Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAKSI

Oral candidiasis, umunya disebabkan oleh Candida Albican, Oral Candidiasis sangat
berperan penting dalam ilmu stomatologi karena frekuensi dan variasi klinisnya. Infeksi sering
diamati pada orang dengan berbagai faktor prediposisi. Bentuk klinis dari oral candidiasis sangat
bervariasi dan banyak klasifikasi yang telah digunakan. Pada kasus berikut terdapat seorang
pasien laki-laki dengan plak keputihan yang berbatas jelas dan sulit dihilangkan, terletak pada
mukosa pipi dan mukosa bibir. Sampel diambil dari lesi yang sudah dikultur dan diidentifikasi
adanya candida albicans serta didukung dengan diagnosis klinis dari hyperplastic candidiasis
kronik. Diterapkan terapi anti jamur dengan menggunakan mikonazol. Kontrol yang dilakukan
dua bulan kemudian menunjukkan perbaikan pada lesi dan remisi total yang sudah diamati
setelah enam bulan. Hal yang terpenting pada kasus ini adalah fakta bahwa hyperplastic
candidiasis memiliki prevalensi yang sangat rendah dibandingkan terhadap jenis klinis lainnya
seperti candidiasis pseudo membranous atau eritematosa. Selain itu, hal yang terpenting adalah
pemantauan klinis harus dilakukan secara menyeluruh karena candidiasis memiliki resiko
malignansi ( keganasan )
BAB I

PENDAHULUAN

Oral candidiasis disebabkan oleh candida yang biasanya terdapat di rongga mulut. Sekitar
50% dari individu yang sehat, candida berperan sebagai organisme komensal. Transformasi dari
organisme komensal ke pathogen tergantung pada intervensi faktor predisposisi yang berbeda
sehingga memodifikasi lingkungan mikro dari rongga mulut dan mendukung munculnya infeksi
oportunistik. Adapun faktor-faktor yang mendukung munculnya infeksi oportunistik adalah
sebagai berikut : iritasi lokal yang kronis, perawatan yang tidak adekuat, kortikosteroid,
xerostomia, faktor diet, gangguan imunologis dan endokrin, penyakit ganas dan kronis, disklarasi
darah yang parah, radiasi ke kepala dan leher, nutrisi yang abnormal, usia, dysplasia epitel oral
dan merokok berat.
Candida albican adalah spesies yang paling ganas dan paling sering dijumpai, diikuti
candida tropicalis, candida glabrata, candida parapsilosis, candida guillermondii, candida krusei,
candida kyfer dan candida dubliniensis.(Christian Yonathan Wiratmo/1602551041). Candida
yang menginfeksi oral mukosa dapat memproduksi manifestasi klinik dan manifestasi patologis
yang berbeda. Saat ini, klafisikasi yang paling umum digunakan adalah yang dikembangkan
oleh Holmtup dan Axel. Adapun Klasifikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut : Pseudo
Membranous (akut-kronis), erythematous candidiasis (akut-kronis), hyperplastic candidiasis
serta Lesi-lesi terkait seperti (pristhrtic stomatitis, angle cheilitis, rhomboid glossitis)
Erythematous candidiasis dikerakteristikan berdasarkan lokasi erythema yang terdapat di
oral mukosa, yang biasanya terdapat pada lidah dan palatum. Erythematous candidiasis berkaitan
erat dengan penggunaan antibiotic spectrum luas, corticosteroids dan infeksi HIV. Pada bagian
dorsum lidah, Erythematous Candidiasis menyebabkan adanya depapillated areas(area lidah yang
kehilangan papila) yang disebabkan oleh hilangnya papilla filiform. Secara histologis, lesi yang
terbentuk menyerupai pseudo membranous candidiasis. Pseudo membranous candidiasis
merupakan jenis candidiasis yang paling umum, dinyatakan 60% dari kasus candidiasis.
Pseudo membranous candidiasis atau thrush, ditandai dengan adanya bercak putih di
permukaan mukosa pipi, lidah dan palatum molle, terjadi pada pasien yang menggunakan
coerticosteroid secara tropical(salep) atau aerosol(spray) dan pasien positive HIV serta tipe
lainya dapat disebabkan dari gangguan system imun pasien .
Hyperplastic candidiasis merupakan jenis candidiasis yang paling tidak umum diantara tiga jenis
candidiasis sebelumnya, dengan presentasi 5% dari kasus candidiasis. CHC dapat bermanifestasi
dalam bentuk nodular atau menyerupai plak berwarna putih yang tidak bisa dikaitan dengan
penyakit lainnya,plak putih bersifat menempel kuat pada mukosa dan sulit untuk dihapus,
biasanya terdapat pada mukosa pipi, lidah dan khususnya pada bagian bilateral mukosa bibir.
Infeksi yang disebabkan oleh jenis candida hypae tidak hanya ditemukan pada permukaan
jaringan epitel tetapi infeksi sudah mencapai lapisan yang lebih dalam sehingga dapat
menyembabkan dysplasia epitel dengan resiko keganasan.
Diagnosis sering dilakukan berdasarkan pemeriksaan klinis dan riwayat penyakit yang
diderita secara menyeluruh serta dengan melakukan metode diagnosis tambahan berupa biopsy
dan micobiological culture dengan menggunakan Sabaouraud dextrose agar dan media
chromogenic. Hal tersebut sangat membantu dalam menegakan diagnosis.
Penanganan Oral Candidiasis harus mengarah pada identifikasi factor-faktor yang
mendasari penyebab terjadinya penyakit, melalui pemerikasaan klinis dan riwayat penyakit
pasien. Jika factor-faktor yang diperoleh dari observasi riwayat penyakit pasien tidak memiliki
keterkaitan dengan penyakit yang di derita maka terapi obat dapat dilakukan. Penanganan dapat
dilakukan dengan memberikan obat jenis topical polyene (nystatin atau amphotericin) atau obat
antifungal jenis azole(clotrimazole, miconazole, ketoconazole,fluconazole atau itraconazole).
Pemilihan obat tergantung pada riwayat klinis pasien serta gejala yang terjadi di rongga mulut
CYINTHIA ASAWISTA (1602551042)
BAB II
LAPORAN KASUS

Seorang pria berusia 50 tahun melakukan kunjungan pertamanya ke Klinik Gigi Herrera CEU-
Cardenal. Alasan kunjungannya adalah untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan mulut
karena sudah 3 tahun sejak kunjungan terakhirnya ke dokter gigi. Pasien itu merokok sebanyak
10 batang rokok per hari, tanpa penyakit sistemik lainnya. Kami mengamati plak keputihan tanpa
rasa sakit dan tanpa batas, yang tidak terlepas dari mukosa, terletak di pipi, dan pada kedua lip
retro-commissures (Gambar 1) pasien tersebut tidak tahu berapa lama dia menderita lesi tersebut.
Gambaran klinis lesi putih dapat didiagnosis sebagai Candidiasis hiperplastik kronis (CHC).
Oleh karena itu, diagnosis banding semua lesi putih yang tidak bisa diangkat harus dilakukan
seperti leukoplakia. Kami menasihati pasien untuk berhenti merokok. Untuk menetapkan
diagnosis definitif, kami membuat biopsi dengan anestesi lokal (Gambar 2) dan pengamatan
mikrobiologi komplementer.

Biopsi lesi biasanya diperoleh dan diwarnai dengan hematoxylin-eosin, hasilnya menunjukkan
mukosa mulut pseudoepithelio-matous dengan hyperkeratosis yang ditandai tanpa displasia dan
kandidiasis superfisial yang terkait dengan pola psedoliquenoide inflamasi stroma. (Tasia ardia)

Bahan dan metode

Sampel swab diambil dari mukosa oral. Sampel tersebut disebarkan di media agar agar-agar
Sabreaud dan medium CHROMagar Candida (BectonDickinson, Jerman) dan diinkubasi pada
suhu 37oC selama 48 jam.Hasilnya diamati setelah 24 dan 48 jam. Sabreaud dextrose agar
(Becton Dickinson, Jerman) adalah media yang paling umum digunakan untuk isolasi Candida
spp. Dan ragi lainnya dengan asal klinis [24]. CHROMagar Candida (Becton Dickinson,
Jerman) adalah media kultur selektif dan diferensial yang memfasilitasi isolasi dan identifikasi
dugaan beberapa spesies yang relevan secara klinis seperti C. albicans, C. krusei, C. tropicalis
dan C. glabrata. Media ini memungkinkan identifikasi spesifik koloni C. albicans karena
warnanya hijau; C. koloni tropicalis tampak biru dengan lingkaran merah muda di sekitar
mereka; Koloni krusei berwarna merah muda dengan penampilan lembut dan C. glabrata
menghadirkan warna coklat [25,26]. Setelah isolasi utama ragi dibuat, metode cepat seperti uji
filament dalam serum diaplikasikan untuk menemukan C. albicans. Selanjutnya, metode
asimilasi nutrisi digunakan untuk menguatkan identifikasi (API
20 C AUX, bioMrieux, Prancis). (nadya ksata)

BAB III

HASIL DISKUSI

Diagnosis klinisnya adalah Kandidiasis Hiperplastik dan ditetapkan dengan


menggunakan biopsi dari lesi dan pendeteksian Candida dalam mikrobiologi. Candidiasis
Hiperplastik Chronis (CHC) adalah varian dari kandidiasis oral yang biasanya tampak seperti
palpable yang terfragmentasi dengan baik, diawali dengan munculnya lesi putih kecil yang
transparan hingga berubah menjadi lesi dengan ukuran yang lebih lebar berupa plak buram besar
yang tidak dapat dihapus. Tempat yang paling umum untuk lesi ini adalah mukosa bukal,
terutama area komisura.Langit-langit dan lidah, meski jarang. Agen etiologi utama penyakit ini
adalah patogen jamur oral Candida yang sebagian besar termasuk Candida albicans, walaupun
faktor pendorong sistemik lainnya, seperti kekurangan vitamin dan penekanan kekebalan umum,
dapat berperan secara kontributif. (Ida Bagus Haris Sena Manuaba/1602551047)
Dalam kasus ini, pasien tidak menggunakan antibiotik atau steroid untuk jangka waktu
yang lama. Namun, ada beberapa faktor yang lebih sering dikaitkan dengan jenis candidiasis oral
lainnya seperti kandidiasis eritematosa akut. Dalam kasus kami, pasien mempresentasikan
tembakau dan kurangnya kebersihan mulut sebagai faktor risiko. Faktor risiko ini terkait dengan
kandidiasis hiperplastik kronis.Kebiasaan merokok memiliki kaitan langsung dengan CHC
(Candidiasis hiperplastik kronis), karena: induksi peningkatan keratinisasi epitel; Penurunan
tingkat imunoglobulin saliva; Dan kemungkinan depresi fungsi leukosit polimorfonuklear
Secara klinis, lesi tidak bergejala dan mengalami kemunduran setelah terapi anti jamur
dan mengkoreksi kekurangan nutrisi atau berkurangnya sistem kekebalan tubuh. Regresi
proporsilesi CHC yang signifikan akibat terapi anti jamur merupakan indikasi bahwa hiperplasia
adalah respon protektif mukosa inang terhadap infeksi yang disebarluaskan oleh Candida]. Jika
lesi tidak diobati, sebagian kecil dapat menunjukkan displasia dan berkembang menjadi
karsinoma. Dalam kasus ini, perbaikan klinis lesi diamati setelah dua bulan pengobatan dengan
mikonazol dan remisi total yang diamati setelah 6 bulan.(Made Gede Ardi Damar Jagad
Suryaningrat/1602551048)
Pemeriksaan histopatologis lesi yang dicurigai sangat penting untuk diagnosis CHC .
Karena bentuk ini bisa meniru lesi lain, terutama karsinoma sel skuamosa, biopsi sangat
dianjurkan. Pemeriksaan histopatologis akan mengungkapkan parakeratosis epitel dengan
leukosit polimorfonuklear di lapisan superfisial. Dalam kasus kami, diagnosis dilakukan dengan
biopsi dan mikrobiologi.Kasus ini menarik bagi kita karena merupakan jenis kandidiasis yang
memiliki prevalensi rendah jika dibandingkan dengan jenis klinis lainnya seperti kandidiasis
pseudo membranous atau eritematosa. Selain itu, pentingnya juga terletak pada fakta bahwa
pemantauan klinis menyeluruh harus dilakukan karena memiliki risiko keganasan. Selanjutnya,
kasus ini penting karena, untuk melakukan diagnosis banding kandidiasis hiperplastik, perlu
dilakukan biopsi untuk membuang leukoplakia lainnya. (Ni Luh Nyoman G. Astagina Yati/
1602551049)

BAB IV
KESIMPULAN

Diagnosis CHC rumit karena karakteristiknya mirip dengan leukoplakia yang terinfeksi
Candida. Untuk alasan ini, kunci untuk melakukan diagnosis banding menggunakan biopsi dan
mikrobiologis. Total remisi lesi setelah pengobatan anti jamur mengkonfirmasi diagnosis CHC.
( Assuncao Caviota da Silva Pinto/1602551050)

Anda mungkin juga menyukai