A. Definisi Atelektasis
Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan
berkembang secara sempurna sehingga aerasi berkurang atau sama sekali tidak berisi udara.
Hilangnya volume paru secara parsial ataupun komplit dapat diartikan sebagai kolaps atau
atelektasis. Akhir-akhir ini kolaps atau atelektasis telah menjadi sinonim dan kedua hal
tersebut diartikan sebagai berkurangnya volume udara di dalam paru dan berkaitan dengan
menurunnya volume paru. Hal ini bertolak belakang dengan konsolidasi yang berarti
berkurangnya udara di paru namun volume paru tetap norma. Atelektasis adalah penyakit
restriktif akut yang umum terjadi, mencakup kolaps jaringan paru atau unit fungsional paru.
Atelektasis merupakan masalah umum klien pascaoperasi. Ateletaksis adalah ekspansi yang tidak
sempurna paru saat lahir (ateletaksis neokatorum) atau kolaps sebelum alveoli berkembang
sempurna, yang biasanya terdapat pada dewasa yaitu ateletaksis didapat (acovired
penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat
dangkal. Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan
berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkembang atau sama sekali tidak terisi udara.
Sebagai dasar gambaran radiologis pada atelektasis adalah pengurangan volume bagian paru baik
lobaris, segmental atau seluruh paru, dengan akibat kurangnya aerasi sehingga memberi bayangan
lebih suram (densitas tinggi) dengan penarikan mediastinum kearah atelektasis, sedangkan diafragma
tertarik ke atas dan sela iga menyempit. Dengan adanya atelektasis, maka bagian paru sekitarnya
mengalami suatu enfisema kompensasi yang kadang-kadang begitu hebatnya sehingga terjadi
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus. Penyumbatan juga
bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil. Penyumbatan bisa disebabkan oleh
adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus. Atau
bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu yang menekan dari luar, seperti tumor atau pembesaran
Jika saluran pernafasan tersumbat, udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran darah
sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yang mengkerut biasanya
terisi dengan sel darah, serum, lendir, dan kemudian akan mengalami infeksi. Atelektasis
a. Bronkus tersumbat
penyumbatan bisa berasal didalam bronkus (tumor bronkus, benda asing, cairan sekresi yang
massif) dan penyumbatan bronkus akibat penengkanan dari luar bronkus akibat penengkanan
b. Tekanan ekstrapulmoner
Biasanya disebabkan oleh pneumothoraks, cairan pleura, peninggian diafragma, herniasi alat
perut kedalam rongga thoraks, dan tumor intra thoraks tepe ekstrapulmuner (tumor
mediastinum).
akan menyebabkan perkembangan paru yang tidak sempurna, misalnya pada kasus
poliomiolitis dan kelainan neurologic lainya. Gerak nafas yang tergangu akan mempengaruhi
kelancangan pengeluaran secret bronkus dan ini menyebabkan penyumbatan bronkus yang
kelainan pleura atau trauma toraks yang menahan rasa sakit. Keadaan ini juga akan
alveolar terdapat pada kedua keadaan tersebut, penyebab kolapsnya dapat dibedakan dengan
jelas. Atelektasis timbul karna alveoli menjadi kurang berkembang atau tidak berkembang,
sedangkan pneumothoraks timbul karena udara masuk kedalam rongga pleura. Pada
kebanyakan pasien, pneumothoraks tidak dapat dicegah dengan perawatan yang tepat .
Penyebab internal yang utama adalah adanya sumbatan didalam bronkus atau bronkiolus,
antara lain dapat terjadi oleh mukus, jaringan neoplasma jaringan granulomatous, absesparu,
C. MENIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis sangat bervariasi, tergantung pada sebab dan luasnya atelektasis.
bronkopmeumonia, dan lain-lain jarang menimbulkan gejala klinis yang jelas, kecuali
jika ada obstruksi pada bronkus utama Gejala klinis sangat berfariasi, tergantung pada
sebab dan luas atelectasis. Pada umumnya atelectasis yang terjadi pada penyakit
tuberkolosis, limfoma, neoplasma, asma dan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
yang jelas, kecuali bila terjadi obstuksi pada bronkus utama. Jika daerah atelectasis itu
luas dan terjadi dengan cepat, akan terjadi dispnu dengan pola pernafasan yang cepat dan
dangkal , takikardi dan sering terjadi sianosis. Pada perkusi redup dan mungkin pula
normal bila terjadi emfisema kompensasi. Pada atelectasis yang luas atau atelectasis yang
melibatkan lebih dari 1 lobus , bising nafas akan melemah atau sama sekali tidak
terdengar. Kalau diteliti lebih lanjut biasanya akan diketahui adanya perbedaan gerak
dinding toraks, gerak sela iga dan diafragma. Pada perkusi mungkin batas jantung dan
mediastinum akan bergeser, letak diafragma mungkin meninggi. Pada anak yang sehat
tapi tiba-tiba menderita sesak nafas disertai sianosis, kita harus waspada terhadap
terjadinya atelectasis yang luas atau massif yang disebabkan oleh penyumbatan salah
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang ringan.
1. Gangguan Pernafasan
2. Nyeri Dada
3. Batuk
Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang
Pada atelektasis absorpsi, obstruksi saluran napas menghambat masuknya udara ke dalam
alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan. Udara yang sudah terdapat dalam alveolus
tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke dalam aliran darah dan alveolus kolaps. Untuk
mengembangkan alveolus yang kolaps total diperlukan tekanan udara yang lebih besar,
seperti halnya seseorang harus meniup balon lebih keras pada waktu mulai mengembangkan
balon. Atelektasis absorpsi dapat disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik atau ekstrinsik.
Obstruksi bronkus intrinsik paling sering disebabkan oleh secret atau eksudat yang tertahan.
Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya disebabkan oleh neoplasma, pembesaran kelenjar
Setelah penyumbatan bronchial yang terjadi secara mendadak sirkulasi darah perifer akan diserap
oleh udara dari alveoli, yang akan menyebabkan terjadinya kegagalan pernapasan dan penarikan
kembali paru-paru dalam beberapa menit, hal ini tanpa desebabkan adanya infeksi. Paru-paru akan
menyusut secara komplek. Dalam tingkat awal, perfusi darah paru-paru akan kekurangan udara yang
menyebabkan hipoksemi arterial. Jika kapiler dan jaringan hipoksia mengakibatkan timbulnya
transudat berupa gas dan cairan serta udem paru. Pengeluaran transudat dari alveoli dan sel
merupakan pencegahan komplit kolaps dari atelektasis paru. Daerah sekitar paru-paru yang
mengalami udem kompensata sebagian akan kehilangan volume. Bagaimanapun juga pada kasus
kolaps yang luas diafragma mengalami paninggian, dinding dada nyeri dan hal ini akan
Sesak yang disebabkan merupakan variasi perubahan stimulus pusat respirasi dan kortek serebral.
Stimulus berasal dari kemoreseptor di mana terdapat daerah atelektasis yang luas yang
menyebabkan tekanan O2 kurang atau berasal dari paru-paru dan otot pernapasan, dimana paru-paru
kekurangan oksigen tidak terpenuhi dan penambahan kerja pernapasan. Kiranya aliran darah pada
daerah yang mengalami atelektasis berkurang. Tekanan CO 2 biasanya normal atau seharusnya turun
1. Indentitas
Nama,
Umur, terjadi pada bayi yang baru lahir, anak-anak atau pada usia tua
Jenis kelamin bisa terjadi pada pria dan wanita
Pekerjaan, biasanya terjadi pada orang yang bekerja pada daerah dengan polusi tinggi
2. Keluhan utama
pada atelektasis keluhan utama yang dirasakan adalah
- Sesak nafas
- Nyeri dada
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merasakan sesak nafas, setelah beraktivitas dan merasakan nyeri dada pada
bagian yang terkena atelektasis
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien tidak mempunyai penyakit menurun
5. Riwayat penyakit dahulu
Pada saat lahir pasien pernah mengalami kelainan yaitu setelah lahir belum sempat
terjadi tangis yang pertama
6. Riwayat psiko social
- Pasien merasakan cemas karena mengalami nyeri
- Pasien jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar
7. Pola aktivitas sehari-hari
- Mobilisasi berkurang karena pasien sesak nafas jika pasien banyak
melakukan aktivitas
- Pola istirahat, tidur pasien menjadi berkurang atau tidak teratur
- Pemasukan nutrisi dan cairan berkurang
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan thoraks yang cermat, yang mencakup inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi, seringkali menunjukkan diagnosis kelainan paru yang terjadi. Hasil pemeriksaan
fisik pada atelektasis (obstruksi lobaris) yang sering ditemukan adalah :
Tanda-tanda vital
TD : hipertensi
S : hipertermi >39C
RR : dipsnea 30x/mnt
N : takikardi 130x/mnt
Inspeksi berkurangnya gerakan pada sisi yang sakit,
adanya sianosis pada bibir dan ujung jari
pasien terlihat pucat
Palpasi fremitus berkurang, trakea dan jantung bergeser
Perkusi batas jantung dan mediastinumm akan bergeser
letak diagfragma meninggi
Auskultasi suara nafas melemah,dan terdengar ronki
Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen dada
Menunjukan adanya daerah bebas udara di paru-paru
2. CT scan
Menentukan penyebab terjadinya penyumbatan
3. GDA
Untuk menunjukan derajat hipoksemia dan keadekuatan ventilasi alveolar
Analisa Data
No Dx Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Ds : keluarga px mengatakan px Gangguan pertukaran
Gangguan
sesak saat bernafas. pengembangan gas
paru/kolaps alveoli
Do : - Px terlihat lemah.
Bunyi nafas ronki
Ventilasi & pervusi
Bunyi nafas pasien melemah tdk seimbang
Frekwensi nafas px >16x/m
Gangguan pertukaran
gas
2 Ds: -Dispnea Terjadi dengan cepat Ketidakefektifan pola
dan luas dispenu
-Sakit kepala pada saat bangun nafas
-Gangguan penglihatan
Pola nafas cpt dan
Do:-Gas darah arteri yang tidak dangkal
normal
-Ketidaknormalan frekuensi, irama, ketidakefektifan pola
dan kedalaman pernafasan nafas
-Sianosis
-Takikardia
3 Ds: keluargaa px mengatkan bahwa Ketidakafektifan
Sumbatan bronkus
px saat bernafas terdapat bunyi bersihan jalan nafas
Do: -bunyi nafas ronki
Gangguan
-bunyi nafas px melemah pengeluaran mukus
-Frekwensi nafas px >16x/m
Akumulasi mukus pd
bronkus
Ketidakafektifan
bersihan jalan nafas
4 Ds: -Nyeri dada Terjadi dengan cepat Gangguan perfusi
dan luas
-Dispnea jaringan
-Rasa seperti akan mati Asupan oksigen
jaringan menurun
Do:-Aritmia
-Retraksi dada
Oksigen jaringan
-Pengisian kembali kapiler lebih menurun
dari tiga detik
-Pengembangan cuping hidung Sianosis
Gangguan perfusi
jaringan
2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi dan perfusi tidak seimbang
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d pola nafas cepat dan dangkal
3. Ketidakafektifan bersihan jalan nafas b.d akumulasi mukus pada bronkus
4. Gangguan perfusi jaringan b.d oksigen jaringan menurun;sianosis
I. INTERVENSI DAN RASIONAL
Kolaborasi
Awasi /gambaran seri GDA
dan nadi
Rasional : PaCO2 biasanya
meningkat
(bronchitis,emfisema)dan PaCO2
secara umum menurun ,sehingga
terjadi hipoksia .
Observasi timbulnya
gagal nafas.
Rasional : Ketidakmampuan
tubuh dalam proses respirasi
diperlukan intervensi yang kritis
dengan menggunakan alat bantu
pernafasan (mekanical
ventilation).
observasi warna
kulit,membran mukosa,dan kuku
Rasional : sianosis kuku
menunjukan adanya
vasokontruksi,sianosis membram
mukosa dan kulit sekitar mulut
menunjukan hipoksemia sistemik
Kolaborasi
Berikan obat sesuai
indikasi
bronkodilator,mis :egonis
:epinefrin (adrenalin ,vaponefrin
) Xantin ,mis:aminofilin
,oxtrifilin.
Rasional : merilekskan otot
halus dan menurunkan kongesti
lokal
berikan humidikasi
tambahan,mis:nebulizer
ultranik,humidifier aerosol
ruangan
Rasional : kelembaban
menurunkan kekentalan sekret
dan mempermudah
pengeluaran secret.
berikan pengobatan
pernafasan ,mis ;fisioterapi dada
Rasional : drainase postural dan
perkusi bagian penting untuk
mengencerkan secret.dan
memperbaiki ventilasi pada
segmen