Luas Wilayah
Jumlah
Nama Kecamatan Administrasi Terbangun
Kelurahan
(%) thd (%) thd
(Ha) (Ha)
total total
Wara Selatan 4 106,6 4,31 53,30 4,41
Sendana 4 370,9 14,98 148,36 12,28
Wara 6 114,9 4,64 80,43 6,66
Wara Timur 7 120,8 4,88 84,56 7,00
Mungkajang 4 538,0 21,74 215,20 17,81
Wara Utara 6 105,8 4,27 63,48 5,26
Bara 5 233,5 9,43 140,10 11,60
Telluwanua 7 343,4 13,87 206,04 17,06
Wara Barat 5 541,3 21,87 216,52 17,92
Jumlah 48 2475,2 100 1207,99 100
Sumber: Palopo Dalam Angka Tahun 2013
Berdasarkan tabel 2.2 diatas, terlihat bahwa Kecamatan Wara Barat merupakan kecamatan dengan
wilayah administrasi terluas, sekitar 21,87% dari total luas wilayah Kota Palopo Sedangkan Kecamatan
yang memiliki luas wilayah administrasi terkecil yaitu Kecamatan Wara Utara, hanya meliputi 4,27% dari
total luas wilayah Kota Palopo. Meskipun demikian, dalam hal wilayah terbangun, luas wilayah terbangun
perkecamatan menunjukkan pola yang berbeda. Kecamatan Wara Barat memiliki persentase luas wilayah
terbangun paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya persentase kawasan terbangun di kecamatan ini
mencapai 17,92%. luas wilayah terbangun yang paliing rendah dibanding kecamatan lainnya, adalah
Kecamatan Wara Selatan sekitar 4,41% terhadap luas wilayah administatif Kecamatan.
KONDISI HIDROLOGI
Keadaan Hidrologi di Kota Palopo umumnya di Pengaruhi oleh sumber air yang berasal dari Sungai
Bambalu, Sungai Battang dan Sungai Latuppa dan anak sungai serta mata air dengan debit
bervariasi.Disatu sisi keberadaan sungai-sungai tersebut sangat potensi dikembangkan bagi kepentingan
pariwisata, misalnya wisata rafting.
Kondisi hidrologi Kota Palopo secara umum adalah sebagai berikut :
Air tanah pada umumnya terdapat pada kedalaman 40 100 meter
Air Permukaan pada umumnya berupa sungai dan genangan-genangan.
Potensi sumber daya air di Kota Palopo selain dipengaruhi oleh klimatologi wilayah, juga dipengaruhi
oleh beberapa aliran sungai yang melintas pada beberapa kawasan .
Kota Palopo terdapat 6(enam) wilayah DAS yaitu DAS Purangi, DAS Bua, DAS Songkamati, DAS
Pacangkuda, DAS Boting dan DAS Salubattang. Keenam DAS tersebut dapat disajikan pada table 2.1.
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Palopo
Nama DAS Luas (Ha)
DAS Purangi 1.037
DAS Bua 1.168,04
DAS Songka Mati 136,20
DAS Pacangkuda 6.412,80
DAS Das Boting 3.087,25
DAS Salubattang 13.760,59
Sumber : Dokumen RTRW Tahun 2012-2032
Potensi sumber daya air di wilayah Kota Palopo yang telah termanfaatkan oleh penduduk dalam
kehidupan kesehariannya untuk berbagai keperluan bersumber dari air tanah dangkal (air permukaan dan
air tanah dangkal/permukaan dapat berupa air sungai, sumur, rawa-rawa, bendungan, mata air dan lain
sebagainya, sedangkan potensi air tanah dalam dengan pemanfaatan air melalui pengeboran.
KONDISI IKLIM DAN CURAH HUJAN
Pada umumnya, Kota Palopo mempunyai iklim tropis basah yang sama seperti keadaan di
Kabupaten Luwu atau di Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya, dengan temparatur udara
berkisar antara rata-rata 25,5 27,9 derajat celcius, kelembaban udara bervariasi antara 78,8% -
85% tergantung dari lamanya penyinaran matahari yang bervariasi antara 5,2 8,5 jam/hari.
Berdasarkan data curah hujan Kota Palopo dari Badan Meteriologi dan Geofisika di pusat pencatatan
di wilayah Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo, menunjukkan curah hujan untuk daerah dataran rendah
mempunyai variasi antara 500 1000 mm/tahun, sedangkan untuk daerah hulu (pegunungan) berkisar
antara 1000 2000 mm/tahun.
Kondisi hari hujan harian di Kota Palopo tidak menentu karena udara dan butir air yang diuapkan dari
laut mengumpul menjadi awan dan mengenai pegunungan, akhirnya menjadi hujan sewaktu-waktu di Kota
Palopo.
KONDISI TOPOGRAFI
Kondisi topografi Kota Palopo berada pada ketinggian 0 1.500 meter dari permukaan laut, dengan
bentuk permukaan datar hingga berbukit dan pegunungan. Tingkat kemiringan lereng wilayah cukup
bervariasi yaitu 0 2%, 2 15%, 15 40% dan kemiringan diatas 40%. Kondisi topografi (ketinggian dan
kemiringan lereng) tersebut dipengaruhi oleh letak geografis kota yang merupakan daerah pesisir pada
bagian Timur, sedangkan pada bagian barat merupakan daerah berbukit.
Sebagian besar wilayah Kota Palopo merupakan dataran rendah, sesuai dengan keberadaannya
sebagai daerah yang terletak di pesisir pantai. sekitar 62,85 % dari luas Kota Palopo merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian 0500 m dari permukaan laut, 24,00 % terletak pada ketinggian 501
1000 m dan sekitar 14,00 % yang terletak diatas ketinggian lebih dari 1000 m.
Keadaan permukaan tanah bergunung dan berbukit terutama pada sebelah Barat yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Toraja Utara. Daerah dengan kondisi topografi relatif rendah dan berbukit
pada bagian Utara, sedangkan pada bagian timur merupakan daerah pantai yang membujur dari Utara ke
Selatan dengan panjang pantainya kurang lebih 25 Km. Bagian Selatan berbukit terutama bagian Barat,
sedangkan bagian lainnya merupakan dataran rendah yang datar dan bergelombang.
Ada tiga kecamatan yang sebagian besar daerahnya merupakan daerah pegunungan yaitu
Kecamatan Sendana, Kecamatan Mungkajang dan Kecamatan Wara Barat, sedangkan enam kecamatan
lainnya sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah. Selanjutnya dari segi luas nampak bahwa
kecamatan terluas adalah Kecamatan Wara Barat dengan luas 54,13 km2 dan yang tersempit adalah
Kecamatan Wara Utara dengan luas 10,58 km2.
Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Palopo
Sendana 5790 5915 6043 1448 1479 1511 1.01 2.16 2.16 16 16 16
Untuk memproyeksikan jumlah penduduk dalam kurun waktu 5 tahun ke depan digunakan metode
proyeksi Geometrik dengan rumus :
Pn = P0 (1+r)n
Dimana, Pn : jumlah penduduk pada tahun rencana
P0 : jumlah penduduk pada tahun dasar
n : jumlah tahun proyeksi
r : laju pertumbuhan penduduk per tahun.
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan
Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Sendana 6174 6307 6444 6583 6726 1543 1577 1611 1646 1681 2.16 2.16 2.16 2.16 2.16 17 17 17 18 18
Wara 33454 34191 34945 35715 36502 8363 8548 8736 8929 9126 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 291 298 304 311 318
Wara Timur 33424 34160 34913 35682 36468 8356 8540 8728 8920 9117 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 277 283 289 295 302
Mungkajang 7520 7683 7850 8020 8193 1880 1921 1962 2005 2048 2.17 2.17 2.17 2.17 2.17 14 14 15 15 15
Wara Utara 20506 20959 21422 21896 22380 5126 5240 5356 5474 5595 2.21 2.21 2.21 2.21 2.21 194 198 202 207 212
Bara 24756 25302 25859 26429 27011 6189 6325 6465 6607 6753 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 106 108 111 113 116
Telluwanua 12608 12882 13163 13450 13742 3152 3221 3291 3362 3436 2.18 2.18 2.18 2.18 2.18 37 38 38 39 40
Wara Barat 10141 10365 10595 10830 11070 2535 2591 2649 2707 2767 2.22 2.22 2.22 2.22 2.22 19 19 20 20 20
Sumber: Hasil Pengolahan data Pokja Kota PalopoTahun 2014
2.2 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Palopo dari tahun 2010 sampai tahun 2014
rata-rata mengalami peningkatan sebesar 20 % untuk sektor pendapatannya, sedangkan untuk sektor belanja
juga mengalami peningkatan sebesar 18 %. Dimana untuk tahun 2014 jumlah pendapatan daerah Kota Palopo
sebesar Rp. 604.034.271.474,- dan Belanja sebesar Rp 600.476.581.050,- kondisi APBD Kota Palopo ini disajikan
pada Tabel 2.5 berikut :
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kota PalopoTahun 2010 2014
Tahun Rata2
Realisasi
No pertum
Anggaran 2010 2011 2012 2013 2014 buhan
Pendapatan 354.221.846.95 504.071.898.45
A 374.364.912.100,- 496.086.732.240,- 604.034.271.474,-
(a.1 + a.2 + a.3) 0,- 6,-
Pendapatan
26.310.275.892, 37.953.581.200,
a.1 Asli Daerah 19.031.882.650,- 29.443.903.000,- 51.844.238.907,-
- -
(PAD)
a.1.1 Pajak daerah 4.178.483.750,- 4.328.483.750,- 5.847.763.553,- 5.199.743.000,- 11.303.062.663,-
20.404.911.957, 27.616.640.350,
a.1.2 Retribusi daerah 11.668.791.900,- 22.258.160.000,- 6.668.930.000,-
- -
Hasil
pengolahan
a.1.3 kekayaan 771.275.000,- 942.080.185,- 1.531.510.570,- 1.500.000.000,- 2.239.372.222,-
daerah yang
dipisahkan
Lain-lain
a.1.4 pendapatan 2.413.332.000,- 634.800.000,- 2.957.666.727,- 486.000.000,- 31.632.874.022,-
daerah yang sah
Dana
301.504.718.55 345.976.497.43
a.2 Perimbangan 311.693.466.150,- 420.014.605.000,- 468.608.507.887,-
8,- 6,-
(Transfer)
21.443.881.558, 19.888.308.436,
a.2.1 Dana bagi hasil 22.209.086.150,- 20.630.590.000,- 20.837.586.887,-
- -
Dana alokasi 258.180.337.00 297.920.489.00
a.2.2 244.343.380.000,- 361.383.685.000,- 408.527.791.000,-
umum 0,- 0,-
Dana alokasi 21.880.500.000,
a.2.3 45.136.000.000,- 28.167.700.00,- 38.000.330.000,- 39.243.130.000,-
khusus -
Lain-lain
26.406.852.500, 120.141.819.82
a.3 Pendapatan 43.639.563.300,- 46.628.224.240,- 83.581.524.680,-
- 0,-
yang Sah
a.3.1 Hibah - 9.862.274.000,- 1.150.000.000,- - -
a.3.2 Dana darurat 5.000.000.000,- - - - -
Dana bagi hasil
pajak dari 12.130.614.500, 13.830.614.500,
a.3.3 12.130.614.500,- 13.630.614.000,- 21.391.014.000,-
provinsi kepada - -
kab./kota
Dana
penyesuaian 96.614.715.600,
a.3.4 23.155.887.200,- - 28.229.400.600,- 50.751.450.640,-
dan dana -
otonomi khusus
Bantuan
keuangan dari
a.3.5 provinsi/pemerin 3.353.061.600,- 4.413.964.000,- 6.546.489.720,- 4.768.209.640,- 11.439.060.000,-
tah daerah
lainnya
Belanja (b1 +
B 371.370.493.317,- 367.719.471.365,- 526.691.148.293,54 489.168.305.640,- 600.476.581.050,-
b.2)
Belanja Tidak
b.1 179.635.152.622,- 207.948.095.164,- 267.251.521.156,- 278.987.938.173,- 323.376.106.768,-
Langsung
Belanja 191.901.981.70 252.791.809.45 304.670.370.203,-
b.1.1 159.950.860.722,-
4,- 6,-
260.527.888.713,-
pegawai
b.1.2 Bunga 413.259.200,- 800.000.000,- 1.060.000.000,- 3.000.000.000,- 4.470.686.565,-
b.1.3 Subsidi - - - - -
10.090.100.810, 10.160.646.500, 11.325.000.000,-
b.1.4 Hibah 4.815.770.000,-
0 -
12.000.000.000,-
b.1.5 Bantuan sosial 4.972.186.400,- 4.056.012.650,- 2.139.065.200,- 1.100.000.000,- 850.000.000,-
Belanja bagi
b.1.6 - - - - -
hasil
Bantuan
b.1.7 8.382.654.000,- - - 560.050.000,- 560.050.000,-
keuangan
Belanja tidak 1.1000.000.000, -
b.1.8 1.100.422.300,- 1.100.000.000,-
-
1.800.000.000,-
terduga
Belanja 278.100.474.282,-
b.2 191.735.340.695,- 159.771.376.201,- 266.948.141.543,- 210.180.366.927,-
Langsung
29.562.012.445, 25.862.670.450, 32.129.468.545,-
b.2.1 Belanja pegawai 26.089.060.600,- 29.380.655.250,-
- -
Belanja barang 63.589.905.112, 95.662.509.852, 141.067.707.815,-
b.2.2 53.206.040.207,- 93.932.325.217,-
dan jasa - -
66.619.458.644, 145.422.961.24 104.903.287.922,-
b.2.3 Belanja modal 112.440.239.888,- 86.867.385.460,-
- 1,-
C Pembiayaan
Surplus/Defisit
Anggaran
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 - 2014, diolah
Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Palopo Tahun 2010- 2014
Tahun Rata2
No SKPD pertumbu
2010 2011 2012 2013 2014 han
1 Tata Ruang dan Cipta Karya
3.371.904.00 8.250.807.16 4.876.135.
1.a Investasi 3.399.495.400,- 20.412.607.001,-
0,- 0,- 160,-
310.000.0
1.b operasional/pemeliharaan (OM) - 59.200.000,- 90.000.000,- 24.000.000,-
00,-
2 KLH
38.600.00
2.a Investasi 24.529.091,- - 105.886.000,- 57.100.000,-
0,-
2.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
3 Kebersihan
333.551.000, 414.213.0
3.a Investasi 1.194.160.000,- 738.829.000,- 630.074.000,-
- 00,-
3.487.329.60 5.794.032.80 6.021.698.
3.b operasional/pemeliharaan (OM) 3.105.457.500,- 3.398.510.400,-
0,- 0,- 400,-
4 Dinkes
254.300.000, 235.000.0
4.a Investasi 151.790.000 217.300.000,- 162.120.000,-
- 00,-
4.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
5 Bappeda
121.000.000, 329.378.0
5.a Investasi 35.000.000,- - 75.000.000,-
- 00,-
32.700.00
5.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - -
0,-
6 Pekerjaan Umum
1.111.000.
6.a Investasi - - 416.300.000,- -
000,-
6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
n SKPD lainnya
n.a Investasi - - - - -
n.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1- 7.910.433.507, 27.067.414.902 10.399.165.600 16.395.732.120, 14.243.201.
2-3) - ,- ,- - 560,-
WALIKOTA
DPRD
WAKIL WALIKOTA
SEKRETARIS DAERAH
WALIKOTA
- Sekretaris Bappeda - Bidang Penguatan Kelembagaan - Bidang Cipta Karya - Bidang Pengendalian Penyakit - Bidang Anggaran Pendapatan
- Bidang Analisis Mengenai
- Bidang Perencanaan Ekonomi Masyarakat - Seksi Utilitas dan Penyehatan Lingkungan Pengelolaan Keuangan Aset
Dampak Lingkungan
Fisik dan Perhubungan Perumahan dan - Seksi Penyehatan Lingkungan Daerah
- Bidang Pengawasan dan
Permukiman - Seksi Penyusunan APBD
Pengendalian Lingkungan
DPPKAD
- Bidang Rehabilitasi Lingkungan
2.7 Komunikasi dan Media
Kajian Komunikasi dan Pemetaan Media memberikan gambaran sejauh mana tingkat komunikasi
antara stakeholder dan media terkait sanitasi, kajian ini bertujuan untuk membantu pemerintah kota untuk
menyusun perencanaan media yang baik, efektif dan efisien serta menyusun strategi kampanye dan
komunikasi.
Peran media komunikasi atau media massa baik cetak maupun elektronik cukup membantu Pemerintah
Kota Palopo dalam meningkatkan kepedulian warga Kota Palopo terhadap kebersihan lingkungan.