BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidup, telinga, dan
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun
tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan
bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,
biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.
6
7
Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak
disadari.
atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.
dengan kesehatan.
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru
2.1.4.1. Pendidikan
dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk
untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek
inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.
Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui maka akan
kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia
sekitar kita, serta diteruskan melalui komunikasi. Informasi mencakup dara, teks,
kmunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
tersebut.
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
11
seseorang.
2.1.4.4. Lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang
2.1.4.5. Pengalaman
pengetahuan yang diperoleh dalam memcahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
menalar secara ilmiah dan etika yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerjanya.
2.1.4.6. Usia
bertambah usia akan semakin berkembangnya pula daya tangkap dan pola
madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan
berikut:
2.1.5.1. Konvensional atau tradisional atau disebut dengan cara non ilmiah
seseorang tentang sesuatu hal, hal akan menjadi sangat berguna bagi orang lain.
untuk menggali pengetahuan secara sistemik dan berdasarkan logika. Namun cara
ini pula sampai sekarang tetap masih digunakan dalam memperoleh pengetahuan
bukti dengan fakta yang mendukung. Para pemegang otoritas, apakah itu seorang
pemimpin dalam pemerintahan, tokoh agama, tokoh adat maupun ahli ilmu
umum untuk menuju suatu kesimpulan yang bersifat khusus dinamakan deduksi.
pengetahuan, ternyata akan lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara-cara semacam
ini kemudian dikenal denga istilah metode penelitian ilmiah atau diperpendek
cara melakukan observasi langsung, kemudian mencatat semua fakta dari objek
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau
(Notoatmojdo, 2007).
Sp
N= x 100%
Sm
14
berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota
anggota keluarga. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-
anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
dirawat di rumah sakit dewasa ini, orang tua pasien diizinkan menunggui anaknya
supaya pasien merasa terlindungi dan tidak ketakutan. Adanya orang tua di
samping anak untuk menunggunya juga dapat mintai tolong untuk hal-hal
suntikan atau perlu pemeriksaan lainnya seperti darah, rontgen, atau lainnya.
segera bila ia melihat anak kedinginan, kesakitan, atau gelisah, dengan demikian
Tugas ini dapat dijalankan dengan cara mencari arti dari kondisi sakit
anaknya dan menggembangkan koping yang konstruktif, untuk itu praktek dalam
Hal yang positif yang dilakukan adalah dengan cara membina hubungan
yang positif dengan kesehatan sehingga dapat menggunakan sumber yang ada
pada meraka dan dapat memahami kondisi anak dengan baik. Orang tua perlu
biasanya dan memperlakukan anak seperti anak lain yang ada di rumah.
16
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan klarifikasi masalah dan tugas yang dapat
dikelola, dan dapat menurunkan reaksi emosi. Untuk itu penting sekali adanya
Orang tua harus belajar untuk mengelola perasaan anggotanya. Cara yang
dukungan positif apabila ada kelompok orang tua yang mempunyai masalah
kesehatan anak yang sama hal ini sangat membantu sebagai tempat berbagai
2.2.2.7. Mendidik anggota keluarga yang lain tentang anak yang sedang sakit
Orang tua harus memiliki pemahaman yang tepat tentang kondisi anak
sehingga dapat memberi pengertian pada anggota keluarga yang lain tentang
kondisi anaknya yang sedang sakit dan harus memiliki koping yang positif. jawab
pertanyaan anak sesuai kepastiannya untuk mengerti, tetapi harus jujur dan buat
Upaya ini dapat dilakukan dengan cara membuat jaringan kerja sama
dengan anggota keluarga yang lain, kerabat atau kawan. Dan menggunakan
orang tua, sibling, dan peran peran keturunan dapat mempengaruhi setiap anggota
keluarga dengan cara yang berbeda. Salah satu reaksi orang tua yang paling
banyak terjadi adalah perhatian khusus dan intensif terhadap anak yang sedang
sakit. Anak-anak yang biasanya menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak
adil dan menginterpretasikan sikap orang tua terhadap mereka sebagai penolakan.
diinginkan, hal tersebut dapat menimbulkan beban pada anak yang sedang sakit.
Misalnya, anak yang sedang sakit merasa harus menjalani peran sakit untuk
fisik yang terbatas dan baru saja memperoleh kembali status kesehatannya (Wong,
2008:765).
Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik
Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor
khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan,
konkrit diantaranya: bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi,
atau stamina dan semangat yang menurun selain itu individu merasa bahwa
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
perlindungan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas tahun)
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Definisi lain menyebutkan bahwa
anak adalah individu yang masih bergantung pada pada orang dewasa (Supartini,
2004). Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/
toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga
Anak usia toddler adalah anak yang berusia 1 sampai 3 tahun (Wong,
2005). Pada usia ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat dibandingkan
20
dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak
sering mengalami penurunan nafsu makan sehingga tampak langsing dan berotot
disertai anak mulai belajar berjalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku,
kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia enam belas bulan, anak
mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena
itu, anak perlu diawasi, karena dalam beraktivitas anak tidak dapat
memperhatikan bahaya.
kedua anak akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5-2,5 kg dan panjang
badan 6-10 cm, kemudian pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan
yaitu kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm, untuk pertumbuhan gigi terdapat
tambahan 8 buah gigi susu termasuk gigi geraham pertama, dan gigi taring
sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah (Hidayat, 2009 hal. 25). Pada usia 2
tahun, pertumbuhan fisik berat badan sudah mencapai 4x berat badan lahir dan
tinggi badan sudah mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa. Menginjak
usia tiga tahun, rata-rata berat badan naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik
aktivitas motorik. Semua gerakan pada masa ini akan diarahkan kemulut
egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun
isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menggangap semuanya
sama, seperti seorang pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah
adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka anak akan
anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggapan yang
sama dengan orang lain, sifat egosentrik sudah mulai hilang sebab anak
sebagai berikut perkembangan anak pada masa ini sudah terjadi dalam
1) Tahap oral terjadi pada umur 0-1 tahun dengan perkembangan sebagai berikut
minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada
2) Tahap anal terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan sebagai berikut
kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja, anak akan menunjukkan
keakuanya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri
dan sangat egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas
yang dapat dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan. Masalah yang dapat
diperoleh pada tahap ini adalah bersifat obsesif atau gangguan pikiran,
23
sebagai berikut kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu
pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya
4) Tahap laten terjadi pada umur 5-12 tahun dengan perkembangan sebagai
berikut kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam masa pubertas dan
5) Tahap genital terjadi pada umur lebih dari 12 tahun dengan perkembangan
sebagai berikut kepuasan anak pada fase ini akan kembali bangkit dan
1) Tahap percaya dan tidak percaya terjadi pada umur 0-1 tahun (bayi) dengan
perkembangan sebagai berikut tahap ini bayi sudah terbentuk rasa percaya
kepada seseorang baik orang tua maupun orang yang mengasuhnya ataupun
juga perawat yang merawatnya, kegagalan pada tahap ini apabila terjadi
24
kesalahan dalam mengasuh atau merawat maka akan dapat timbul rasa tidak
percaya.
2) Tahap kemandirian, rasa malu, dan ragu terjadi pada umur 1-3 tahun (toddler)
mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti dalam motorik dan bahasa, anak
sudah mulai latihan jalan sendiri, berbicara dan pada tahap ini pula anak akan
merasakan malu apabila orang tua terlalu melindungi atau tidak memberikan
3) Tahap inisiatif, rasa bersalah terjadi pada umur 4-6 tahun (prasekolah) dengan
apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan
4) Tahap rajin dan rendah hati terjadi pada umur 6-12 tahun (sekolah) dengan
yang diinginkan atau prestasinya sehingga anak pada usia ini adalah rajin
dalam melakukan sesuatu akan tetapi apabila harapan anak pada anak ini tidak
5) Tahap identitas dan kebingungan peran terjadi pada masa adolesence dengan
identitas dirinya seperti siapa saya kemudian apabila kondisi tidak sesuai
6) Tahap keintiman dan pemisahan terjadi pada masa dewasa muda dengan
keakraban dan apabila anak tidak mampu bergabung atau membina hubungan
dengan orang lain maka kemungkinan dapat memisahkan diri dari anggota atau
kelompok orang.
7) Tahap generasi dan penghentian terjadi pada masa dewasa pertengahan dengan
ini terjadi kegagalan maka akan terjadi penghentian dalam kegiatan atau
aktivitasnya.
8) Tahap integritas dan keputusasaan terjadi pada masa dewasa lanjut dengan
memandang tumbuh kembang anak yang ditinjau segi moralitas anak dalam
berlatar budaya, menghindari hukuman dan patuh pada hukum, bukan atas
diperhitungkan.
3) Tahap orientasi masuk kelompok (hubungan dengan orang lain) pada tingkat
berarti mengerjakan tugas, berorientasi kepada otoritas yang sudah pasti dan
dari segala hak individu yang umum dan disetujui oleh seluruh masyarakat,
adanya kesadaran yang jelas bahwa nilai dan pandangan pribadi adalah relatif
6) Tahap orientasi azas etika universal pada tingkat pemikiran post kontroversial
diambil berdasarkan suasana hati, prinsip dan etika yang dipilih sendiri,
2009:28-31).
27
anak rumah sakit, tetapi berikut ini hanya akan dikemukakan beberapa saja yang
2.4.4.1. Peran perawat sebagai pengganti ibu yang memenuhi kebutuhan pasien
selama dirawat. Misalnya, perawata memberikan iar susu ibu (ASI) pada
pada anak yang lebih besar yang masih memerlukan bantuan ibu.
kepada pasien langsung atau kepada orang orang tuanya, karena hal itu
diberikan pada waktu ketika mengambil suhu atau waktu sedang bermain
perawat dengan pasien dan dapat menghilangkan rasa takut pada perawat
(Ngastiyah, 2005:15).
stres, baik bagi anak maupun orang tua. Lingkungan rumah sakit itu sendiri
merupakan penyebab stres dan kecemasan pada anak. Pada anak yang dirawat di
2008:754).
tinggal dirumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan yang sampai
Penyakit dan hospitalisasi yang sering kali menjadi krisis pertama yang
harus dihadapi anak. Anak-anak, terutama selama tahun-tahun awal, sangat rentan
terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi karena stres akibat perubahan dari
keadaan sehat biasa dan rutinitas lingkungan. Dan anak memiliki jumlah
dan dapatkan; keparahan diagnosis; dan sistem pendukung yang ada. Stresor
Stres utama dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah, terutama
orang tua. Mereka menangis dan berteriak memanggil orang tua mereka,
menolak perhatian dari orang lain, dan kedukaan mereka tidak dapat
ditenangkan.
2) Fase putus asa, tangisan berhenti, dan muncul depresi. Anak tersebut menjadi
kurang begitu aktif, tidak tertarik untuk bermain atau terhadap makanan, dan
3) Fase pelepasan, disebut juga penyangkalan. Pada tahap ini secara superfisial
tersebut menjadi lebih tertarik pada lingkungan sekitar, bermain dengan orang
lain, dan tampak membentuk hubungan baru. Akan tetapi, perilaku ini
kesenangan.
adalah jumlah kendali yang orang tersebut rasakan. Kurangnya kendali akan
anak-anak. Banyak situasi rumah sakit yang menurunkan jumlah kendali yang
stimulus rumah sakit lainnya seperti cahaya, suara, dan bau dapat berlebihan.
30
yang optimal, pengalaman rumah sakit dapat menjadi hal yang memperlambat
kebutuhan anak-anak sangat bervariasi yang bergantung pada usia mereka maka
area utama mengenai kehilangan kendali dalam hal pembatasan fisik, perubahan
kelompok usia.
Takut akan cedera tubuh dan nyeri sering terjadi di antara anak-anak.
Konsekuensi rasa takut ini dapat sangat mendalam, orang dewasa yang mengalami
lebih banyak rasa takut dan nyeri karena pengobatan akan merasa lebih takut
cedera tubuh dan reaksi terhadap nyeri sesuai dengan periode perkembangannya.
masuk, selama hospitalisasi, dan setelah pemulangan. Konsep sakit yang dimiliki
anak bahkan lebih penting dibandingkan usia dan kematangan intelektual dalam
dipengaruhi oleh durasi kondisi dan/atau sebelum hospitalisasi, bisa juga tidak.
Oleh karena itu, perawat tidak boleh terlalu berlebihan memperkirakan konsep
anak, tetapi hospitalisasi juga dapat bermanfaat. Manfaat yang paling nyata adalah
pulih dari sakit, tetapi hospitalisasi juga dapat memberi kesempatan pada anak-
anak untuk mengatasi stres dan merasa kompeten dalam kemampuan koping
baru bagi anak yang dapat memperluas hubungan interpersonal mereka. Manfaat
2008:764).
setiap anggota keluarga inti. Reaksi orang tua terhadap penyakit anak mereka
anak mereka dengan reaksi yang luar biasa konsisten. Pada awalnya orang tua
dapat bereaksi dengan tidak percaya, terutama jika penyakit tersebut muncul tiba-
tiba dan serius. Setelah realisasi penyakit, orang tua bereaksi dengan marah dan
sendiri atas penyakit anak tersebut atau marah pada orang lain karena beberapa
kesalahan. Bahkan pada kondisi penyakit anak yang paling ringan sekalipun,
orang tua dapat mempertanyakan kelayakan diri mereka sendiri sebagai pemberi
perawatan dan membahas kembali segala tindakan atau kelalaian yang dapat
oleh orang tua. Takut dan cemas dapat berkaitan dengan keseriusan penyakit dan
32
jenis prosedur medis yang dilakukan. Sering kali kecemasan yang paling besar
berkaitan dengan trauma dan nyeri yang terjadi pada anak. Perasaan frustasi
pengobatan, ketidaktahuan tentang aturan dan peraturan rumah sakit, rasa tidak
Depresi biasanya terjadi ketika krisis akut sudah berlalu, seperti setelah
kelelahan fisik dan mental setelah semua anggota keluarga beradaptasi dengan
krisis. Orang tua dapat juga merasa khawatir dan merindukan anak-anak mereka
yang lain, yang mungkin ditinggalkan dalam perawatan keluarga, teman, atau
tetangga. Alasan lain untuk cemas dan depresi berkaitan dengan kekhawatiran
akan masa depan anak, termasuk dampak negatif dari hospitalisasi dan beban
seseorang. Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang
tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (sumber sering kali
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), suatu perasaan takut akan terjadi
sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Hal ini merupakan sinyal yang
33
makan, sulit tidur, diam-diam menangis, memukul anak lain atau menolak
sering kali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak-anak, terutama
selama tahun-tahun awal, sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi
karena stres akibat perubahan dari keadaan sehat biasa dan rutinitas lingkungan,
dan anak memiliki jumlah mekanisme koping yang terbatas untuk menyelesaikan
hospitalisasi antara lain adalah perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh, dan
adalah ancaman terhadap integritas fisik dan ancaman terhadap terhadap sistem
ancaman terhadap identitas, harga diri dan integrasi fungsi sosial. Faktor-faktor
34
yang bisa mempengaruhi kecemasan pada anak selama hospitalisasi antara lain
adalah usia, jenis kelamin, lama dirawat, dan pengalaman dirawat (Wong, 2008).
Usia anak yang lebih muda mempunyai penguasaan ego yang belum
kecemasan. Anak yang lebih tua mempunyai penguasaan ego yang lebih matang
sehingga mudah menyelesaikan masalah dan lebih realistis (Stuart & Laraia,
2005).
laki lebih aktif, eksploratif dan perempuan lebih sensitif (Purwandari, 2009).
pada waktu 12 jam setelah anak masuk rumah sakit, 12 jam sebelum keluar rumah
sakit dan 10 hari setelah keluar dari rumah sakit, menunjukkan bahwa lama
yang lebih kecil dan kecemasan menurun setelah keluar dari rumah sakit. Pada
lebih tinggi dan menetap setelah keluar dari rumah sakit (Stuble, 2008).
berikut :
kreativitas.
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik, dan tidak dapat
berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
2013:8).
alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala
Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor (skala likert) antara 0 (Nol
1) Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.
3) Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri
4) Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
konsentrasi.
7) Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
10) Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik
11) Gejala gastroentestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual
dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di
perut.
13) Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma
atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.
kategori :
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item
Judul :
Dukungan Keluarga dalam Hospitalisasi Anak Prasekolah di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2012
Populasi Penelitian Tindakan yang diberikan Hasil Penelitian Uji Statistik yang digunakan
Jumlah sampel Keberadaan keluarga sangatlah Hasil penelitian Desain dalam penelitian
sebanyak 50 penting bagi anak. menunjukkan bahwa kategori ini adalah deskriptif.
responden. Dukungan keluarga dapat dukungan yang paling banyak Menggunakan teknik
mempengaruhi kehidupan dan diberikan keluarga dalam
total sampling.
kesehatan anak. Hal ini hospitalisasi anak usia prasekolah
dapat telihat bila dukungan adalah dukungan penilaian.
keluarga sangat baik maka Dukungan keluarga secara
pertumbuhan dan keseluruhan diperoleh hasil
perkembangan anak relatif mayoritas dukungan keluarga
stabil, tetapi bila dukungan dikatakan baik yaitu 46 responden
pada anak kurang baik, (92%). Kemudian untuk dukungan
maka anak akan mengalami keluarga yang cukup berjumlah 4
hambatan pada dirinya dan responden (8%) dan tidak ada
dapat menggangu keluarga yang memberikan
psikologis anak. dukungan yang buruk.
Tabel 2.1. Penelitian terkait Dukungan Keluarga dalam Hospitalisasi Anak Prasekolah di Rumah Sakit Umum Daerah
Langsa Tahun 2012 39
40
veriabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2009).
Hospitalisasi :
1. Cemas akibat perpisahan
Faktor yang mempengaruhi
1) Fase protes
pengetahuan :
2) Fase putus asa
Pendidikan, Informasi (media
3) Fase Pelepasan
massa, sosial, budaya), ekonomi,
2. Kehilangan kendali
lingkungan, pengalaman, usia
3. Cedera tubuh dan nyeri
Keterangan :
= Diteliti
= Berpengaruh
= Berhubungan
= Tidak diteliti
2.9. Hipotesis
kebenarannya harus diuji secara empiris antar dua variabel. Variabel tersebut
adalah variabel bebas, yakni variabel penyebab, serta variabel terikat yakni
untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi bila suatu gejala muncul
(Hidayat, 2008:40).
menyatakan hubungan yang definitif dan tepat di antara dua variabel. Secara
antara dua variabel atau tidak adanya perbedaan signifikan antara kelompok yang
atau lebih, bisa juga menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada