Anda di halaman 1dari 9

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


SPO.HPK.019 0 1/9
Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal Terbit :
RSGM Pada tanggal : 22 Agustus 2016
UNIVERSITAS DIREKTUR
22 Agustus 2016
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURWOKERTO

ARWITA MULYAWATI,
NIP. 19531205 198203 2 001

Komunikasi efektif di RSGM Unsoed adalah suatu cara


untuk menyampaikan informasi mengenai suatu
kondisi baik kondisi pasien, hasil pemeriksaan
penunjang yang kritis, ruangan, peralatan, permintaan
dll, kepada seseorang (dokter, perawat, kabag/ karu,
PENGERTIAN
atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara
lisan yang dilakukan secara akurat, lengkap,
dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada penerima
informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan
untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Sebagai acuan pelaksanaan komunikasi efektif dalam
TUJUAN
pelayanan pasien di RSGM Unsoed
1. Keputusan Direktur RSGM Unsoed Nomor
Kept.26/UN23.RSGMP/HK.01.01/2016 tentang
Kebijakan Komunikasi Efektif
2. Keputusan Direktur RSGM Unsoed Nomor
KEBIJAKAN
Kept.28/UN23.RSGMP/HK.01.01/2017 tentang
Panduan Komunikasi Efektif
A. Komunikasi efektif via telepon antara Perawat/
Perawat Gigi Dokter (dr. Jaga dan dr. DPJP)
1. Sebelum menelpon dokter jaga atau dokter
penanggungjawab pasien, perawat/ perawat gigi
telah melakukan pemeriksaan fisik, anamnesa
(pengkajian), dan membaca rekam medis
pasien.
2. Perawat menulis hal-hal yang akan dilaporkan
di formulir lembar komunikasi SBAR untuk
pertama kali melaporkan pasien, selanjutnya
bila akan menelepon dokter kembali, perawat
menuliskan di lembar instruksi dokter/ catatan
terintegrasi.
3. Perawat membaca status dan data pasien yang
akan dilaporkan untuk memastikan bahwa data
sudah benar.
PROSEDUR
4. Perawat menyiapkan Rekam Medis pasien dan
lembar komunikasi SBAR yang telah diisi
didekat pesawat telepon lengkap dengan data-
data yang akan dilaporkan.
5. Sebelum melaporkan, perawat menyampaikan
salam singkat, seperti: selamat pagi/ siang/
sore/ malam dokter?
6. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan
prinsip komunikasi SBAR
6.1.Situation

Sebutkan identitas perawat dan ruangan/


unit RS tempat perawat bertugas, dan
sebutkan nama lengkap pasien, umur, serta
masalah utama pasien saat ini (misalnya:
sesak nafas, nyeri dada, badan panas, gusi
berdarah, dll)

6.2.Background

Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien


sesuai kebutuhan:

Status Kardiovaskuler (nyeri dada,


tekanan darah, EKG, dsb)
Status Respirasi (frekuensi pernapasan,
pola pernafasan)
Status Gastro-Intestinal (nyeri perut,
muntah, perdarahan, dsb)
Status Neurologis (pupil, kesadaran, dsb)
Hasil laboratorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya
6.3.Assesment

Sebutkan problem pasien tersebut:

Perdarahan post Odontektomi

6.4.Recommendation

Rekomendasi: (pilih sesuai kebutuhan)

6.5.1 Saya meminta dokter untuk:


Segera datang melihat pasien?
Mewakilkan dokter lain untuk datang?
Konsultasi ke dokter lain?
6.5.2 Pemeriksaan atau terapi apa yang
diperlukan:
Foto Rontgen?
Pemberian Oksigenasi?
Pemberian anti perdarahan?
6.5.3 Apabila ada perubahan terapi kemudian
tanyakan :
Seberapa sering diperlukan pemeriksaan
tanda vital
Bila respon terapi tidak ada kapan harus
menghubungi dokter lagi?
6.5.4 Konfirmasi :
Saya telah mengerti rencana tindakan
pasien
Apa yang harus saya lakukan sebelum
dokter sampai disini?
7. Perawat mencatat (writing down) semua
rekomendasi/ instruksi dari dokter dalam
kolom lembar komunikasi SBAR yang tersedia/
lembar instruksi dokter/ catatan terintegrasi
dalam rekam medik pasien:
Tanggal dan jam pesan diterima
Dosis obat yang akan diberikan dan waktu
pemberian harus spesifik untuk menghindari
salah penafsiran/ hasil test kritis yang
dilaporkan.
8. Perawat memastikan bahwa rekomendasi yang
diberikan telah sesuai dengan cara mengulang
dan membacakan kembali (repeat back dan read
back) ke pengirim pesan (dokter) untuk
konfirmasi kebenaran pesan yang telah
dituliskan dan hal-hal yang telah diinstruksikan
oleh dokter.
9. Dokumentasikan secara lengkap instruksi
dokter dalam formulir lembar komunikasi
SBAR/ Lembar instruksi dokter/ catatan
terintegrasi dan berikan paraf serta nama jelas
perawat yang melapor, dan nama dokter yang
memberikan pesan/ instruksi.
10. Dokter yang menerima laporan harus melihat
dan memberikan paraf, nama jelas, tanggal dan
jam verifikasi pada kolom yang tersedia di
lembar komunikasi SBAR/ lembar instruksi
dokter/ catatan terintegrasi pada saat
pergantian shift atau selambat-lambatnya dlm
waktu 1 x 24 jam
11. Apabila dokter DPJP (yang menerima laporan)
berhalangan (cuti, sakit) maka yang melakukan
verifikasi menandatangani catatan pesan yang
ditulis - penerima pesan adalah dokter pengganti
yang ditunjuk oleh dokter DPJP
tersebut dalam waktu 1 x 24 jam.

12. Saat pertamakali akan melaporkan pasien kepada


dokter, perawat menggunakan formulir lembar
komunikasi SBAR, selanjutnya bila akan
melaporkan kondisi pasien melalui telepon untuk
pasien yang sama, maka perawat/ bidan menulis
di lembar instruksi dokter/ catatan terintegrasi
dan ditandatangani.

13. Formulir lembar komunikasi SBAR dilampirkan


di dalam rekam medis pasien yang bersangkutan

14. Penulisan/ pendokumentasian pelaporan


komunikasi SBAR ke dokter oleh petugas rawat
jalan di dalam catatan terintegrasi di status pasien
yang bersangkutan.

B. Komunikasi SBAR antar Dokter - DPJP/ Dokter


Konsulen
1. Sebelum menelpon dokter DPJP atau dokter
konsulen, dokter DPJP telah melakukan
pemeriksaan fisik, anamnesa (pengkajian), dan
membaca rekam medis pasien.
2. Dokter menulis hal-hal yang akan dilaporkan di
formulir lembar komunikasi SBAR untuk
pertama kali melaporkan pasien, selanjutnya
bila akan menelepon dokter kembali, dokter
menuliskan di lembar instruksi dokter/ catatan
terintegrasi.
3. Dokter membaca status dan data pasien yang
akan dilaporkan untuk memastikan bahwa data
sudah benar.
4. Dokter menyiapkan Rekam Medis pasien dan
lembar komunikasi SBAR yang telah diisi
didekat pesawat telepon lengkap dengan data-
data yang akan dilaporkan
5. Sebelum melaporkan, dokter menyampaikan
salam singkat, seperti: selamat pagi/ siang/
sore/ malam dokter?
6. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan
prinsip komunikasi SBAR
7. Dokter mencatat semua rekomendasi/ instruksi
dari dokter dalam kolom lembar komunikasi
SBAR yang tersedia/ lembar instruksi dokter/
catatan terintegrasi dalam rekam medik pasien:
Tanggal dan jam pesan diterima
Dosis obat yang akan diberikan dan waktu
pemberian harus spesifik untuk menghindari
salah penafsiran yang dilaporkan
8. Dokter memastikan bahwa rekomendasi yang
diberikan telah sesuai dengan cara mengulang
dan membacakan kembali (repeat back dan read
back) ke pengirim pesan (dokter) untuk
konfirmasi kebenaran pesan yang telah
dituliskan dan hal-hal yang telah diinstruksikan
oleh dokter
9. Dokumentasikan secara lengkap instruksi
dokter dalam formulir lembar komunikasi
SBAR/ Lembar instruksi dokter/ catatan
terintegrasi dan berikan paraf serta nama jelas
dokter yang melapor, dan nama dokter yang
memberikan pesan/ instruksi.
10. Dokter yang menerima laporan harus
melihat dan memberikan paraf dan nama jelas
pada kolom yang tersedia di lembar komunikasi
SBAR/lembar instruksi dokter/ catatan
terintegrasi pada saat selambat-lambatnya
dalam waktu 1 x 24 jam.
11. Apabila dokter yang menerima laporan
berhalangan (cuti, sakit) maka yang melakukan
verifikasi menandatangani catatan pesan yang
ditulis oleh penerima pesan adalah dokter
pengganti yang ditunjuk oleh dokter tersebut.
12. Saat pertamakali akan melaporkan pasien
kepada dokter, dokter menggunakan formulir
lembar komunikasi SBAR, selanjutnya bila akan
melaporkan kondisi pasien melalui telepon
untuk pasien yang sama, maka dokter menulis
di lembar instruksi dokter/ catatan terintegrasi
dan ditandatangani
13. Formulir lembar komunikasi SBAR
dilampirkan di dalam rekam medis pasien yang
bersangkutan

C. Komunikasi SBAR antara Petugas Penunjang


Perawat/Dokter

1. Sebelum menelpon perawat/ dokter, petugas


penunjang (apoteker, tenaga teknis
kefarmasian, laboratorium, radiologi, dan
petugas lain) sudah menyiapkan data-data yang
akan dilaporkan melalui telepon.
2. Petugas penunjang mencatat dahulu hal-hal
apa saja yang akan dilaporkan dan membaca
kembali untuk memastikan bahwa data yang
akan dilaporkan sudah benar.
3. Petugas penunjang menyiapkan catatan yang
telah dicatat didekat pesawat telepon lengkap
dengan data-data yang akan dilaporkan
4. Sebelum melaporkan, petugas penunjang
menyampaikan salam singkat, seperti : selamat
pagi/ siang/ sore/ malam
5. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan
prinsip komunikasi SBAR

Situation

Sebutkan identitas petugas penunjang dan unit


RS tempat petugas tersebut bertugas, dan
ceritakan dengan jelas kondisi/situasi yang
membuat anda khawatir
Background

Merupakan penemuan/ data obyektif


berdasarkan pengamatan anda
Laporkan yang penting dan relevan
Assesment

Hasil analisa anda terhadap situasi tersebut


yang memerlukan tindak lanjut atau dianggap
memiliki risiko
Recommendation

Berikan usul atau saran

6. Konfirmasi kembali dengan readback


1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Klinik Integrasi

UNIT TERKAIT 3. Instalasi Gawat Darurat


4. Instalasi Farmasi
5. Instalasi Radiologi

Anda mungkin juga menyukai