (misalnya EEG, CT scan) menentukan adanya gangguan


otak organic

c. Tes psikologis sesuai indikasi : menyingkirkan adanya gangguan ansietas,


mengidentifikasi bawaan, retardasi borderline atau anak tidak mampu
belajar dan mengkaji responsivitas social dan perkembangan bahasa

d. Pemeriksaan diagnostic individual bergantung pada adanya gejala fisik


(misalnya ruam,
penyakit saluran pernapasan atas, atau gejala alergi lain, infeksi
SSP).
7. Pathway
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

Menurut Hidayat (2005) pengkajian perkembangan anak berdasarkan umur


atau usia anak antara lain

a. Neonatus (0-28 hari)

1) Apakah ketika dilahirkan neonatus menangis ?


2) Bagaimana kemampuan memutar-mutar kepala ?
3) Bagaimana kemampuan menghisap ?
4) Kapan mulai mengangkat kepala ?
5) Bagaimana kemampuan motorik halus anak (misalnya kemampuan untuk
mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons terhadap jari atau
tangan) ?
6) Bagaimana kemampuan berbahasa anak (menangis, bereaksi terhadap su`ra
atau bel) ?
7) Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi (misalnya tersenyum dan
mulai menatap muka untuk mengenali seseorang ?

b. Masa bayi /Infant (28 1 tahun)

1) Bayi usia 1-4 bulan.

a) Bagaimana kemampuan motorik kasar anak (misalnya mengangkat


kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang,
dapat duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika
disokong pada posisi berdiri, komtrol kepala sempurna, mengangkat
kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke
miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi danm berusaha untuk
merangkan) ?
b) Bagaimanan kemampuan motorik halus anak (misalnya memegang
suatu objek, mengikuti objek dari satu sisi ke sisi lain, mencoba
memegang benda dan memaksukkan dalam mulut, memegang benda
tetapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda
dengan kedua tangan, menagan benda di tangan walaupun hanya
sebentar)?
c) Bagimana kemampuan berbahasan anak (kemampuan bersuara dan
tersenyum, dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mampu
mengucapkan kata ooh/ahh, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan
atau berekasi dengan mengoceh) ?
d) Bagaimana perkembangan adaptasi sosial anak (misalnya : mengamati
tangannya, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak
tersenyum, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak, tersenyum pada wajah manusia, walaupun
tidur dalams ehari lebih sedikit dari waktu terhaga, membentuk siklus
tidur bangun, menangis menjadi sesuatu yang berbeda, membedakan
wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal, senang menatap wajah-
wajah yang dikenalnya, diam saja apabila ada orang asing) ?

2. Bayi Umur 4-8 bulan

a) Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya dapat


telungkup pada alas dan sudah mulau mengangkat kepala dengan
melakukan gerakan menekan kedua tangannya dan pada bulan
keempat sudah mulai mampu memalingkan ke kanan dan ke kiri ,
sudah mulai mampu duduk dengan kepala tegak, sudah mampu
membalik badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu beban pada
kaki dan dada terangkat dan menumpu pada lengan, berayun ke depan
dan kebelakang, berguling dari terlentang ke tengkurap dan dapat dudu
dengan bantuan selama waktu singkat) ?
b) Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya : sudah mulai
mengamati benda, mulai menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memegang, mengeksplorasi benda yangs edang dipegang, mengambil
objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di
kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai
satu kesatuan, memindahkan obajek dari satu tangan ke tangan yang
lain) ?
c) Bagaimana kemampuan berbahasan anak (misalnya : menirukan bunyi
atau kata-kata, menolek ke arah suara dan menoleh ke arah sumber
bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak,
menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata dan dapat membuat
dua bunyi vokal yang bersamaan seperti ba-ba)?
d) Bagaimana kemampuan beradaptasi sosial anak (misalnya merasa
terpaksa jika ada orang asing, mulai bermain dengan mainan, takut
akan kehadiran orang asing, mudah frustasi dan memukul-mukul
dengan lengan dan kaki jika sedang kesal)?

3. Bayi Umur 8-12 bulan

a) Bagaimana kemampuan motorik kasar anak (misalnya duduk tanpa


pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri 2
detik dan berdiri sendiri) ?
b) Bagaimana kemampuan motorik halus anak (misalnya mencari dan
meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya,
mampu mengambilnya dan mampu memegang dengan jari dan ibu jari,
membenturkannya dan mampy menaruh benda atau kubus
ketempatnya)?
c) Bagaimana perkembangan berbahasa anak (misalnya : mulai
mengatakan papa mama yang belum spesifik, mengoceh hingga
mengatakan dengan spesifik, dapat mengucapkan 1-2 kata)?
d) Bagaimana perkembangan kemampuan adaptasi sosial anak (misalnya
kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai
minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang lain, main-main
bola atau lainnya dengan orang) ?

c. Masa Toddler

1. Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: mampu melanhkah


dan berjalan tegak, mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang,
mampu berlari-lari kecil, menendang bolan dan mulai melompat)?

2. Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya : mencoba menyusun


atau membuat menara pada kubus)?

3. Bagaimana kemampuan berbahasa anak (misalnya : memiliki sepuluh


perbendaharaan kata, mampu menirukan dan mengenal serta responsif terhadap
orang lain sangat tinggi, mampu menunjukkan dua gambar, mampu
mengkombinasikan kata-kata, mulai mampu menunjukkan lambaian anggota
badan) ?

4. Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi sosial (misalnya: membantu


kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba
memakai baju) ?

4. Masa Prasekolah (Preschool)

1. Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: kemampuan untuk


berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan
dengan tumit ke jari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkan dan berjalan
dengan bantuan) ?

2. Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya : kemampuan


menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis
yang lebih panjang dan menggambar orang, melepas objek dengan jari lurus,
mampu menjepit benda, melambaikan tangan, menggunakan tangannya untuk
bermain, menempatkan objek ke dalam wadah, makan sendiri, minum dari
cangkir dengan bantuan menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan
jari, membuat coretan diatas kertas)?

3. Bagaimana perkembangan berbahasa anak (misalnya : mampu menyebutkan


empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan
benda, menghitung atau mengartikan dua kata, mengerti empat kata depan,
mengertio beberapa kata sifat dan sebagainya, menggunakan bunyi yntum
mengidentifikasi objek, orang dan aktivitas, menirukan bebagai bunyi kata,
memahami arti larangan, berespons terhadap panggilan dan orang-orang anggota
keluarga dekat)?

4. Bagaimana perkembangan adaptasi sosial anak (misalnya : bermain dengan


permainan sederhana, menagis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana
dengan gaya tubuh, menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan,
mengenali anggota keluarga) ?

5. Masa school age

1. Bagaimana kemampuan kemandirian anak dilingkungan luar rumah ?

2. Bagaimana kemampuan anak mengatasi masalah yang dialami disekolah ?

3. Bagaimana kemampuan beradaptasi sosial anak (menyesuaikan dengan


lingkungan sekolah)?

4. Bagaimana kepercayaan diri anak saat berada di sekolah ?

5. Bagaimana rasa tanggung jawab anak dalam mengerjakan tugas di sekolah?

6. Bagaimana kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dengan teman


sekolah ?

7. Bagaimana ketrampilan membaca dan menulis anak ?

8. Bagaimana kemampua anak dalam belajar di sekolah ?


6. Masa adolensence

1. Bagaimana kemampuan remaja dalam mengatasi masalah yang dialami secara


mandiri ?

2. Bagaimanan kemampuan remaja dalam melakukan adaptasi terhadap


perubahan bentuk dan fungsi tubuh yang dialami ?

3. Bagaimana kematangan identitas seksual ?

4. Bagaimana remaja dapat menjalankan tugas perkembangannya sebagai remaja


?

5. Bagaiman kemampuan remaja dalam membantu pekerjaan orang tua di rumah


(misalnya membersihkan rumah,memasak) ?

2. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan disabilitas perkembangan


(hiperaktivitas).
2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan gangguan kepribadian.
3. Resiko cedera berhubungan dengan psikologis (orientasi tidak efektif).
4. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan penyakit mental
(hiperaktivitas), kurang konsentrasi.
Intervensi Keperawatan

1. Dx 1

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Hambatan interaksi social NOC NIC


Definisi : insufisiensi atau Socialization Enhancement :
kelebihan kuantitas atau Self esteem,
ketidakefektifan kualitas situational Buat interaksi terjadwal
pertukaran social Communication Dorong pasien ke kelompok atau program
impaired verbal keterampilan interpersonal yang membantu
Batasan Karakteristik meningkatkan pemahaman tentang pertukaran
informasi atau sosialisasi, jka perlu
Ketidaknyamanan dalam Kriteria Hasil : Identifikasi perubahan perilaku tertentu
situasi social Berikan umpan balik positif jika pasien berinteraksi
Disfungi interaksi dengan Lingkungan yang dengan orang lain
orang lain suportif yang Fasilitas pasien dalam memberi masukan dan
Laporan keluarga tentang bercirikan hubungan membuat perencanaan
perubahan interaksi (mis, dan tujuan anggota Anjurkan bersikap jujur dan apa adanya dalam
gaya, pola) keluarga berintraksi dengan orang lain
Ketidakmampuan untuk Menggunakan Anjurkan menghargai orang lain
mengkomunikasikan rasa aktivitas yang Bantu pasien meningkatkan kesadaran tentang
keterikatan social yang menenangkan, kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi
memuaskan (mis.,rasa menarik, dan dengan orang lain
memiliki, perhatian, minat, menyenangkan Gunakan teknik bermain peran untuk meningkatkan
berbagi cerita) untuk meningkatkan keterampilan dan teknik berkomunikasi
Ketidakmampuan menerima Kesejahteraan, Minta dan harapkan adanya komunikasi verbal
rasa keterikatan social yang interaksi sosial
memuaskan (mis, rasa dengan orang,
memiliki, perhatian, minta, kelompok, atau
berbagi cerita) organisasi Self-Esteem Enhancement
Penggunaan perilaku Memahami dampak Family Process Maintenance
interaksi social yang tidak dari perilaku diri Complex Relationship Building
efektif pada interaksi sosial
Mendapatkan/
meningkatkan
Faktor Yang Berhubungan : keterampilan
interaksi sosial,
Ketiadaan orang terdekat kerjasama,
Kendala komunikasi ketulusan dan saling
Deficit tentang cara memahami
meningkatkan kebersamaan Mengungkapkan
(mis, pengetahuan, keinginan untuk
keterampilan) berhungan dengan
Gangguan proses piker orang lain
Kendala lingkungan Perkembangan fisik,
Hambatan mobilitas fisik kognitif, dan
psikososial anak
Gangguan konsep diri sesuai dengan
Ketidak sesuaian usianya.
sosiokultural
Isolasi terapeutik
2. Dx 2

DX. Keperawatan Tujuan Intervensi


Gangguan proses piker TUPAN 1. Latihan Mengingat (Memory Training)
Klien tidak menglamia. Monitor daya ingat klien
gangguan proses pikerb. Kaji kemampuan klien dalam mengingat sesuatu
dan berfungsi optimalc. Diskusikan dengan klien dan keluarga beberapa masalah
dilingkungan sosialnya memori yang dialami.
TUPEN d. Ingatkan kembali pengalaman masa lalu klien dengan
1. Setelah dilkukan cara yang tepat.
interaksi X, kliene. Stimulasi pikiran dengan mengulangi pikiran yang
mampu mengingat diekspresikan klien secara tepat (ingatkan klien tentang
kejadian/masalah- kejadian/peristiwa yang baru saja dialami klien).
masalah dimasa laluf. Implementasikan teknik mengingat dengan cara yang
dengan criteria: tepat seperti dengan gambar visual, membuat
a. Klien mampu mengingat daftar/jadwal, menulis nama pada kartu,dsb.
kembali g. Bantu dalam tugas pembelajaran yang berkaitan, missal
kejadian/masalah- mengingat kembali verbal dan informasi yang telah
masalah jangka pendek disampaikan dengan cara yang tepat.
b. Klien dapat mengingat h. Latih orientasi klien, missal dengan mengingat hari,
kembali tanggal, jam, musim, informasi yang bersifat pribadi dsb.
informasi/masalah- i. Beri kesempatan kepada klien untuk melatih
masalah jangka konsentrasinya, missal dengan permainan mencocokan
menengah. kartu, halma, catur,dsb.
c. Klien dapat mengingat
kembali
informasi/masalah- 2. Stimulasi Kognitf (Cognitive Stimulation)
masalah jangka panjang. a. monitor linkungan terpretasi klien terhadap lingkungan
(misalnya : tempat, orang disekitar, dsb).
b. tempatkan obyek/hal-hal yang familiar
dilingkungan/dikamar klien (missal ;jam dinding,
gambar, foto dsb).
c. buat jadwal aktifitas/kegiatan harian bersama klien.
d. dorong klien untuk melakukan aktifitas sesuai jadwal
yang telah dibuat tersebut.
e. berikan terapi kognitif
f. libatkan klien dalamTAK orientasi realita

3. Manajemen Delusi (Delusi Management)


a. BHSP (prinsip komunikasi terapetik dan pertahankan
konsistensi)
b. beri kesempatan klien untuk mendiskusikan wahamnya
dengan petugas/perawat.
c. hindari mendebat atau mendukung waham.
d. fokuskan diskusi pada perasaan klien (takut, marah,
terganggu dsb), bukan isi wahamnya.
2. klien mampue. dorong klien untuk mengungkapkan perasaan terkait
meingkatkan kesadaran dengan wahamnya.
terhadap lingkunganf. hindarkan stimulasi yang berlebihan yang dapat
sekitar, setelah dilakukan menyebabkan unculnya waham
interaksi selama Xg. libatkan klien dalam TAK orientasi realita
dengan indicator/criteria4. Orientasi Realita (Reality Orientation)
hasil: a. Monitor orientasi klien terhadap realita.
a. klien mampub. Sapa klien dengan namanya pada saat interaksi.
mengidentifikasi c. Berikan informasi pada klien terhadap orang, tempat,
lingkunagn sekitar sesuai waktu, sesuai kebutuhan.
realita/kenyataan. d. Tanyakan satu pertanyaan pada satu waktu.
b. klien mampue. Beri satu perintah pada satu waktu.
mengungkapkan f. Berikan/libatkan klien dalam aktifitas yang kongkret
perasaannya setelah /nyata.
mengidentifikasi g. Gunakan tanda/gambar/symbol untuk menstimulasi
lingkungan sekitar. memoei dan meningkatkan orientasi.
c. klien mengungkapkanh. Hindari stimulasi yang berlebihan yang dapat
keuntungan meningkatkan disorientasi.
mengidetifikasi i. Fasilitasi kunjungan keluarga dan orang-orang yang
lingkungan familiar dengan klien.
j. Libatkan klien dalam TAK orientasi realita

3. setelah dilakukan
iteraksi selama .X,
klien mengenal
wahamnya dengan
indicator/criteria hasil :
a. klien mampu mengenal
terjadinya waham.
b. klien mampu
mengungkapkan isi
waham.
c. klien mengungkapkan
frekuensi waham
d. mampu
memngungkapkan
perasaannya terkait
dengan waham.

4. setelah dilakukan
interaksi selama.X,
kesadaran klien terhadap
identitas personal, waktu,
dan tempat
meningkat/baik, dengan
indicator/criteria hasil :
a. klien mampu mengenal
identitas dirinya dengan
baik.
b. klien mengenal identitas
orang didekitrnya dengan
tepat/baik.
c. klien mampu
mengidentifikasi tempat
dengan benar.
d. klien mampu
mengidentifikasi waktu
(jam, hari, bulan, tahu)
dengan benar.

3. Dx 3

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Risiko cidera NOC NIC

Definisi : Beresiko Risk Kontrol Environment Management (Manajemen lingkungan)


mengalami cedera sebagai
akibat kondisi lingkungan Sediakan Iingkungan yang aman untuk pasien
yang berinteraksi dengan Kriteria Hasil : Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
sumber adaptif dan sumber Klien terbebas dari riwayat penyakit terdahulu pasien
defensif individu cedera Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
Klien mampu (misalnya memindahkan perabotan)
menjelaskan Memasang side rail tempat tidur
cara/metode untuk Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
Faktor Resiko : mencegah Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
injury/cedera dijangkau pasien.
Eksternal Membatasi pengunjung
Klien mampu
menjelaskan faktor Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
Biologis (mis, tingkat resiko dari Mengontrol lingkungan dari kebisingan
imunisasi komunitas, lingkungan/perilaku Memindahkan barang-barang yang dapat
mikroorganisme) personal membahayakan
Zat kimia (mis, racun, Mampu Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
polutan, obat, agenens memodifikasi gaya pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
farmasi, alkohol, nikotin, hidup untuk penyebab penyakit.
pengawet, kosmetik, mencegah injury
pewarna) Menggunakan
Manusia (mis, agens fasilitas kesehatan
nosokomial, pola yang ada
ketegangan, atau faktor Mampu mengenali
kognitif, afektif, dan perubahan status
psikomotor) kesehatan
Cara pemindahan/transpor
Nutrisi (mis, desain,
struktur, dan pengaturan
komunitas, bangunan,
dan/atau peralatan)

Internal

Profil darah yang abnormal


(mis, leukositosis /
leukopenia, gangguan faktor
Koagulasi, trombositopenia,
sel sabit, talasemia,
penurunan hemoglobin)
Disfungsi biokimia
Usia perkembangan
(fisiologis, psikososial)
Disfungsi efektor
Disfungsi imun-autoimun
Disfungsi integratif
Malnutrisi
Fisik (mis, integritas kulit
tidak utuh, gangguan
mobilitas)
Psikologis (orientasi afektif)
Disfungsi sensorik
Hipoksia jaringan
4. Dx 4

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Resiko ketertambatan NOC NIC


perkembangan Pendidikan orang tua : masa bayi
Definisi : Berisiko mengalami Growth and
keterlambatan 25% atau lebih development Ajarkan kepada orang tua tentang penanda
pada satu atau lebih area social delayed perkembangan normal
atau perilaku regulasi diri, atau Family Coping Demonstrasikan aktivitas yang menunjang
pada keterampilan kognitif, Breastfeeding perkembangan
bahasa, motorik kasar atau halus ineffective Tekankan pentingnya perawatan prenatal sejak dini
Nutritional Status : Ajarkan ibu mengenai pentingnya berhenti
Faktor Resiko: nutrient intake mengkonsumsi alcohol, merokok, dan obat-obatan
Prenatal Parenting selama kehamilan
Performance Ajarkan cara-cara memberikan rangsangan yang
Kemiskinan berarti untuk ibu dan bayi
Gangguan endokrin Ajarkan tentang perilaku yang sesuai dengan usia
Gangguan genetik Kritena Hasil : anak
Buta huruf Ajarkan tentang mainan dan benda-benda yang
Nutrisi tidak adekuat Recovery adanya sesuai dengan usia anak
Asuhan prenatal tidak kekerasan Berikan model peran intervensi perawatan
adekuat Recovery : perkembangan untuk bayi kurang bulan (prematur)
Infeksi kekerasan emosional Diskusikan hal-hal terkait kerjasama antara orang tua
Kurang perawatan prenatal Recovery neglect dan anak
Perawatan prenatal yang Performance orang
telat tua : pola asuh
Usia ibu < 15 tahun prenatal
Usia ibu > 35 tahun Pengetahuan orang
Substance abuse tua terhadap
Kehamilan yang tidak perkembangan anak
direncanakan meningkat
Kehamilan yang tidak Berat badan = index
diinginkan masa tubuh
Perkembangan anak
Individual 1 bulan : penanda
perkembangan fisik,
Anak yang diadopsi kognitif, dan
Gangguan perilaku psikososial pada usia
Kerusakan otak (mis : 1 bulan
perdarahan pada periode Perkembangan anak
postnatal, bayi yang diayun, 2 bufan : penanda
penganiayaan, kecelakan) perkembangan fisik,
Penyakit kronis kognitif, dan
.Gangguan kongenital psikososial usia 2
Kegagalan untuk tumbuh bulan
Anak asuh Perkembangan anak
Sering mengalami otitis 4 bulan : penanda
media perkembangan fisik,
Gangguan genetik kognitif, dan
Gangguan pendengaran psikososial usia 4
Nutrisi yang tidak adekuat bulan
Keracunan timbale Penuaan fisik:
Bencana alam perubahan normal
Penampisan obat tergolong fisik yang biasanya
positif sering terjadi seiring
Prematuritas penuaan usia
Kejang Kematangan fsik
Penyalahgunaan zat wanita dan pria :
Bergantung pada teknologi perubahan fisik
Efek samping terkait normal pada wanita
pengobatan (mis; kemoterpi, yang terjadi dengan
terapi radiasi, agens transisi dan masa
farmaseutikal) kanak-kanak ke
Gangguan penglihatan dewasa
Fungsi
Lingkungan gastrointestinal anak
adekuat
Kemiskinan Makanan dan asupan
Perilaku kekerasaan cairan bergizi
Kondisi gizi dekuat
DAFTAR PUSTAKA

Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly .2005. Psikologi Abnormal jilid 2. Jakarta
: Penerbit Erlangga.

Sternberg, Robert J.2001.Psychology In Search of Human Mind. US : Harcourt, Inc.

Ormrod, Jeanne E.2004. Human Learning. New Jersey: Pearson education, Inc

Nazliah. (2010).Penyebab Anak ADHD, [online]. Tersedia: http://nazliah-


lovestoeat.blogspot.com/2010/03/penyebab-anak-adhd.html. [15 April 2010]

Sayed Muhammad. (2009). ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), [online]. Tersedia
: http://www.pikirdong.org/psikologi/psi59adhd.php. [15 April 2010]

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I Obesitas Anak
    Bab I Obesitas Anak
    Dokumen4 halaman
    Bab I Obesitas Anak
    vita
    Belum ada peringkat
  • Bab III Obesitas Anak
    Bab III Obesitas Anak
    Dokumen2 halaman
    Bab III Obesitas Anak
    vita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii TBC Anak
    Bab Iii TBC Anak
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii TBC Anak
    vita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    vita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii TBC Anak
    Bab Ii TBC Anak
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii TBC Anak
    vita
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    vita
    Belum ada peringkat
  • Askep HIV/ AIDS
    Askep HIV/ AIDS
    Dokumen13 halaman
    Askep HIV/ AIDS
    Ebby Dira Pratama
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii
    vita
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen23 halaman
    Bab 2
    vita
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen23 halaman
    Bab 2
    vita
    Belum ada peringkat
  • Proposal PKMD
    Proposal PKMD
    Dokumen13 halaman
    Proposal PKMD
    vita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    vita
    Belum ada peringkat