Teori Agensi/Keagenaan
Teori ini berfokus pada hubungan antara satu orang pemberi kerja (contoh:
owner) yang memberikan mandat atau mempercayakan sesuatu kepada pihak
lain, yaitu agent (contoh: manajer). Hubungan ini muncul ketika satu orang
mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan sautu jasa, serta
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut.
Atkinson dan Feltham menjelaskan bahwa permintaan stewardship
information berhubungan dengan keinginan untuk memotivasi agent dan
mendistribusikan risiko secara efisien. Teori ini memberikan kerangka kerja
untuk mempelajari kontrak antara owner dan agent. Cara yang dapat
digunakan untuk memonitor masalah kontrak adalah corporate governance.
Prinsip-prinsip pokok corporate governance yang perlu diperhatikan untuk
terselenggaranya praktik good corporate governance adalah transparansi,
akuntabilitas, keadilan, dan tanggung jawab.
Teori Regulasi
Public Interest Theory
Pemerintah melakukan intervensi jika terjadi kegagalan pasar.
Kegagalan pasar terjadi karena:
- tidak ada persaingan
- hambatan untuk masuk ke pasar
- ketidaksempurnaan information gap antara pembeli dan penjual
- kepentingan konsumen yang diinterprestasikan pada regulasi
- terdapat agen
- pemerintah tidak independen dalam mengembangkan regulasi.
Teori ini mengasumsikan bahwa kewenangan pusat memiliki
kepentingan untuk mengatur sehingga muncul kesejahteraan sosial.
Regulatory Capture Theory
Teori ini mendukung regulasi dalam pelaporan keuangan. Namun, alasan
utama adanya regulasi (melindungi kepentingan publik) tidak dapat
tercapai karena pihak yang diatur dapat juga mendominasi regulator
dalam prosees regulasi. Teori ini mengasumsikan bahwa semua anggota
masyarakat rasional secara ekonomi (mengejar kepentingan pribadi),
sehingga pemerinta tidak memiliki peran independen dalam regulasi.
Teori ini menyarankan agar badan akuntansi profesional atau badan
hukum menemukan pengendalian yang memungkinkan untuk mengatur
standar akuntansi yang digunakan dalam pelaporan.
Private Interest Theory
Teori ini muncul sebagai tanggapan atas ketidakpuasan dengan
penjelasan yang diberikan oleh dua teori sebelumnya. Asumsi teori-reori
ini bahwa regulasi hadir sebagai hasil dari respon pemerintah atas
permintaan publik untuk mengoreksi praktik yang tidak efisien yang
dilakukan oleh individu atau organisasi, yang diuji oleh George Stigler
tahun 1971. Ia menguji apakah pemerintah memiliki sumber daya yang
tidak akan dibagikan kepada masyarakat maupun yang paling kuat
sekalipun? Jawabannya adalah kekuatan untuk memaksa. Kekuatan ini
adalah sumber daya potensial atau ancaman untuk semua perusahaan,
dan dengan kekuatannya dapat melarang dan/atau untuk memberikan
pajak dan subsidi, pemerintah bisa menolong bahkan menghancurkan
banyak bisnis.
Komoditi utama yang ditransaksikan dalam pasar politik ini adalah
sebuah perpindahan kekayaan, dengan unsur pokok berada pada sisi
permintaan dan perwakilan politik mereka pada pada sisi penawaran.
Ada banyak penawar dalam pasar ini. Namun hanya ada satu yang
terkuat dan dapat memanfaatkan kekuatan pemerintah untuk mendapat
keuntungan. Dengan kondisi seperti ini, kebijakan pemerintah hanya
memberikan manfaatnya pada produsen.
Teori ini memprediksi bahwa pembuat regulasi akan menggunakan
kewenangannya untuk mentransfer pendapatan dari mereka yang tidak
memiliki kekuatan politik kepada mereka yang memiliki kekuatan
politik.
II. APLIKASI TEORI REGULASI TERHADAP PRAKTIK AKUNTANSI
DAN AUDIT
Aplikasi Teori Kepentingan Publik
Dalam Teori Kepentingan Publik, pemerintah melakukan campur tangan
dalam pembuatan peraturan pada pelaporan keuangan sebagai respon dari
kegagalan pasar dalam memenuhi kepentingan publik. Tindakan dari
Sarbanes-Oxley pada tahun 2002 dalam menangani bangkrutnya Enron Corp
dan perusahaan audit Arthur Anderson dapat dipandang sebagai suatu
implementasi dari Teori Kepentingan Publik. Sistem pelaporan keuangan dan
tata keola perusahaan yang baru telah diperkenalkan dan standar baru dan juga
sistem pengawasan yang baru untuk para auditor juga telah dibentuk.
Tindakan dari Sarbanes-Oxley tersebut dianggap sebagai sistem perlindungan
terbesar dalam sejarah ekonomi dunia.
Banngkrutnya banyak perusahaan merupakan sebuah indikasi adanya
pelanggaran serius dari kondisi yang kompetitif. Pelanggaranpelanggaran
muncul karena informasi yang asimetris antara pihak penawar (Manajemen
dan Akuntan) dengan pihak eksternal pemakai laporan keuangan (investor)
yang tidak mengerti mengenai informasi akuntansi yang mereka butuhkan
dan/atau tidak mampu untuk menentukan nilai dari informasi akuntansi yang
mereka terima. Sebelum campur tangan dari pemerintah, standar informasi
tidak secara resmi diatur. Manajer dan para akuntan membuat laporan
keuangan yang menguntungkan pihak internal perusahaan. Mereka lebih
fokus dalam membuat laporan keuangan yang membuat citra perusahaan
semakin bagus dan dapat menarik sebanyak-banyaknya investor.
Oleh karena itu, teori ini menyarankan agar pemerintah turut ikut campur
tangan dalam mengatur standar akutansi untuk memperbaiki kegagalan pasar.
Sebagai hasilnya, dunia pasar modal pun kembali dipercayai oleh para
investor.
Statutory Requirements
Partisipan utama dalam memproduksi laporan keuangan adalah direktur
perusahaan (beserta para eksekutif dan manajer) dan auditor independen.
Banyak sekali motivasi bagi para manajer untuk secara sukarela menyediakan
informasi keuangan yang akan diverifikasi secara independen melalui proses
audit. Sekarang, yang ingin dijelaskan adalah peran dari persyaratan hukum
sebagai suatu insentif bagi perusahaan untuk menyediakan laporan keuangan
yang diaudit.
Dalam beberapa negara, hukum mewajibkan direktur untuk menyediakan
laporan keuangan yang diaudit. Dengan demikian, motivasi utama bagi
direktur dan auditor adalah memenuhi persyaratan hukum tersebut. Di lain
sisi, peraturan perusahaan mungkin akan mewajibkan persyaratan dasar yang
berkaitan dengan laporan mana yang harus disiapkan, frekuensi penyiapan,
dan informasi apa yang harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
Persyaratan mengenai laporan keuangan berasal dari standar akuntansi yang
spesifik dan bagi beberapa jurisdiksi, standar tersebut memiliki kekuatan
hukum. Peraturan perusahaan sebagai bagian dari sistem legal yang luas
mungkin juga memiliki cara untuk memonitor kesesuaian dengan persyaratan
hukum tersebut. Selain itu, sistem tersebut juga menyediakan sanksi dan
penalti yang mendukung kesesuaian dengan peraturan perusahaan.
Corporate Governance
Davis memiliki pandangan yang luas mengenai tata kelola perusahaan dan
menyatakan bahwa tata kelola perusahaan adalah sebuah struktur, proses, dan
institusi di dalam dan sekitar organisasi yang mengalokasikan kekuatan dan
kontrol sumber daya di antara para partisipan. Beberapa praktik tata kelola
perusahaan berasal dari hukum yang mensyaratkan direktur untuk mengambil
tindakan spesifik yang berkaitan dengan manajemen perusahaannya.
Bagaimanapun juga, sebuah kerangka regulasi dapat berisi tambahan
pedoman dan peraturan tata kelola perusahaan yang timbul dari rekomendasi
sektor swasta yang diberikan secara sukarela dan peraturan yang terdaftar
dalam bursa saham (stock exchange). Pedoman tata kelola perusahaan dapat
menjadi arahan yang baik bagi direktur untuk mengadopsi mekanisme
perusahaan yang tepat dan sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan.
The International Federation of Accountants merupakan salah satu contoh
pedoman dari kode tata kelola perusahaan yang diterbitkan di Ingggris.
Persyaratan perusahaan berkaitan dengan laporan keuangan dapat
dilaksanakan oleh bursa saham atau badan pemerintah yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan persyaratan pelaporan keuangan. Aturan ini dikenal
dengan nama if not, why not.