Anda di halaman 1dari 21

Bab 2: Gambaran Umum Wilayah

2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik


Secara geografis Kota Palopo berada pada koordinat 25315 - 30408 Lintang Selatan dan
12003'10" - 12014'34" Bujur Timur. Adapun batasan administrasi Kota Palopo terdiri dari :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatam Bua Kabupaten Luwu
Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone dan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tondon Nanggala Kabupaten Toraja Utara.
Kota Palopo merupakan salah satu wilayah kota administrasi yang berada didalam wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 258,17 Km2 dengan 9 (Sembilan) wilayah administrasi kecamatan
yang meliputi Kecamatan Wara Selatan, Kecamatan Sendana, Kecamatan Wara, Kecamatan Wara Timur,
Kecamatan Mungkajang, Kecamatan Wara Utara, Kecamatan Bara, Kecamatan Telluwanua dan
Kecamatan Wara Barat dengan jumlah 48 kelurahan.
Luas wilayah Kecamatan di Kota Palopo terdiri atas 9 Kecamatan, masing-masing kecamatan dengan
komposisi jumlah kelurahan yang beragam. Untuk nama dan luas seluruh Kecamatan yang ada di Kota
Palopo dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan

Luas Wilayah
Jumlah
Nama Kecamatan Administrasi Terbangun
Kelurahan
(%) thd (%) thd
(Ha) (Ha)
total total
Wara Selatan 4 106,6 4,31 53,30 4,41
Sendana 4 370,9 14,98 148,36 12,28
Wara 6 114,9 4,64 80,43 6,66
Wara Timur 7 120,8 4,88 84,56 7,00
Mungkajang 4 538,0 21,74 215,20 17,81
Wara Utara 6 105,8 4,27 63,48 5,26
Bara 5 233,5 9,43 140,10 11,60
Telluwanua 7 343,4 13,87 206,04 17,06
Wara Barat 5 541,3 21,87 216,52 17,92
Jumlah 48 2475,2 100 1207,99 100
Sumber: Palopo Dalam Angka Tahun 2013

Berdasarkan tabel 2.2 diatas, terlihat bahwa Kecamatan Wara Barat merupakan kecamatan dengan
wilayah administrasi terluas, sekitar 21,87% dari total luas wilayah Kota Palopo Sedangkan Kecamatan
yang memiliki luas wilayah administrasi terkecil yaitu Kecamatan Wara Utara, hanya meliputi 4,27% dari
total luas wilayah Kota Palopo. Meskipun demikian, dalam hal wilayah terbangun, luas wilayah terbangun
perkecamatan menunjukkan pola yang berbeda. Kecamatan Wara Barat memiliki persentase luas wilayah
terbangun paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya persentase kawasan terbangun di kecamatan ini
mencapai 17,92%. luas wilayah terbangun yang paliing rendah dibanding kecamatan lainnya, adalah
Kecamatan Wara Selatan sekitar 4,41% terhadap luas wilayah administatif Kecamatan.
KONDISI HIDROLOGI
Keadaan Hidrologi di Kota Palopo umumnya di Pengaruhi oleh sumber air yang berasal dari Sungai
Bambalu, Sungai Battang dan Sungai Latuppa dan anak sungai serta mata air dengan debit
bervariasi.Disatu sisi keberadaan sungai-sungai tersebut sangat potensi dikembangkan bagi kepentingan
pariwisata, misalnya wisata rafting.
Kondisi hidrologi Kota Palopo secara umum adalah sebagai berikut :
Air tanah pada umumnya terdapat pada kedalaman 40 100 meter
Air Permukaan pada umumnya berupa sungai dan genangan-genangan.
Potensi sumber daya air di Kota Palopo selain dipengaruhi oleh klimatologi wilayah, juga dipengaruhi
oleh beberapa aliran sungai yang melintas pada beberapa kawasan .
Kota Palopo terdapat 6(enam) wilayah DAS yaitu DAS Purangi, DAS Bua, DAS Songkamati, DAS
Pacangkuda, DAS Boting dan DAS Salubattang. Keenam DAS tersebut dapat disajikan pada table 2.1.
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Palopo
Nama DAS Luas (Ha)
DAS Purangi 1.037
DAS Bua 1.168,04
DAS Songka Mati 136,20
DAS Pacangkuda 6.412,80
DAS Das Boting 3.087,25
DAS Salubattang 13.760,59
Sumber : Dokumen RTRW Tahun 2012-2032

Potensi sumber daya air di wilayah Kota Palopo yang telah termanfaatkan oleh penduduk dalam
kehidupan kesehariannya untuk berbagai keperluan bersumber dari air tanah dangkal (air permukaan dan
air tanah dangkal/permukaan dapat berupa air sungai, sumur, rawa-rawa, bendungan, mata air dan lain
sebagainya, sedangkan potensi air tanah dalam dengan pemanfaatan air melalui pengeboran.
KONDISI IKLIM DAN CURAH HUJAN
Pada umumnya, Kota Palopo mempunyai iklim tropis basah yang sama seperti keadaan di
Kabupaten Luwu atau di Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya, dengan temparatur udara
berkisar antara rata-rata 25,5 27,9 derajat celcius, kelembaban udara bervariasi antara 78,8% -
85% tergantung dari lamanya penyinaran matahari yang bervariasi antara 5,2 8,5 jam/hari.
Berdasarkan data curah hujan Kota Palopo dari Badan Meteriologi dan Geofisika di pusat pencatatan
di wilayah Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo, menunjukkan curah hujan untuk daerah dataran rendah
mempunyai variasi antara 500 1000 mm/tahun, sedangkan untuk daerah hulu (pegunungan) berkisar
antara 1000 2000 mm/tahun.
Kondisi hari hujan harian di Kota Palopo tidak menentu karena udara dan butir air yang diuapkan dari
laut mengumpul menjadi awan dan mengenai pegunungan, akhirnya menjadi hujan sewaktu-waktu di Kota
Palopo.
KONDISI TOPOGRAFI
Kondisi topografi Kota Palopo berada pada ketinggian 0 1.500 meter dari permukaan laut, dengan
bentuk permukaan datar hingga berbukit dan pegunungan. Tingkat kemiringan lereng wilayah cukup
bervariasi yaitu 0 2%, 2 15%, 15 40% dan kemiringan diatas 40%. Kondisi topografi (ketinggian dan
kemiringan lereng) tersebut dipengaruhi oleh letak geografis kota yang merupakan daerah pesisir pada
bagian Timur, sedangkan pada bagian barat merupakan daerah berbukit.
Sebagian besar wilayah Kota Palopo merupakan dataran rendah, sesuai dengan keberadaannya
sebagai daerah yang terletak di pesisir pantai. sekitar 62,85 % dari luas Kota Palopo merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian 0500 m dari permukaan laut, 24,00 % terletak pada ketinggian 501
1000 m dan sekitar 14,00 % yang terletak diatas ketinggian lebih dari 1000 m.
Keadaan permukaan tanah bergunung dan berbukit terutama pada sebelah Barat yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Toraja Utara. Daerah dengan kondisi topografi relatif rendah dan berbukit
pada bagian Utara, sedangkan pada bagian timur merupakan daerah pantai yang membujur dari Utara ke
Selatan dengan panjang pantainya kurang lebih 25 Km. Bagian Selatan berbukit terutama bagian Barat,
sedangkan bagian lainnya merupakan dataran rendah yang datar dan bergelombang.
Ada tiga kecamatan yang sebagian besar daerahnya merupakan daerah pegunungan yaitu
Kecamatan Sendana, Kecamatan Mungkajang dan Kecamatan Wara Barat, sedangkan enam kecamatan
lainnya sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah. Selanjutnya dari segi luas nampak bahwa
kecamatan terluas adalah Kecamatan Wara Barat dengan luas 54,13 km2 dan yang tersempit adalah
Kecamatan Wara Utara dengan luas 10,58 km2.
Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Palopo

Sumber: Dokumen RTRW Kota Palopo Tahun 2012-2032


2.1 DEMOGRAFI
Berdasarkan data BPS Kota Palopo pada akhir Tahun 2012 jumlah penduduk Kota Palopo sebanyak
152.703 jiwa, (74.870 jiwa laki-laki dan 77.833 jiwa perempuan), dengan tingkat pertumbuhan penduduk
sebesar 1,20 % per tahun.
Rata-rata kepadatan penduduk Kota Palopo sebanyak jiwa/km2, untuk Kecamatan Wara Selatan
980,11 jiwa/km2, Kecamatan Sendana 159,48 jiwa/km2, Kecamatan Wara Timur 2648,84 jiwa/km2,
Kecamatan Mungkajang 133,92 jiwa/km2, Kecamatan Wara Utara 1885,20 jiwa/km2, Kecamatan Bara
1015,03 jiwa/km2, Kecamatan Telluwanua 351,66 jiwa/km2 dan Kecamatan Wara Barat 179,31 jiwa/km2.
Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah kecamatan Wara dan jarang penduduknya adalah
Kecamatan Mungkajang.
Sejalan dengan kebijakan yang akan diambil pemerintah dalam membangun daerah juga
memperhatikan jumlah penduduk, sebaran dan laju pertumbuhannya, untuk itu perlu dilakukan proyeksi
jumlah penduduk untuk 5 tahun kedepan, dimulai dari tahun 2012 sampai dengan 2016 Dimana sebagai
tahun dasar digunakan tahun 2011 proyeksi dilakukan untuk setiap kecamatan, dengan menggunakan
angka laju pertumbuhan penduduk setiap kecamatan, dan untuk proyeksi penduduk Kota Palopo didapat
dari jumlah total setiap kecamatan. Proyeksi dilakukan dengan menggunakan metoda bunga berganda,
dari proyeksi yang dilakukan terlihat pada tahun 2016, penduduk Kota Palopo berjumlah 166,398 jiwa
dimana jumlah penduduk terbanyak akan berada di Kecamatan Wara dengan laju pertumbuhan sebesar
2,20 %.
Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 tahun terakhir
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan Penduduk
Nama Pertumbuhan
Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
Wara Selatan 10266 10448 10633 2567 2612 2658 1.40 1.77 1.77 96 98 100

Sendana 5790 5915 6043 1448 1479 1511 1.01 2.16 2.16 16 16 16

Wara 31335 32026 32732


7834 8007 8183
1.14 2.21 2.20 273 279 285

Wara Timur 31308 31998 32703


7827 8000 8176
1.00 2.20 2.20 259 265 271

Mungkajang 7052 7205 7361


1763 1801 1840
1.02 2.17 2.17 13 13 14

Wara Utara 19203 19628 20062


4801 4907 5016
1.04 2.21 2.21 182 186 190

Bara 23190 23701 24223


5798 5925 6056
1.93 2.20 2.20 99 102 104

Telluwanua 11819 12076 12339


2955 3019 3085
1.01 2.17 2.18 34 35 36

Wara Barat 9496 9706 9921


2374 2427 2480
0.99 2.21 2.22 18 18 18
Sumber: Palopo Dalam Angka

Untuk memproyeksikan jumlah penduduk dalam kurun waktu 5 tahun ke depan digunakan metode
proyeksi Geometrik dengan rumus :
Pn = P0 (1+r)n
Dimana, Pn : jumlah penduduk pada tahun rencana
P0 : jumlah penduduk pada tahun dasar
n : jumlah tahun proyeksi
r : laju pertumbuhan penduduk per tahun.
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan
Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

Wara Selatan 10821 11013 11208 11406 11608


2705 2753 2802
2852 2902 1.77 1.77 1.77 1.77 1.77 102 103 105 107 109

Sendana 6174 6307 6444 6583 6726 1543 1577 1611 1646 1681 2.16 2.16 2.16 2.16 2.16 17 17 17 18 18

Wara 33454 34191 34945 35715 36502 8363 8548 8736 8929 9126 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 291 298 304 311 318

Wara Timur 33424 34160 34913 35682 36468 8356 8540 8728 8920 9117 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 277 283 289 295 302

Mungkajang 7520 7683 7850 8020 8193 1880 1921 1962 2005 2048 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 14 14 15 15 15

Wara Utara 20506 20959 21422 21896 22380 5126 5240 5356 5474 5595 2.21 2.21 2.21 2.21 2.21 194 198 202 207 212

Bara 24756 25302 25859 26429 27011 6189 6325 6465 6607 6753 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 106 108 111 113 116

Telluwanua 12608 12882 13163 13450 13742 3152 3221 3291 3362 3436 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 37 38 38 39 40

Wara Barat 10141 10365 10595 10830 11070 2535 2591 2649 2707 2767 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 19 19 20 20 20
Sumber: Hasil Pengolahan data Pokja Kota PalopoTahun 2014
2.2 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Palopo dari tahun 2010 sampai tahun 2014
rata-rata mengalami peningkatan sebesar 20 % untuk sektor pendapatannya, sedangkan untuk sektor belanja
juga mengalami peningkatan sebesar 18 %. Dimana untuk tahun 2014 jumlah pendapatan daerah Kota Palopo
sebesar Rp. 604.034.271.474,- dan Belanja sebesar Rp 600.476.581.050,- kondisi APBD Kota Palopo ini disajikan
pada Tabel 2.5 berikut :
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kota PalopoTahun 2010 2014
Tahun Rata2
Realisasi
No pertum
Anggaran 2010 2011 2012 2013 2014 buhan
Pendapatan 354.221.846.95 504.071.898.45
A 374.364.912.100,- 496.086.732.240,- 604.034.271.474,-
(a.1 + a.2 + a.3) 0,- 6,-
Pendapatan
26.310.275.892, 37.953.581.200,
a.1 Asli Daerah 19.031.882.650,- 29.443.903.000,- 51.844.238.907,-
- -
(PAD)
a.1.1 Pajak daerah 4.178.483.750,- 4.328.483.750,- 5.847.763.553,- 5.199.743.000,- 11.303.062.663,-
20.404.911.957, 27.616.640.350,
a.1.2 Retribusi daerah 11.668.791.900,- 22.258.160.000,- 6.668.930.000,-
- -
Hasil
pengolahan
a.1.3 kekayaan 771.275.000,- 942.080.185,- 1.531.510.570,- 1.500.000.000,- 2.239.372.222,-
daerah yang
dipisahkan
Lain-lain
a.1.4 pendapatan 2.413.332.000,- 634.800.000,- 2.957.666.727,- 486.000.000,- 31.632.874.022,-
daerah yang sah
Dana
301.504.718.55 345.976.497.43
a.2 Perimbangan 311.693.466.150,- 420.014.605.000,- 468.608.507.887,-
8,- 6,-
(Transfer)
21.443.881.558, 19.888.308.436,
a.2.1 Dana bagi hasil 22.209.086.150,- 20.630.590.000,- 20.837.586.887,-
- -
Dana alokasi 258.180.337.00 297.920.489.00
a.2.2 244.343.380.000,- 361.383.685.000,- 408.527.791.000,-
umum 0,- 0,-
Dana alokasi 21.880.500.000,
a.2.3 45.136.000.000,- 28.167.700.00,- 38.000.330.000,- 39.243.130.000,-
khusus -
Lain-lain
26.406.852.500, 120.141.819.82
a.3 Pendapatan 43.639.563.300,- 46.628.224.240,- 83.581.524.680,-
- 0,-
yang Sah
a.3.1 Hibah - 9.862.274.000,- 1.150.000.000,- - -
a.3.2 Dana darurat 5.000.000.000,- - - - -
Dana bagi hasil
pajak dari 12.130.614.500, 13.830.614.500,
a.3.3 12.130.614.500,- 13.630.614.000,- 21.391.014.000,-
provinsi kepada - -
kab./kota
Dana
penyesuaian 96.614.715.600,
a.3.4 23.155.887.200,- - 28.229.400.600,- 50.751.450.640,-
dan dana -
otonomi khusus
Bantuan
keuangan dari
a.3.5 provinsi/pemerin 3.353.061.600,- 4.413.964.000,- 6.546.489.720,- 4.768.209.640,- 11.439.060.000,-
tah daerah
lainnya

Belanja (b1 +
B 371.370.493.317,- 367.719.471.365,- 526.691.148.293,54 489.168.305.640,- 600.476.581.050,-
b.2)
Belanja Tidak
b.1 179.635.152.622,- 207.948.095.164,- 267.251.521.156,- 278.987.938.173,- 323.376.106.768,-
Langsung
Belanja 191.901.981.70 252.791.809.45 304.670.370.203,-
b.1.1 159.950.860.722,-
4,- 6,-
260.527.888.713,-
pegawai
b.1.2 Bunga 413.259.200,- 800.000.000,- 1.060.000.000,- 3.000.000.000,- 4.470.686.565,-
b.1.3 Subsidi - - - - -
10.090.100.810, 10.160.646.500, 11.325.000.000,-
b.1.4 Hibah 4.815.770.000,-
0 -
12.000.000.000,-
b.1.5 Bantuan sosial 4.972.186.400,- 4.056.012.650,- 2.139.065.200,- 1.100.000.000,- 850.000.000,-
Belanja bagi
b.1.6 - - - - -
hasil
Bantuan
b.1.7 8.382.654.000,- - - 560.050.000,- 560.050.000,-
keuangan
Belanja tidak 1.1000.000.000, -
b.1.8 1.100.422.300,- 1.100.000.000,-
-
1.800.000.000,-
terduga
Belanja 278.100.474.282,-
b.2 191.735.340.695,- 159.771.376.201,- 266.948.141.543,- 210.180.366.927,-
Langsung
29.562.012.445, 25.862.670.450, 32.129.468.545,-
b.2.1 Belanja pegawai 26.089.060.600,- 29.380.655.250,-
- -
Belanja barang 63.589.905.112, 95.662.509.852, 141.067.707.815,-
b.2.2 53.206.040.207,- 93.932.325.217,-
dan jasa - -
66.619.458.644, 145.422.961.24 104.903.287.922,-
b.2.3 Belanja modal 112.440.239.888,- 86.867.385.460,-
- 1,-
C Pembiayaan
Surplus/Defisit
Anggaran
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 - 2014, diolah
Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Palopo Tahun 2010- 2014
Tahun Rata2
No SKPD pertumbu
2010 2011 2012 2013 2014 han
1 Tata Ruang dan Cipta Karya
3.371.904.00 8.250.807.16 4.876.135.
1.a Investasi 3.399.495.400,- 20.412.607.001,-
0,- 0,- 160,-
310.000.0
1.b operasional/pemeliharaan (OM) - 59.200.000,- 90.000.000,- 24.000.000,-
00,-
2 KLH
38.600.00
2.a Investasi 24.529.091,- - 105.886.000,- 57.100.000,-
0,-
2.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
3 Kebersihan
333.551.000, 414.213.0
3.a Investasi 1.194.160.000,- 738.829.000,- 630.074.000,-
- 00,-
3.487.329.60 5.794.032.80 6.021.698.
3.b operasional/pemeliharaan (OM) 3.105.457.500,- 3.398.510.400,-
0,- 0,- 400,-
4 Dinkes
254.300.000, 235.000.0
4.a Investasi 151.790.000 217.300.000,- 162.120.000,-
- 00,-
4.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
5 Bappeda
121.000.000, 329.378.0
5.a Investasi 35.000.000,- - 75.000.000,-
- 00,-
32.700.00
5.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - -
0,-
6 Pekerjaan Umum
1.111.000.
6.a Investasi - - 416.300.000,- -
000,-
6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
n SKPD lainnya
n.a Investasi - - - - -
n.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -

24.826.446.401, 8.338.613.60 14.834.790.9 13.368.72


8 Belanja Sanitasi (1+2+3+n) 4.510.936.591,- 0,00 60,- 4.560,-
00,-

Pendanaan investasi sanitasi Total 4.510.936.591, 21.368.736.001, 4.761.284.00 9.016.758.16 7.004.326.


9
(1a+2a+3a+na) 00,- 00 0,00 0,00 160,00
3.577.329.60 5.818.032.80 6.364.398.
10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb) 3.105.457.500,- 3.457.710.400
0,00 0,00 400,00
159.771.376.20 266.948.141.543 210.180.366. 278.100.474. 97.990.57
11 Belanja Langsung
1,- ,- 927,- 282,- 9.905,-
Proporsi Belanja Sanitasi Belanja
12 0,03 0,09 0,04 0,05 0,14
Langsung(8/11)
13 Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja
1,00 0,86 0,57 0,61 0,52
Sanitasi (9/8)
14 Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi
- 0,14 0,43 0,39 0,48
(10/8)
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010- 2014, diolah
Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi,
advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi.
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kota PalopoTahun 2010 2014
Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan

Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3


1
+ 1.4 )
1.1 Air Limbah Domestik 742.110.400,- 1.131.359.001,- 1.021.082.000,- 859.871.160,- 986.123.160,-
1.2 Sampah rumah tangga 4.324.146.591,- 4.137.339.400,- 4.223.289.600,- 6..305.683.800,- 6.435.911.400,-
1.3 Drainase perkotaan 2.692.386.516,- 20.412.607.001,- 3.878.204.000,- 8.274.807.160,- 5.673.090.000,-
1.4 PHBS 151.790.000,- 217.300.000,- 162.120.000,- 254.300.000,- 235.000.000,-

Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2


2
+ 2.3 )
2.1 DAK Sanitasi - 1,168,809,500 1,114,470,000 701,070,000 913,077.000
-
2.2 DAK Lingkungan Hidup - - 318.091.183

DAK Perumahan dan - - -


2.3 - -
Permukiman
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
Bantuan Keuangan Provinsi
4
untuk Sanitasi

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1- 7.910.433.507, 27.067.414.902 10.399.165.600 16.395.732.120, 14.243.201.
2-3) - ,- ,- - 560,-

210.180.366.927,- 278.100.474.282,- 97.990.579.905


Total Belanja Langsung 159.771.376.201,- 266.948.141.543,-
,-

% APBD murni terhadap Belanja 42 42 15


45 53
Langsung
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010- 2014, diolah
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kota Palopo Tahun 2010 - 2014
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014

Total Belanja Sanitasi 7.910.433. 27.067.414 10.399.165. 16.395.732. 14.243.201.


1
Kabupaten/Kota 507,- .902,- 600,- 120,- 560,-

2 Jumlah Penduduk 147.677 149.459 152.703 156.017 159.403


Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010- 2014, diolah

Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita


Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumb
No SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 uhan (%)
1 Retribusi Air Limbah
1.a Realisasi retribusi - - - - -
1.b Potensi retribusi 30.000.000,- 35.000.000,- 35.000.000,- 35.000.000,- 40.000.000,-
2 Retribusi Sampah
2.a Realisasi retribusi - - - - -
2.b Potensi retribusi 700.000.000,- 800.000.000,- 800.000.000,- 800.000.000,- 1.000.000.000,-
3 Retribusi Drainase
3.a Realisasi retribusi - - - - -
3.b Potensi retribusi
Total Realisasi Retribusi Sanitasi
4 - - - - -
(1a+2a+3a)
Total Potensi Retribusi Sanitasi
5 1.000.000.000 835.000.000 835.000.000 835.000.000 1.040.000.000
(1b+2b+3b)
Proporsi Total Realisasi Potensi
6
Retribusi Sanitasi (4/5)
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010- 2014, diolah

Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014


Tahun
No Deskripsi
2010 2011 2012 2013 2014
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 862 192,23 925 082,15 1 000 569,31 - -

2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 11 491 845 13.160.423 15.291.241 - -


3 Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber :

2.4 Tata Ruang Wilayah


Berdasarkan perwujudan dari penataan ruang Kota Palopo maka ditetapkan kebijakan penataan
ruang wilayah meliputi :
a. Pengembangan system pusat pelayanan kota yang memperkuat kegiatan perdagangan dan jasa;
b. Peningkatan aksebilitas yang dapat mendorong pemerataan pembangunan untuk mendukung peran
kota sebagai Pusat kegiatan Wilayah;
c. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana perkotaan;
d. Peningkatan kualitas kawasan lindung dalam upaya mendukung pembangunan kota yang
berkelanjutan;
e. Pengembangan kawasan budidaya dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan;
f. Penetapan kawasan strategis kota dalam rangka pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Wilayah;
g. Pemantapan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.
Rencana struktur ruang wilayah kota berdasarkan Permen PU Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota merupakan kerangka sistem pusat-
pusat pelayanan kegiatan kota yang terhirarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan
prasarana wilayah Kota.
Rencana Struktur ruang wilayah Kota Palopo dirumuskan berdasarkan :
a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;
b. Kebutuhan pengembangan dan pelayanan kota dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi;
c. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota; dan
d. Ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rencana pola ruang pada dasarnya merupakan penetapan lokasi serta besaran ruang untuk
mewadahi berbagai jenis kegiatan fungsional perkotaan .Rencana pola ruang wilayah Kota Palopo
merupakan rumusan hasil analisis pola ruang kota yang telah dijabarkan pada laporan fakta dan analisis.
Secara umum berdasarkan fungsi utamanya Rencana pola ruang di Kota Palopo dibagi menjadi
beberapa satuan pola ruang peruntukan yang terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu : (1).Kawasan
Lindung dan (2). Kawasan Budidaya, yaitu :

1. Kawasan Lindung, yang mencakup :


a. Kawasan Hutan Lindung
b. Kawasan Hutan Konservasi
c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
d. Kawasan Perlindungan Setempat (kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai,
kawasan sempadan SUTT dan SUTET serta kawasan sempadan rel kereta api)
e. Ruang Terbuka Hijau (Ruang Terbuka Hijau Publik dan Ruang Terbuka Hijau Privat)
f. Kawasan Cagar Budaya
g. Kawasan Rawan Bencana Alam (Kawasan Rawan Banjir,Kawasan Rawan Tanah Longsor,
Kawasan Rawan Gelombang Pasang, Kawasan Rawan Abrasi dan Kawasan Rawan Kebakaran)
h. Kawasan Lindung lainnya (Kawasan konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, kawasan
konservasi perairan dan kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem pesisir berupa kawasan
pantai berhutan bakau serta kawasan konservasi maritime berupa permukiman nelayan)

2. Kawasan Budidaya, yang mencakup :


a. Kawasan Peruntukan Perumahan dan Permukiman
b. Kawasan Peruntukan Badan dan Jasa
c. Kawasan Peruntukan Perkantoran
d. Kawasan Peruntukan Industri dan Pergudangan
e. Kawasan Peruntukan Pariwisata (Pariwisata Budaya, Pariwisata Alam dan Pariwisata Buatan)
f. Kawasan Peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
g. Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana
h. Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Sektor Informal
i. Kawasan Peruntukan Lainnya, yang meliputi : Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Pelayanan
Pendidikan Tinggi, Kawasan Pelayanan Pusat Kesehatan, Kawasan Peruntukan Pertemuan,
Pameran dan Sosial Budaya, Olah Raga, Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, Kawasan
Peruntukan Pertanian, Perikanan, Pertambangan, Kawasan Peruntukan Pertahanan dan
Keamanan Negara).
Peta 2.3: Peta Rencana Struktur Ruang Kota Palopo

Sumber: RTRW kota palopo

Sumber: RTRW kota palopo


Peta 2.4: Peta Rencana Pola Ruang Kota Palopo

Sumber: RTRW kota palopo


2.5 Sosial dan Budaya
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya
manusia yang berkualitas. Dimana sumber daya tersebut tercipta melalui tingkat pendidikan yang
memadai. Berikut dari segi jumlah sekolah di tingkat pendidikan dasar, jumlah SD Negeri/Swasta yang
tersedia di Kota Palopo pada tahun 2012/2013 berjumlah 76 sekolah, masing-masing 65 SD Negeri dan 11
SD Swasta, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri/Swasta sebanyak 21 unit, sedangkan untuk
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri/Swasta sebanyak 14 unit dan SMK negeri/swasta sebanyak
19 unit sekolah.
Selain dari fasilitas pendidikan seperti yang telah dikemukakan diatas, fasilitas pendidikan yang
bernuansa religius juga ditemukan di Kota Palopo, namun demikian yang ditemukan hanya sekolah khusus
agama Islam diantaranya, MI sebanyak 4 unit sekolah, MTs Negeri/swasta sebanyak 7 unit sekolah dan
juga ditemukan MA Negeri (MAN) sebanyak 1 unit sekolah.( Lihat Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang
Tersedia di Kota Palopo )
Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Palopo
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Nama Kecamatan
Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
Wara Selatan 4 1 1 2 - - -
Sendana 4 - - - 1 1 -
Wara 14 1 4 7 - - -
Wara Timur 10 2 - 1 1 2 -
Mungkajang 5 2 - - 1 1 -
Wara Utara 8 5 3 3 - 1 -
Bara 11 4 4 5 1 1 1
Telluwanua 10 4 - 1 - 1 -
Wara Barat 10 2 2 - - - -
Sumber: Palopo dalam angka 2013
Sumber data jumlah penduduk miskin Kota Palopo diambil dari data PNPM Mandiri Perkotaan Kota
Palopo, dengan pertimbangan bahwa hanya PNPM Mandiri Perkotaan yang menyediakan data kemiskinan
Kota Palopo untuk tahun 2014 perkelurahan. Sumber data kemiskinan lainnya hanya menyajikan data
penduduk miskin tingkat Kecamatan dan tingkat Kota, sehingga sumber data tersebut tidak dapat
digunakan pada penyusunan buku putih sanitasi Kota Palopo. Adapun data penduduk miskin PNPM
Mandiri Perkotaan diperoleh dari pemetaan swadaya yang dilakukan secara partisipasi berdasarkan kriteria
kemiskinan yang telah disepakati di masing-masing kelurahan.
Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
Wara Selatan 918
Sendana 947
Wara 1890
Wara Timur 2214
Mungkajang 643
Wara Utara 1520
Bara 1900
Telluwanua 3000
Wara Barat 1032
Sumber: PNPM Mandiri Perkotaan, 2014
Persentase penduduk Kota Palopo yang terus meningkat dari tahun ke tahun menghasilkan
kepadatan bangunan dan hunian yang semakin tinggi pula.Tingkat kepadatan permukiman tersebut akan
menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun tingkat kepadatan perumahan permukiman di Kota Palopo
dapat di lihat dari
Tabel 2.13: Jumlah rumah per Kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Rumah
Wara Selatan 3678
Sendana 2942
Wara 5896
Wara Timur 5790
Mungkajang 2541
Wara Utara 4932
Bara 3065
Telluwanua 3765
Wara Barat 3071
Sumber: Palopo Dalam angka 2012
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah
Struktur kelembagaanPemerintah Kota Palopo dapat dilihat pada gambar struktur dibawah ini:

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Palopo

WALIKOTA
DPRD
WAKIL WALIKOTA

SEKRETARIS DAERAH

STAF AHLI ASISTEN ASISTEN ASISTEN


PEMERINTAHAN PEREKONOMIAN DAN ADMINISTRASI UMUM
Staf Ahli Bidang SEKRETARIAT DPRD
Bag. Adm PEMBANGUNAN
Hukum,
Pemerintahan
Pemerintahan dan
Umum Bag. Koord. Bag. Umum
Politik
Perekonomian
Bag. Hubungan Bag. Hukum
Staf Ahli Bidang
Masyarakat Bag. Pembangunan
Sosial dan SDM Bag. Organisasi
Bag. Adm Bag. Kesejahteraan
Staf Ahli Bidang Bag. Keuangan
Kemasyarakatan Rakyat
Ekonomi, Keuangan
dan Pembangunan

DINAS DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS

Kecamatan Dinas Pendidikan Inspektorat Daerah

Kelurahan / Lembang Dinas Kesehatan Bappeda


Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dinas Tata Ruang dan Permukiman BPMPL
Dinas Dukcapil BKPPK
Dinas Pertanian dan Perikanan Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan
Dinas Peternakan
Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Dinas Perhubungan dan Kominfo
Ketahanan Pangan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Badan Penanggulangan Bencana
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah
Dinas Perindustrian, Perdangan, Badan Pengelolaan dan Pengendalian
Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Lingkungan Hidup
Menengah
Satpol PP dan Linmas
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Transmigrasi
Dokumentasi
Dinas Pertambangan dan Energi
Kantor Penghubung
DPPKAD
Sumber: Bagian Organisasi Sekda Kota Palopo Dinas Pemuda dan Olahraga
Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kota Palopo

WALIKOTA

BADAN PEMBERDAYAAN DINAS TATA RUANG DINAS PENDAPATAN


BAPPEDA MASYARAKAT,PEREMPUAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN CIPTA KARYA DINAS KESEHATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN KELUARGA BERENCANA ASET DAERAH

- Sekretaris Bappeda - Bidang Penguatan Kelembagaan - Bidang Cipta Karya - Bidang Pengendalian Penyakit - Bidang Anggaran Pendapatan
- Bidang Analisis Mengenai
- Bidang Perencanaan Ekonomi Masyarakat - Seksi Utilitas dan Penyehatan Lingkungan Pengelolaan Keuangan Aset
Dampak Lingkungan
Fisik dan Perhubungan Perumahan dan - Seksi Penyehatan Lingkungan Daerah
- Bidang Pengawasan dan
Permukiman - Seksi Penyusunan APBD
Pengendalian Lingkungan
DPPKAD
- Bidang Rehabilitasi Lingkungan
2.7 Komunikasi dan Media
Kajian Komunikasi dan Pemetaan Media memberikan gambaran sejauh mana tingkat komunikasi
antara stakeholder dan media terkait sanitasi, kajian ini bertujuan untuk membantu pemerintah kota untuk
menyusun perencanaan media yang baik, efektif dan efisien serta menyusun strategi kampanye dan
komunikasi.

Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi


Dinas Khalayak
No Kegiatan Tahun Tujuan Kegiatan Pesan Kunci Pembelajaran
Pelaksana Sasaran

1 Pemicuan STBM 2013 Dinas Meningkatkan Masyarakat di Sanitasi buruk Terbatasnya


Kesehatan peranserta 100 RT pada 13 dan perilaku tenaga fasilitator
masyarakat dalam Desa/Kelurahan hidup tidak yang handal,
penyediaan prioritas yang bersih dan tidak membuat
layanan sanitasi menurut studi sehat itu pemicuan di
dan membiasakan EHRA memiliki menJijikan, sejumlah RT
PHBS dalam Indek Risiko memalukan dan kurang sukses,
kehidupan sehari- Sanitasi membuat sakit, perlu peningkatan
hari. Tertinggi. karenanya perlu jumlah fasilitator
kita perbaiki handal.
sanitasi dan
biasakan PHBS.
2 Iklan Layanan 2012 Dinas Mengajak Masyarakat Dengan Kerjasama yang
Masyarakat (ILM) Kebersihan masyarakat untuk umum. membuang baik dengan
di Media Massa dan membuang sampah sampah di media massa
Lokal Pertamanan di tempat yang tempat yang lokal selama ini
telah disediakan telah meski dengan
disediakan, anggaran biaya
berarti telah terbatas,
mengurangi frekuensi
jumlah korban penyiaran ILM
banjir di kota menjadi lebih
kita. optimal
menjangkau
masyarakat.
3. Penyuluhan tata 2010 Dinas Siswa Sekolah Siswa-siswi SD Dengan CTPS, Dampak dari
cara Cuci Tangan Pendidikan Dasar mampu dan di 20 sekolah kita terhindar kegiatan ini,
Pakai Sabun dan Dinas mau melakukan dengan angka dari penyakit, ternyata dapat
(CTPS) di sekolah Kesehatan CTPS yang baik tidak masuk dan hidup lebih menurunkan
Dasar dan benar. sekolah karena sehat. angka tidak
diare tertinggi. masuk sekolah
karena diare.
4. Dst.

Sumber: Data Sekunder Pokja Sanitasi Kota Palopo

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi

No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Pesan Kunci Efektivitas


a) b) c) Diangkat e) f)
d)
Radio Makara Masyarakat Produksi dan Keterlibatan Penanganan
Sebagian besar
FM : Umum penyiaran dari Masyarakat persampahan
masyarakat rutin
Produksi dan terutama Radio makara FM, dalam menjadi urusan
1. dalam penanganan
penyiaran masyarakat nara sumber dan pengelolaan bersama
pengelolahan
Talk Show kota Palopo data informasi dari sampah
sampah
penanganan Pokja Sanitasi.
sampah
Palopo Pos Masyarakat Pokja Sanitasi Perlu Dengan Keterlibatan
Umum menyelenggarakan peningkatan meningkatkan sebagian besar
terutama Kick OFF Kota anggaran anggaran jadi SKPD dalam Pokja
masyarakat Palopo dan Palopo sanitasi 100 % 2% APBD Sanitasi
2. kota Palopo Post dari anggaran untuk sanitasi,
menindaklanjuti tahun akan
dengan memuat sebelumnya. menghemat
artikel dan APBD 3% untuk
memberitakan Jamkesmas .

Sumber :Data Sekunder Pokhja

Peran media komunikasi atau media massa baik cetak maupun elektronik cukup membantu Pemerintah
Kota Palopo dalam meningkatkan kepedulian warga Kota Palopo terhadap kebersihan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai