Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANALISIS JURNAL

Diatesis Hemoragik e.c Suspek Hemofilia pada


Anak Laki-Laki 8 Tahun

Dosen pembimbing: Ana Kurnia S.Kep.,Ns


Disusun Oleh: Disca Putri Ramanda (153210012)

PRODI SI KEPERAWATAN/5A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017/2018
Nama : Disca Putri Ramanda
NIM : 153210012

Metedologi penelitian
Informasi citasi Lokasi penelitian : Penelitian ini dilaksanakan
Pengarang : Rasmi Zakiah Oktarlina, Radita Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Dewi Prasetyani Variable yang dii teliti : manusia
Tahun : 2017 Metode pengumpulan data : Kualitatif
Judul artikel : Diatesis Hemoragik e.c Suspek
Hemofilia pada Anak Laki-Laki 8 Tahun
Pernerbit / nama jurnal : J AgromedUnila
Volume : 4
Issue / No : 1
Halaman : -

Latar belakang Hasil penelitian


Keadaan patologi yang timbul karena
Pasien mengaku sebelum gusi berdarah
kelainan faal hemostasis diartikan sebagai
merasakan bahwa giginya goyang. Enam bulan
diatesis hemoragik. Gangguan ini secara klinis
yang lalu pasien mengalami perdarahan pada
ditandai dengan perdarahan abnormal yang
gusi yang sukar berhenti setelah melakukan
mungkinspontan atau terjadi setelah suatu
pencabutan gigi oleh dokter gigi. Pada waktu
kejadian pemicu seperti trauma atau setelah
itu, gusi yang berdarah tidak kunjung
pembedahan. Dilihat dari patogenesisnya,
mengering.
diatesis hemoragik dapat digolongkan menjadi
Dari pemeriksaan fisik keadaan umum
diatesis hemoragik karena faktor vaskuler
tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis,
atau kelainan di pembuluh darah, akibat
konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-),
defisiensi ataudisfungsi trombosit dan diatesis
gusi berdarah (+), abdomen
hemoragik karena kurangnya faktor
datar (+), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
koagulasi.1,2
teraba pembesaran. Pada ektremitas tidak
Terjadinya diatesis hemoragik
ditemukan memar, purpura serta
didasari oleh sistem hemostasis. Hemostasis
pucat (-). Pada pemeriksaan penunjang
yang normal tergantung dari keseimbangan
laboratorium, trombosit 270.000/uL dan PT:
yang baik dan interaksi yang kompleks antar
16,8 detik, APTT: 75,1 detik.
komponennya,yaitu endotelium, trombosit,
Penatalaksanaan terdiri dari non
dan faktor koagulasi. Sel-sel endotel dalam
medikamentosa meliputi rest, ice,
keadaan normal memperlihatkan sifat
compression, elevation pada lokasi yang
antitrombosit, antikoagulan, dan fibrinolitik.
mengalami perdarahan, edukasi dan
Namun sesudah jejas atau aktivasi, sel-sel
memberikan dukungan psikososial bagi pasien
endotel memperlihatkan fungsi prokoagulan.
dan keluarganya.
Keseimbangan antara aktivitas anti dan Penatalaksanaan medikamentosa berupa
protrombosis yang dimiliki oleh sel-sel endotel injeksi asam traneksamat 250mg/8jam dan
akan menentukan apakah akan terjadi transfusi Fresh Frozen Plasma (FFP)
pembentukan trombus, peningkatan pembentukan 2x150cc..
trombus, atau disolusi
trombus.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
menentukan defek yang dicurigai akuisita
atau kongenital (diwariskan) dan
mekanisme yang tampaknya berperan
(mekanisme primer atau sekunder).
Pemeriksaan fisik menentukan sifat
perdarahan (misalnya petekie, ekimosis,
hematoma, hemartrosis, perdarahan selaput
lendir) dan mengidentifikasi tanda-tanda
penyakit primer sistemik. Manifestasi
perdarahan khas pada pasien dengan defek
mekanisme hemostasis primer (interaksi
trombosit dan pembuluh darah) adalah
perdarahan selaput lendir (misalnya
epistaksis, hematuria, menoragia,
gastrointestinal), petekie di kulit dan selaput
lendir, dan lesi ekimosis kecil-kecil yang
multipel. Tanda perdarahan khas pada pasien
dengan defek mekanisme hemostasis
sekunder (sistem koagulasi) adalah
perdarahan dalam sendi dan otot, lesi
ekimosis yang luas dan hematoma.4 Hemofilia
adalah salah satu penyakit
akibat gangguan produksi faktor pembekuan
yang diturunkan. Penyakit ini terjadi akibat
kelainan sintesis salah satu faktor pembekuan,
dimana pada hemofilia A terjadi kekurangan
faktor VIII (Antihemophilic factor), sedangkan
pada hemofilia B terjadi kekurangan faktor IX
(Christmas factor). Hemofilia A mencakup 80-
85% dari keseluruhan pasien hemophilia.2
Tujuan penelitian Implikasi hasil
Memberikan edukasi dan memberikan dukungan
Tidak ada pembanding
psikososial bagi pasien dan keluarganya supaya
tidak terjadi trauma berkelanjutan
Pertanyaan penelitian Kekuatan penelitian
Kekuatan penelitian ini berdasarkan
Bagaimana cara menyampaikan dengan anak usia
anamnesis, pemeriksaan
8 tahun , yang masih dikatakan masih kecil?
fisik dan pemeriksaan penunjang, maka pada
pasien ini dapat ditegakkan diagnosa kerja
diatesis hemoragik et causa defisiensi faktor
koagulasi et causa suspek hemofilia.
Kemudian penatalaksanaan dilakukan secara
non-medikamentosa dan medikamentosa.
Tatalaksana non-medikamentosa meliputi
rest, ice, compression, elevation pada lokasi
yang mengalami perdarahan, edukasi dan
memberikan dukungan psikososial bagi pasien
dan keluarganya.

Desain penelitian Keterbatasan penelitian


Penelitian ini menggunakan desain analisis Sulitnya komunikasi terhadap anak usia muda
sehingga menghambat peneliti untuk
menyampaikan nya
Kesimpulan

Berdasarkan anamnesis, pemeriksan fisik dan hasil laboratorium awal, ditegakkan


diagnosis diatesis hemoragik e.c defisiensi faktor koagulasi e.c suspek hemofilia pada
pasien anak laki-laki usia 8 tahun. Setelah dilakukan pemeriksaan faktor VIII dan faktor
IX, diagnosis menjadi hemofilia A ringan. Penatalaksanaan dilakukan secara nonmedikamentosa
dan medikamentosa

Anda mungkin juga menyukai