TINJAUAN PUSTAKA
A. Minuman Probiotik
Probiotik berasal dari bahasa Yunani yang berarti prolife. Ini telah mengalami
pengetahuan ilmiah yang semakin berkembang dan pemahaman yang lebih mendalam
host: Organisme dan zat-zat dengan efek yang menguntungkan bagi manusia dengan
ususnya.
Menurut Huis I.V (1992), probiotik adalah A mono- or mixed culture of live
Naidu (1999), mengatakan probiotik adalah sebuah diet adjuvant dengan mikroba
yang menguntungkan dan mempengaruhi fisiologi host oleh modulasi imunitas mukosa
dan sistemik, serta gizi yang dapat meningkatkan keseimbangan mikroba dan saluran usus
bakteri asam laktat hidup yang mampu bertahan hidup dalam keasman lambung sehingga
dapat menempati usus dalam kuantitas yang cukup besar yang bermanfaat untuk
Minuman probiotik merupakan salah satu jenis produk yang diolah tanpa melalui
susu atau sari buah yang tidak mengandung alkohol dan baik bagi kesehatan pencernaan.
Jenis kultur mikrobia yang umumnya digunakan berasal dari kelompok bakteri asam laktat
(Rahayu, 2000). Lactobacillus plantarum sering digunakan secara luas dalam industri
fermentasi sayur dan buah karena sebagian besar strain bakteri ini bersifat probiotik
B. Lactobacillus casei
sebagai bakteri hidup yang dapat meningkatkan keseimbangan mikrobia usus dan
Lactobacillus casei merupakan suatu spesies dari genus Lactobacillus yang terdapat
dalam usus dan mulut manusia. Sebagai penghasil asam laktat, ia didapati mampu
menggalakkan pertumbuhan bakteri baik. Spesies lactobacillus ini mampu hidup pada
kisaran pH dan suhu acidophilus, penghasil enzim amylase (enzim pencerna karbohidrat).
dengan fungsi modulasi seperti fagositosis, produksi antibody, dan sitokin. Stimulasi
aktivitas fagositosis pada mencit sehat telah terbukti menggunakan L.casei yang
maupun berantai, dengan ukuran panjang 1,5-5,0 mm dan lebar 0,6-0,7 mm. Bakteri ini
bersifat gram positif, katalase negatif, tidak membentuk endospora maupun kapsul, tidak
mempunyai flagela dan tumbuh dengan baik pada kondisi anaerob fakultatif. Berdasarkan
suhu pertumbuhannya, bakteri ini termasuk bakteri mesogil yang dapat bertahan hidup
pada suhu 15-41oC dan pada pH 3,5 atau lebih sedangkan kondisi optimal pertumbuhannya
adalah suhu 37 oC dan pH 6,8 (Mutai, 1981). L. casei biasanya diisolasi dari produk susu
Terdapat syarat-syarat bakteri probiotik yang perlu diperhatikan, yaitu sifat dari
suatu mikroorganisme. Di dalam saluran usus manusia, bakteri yang masuk ke dalam
terdapat pada saluran pencernaan manusia agar tetap hidup. Penghalang pertama adalah
getah lambung dan kedua adalah cairan empedu. Penghalang-penghalang ini termasuk
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis
Amerika. Ubi jalar dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dipegunungan dengan
suhu 270C dan lama penyinaran 11-12 jam perhari (Soemartono, 1984). Pada tahun 1960,
ubi jalar sudah tersebar ke hampir setiap daerah Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Papua dan Sumatra. Namun sampai saat ini hanya Papua saja yang
memanfaatkan ubi jalar sebagai makanan pokok, walaupun belum menyamai padi dan
Menurut Suprapti (2003), tanaman ubi jalar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Susunan tubuh utama terdiri atas batang, daun, bunga, buah, biji, dan umbi
menunjukkan bahwa ubi jalar merupakan sumber karbohidrat atau energi yang sangat
rasa manis yang khas. Rasa manis akan muncul jika ubi jalar disimpan selama beberapa
hari sebelum diolah. Rasa manis muncul karena terjadi perubahan karbohidrat menjadi
glukosa selama penyimpanan. Perubahan tersebut ada yang terjadi sebesar 10% dari total
Komposisi ubi jalar sangat tergantung pada varietas dan tingkat kematangan serta
lama penyimpanan. Karbohidrat dalam ubi jalar terdiri dari monosakarida, oligosakarida,
dan polisakarida. Ubi jalar mengandung sekitar 16-40 % bahan kering dan sekitar 70-90%
dari bahan kering ini adalah karbohidrat yang terdiri dari pati, gula, selulosa, hemiselulosa,
Ubi jalar ungu memiliki jumlah kalori yang tinggi dan nilai gizi lain yang tidak jauh
berbeda dengan jenis ubi jalar lain. Jumlah kandungan gizi ubi jalar dalam 100 Gram bahan
Kalium (mg) -
Niacin (mg) -
Vitamin B2 (mg) -
Tabel 1 Kandungan gizi ubi jalar segar berdasarkan warna daging umbi
Gizi Ubi putih Ubi kuning Ubi ungu
Antosianin merupakan pigmen alami yang dapat menghasilkan warna biru, ungu,
violet, magenta dan kuning. Pigmen ini larut dalam air yang terdapat pada bunga, buah dan
yang terdiri dari 2-phenyl benzopyrilium (Flavium) tersubstitusi, memiliki sejumlah gugus
hidroksil bebas dan gugus hidroksil termetilasi yang berada pada posisi atom karbon yang
berbeda. Seluruh senyawa antosianin merupakan senyawa turunan dari kation flavilium,
dua puluh jenis senyawa telah ditemukan. Tetapi hanya enam yang memegang peranan
penting dalam bahan pangan yaitu pelargonidin, sianidin, delfinidin, peonidin, petunidin,
Keberadaan senyawa antosianin pada ubi jalar yaitu pigmen yang terdapat pada ubi
jalar ungu atau merah dapat berfungsi sebagai komponen pangan sehat dan paling lengkap
(Richana, 2005). Menurut Suprapta (2004), ubi jalar, khususnya ubi jalar ungu mempunyai
sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, sehingga berperan dalam memperlambat
antikarsinogenik terhadap mutagen dan karsinogen yang terdapat pada bahan pangan dan
produk olahannya, mencegah gangguan fungsi hati, menurunkan kadar gula darah
(antihiperglisemik), dan antihipertensi (Jusuf dkk, 2008). Selain itu, antosianin juga
Struktur utama turunan benzopiran ditandai dengan adanya dua cincin aromatik benzena
(C6H6) yang dihubungkan dengan tiga atom karbon yang membentuk cincin.
penambahan metil akan meningkatkan stabilitas (Harborne, 2005). Faktor pH tidak hanya
mempengaruhi warna antosianin tetapi juga stabilitasnya. Antosianin lebih stabil pada
b. Suhu
menyebabkan kerusakan antosianin, oleh karena itu proses pengolahan pangan harus
dilakukan pada suhu 50-65C yang merupakan suhu yang stabil untuk pemanasan
Antosianin lebih stabil dalam kondisi asam dibandingkan alkali atau netral. Cahaya
mempunyai dua pengaruh yang saling berlawanan terhadap antosianin, yaitu berperan dalam
pembentukan antosianin dan cahaya juga berperan dalam laju degradasi warna antosianin, oleh
karena itu antosianin harus disimpan di tempat yang gelap dan suhu yang dingin (Harborne,
1987).
d. Oksigen
Oksigen dan suhu mempercepat kerusakan antosianin. Stabilitas warna antosianin yang
mengandung lebih gugus hidroksi menyebabkan warna cenderung biru dan tidak stabil
(Satyatama, 2008).
D. Pengemulsi
1. Defenisi
Bahan Tambahan Pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan
merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti
gumpal, pemucat dan pengental (menurut Undang-undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang
Pangan).
Zat aditif atau Bahan tambahan makanan adalah zat-zat yang ditambahkan pada
makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.
Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan
makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang
selama proses pengolahan.Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-
tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak
menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah
penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga
zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan
yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia
yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa
2. Emulsifier
Tambahan makanan, Pengelmulsi, pemantap, dan pengental adalah bahan tambahan makanan
yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada
makanan.Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri dari dua fase cairan yang tidak saling melarut,
di mana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globula-globula di dalam cairan
lainnya. Cairan yang terpecah menjadi globula-globula dinamakan fase terdispersi, sedangkan
cairan yang mengelilingi globula-globula dinamakan fase kontinyu atau medium dispersi
Istilah pengemulsi (emulsifier) atau surfaktan dalam beberapa hal kurang tepat.
Alasannya, bahan ini dapat melakukan beberapa fungsi yang pada beberapa jenis produk tidak
Fungsi-fungsi pengemulsi pangan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan utama yaitu :
1. Untuk mengurangi tegangan permukaan pada permukaan minyak dan air, yang mendorong
pembentukan emulsi dan pembentukan kesetimbangan fase antara minyak, air dan
2. Untuk sedikit mengubah sifat-sifat tekstur, awetan dan sifat-sifat reologi produk pangan,
3. Untuk memperbaiki tekstur produk pangan yang bahan utamanya lemak dengan
Selain itu Pengemulsi juga berfungsi sebagai pencegah terpisahnya antara dua cairan
yang berbeda (seperti minyak dan air atau cuka dengan bumbu salada).Daya kerjanya terutama
dipengaruhi oleh bentuk molekulnya yang mampu terikat oleh dua jenis cairan serta dapat
makanan.Bahan yang berfungsi sebagai pengemulsi antara lain kuning telur, putih telur
(albumin), gelatin, lesitin, pektin, kasein, tepung paprika (mustard) dan pasta kanji. Diantara
produk olahan pangan yang memanfaatkan pengemulsian adalah mayonnaise, frenc dressing
(salah satu salad dressing), krim keju, susu, mentega, margarin, dan shortening.
Sistem kerja emulsifier berhubungan erat dengan tegangan permukaan antara kedua fase
interfasial sehingga mempermudah pembentukan permukaan interfasial yang sangat luas. Bila
tegangan interfasial turun sampai di bawah 10 dyne per cm, maka emulsi dapat dibentuk.
Sedangkan bila tegangan interfasial mendekati nilai nol, maka emulsi akan terbentuk dengan
spontan.
Emulsi yang baik seharusnya stabil, tidak memisah, tidak berubah warna selama
pendiaman, dan tidak berubah konsistensinya. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran
partikel, perbedan densitas kedua fase, viskositas fase pendispersi, emulsi keseluruhan, jumlah
dan jenis emulsifier, serta kondisi penyimpanan (Bennet, 1947). Bila sistem emulsi tidak stabil,
maka akan terbentuk kembali lapisan dari kedua fase tersebut. Proses terbentuk dimulai dengan
terbentuknya agregat yang lebih besar dari butiran-butiran minyak, dan berlangsung terus-
Menurut Nawar (1985) emulsifier adalah suatu bahan aktif permukaan untuk
pembentukan emulsi disebabkan oleh adanya penurunan tegangan permukaan antara kedua
Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekuInya yang dapat terikat baik
pada minyak maupun air. Apabila emulsifier tersebut lebih terikat pada air atau lebih larut dalam
air, maka dapat lebih membantu terjadinya dispersi minyak dalam air sehingga terjadi emulsi
minyak dalam air (o/w). Sebaliknya, bila emulsifier lebih larut dalam minyak (non polar), dapat
Struktur emulsifier terdiri atas molekul-molekul yang mempunyai gugus lipofil dan
hidrofil. Dalam suatu emulsi, gugus lipofil akan larut dalam fase minyak, sedangkan gugus
a. Gelatin
Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, tulang
atau ligamen (jaringan ikat) hewan. Nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya
kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung
yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial
Penggunaan gelatin sangatlah luas dikarenakan gelatin bersifat serba bisa, yaitu bisa
gizi, sifatnya juga luwes yaitu dapat membentuk lapisan tipis yang elastis, membentuk film
yang transparan dan kuat, kemudian sifat penting lainnya yaitu daya cernanya yang tinggi.
b. Pektin
Kata pektin berasal dari bahasa latin pectos yang berarti pengental atau yang
membuat sesuatu menjadi keras/ padat. Pektin ditemukan oleh Vauquelin dalam jus buah sekitar
200 tahun yang lalu. Pada tahun 1790, pektin belum diberi nama. Nama pektin pertama kali
digunakan pada tahun 1824, yaitu ketika Braconnot melanjutkan penelitian yang dirintis oleh
Vauquelin. Braconnot menyebut substansi pembentuk gel tersebut sebagai asam pektat
(Herbstreith dan Fox, 2005). Secara umum, kelompok senyawa pektin disebut substansi pektat,
sementara istilah pektin lebih menggambarkan suatu produk komersial. Didalam tata nama yang
dikeluarkan oleh American Chemical Society, istilah pektin digunakan secara umum sebagai
asam pektinat yang larut dalam air dan memiliki kemampuan dalam pembentukan gel dengan
Pektin adalah substansi alami yang terdapat pada sebagian besar tanaman
pangan.Pektinlah yang biasanya bertanggung jawab atas sifat "lekat" (Jawa: pliket) apabila
seseorang mengupas buah. Pektin terdapat dalam semua tanaman namun isi dan komposisi
bervariasi tergantung pada spesies, varietas, kematangan tanaman, bagian tanaman, jaringan,
dan kondisi pertumbuhan. Pektin pada buah jeruk banyak terdapat pada bagian albedo yang
membentuk spons putih pada kulitnya,.Yang dikenal memiliki tingkat tinggi pectin, umumnya,
60 - 70 persen dari serat makanan dalam buah jeruk adalah pektin. Sumber-sumber lain dari
c. Gum Arabic
Gom (atau gum) arab, dikenal pula sebagai gum acacia (gummi arabicum) adalah salah satu
produk getah (resin) yang dihasilkan dari penyadapan getah pada batang tumbuhan legum
(polong-polongan) dengan nama sama (nama ilmiah Acacia senegal atau Acacia seyal). Nama
"gom arab" (dari "gum arabic") secara harfiah berarti "getah arab". Kemungkinan besar
tumbuhan ini berasal dari oasis padang pasir di Afrika utara, dan barangkali juga di Asia barat
Gum arab lebih mudah larut dalam air dibanding hidrokoloid lainnya. Gum arab stabil
dalam larutan asam, yaitu pada pH alami berkisar 3,9-4,9. Gum arab dapat meningkatkan
stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini juga tahan panas pada proses yang
menggunakan panas namun lebih baik jika panasnya dikontrol untuk mempersingkat waktu
pemanasan, mengingat gum arab dapat terdegradasi secara perlahan-lahan (Setyawan, 2007).
Gum arab digunakan untuk memperbaiki kekentalan atau viskositas, tekstur dalam
bentuk makanan. Selain itu gum arab dapat mempertahankan flavor dari bahan yang
dikeringkan dengan pengering semprot. Dalam hal ini gum arab membentuk lapisan yang dapat
melapisi partikel flavor, sehingga melindungi dari oksidasi, evaporasi, dan absorbsi air dari
udara. Di dalam industri pangan gum arab digunakan sebagai pengikat aroma, penstabil,
pengemulsi dalam pembuatan es krim. Batas aman penggunaan gum arab pada industri
Menurut Setyawan (2007), sifat gum arab dalam larutan dipengaruhi oleh
konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasi gum arab maka viskositas larutan semakin
meningkat. Gum arab memiliki keunikan karena kelarutan yang tinggi dan viskositas yang
rendah.
d. Sodium alginate
Alginat adalah polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari monomer -L asam guluronat
(G) dan -D asam manuronat (M), atau dapat berupa kombinasi dari kedua monomer tersebut. Alginat
dapat diperoleh dari ganggang coklat yang berasal dari genus Ascophyllum, Ecklonia, Durvillaea,
Alginate adalah sebuah gel age nganggang-diekstrak, sodium alginat digunakan dalam molekuler
keahlian memasak dalam hubungan dengan garam kalsium untuk spherification dasar dan proses
reverse-spherification. Pada tahun 1881 oleh pertama kalinya ahli kimia Inggris ECC Stanford, saat itu
ia mengekstraksi cairan kental dari rumput laut coklat dari spesies Laminaria, dengan larutan alkali. Dia
menyebut produk ini Algin, sebuah istilah yang masih umum digunakan untuk menggambarkan
sodium alginat. Sodium alginat karena itu garam diekstrak dari cairan kental dari dinding sel ganggang
coklat. Fungsi alami adalah untuk meningkatkan fleksibilitas ganggang. Dengan demikian, ganggang
berkembang di perairan bermasalah umumnya memiliki konten alginat lebih besar daripada yang
tumbuh di perairan tenang. Meskipun semua ganggang coklat dapat menjadi sumber alginat, variasi
dalam struktur kimianya mempengaruhi sifat dari produk akhir. Oleh karena itu, spesies yang berbeda
dipanen sesuai dengan tujuan yang mereka maksudkan dan dua yang paling populer adalah Pyrifera
Penggunaan sodium alginat mengambil keuntungan dari dua sifat khusus memiliki. Di satu sisi,
setelah dilarutkan dalam larutan berair, sodium alginat memiliki sifat penebalan persiapan dan
meningkatkan viskositas. Di sisi lain, ketika dibawa kedalam kontak dengan larutan kalsium,
membentuk gel. Gel ini terjadi melalui proses dingin, yang bertentangan dengan pembentukan agar-
agar gel.
e. Karagenan
Karagenan adalah senyawa yang diekstraksi dari rumput laut dari Famili Rhodophyceae
seperti Euchema spinosum dan Euchema cottonii yang terdiri dari rantai poliglikan bersulfat
dengan massa molekuler (Mr) kurang lebih di atas 100.000 serta bersifat hidrokoloid.
Karagenan tidak mempunyai nilai nutrisi dan digunakan pada makanan sebagai bahan
Tiga tipe utama karagenan yang digunakan dalam industri makanan adalah -karagenan, -
karagenan(E. cottonii), dan -karagenan (E. spinosum). Karagenan diperoleh melalui ekstraksi
dari rumput laut yang dilarutkan dalam air atau larutan basa kemudian diendapkan
menggunakan alkohol atau KCl. Alkohol yang digunakan terbatas pada metanol, etanol, dan
ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar karagenan mengandung natrium, magnesium, dan
kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan kopolimer 3,6-anhydro-
galaktosa. Karagenan banyak digunakan pada sediaan makanan, sediaan farmasi dan kosmetik
Karagenan dapat diekstraksi dari protein dan lignin rumput laut dan dapat digunakan
dalam industri pangan karena karakteristiknya yang dapat berbentuk geli, bersifat
mengentalkan, dan menstabilkan material utamanya. Karagenan sendiri tidak dapat dimakan
oleh manusia dan tidak memiliki nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu, karagenan
hanya digunakan dalam industri pangan karena fungsi karakteristiknya yang dapat digunakan
untuk mengendalikan kandungan air dalam bahan pangan utamanya, mengendalikan tekstur,