negara lain. Kurs disebut juga sebagai perbandingan nilai dalam pertukaran mata uang
berbeda. Jadi terdapat perbandingan nilai diantara kedua mata uang tersebut, dan
perbandingan inilah yang disebut dengan Kurs. Jika harga Kurs atau harga valuta asing
naik pada suatu negara, maka biasanya akan menyebabkan harga barang yang di
import menjadi lebih mahal, jika mengalami penurunan maka harga barang yang di
import biasanya akan murah.
Berikut 3 faktor yang menyebabkan adanya perbedaan nilai mata uang di setiap
negara:
1. Tingkat Inflasi
Setiap negara mempunyai persentase inflasi yang berbeda - beda, tentunya. Negara
yang tingkat inflasinya cenderung sedang dan stabil, secara otomatis akan
meningkatkan dan menguatkan daya beli masyarakatnya. Dibandingkan dengan mata
uang negara lain yang inflasinya tinggi, pasti barang - barang di dalam negaranya akan
lebih mahal.
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempunyai hubungan yang erat. Bank Sentral dapat
merubah kondisi inflasi, yang akan berpengaruh dengan nilai tukar, dengan cara
merubah suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi, akan menyebabkan permintaan
mata uang negara tersebut meningkat. Sehingga mata uang negara tersebut akan
menguat.
Jika harga/ratio ekspor meningkat lebih besar dibandingkan dengan impor, maka akan
terjadi penguatan nilai mata uang negara tersebut. Kalau negara tersebut cenderung
ekspor, maka permintaan akan barang dan jasa negara tersebut akan meningkat dan
akan berdampak langsung pada permintaan mata uang negara tersebut. Permintaan
mata uang inilah yang mempengaruhi penguatan mata uang.
Jadi, tingkat harga barang (goods) dan jasa (service) di setiap negara bisa berbeda,
ditinjau dari nilai mata uang negara tersebut. Pada mata uang di negara yang
mengalami penguatan, harga barang yang ditawarkan akan cenderung lebih murah.
Karena barang tersebut sudah dapat terbeli dengan jumlah uang yang sedikit (karena
nilai mata uangnya besar)