Anda di halaman 1dari 13

1.

Definisi beberapa terminologi penting dalam metodologi penelitian


a. Paradigma
Menurut beberapa kamus, pengertian paradigma adalah:
Cara pandang terhadap sesuatu
Model, pola, ideal dalam pengetahuan. Bertolak atas model, pola ini;
maka menjadi dasar pandangan dan penjelasan atas suatu fenomena
Keseluruhan dalil awal (premis) teori dan metodologi untuk
menentukan suatu kajian ilmiah menjadi konkret serta terlekat dalam
praktik ilmiah
Dasar seleksi problematika serta pola pendekatan problematika
penelitian
Suatu rencana penelitian berdasarkan ide-ide khusus
Paradigma dalam beberapa definisi oleh pakar peneliti dimaknai secara
sama dengan istilah worldview (Creswell & Clark, 2007: 21; Creswell,
2007: 19), yaitu seperangkat keyakinan dasar atau pendirian-pendirian
yang menuntun tindakan penelitian.
Paradigma adalah dinyatakan sebagai kerangka referensi yang mendasari
sejumlah teori maupun praktik-praktik ilmiah dalam periode tertentu.

b. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang -oleh sejumlah individu atau sekelompok orang-
dianggap berasal dari masalah social atau kemanusiaan. Proses penelitian
kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang
spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari
tema-tema yang khusus ke tema-tema umum dan menafsirkan data.
Contoh: judul penelitian Analisis Peran Kepala Sekolah dalam Menerapkan
Manajemen Mutu Pendidikan

c. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori
tertentu dengan cara meneliti hubungan antavariabel. Variabel-variabel ini
diukur biasanya dengan instrmen-instrumen penelitian sehingga data yang
terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur
statistik.
Contoh: Judul penelitian :Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia
Siswa Kelas XI Ipa Sma Negeri 7 Bombana Pada Pokok Bahasan
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
d. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Contoh: seorang peneliti akan melakukan penelitian di sekolah X. maka
sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X mempunyai
sejumlah orang atau subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti
populasi dalam arti jumlah atau kuantitas. Tetapi sekolah X juga
mempunyai karakteristik orang-orangnya misalnya motivasi
belajar, kedisiplinan. Dalam hal ini populasi dalam arti
karakteristik.

e. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari
objek yang merupakan sumber data.

Contoh: seorang peneliti melakukan penelitian tentang penentuan kadar besi


(Fe) pada air sumur. Maka air sumur yang diambil dalam
penelitian tersebut marupakan sampelnya.

f. Sampling
Sampling adalah proses bagaimana memilih jumlah elemen yang cukup dari
sebuah populasi yang memungkinkan proses generalisasi hasil penelitian.
Contoh: seorang peneliti melakukan penelitian tentang penentuan kadar besi
(Fe) pada air sumur dengan menggunakan tekhnik simple random
sampling

g. Sensus
Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi
diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil
pengolahan sensus disebut sebagai data yang sebenarnya (true value), atau
sering juga disebut parameter.
Contoh: hasil sensus penduduk tahun 1981 memberikan data sebenarnya
mengenai penduduk Indonesia (jumlahnya menurut jenis
kelamin, menurut umur, menurut pendidikan, menurut lapangan
kerja dan agama), dan sensus pegawai negeri tahun 1974
memberikan data sebenarnya mengenai jumlah menurut
pendidikan, menurut daerah, pusat dan lain sebagainya. sensus
pertanian dan sensu industri, masing-masing memberikan data
sebenarnya tentang keadaan permasalahan pertanian dan industri.
h. Simple Random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
Contoh:Seorang peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui
kemampuan Kimia siswa kelas X A SMAN 1 Kendari. Karena tiap
individu di kelas X A dianggap memiliki kemampuan yang sama
(homogen), maka pengambilan sampel bisa dilakukan dengan cara
sederhana saja. Yaitu, membuat gulungan kertas kecil-kecil berisi
nama-nama siswa, lalu diundi. Nama yang keluar akan menjadi
sampel penelitian.

i. Stratified Random Sampling


Pada teknik ini, semua orang dalam sampling frame dibagi ke dalam strata
(kelompok atau kategori), lalu ke dalam setiap kategori tersebut sampel yang
simple random atau sampel yang sistematik di pilih.
Contoh:Seorang peneliti ingin memastikan bahwa sebuah sampel beranggota
5 mahasiswa dari sebuah kelompok mahasiswa 50 orang terdiri dari
mahasiswa dan mahasiswi dalam proporsi yang sama dengan
populasinya (yaitu kelompok mahasiswa 50 orang itu). Peneliti lalu
membagi populasi ke dalam kelompok pria dan wanita. Dalam
kasus ini, kelompok mahasiswa berjumlah 22 orang dan mahasiswi
berjumlah 28 orang. Oleh karena itu jumlah sampel akan sebagai
berikut:
- Jumlah sampel pria = (5/50)22= 2,2
- Jumlah sampel wanita = (5/50)28= 2,8
Dengan cara ini berarti kita akan memilih 2 orang mahasiswa dan 3
orang mahasiswi lalu masing-masing 2 dan 3 responden itu dipilih
dengan menggunakan simple random atau juga sistematik sampel.

j. Puposive Sampling
Pada teknik ini peneliti memilih sampel purposif atau sampel bertujuan
secara subyektif. Pemilihan sampel bertujuan ini dilakukan karena
mungkin saja peneliti telah memahami bahwa informasi yang dibutuhkan
dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu
memberikan informasi yang dikehendaki karena mereka memang memiliki
informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh
peneliti.
Contoh:Peneliti ingin melihat kualitas pembelajaran di sekolah SMAN 2
Raha, maka dicari sampel seorang guru atau kepala sekolah yang
mengajar di sekolah SMAN 2 Raha.

k. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan prosedur penelitian yang meliputi: dari
asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam pengumpulan dan
analisis data.

l. Variabel Bebas (Independent Variabel)


Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Contoh:Seorang peneliti ingin mengkaji pengaruh lingkungan belajar
terhadap prestasi belajar murid. Lingkungan belajar adalah variabel
bebas dan prestasi belajar merupakan variabel terikatnya.

m. Variabel Terikat (Dependent Variabel)


Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.

n. Variabel kontrol (Control Variabel)


Variabel kontrol adalah variabel bebas jenis khusus karena variabel ini
secara secara potensial juga dapat mempengaruhi variabel terikat. Peneliti
menggunakan prosedur-prosedur statistik (seperti, analisis covariance)
untuk mengontrol variabel-variabel ini. Variabel tersebut bisa saja
merupakan variabel demografis atau personal (seperti, umur atau gender)
yang memang perlu dikontrol sehingga pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat benar-benar dapa diidentifikasi.
Contoh:Apakah perbedaan tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan
S1, maka terlebih dahulu harus ditetapkan variabel control
contohnya berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, lingkungan
kerja yang sama. Jadi, variabel control memudahkan dalam
menenukan perbedaan.

o. Variabel Teramati
Variabel teramati adalah variabel yang datanya harus dicari melalui
penelitian lapangan misalnya melalui instrumen-instrumen.
Contoh:

p. Variabel Laten
Variabel laten merupakan variabel yang nilai kuantitatifnya tidak dapat
diketahui secara tampak.
Contoh:

q. Unit Percobaan
Unit percobaan adalah sebuah unit dimana percobaan dilaksanakan. Tiap
unit percobaan dalam suatu kelompok harus memperoleh perlakuan yang
sama.
Contoh : 20 plot jagung atau 30 murid adalah unit percobaan.

r. Desain Eksperimen
Desain eksperimen adalah suatu rencana atau strategi yang digunakan untuk
menjawab masalah penelitian (Christensen, 2001). Diperlukan sebelum
melakukan atau membuat sesuatu agar hasilnya sesuai dengan keinginan
atau harapan.

s. Pra-Eksperimen
Dalam rancangan Pra-eksperimen, peneliti mengamati satu kelompok utama
dan melakukan intervensi di dalamnya sepanjang penelitian. Dalam
rancangan ini, tidak ada kelompok kontrol untuk diperbandingkan dengan
kelompok eksperimen.
Contoh: seorang peneliti melakukan penelitian tentang efektifitas
penerapan realistic mathematic education (REM) pada pokok
bahasan himpunan di SMP Negeri 10 Kendari dengan
menggunakan desain pre eksperiment.

t. Kuasi Eksperimen
Dalam kuasi eksperimen, peneliti menggunakan kelompok kontrol tetapi
tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
memengaruhi pelaksanaan eksperiment. Metode ini digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk
penelitian.
Contoh: Seorang peneliti melakukan penelitian tentang penerapan strategi
konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman
konseptual untuk meningkatkan pemahaman konsep dan
mengetahui tingkat miskonsepsi Siswa terkait materi suhu dan
kalor menggunakan metode kuasi eksperimen (eksperimen semu)
karena sulitnya mendapatkan kelompok control yang digunakan
untuk penelitian.

u. True Eksperimen
Dalam tru eksperimen, peneliti mulai memasukan secara acak para
partisipan dalam kelompok-kelompok yang akan diproses.
Contoh:

v. Single Group Design


Single group design adalah desain di mana sekelompok subyek diberikan
perlakuan dan kemudian diukur (diamati). Tidak ada upaya yang dibuat
untuk menentukan subjek secara acak terhadap kelompok, dan juga tidak
dirancang untuk menyediakan kelompok tambahan sebagai perbandingan.
Single group design tidak mempunyai kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Misalnya; Efek Ekstrak Daun A pada Bakteri A

w. Control-Group Design
Control-Group Design merupakan suatu desain eksperimen yang terdiri atas
dua yaitu post test only control group design (desain yang paling sederhana
dari desain eksperimental yang sebenarnya) dan pre-test-pro-test control
group desain (pengembangan desain post-test only control group design).
Contoh:

x. Desain Faktorial
Desain faktorial adalah salah satu faktorial dalam (between subject design)
mengharuskan peneliti untuk menggunakan dua atau lebih variabel
treatment untuk menguji pengaruh-pengaruh simultan variabel-variabel ini
terhadap hasil penelitian.
Contoh: pengaruh hp android terhadap daya tahan belajar murid (O).
Terdapat kelompok murid yang menggunakan hp android kemudian
setelah diukur daya tahan belajarnya. Pengaruh hp android terhadap
daya tahan belajar diukur dengan membandingkan nilai sebelum
menggunakan hp android dengan daya tahan belajar setelah
menggunakan ruang kelas hp android (misalnya sebelum
menggunakan hp android daya tahan belajar setiap hari 4 jam,
setelah menggunakan tajwid belajar menjadi 6 jam. Jadi pengaruh
ruang kelas AC terhadap daya tahan belajar murid 6 4 = 2 jam.

2. Buatlah sistematika atau tahapan-tahapan suatu penelitian!


Jawab:
Tahapan-tahapan suatu penelitian yaitu:
1) Memilih masalah
Besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap orang mesti memiliki
masalah. Hanya bedanya, ada masalah yang dapat seketika diatasi, tetapi
ada pula yang memerlukan penelitian. Akan tetapi, ada masalah penelitian
yang tidak dapat dipecahkan melalui penelitian karena berbagai sebab,
antara lain karena tidak tersedianya datanya.
Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama bagi
orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti. Untuk ini
diperlukan kepekaan dari calon peneliti. Apabila sudah berpengalaman
meneliti, masalah-masalah ini akan timbul dalam bentuk keinginan untuk
segera dilaksanakan pemenuhannya.
2) Studi pendahuluan
Walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum
mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu
studi pendahuluan, yaitu menjajaki kemungkinan diteruskannya pekerjaan
meneliti. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari informasi
yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas
kedudukannya.
3) Merumuskan masalah
Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan atau
studi eksploratoris, maka masalah yang akan diteliti menjadi jelas. Agar
penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus
merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana
harus pergi dan dengan apa.
4) Merumuskan anggapan dasar
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti
yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak
bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya. Misalkan kita akan
mengadakan tentang prestasi belajar siswa, kita mempunyai anggapan
dasar bahwa prestasi belajar siswa adalah berbeda-beda, tidak seragam.
Jika prestasi belajar ini seragam, maka bukanlah merupakan variabel yang
perlu diteliti.
4a) Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan
kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita, maka hipotesis
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi
masih haru dibuktikan, dites, atau diuji kebenarnya. Hipotesis
merupakan sesuatu dimana penelitian kita arah-pandangnya ke sana,
sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Langkah ini diberi nomor
4a karena tidak semua penelitian menggunakan hipotesis. Bagi
penelitian non-hipotesis langkah ini tidak dilalui.
5) Memilih pendekatan
Yang dimaksud dengan pendekatan di sini adalah metode atau
cara mengadakan penelitian seperti halnya : eksperimen atau non-
eksperimen. Tetapi disamping itu juga menunjukkan jenis atau tipe
penelitian yang diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya eksploratif,
deskriptif atau historis. Masih ada lagi pandangan dari subyek
penelitiannya misalnya populasi atau kasus.
Penentuan pendekatan ini akan sangat menentukan apa variabel
atau objek penelitian yang akan ditatap, dan sekaligus menentukan subjek
penelitian atau sumber di mana kita akan memperoleh data.
6) Menentukan variabel dan sumber data
Langkah ke-6 ini menjawab pertanyaan:
a. Apa yang akan diteliti?
b. Dari mana data diperoleh?
Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dengan tepat
dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan
datanya. Kedua langkah ini diberi nomor 6a dan 6b karena dilaksanakan
dalam waktu yang bersamaan. Begitu peneliti menyebutkan satu macam
apa yang akan diteliti, seyogianya langsung menentukan dari mana dan
untuk variabel tersebut akan diperoleh. Langkah nomor 6a dan 6b
disarankan dilakukan dengan menggunakan maktriks.
7) Menentukan dan menyusun instrument
Setelah peneliti mengetahui dengan pasti ada yang akan diteliti dan
dari mana data bisa diperoleh, maka langkah yang segera diambil adalah
menentukan dengan apa data akan dikumpulkan.
Instrument ini sangat tergantung dari jenis data dan dari mana
diperoleh. Sebagai contoh, data tingkah laku siswa; tentu hanya dapat
diperoleh dari siswa dengan cara mengobservasi atau diperoleh dari guru
yang bergaul sehari-hari dengan siswa melalui interviu atau kuesioner.
8) Mengumpulkan data
Apabila peneliti sudah menenukan data apa yang akan dikumpulkan, dari
mana data tersebut dapat diperoleh dan dengan cara apa, maka dirinya
sendiri maupun orang lain yang membantu, sudah mengetahui dengan
pasti apa yang berikutnya dilakukan. Mengumpulkan data adalah
pekerjaan yang sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, tentu saja
kesimpulannya pun salah pula, dan hasil penelitiannya menjadi palsu.
9) Analisis data
Tugas menganalisis data tidak seberat mengumpulkan data, baik tenaga
maupun pertanggungjawaban. Akan tetapi menganalis data membutuhkan
ketekunan dan pengertian terhadap jenis data. Jenis data akan menuntut
teknik analisis data. Sebagai misal, hubungan antara data nominal dengan
nominal tidak dapat dianalisis dengan teknik kolerasi product-moment,
tetapi sangat sesuai jika dianalisis dengan teknik chi-kuadrat. Demikian
pula dengan jenis data yang lain.
10) Menarik kesimpulan
Langkah ini sebenarnya merupakan langkah terakhir dari kegiatan
penelitian. Pekerjaan meneliti telah selesai, dan peneliti tinggal mengambil
konklusi dari hasil pengolahan data, dicocokkan dengan hipotesis yang
telah dirumuskan. Sesuaikah data yang terkumpul dengan hipotesis
peneliti sebelumnya? Disinilah peneliti bisa merasa hal yang harus
dimiliki oleh peneliti yaitu sifat jujur. Dalam menarik sesuatu kesimpulan
penelitian, ia tidak boleh mendorong atau mengarah agar hipotesisnya
terbukti. Tidak terbuktinya suatu hipotesis bukanlah suatu pertanda bahwa
apa yang dilakukan oleh peneliti itu salah dan harus marasa malu.
11) Menyusun laporan
Di dalam kehidupan sehari-hari sering lihat contoh adanya penemuan-
penemuan. Tetapi ada kalanya penemuan-penemuan itu bukan dari
pekerjaan meneliti. Penemuan-penemuan itu hanya didapat karena coba-
coba, dan setelah dirasakan manfaatnya lalu langsung digunakan tanpa
sempat dituliskan dalam bentuk laporan.
Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk
laporan penelitian agar hasilnya diketahui orang lain, serta prosedurnya
pun diketahui orang lain pula sehingga dapat mengecek kebenaran
pekerjaan penelitian tersebut.

Atau :

Tahapan-tahapan suatu penelitian yaitu:


1. Memilih masalah
Darimana masalah diperoleh
Masalah dan judul penelitian
Jenis permasalahan
Merumuskan judul
Judul penelitian harus dirumuskan secara jelas hingga
menggambarkan:
Sifat dan jenis penelitian
Objek yang diteliti
Subjek penelitian
Lokasi/daerah penelitian
Tahun/waktu terjadinya peristiwa.

2. Studi pendahuluan
Manfaat studi pendahuluan
Apakah judul penelitian yang akan dilakukan benar-benar
sesuai dengan minat?
Apakah penelitian ini dapat diselesaikan?
Apakah untuk penelitian yang akan dilakukan tersedia faktor
pendukung?
Apakah hasil penelitian cukup bermanfaat?
Cara mengadakan studi pendahuluan
Dengan membaca literatur
Mendatangi ahli
Mengadakan peninjauan lokasi penelitian
3. Merumuskan masalah

3. Petakkan istilah pada nomor 1 berdasarkan bagian-bagian suatu skripsi atau


karya ilmiah lainnya!

Judul Skripsi:Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI Ipa
Sma Negeri 7 Bombana Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil
Kali Kelarutan

a. Paradigma (Bab II, tinjauan pustaka )


b. Penelitian Kualitatif (Bab IV, hasil dan pembahasan)
c. Penelitian Kuantitatif (Bab IV, hasil dan pembahasan)
d. Populasi (Bab III, Populasi dan Sampel)
e. Sampel (Bab III, Populasi dan Sampel)
f. Sampling (Bab III, Populasi dan sampel)
g. Sensus (tidak ada)
h. Simple Random sampling (Bab III, Populasi dan sampel)
i. Stratified Random Sampling (tidak ada)
j. Puposive Sampling (tidak ada)
k. Desain Penelitian (Bab III)
l. Variabel Bebas ( Independent Variabel) (Judul skripsi)
m. Variabel Terikat (Dependent Variabel) (Judul skripsi)
n. Variabel kontrol (Control Variabel) (tidak ada)
o. Variabel Teramati (tidak ada)
p. Variabel Laten
q. Unit Percobaan
r. Desain Eksperimen
s. Pra-Eksperimen
t. Kuasi Eksperimen
u. Tru Eksperimen
v. Single Group Design
w. Control-Group Design
x. Desain Faktorial

4. Jelaskan perbedaan dan persamaan metodologi penelitian antara metodologi


penelitian di laboratorium dengan metodologi penelitian yang di dalam kelas!
Jawab:
a. Perbedaan metodologi penelitian antara metodologi di laboratorium dengan
metodologi di dalam kelas.

No. Metodologi Penelitian Metode Penelitian Laboratorium


Tindakan Kelas
1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian
2 Populasi dan Sampel Alat dan Bahan Penelitian
3 Desain Penelitian Prosedur Penelitian
Penyiapan Sampel
Ekstraksi
Uji antioksidan
Uji Toksisitas
Analisis Data
4 Prosedur Penelitian
5 Instrumen Penelitian
6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian menggunakan istilah metode penelitian sedangkan dalam


penelitian kelas menggunakan istilah metodologi penelitian. Perbedaan antara
metode dan metodologi yaitu:

1. Berdasarkan etimologi
Metode (method) berarti metode atau cara
Metodologi terdiri dari 2 suku kata yaitu method dan logos yang artinya
adalah ilmu tentang metode.
2. Berdasarkan pengertian
Metode yaitu suatu prosedur, teknik atau cara untuk melakukan sesuatu
Metodologi adalah sebuah pengaturan sistem metode, dan prinsip.
3. Berdasarkan sifat
Metode bersifat khusus. Metode lebih berkenaan dengan teknik saja dari
keseluruhan yang dibahas dalam metodologi
Metodologi bersifat general. Metodologi merupakan sistem panduan untuk
memecahkan persoalan, dengan komponen spesifiknya adalah bentuk,
tugas, metode, teknik dan alat.

Perbedaan yang lebih jelas antara metodologi penelitian kelas dengan


metode penelitian eksperimen dapat dilihat dalam tabel. Metodologi penelitian
kelas dalam skripsi mencantumkan desain penelitian, Instrumen Penelitian secara
khusus dan teknik analisis data dicantumkan dalam poin khusus sedangkan dalam
metode penelitian laboratorium dalam skripsi tidak mencantumkan instrumen
penelitian dan desain penelitian serta analisis data masuk dalam poin prosedur
kerja penelitian.

b. Persamaan antara metodologi penelitian dalam laboratorium dengan


metodologi penelitian di dalam kelas

Dalam metode penelitian laboratorium maupun metodologi penelitian dalam


kelas, memiliki beberapa persamaan:

1. Cara penulisan skripsi, keduanya mencatumkan beberapa poin-poin yang


sama seperti; waktu dan tempat penelitian, prosedur penelitian, maupun
analisis data.
2. Cara pengambilan sampel, misalnya penelitian dalam laboratorium dapat
menggunakan cara random sampling (secara acak) dan penelitian tindakan
kelas dalam pengambilan sampelnya dapat pula menggunakan cara
random sampling.
Tugas Kelompok

METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Oleh :

Fitriyanti (A1L115 015)


Masni Isabela (A1L115 021)
Sitti Murlia (A1L115 099)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

Anda mungkin juga menyukai