Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN dan PELATIHAN KESEHATAN

Pelatihan Menggosok Gigi dengan Metode Pertunjukan Drama Boneka Jari


untuk Mencegah Karies Gigi pada Anak Sekolah di Madrasah Ibtidayah
Mangunharjo Kecamatan Tembalang

KELOMPOK 5
Oleh:
Riendy Aanisah Putri 25010115140196
Yeni dwi Nurhidayanti 25010115140197
Meity Aisyah D P S 25010115140199
Allaan Aisy 25010115140202
Sheila Widi Agustin 25010115140209
Frida Kusumaningtyas 25010115140226
Alif Insan Al Farisi 25010115140240
Ellyta Handayani 25010115140262
Parlim Santo Petra Y 25010115140313
Intan Hardian P 25010115140325
Yoshef Arieka M 25010117183020

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
A. LATAR BELAKANG
Penyakit dan kelainan gigi pada anak usia sekolah merupakan
salah satu gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi disebabkan banyak faktor,
di antaranya pola perawatan gigi yang kurang optimal menyebabkan
masalah kesehatan pada anak-anak yaitu; gigi berlubang (karies gigi),
maloklusi (gigi rahang atas dan rahang bawah tidak dapat bertemu dengan
tepat) dan penyakit periodontal (peradangan pada gusi) yang sering
dijumpai di masyarakat.
Gigi merupakan jaringan tubuh yang penting untuk
dipertahankan dan dicegah dari kerusakan. Meskipun gigi adalah jaringan
tubuh yang paling keras, namun mudah sekali terjadi kerusakan. Proses
terjadinya kerusakan gigi bermula dengan adanya lubang gigi (karies).
Karies adalah proses patologi yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari
email gigi dan menjalar ke dentin. Gigi yang mudah sekali diserang karies
adalah gigi sulung (gigi anak) karena struktur giginya lebih 2 tipis dan
lebih kecil dibandingkan dengan gigi dewasa (gigi tetap). Karies sangat
sering terjadi pada gigi-gigi geraham, terutamanya pada permukaan
mengunyah. Oleh karena itu, mencegah kerusakan gigi harus dilakukan
secepat mungkin (Ircham Machfoedz dan Asmar Yeti Zein, 2005:46).
Menurut Schuurs (1993), karies gigi atau gigi keropos adalah
sebagai penyakit kronik dari jaringan keras gigi yang di sebabkan
demineralisasi email oleh bakteri yang ada pada plak, pada tahap akhir
karies ini menyebabkan kerusakan gigi dan gigi berlubang. Karies gigi
merupakan masalah oral yang utama pada anak dan remaja. Upaya
menurunkan insidensi dan akibat ganguan sangat penting pada masa anak-
anak karena karies gigi, jika tidak ditangani dengan cepat akan
menyebabkan kerusakan total pada gigi yang sakit. Usia yang paling
rentan menderita karies gigi adalah 4 sampai 8 tahun untuk gigi primer dan
12 sampai 18 tahun untuk gigi sekunder, atau permanen (Wong, dkk.,
2008).
Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang erat
hubunganya dengan pola perawatan dan konsumsi makanan ataupun
minuman kariogenik. Makanan yang kariogenik adalah makanan yang
lengket menempel di gigi seperti gula-gula (permen) dan coklat (Besford,
1996). Sekarang ini banyak dijumpai makanan kariogenik yang dijual
dipasaran yang sudah sampai pelosok desa. Makanan ini sangat digemari
anak, sehingga perlu lebih diperhatikan pengaruh substrat karbohidarat
kariogenik dengan kejadian karies gigi. Mengingat pentingnya fungsi gigi
maka sejak dini kesehatan gigi anak-anak perlu diperhatikan. Inspeksi oral
merupakan bagian integral dalam pengkajian keperawatan anak. Jika tidak
ditangani dengan segara karies gigi biasanya menghancurkan sebagian
besar gigi dan menyebar ke jaringan sebelahnya, menyebabkan nyeri yang
hebat dan disertai komplikasi sepsis serta infeksi pada daerah muka.
Karies gigi masih merupakan masalah kesehatan baik di negara
maju maupun di negara-negara berkembang sampai saat ini. Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevalensi karies di
Indonesia mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan
dengan negara berkembang lainnya. Karies menjadi salah satu bukti tidak
terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia (Pintauli &
Hamada, 2008).

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud Pelaksanaan Kegiatan
Media dengan melakukan pertunjukan drama boneka jari untuk mencegah
karies gigi apakah efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap
siswa kelas 1-3 terhadap karies gigi di Madrasah Ibtidayah
Mangunharjo kecamatan Tembalang?
2. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan dengan media
pertunjukan drama boneka jari untuk mencegah karies gigi dalam
meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa kelas 1-3 terhadap karies
gigi di Madrasah Ibtidayah Mangunharjo kecamatan Tembalang.

3. Tujuan Khusus
Mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan dengan media melakukan
pertunjukan drama boneka jari untuk mencegah karies gigi dalam
meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa kelas 1-3 terhadap karies
gigi di Madrasah Ibtidayah Mangunharjo kecamatan Tembalang.
C. Soal Pre Post Test
Nama :
Kelas :

No Soal Benar Salah

1 Menggosok gigi 1 kali sehari

2 Menggosok gigi memakai pasta gigi

3 Memakai sikat gigi yang berbulu halus

4 Kuman dapat bertambah banyak di sikat gigi

5 Menggosok gigi dari atas ke bawah

6 Menggosok gigi dari kanan ke kiri

7 Tidak periksa gigi secara rutin

8 Tanda sakit karies gigi adalah gigi menjadi


putih

9 Makan permen tidak membuat sakit karies


gigi

10 Menggosok gigi 2-3 kali sehari membuat


sakit karies gigi

D. Cara Pelaksanaan Kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam
rangka mencegah karies gigi pada anak sekolah metode pelaksanaan harus
disesuaikan dengan tingkatan umur, agar materi pelatihan dapat terserap
dengan baik. Adapun metode pelaksanaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Evaluasi dasar tentang gigi sehat dan gigi karies.
Evaluasi Awal yang disebut pretest untuk mengetahui tingkat
pemahaman akan pengetahuan anak madrasah dalam mengetahui gigi
sehat, gigi karies dan penyebab gigi karies.

2. Penyuluhan dan pengarahan


Penyuluhan mengenai cara merawat gigi dan mulut dengan benar
ditujukan langsung kepada siswa. Penyuluhan ini bertujuan untuk
menumbuhkan keingintahuan serta motivasi siswa dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulutnya. Penyuluhan ini menggunakan
komunikasi verbal ekstensif dan komprehensif dengan metode
penyuluhan Tell Show Do. Tell berarti memberikan penjelasan kepada
siswa madrasah tentang kesehatan gigi dan mulut dengan bahasa yang
mudah diterima. Show berarti kami fokuskan pada pengoptimalan
perabaan mereka terhadap media yang dipakai berupa dua jenis
manekin gigi yang sehat dan tidak sehat (berlubang) agar siswa dapat
meraba kedua manekin tersebut disertai visualisasi yang kami
sampaikan sehingga mudah dibayangkan kondisi keduanya. Do berarti
mengarahkan siswa untuk melakukan yang telah diajarkan. Cara
penyuluhan yang digunakan mudah dimengerti, menarik dan
mengikutsertakan keaktifan siswa.

3. Metode pertunjukan drama dengan boneka jari


Pelatihan ini diharapkan mampu mengajak siswa SD kelas 1-3 untuk
memahami dan mengerti tentang kesehatan gigi yang tujuannya untuk
mencegah karies gigi. Metode ini dilakukan dengan bertujuan
meningkatkan daya ingat, mengasah kemampuan dan pemahaman
siswa terhadap materi yang telah diajarkan dengan suasana yang lebih
menyenangkan. Metode ini dilakukan dengan menampilkan
pertunjukan drama yang bercerita tentang kejadian mengapa gigi
berlubang dan bagaimana cara menyikat gigi yang benar.

4. Pemahaman konsep Quality home care


Pemahaman konsep Quality Home Care sebagai sosialisasi kepada
orang tua mengenai cara pendampingan, pemantauan dan pemberian
perawatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan di dalam rumah
sebagai upaya preventif. Sebelum melakukan sosialisasi Home Care,
dibagikan questioner kepada orang tua siswa dan wawancara yang
hasilnya digunakan untuk menentukan strategi pendekatan dan edukasi
Home Care.
Dari metode Home Care ini diharapkan orang tua dapat memantau
kesehatan gigi dan mulut anak secara intens dan mengetahui kapan
anak
seharusnya dibawa ke dokter gigi apabila terdapat keluhan. Selain itu,
digunakan alat inovasi berupa jam alarm yang diatur berbunyi tiga
kali sehari sesuai waktu sikat gigi yang baik yakni pukul 06.00 WIB,
15.00 WIB dan 20.00 WIB atau disesuaikan dengan jadwal keseharian
anak

5. Evaluasi hasil pemahaman


Evaluasi akhir berupa posttest untuk mengetahui pemahaman anak
tentang gigi sehat dan gigi karies dari yang telah dijelaskan.

6. Penerapan Praktik mengosok gigi


Penerapannya diharapkan anak dapat menggosok gigi dengan lengkap
dan benar di rumah. Praktik menggosok gigi merupakan salah satu
pelatihan yang diberikan kepada siswa madrasah agar dapat melakukan
gosok gigi yang baik dan benar. Melalui perawatan ini diharapkan
siswa dapat melakukan gosok gigi secara mandiri dan teratur tanpa
merasa kesulitan dalam kesehariannya. Metode yang dilakukan yakni
dengan mengenalkan gerakan-gerakan sederhana dalam menyikat gigi,
seperti gerakan naik turun pada gigi depan dan bulat-bulat pada gigi
belakang.

Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan untuk mencegah karies gigi


pada anak sekolah di madrasah ibtidayah dengan metode pertunjukan
drama boneka jari, dilaksanakan pada Madrasah Ibtidayah di
Tembalang, Kota Semarang.
Alokasi pelaksanaan kegiatan adalah dua hari kerja yang dimulai pukul
07.00 sampai pukul 12.00.

Tahap pelaksanaan kegiatan


NO Jam Pelaksanaan Nama Kegiatan Bahan / Materi
Hari Pertama
1 Perkenalan dan Sambutan -
2 Evaluasi Awal / Pre Test -
3 Penyuluhan/ Ceramah Pamlet, buku panduan
4 Implementasi Penyuluhan Boneka Gigi, video
berupa drama tentang gigi cerita gigi
5 Penjelasan implementasi Pembagian kertas
quality home care jadwal sikat gigi
Hari Kedua
1 Pemeriksaan Gigi dan -
Pelaksanaan home care
2 Games Edukasi Games rangking 1
3 Praktek Menggosok Gigi Sikat Gigi dan Pasta
gigi
4 Evaluasi Akhir / Post Test -
5 Penutup -

E. Bentuk Kegiatan (Metode)

No Hari, Waktu Kegiatan Peserta Tempat


tanggal Pelasanaan Pelaksaanan

1. Jumat, 08.00-11.30 1.Ceramah interaktif Siswa Aula Madrasah


2. Penampilan drama
20 WIB Madrasah Ibtidaiyah
dengan alat peraga
Oktober Ibtidaiyah
(boneka jari tangan)
2017 Kelas 1-3
3.Penjelasan
implementasi
quality home care

2. Sabtu, 08.00-12.00 1. Games rangking 1 Siswa Aula dan


2. Demontrasi cara
21 WIB Madrasah Halaman
Oktober sikat gigi yang benar Ibtidaiyah Madrasah
2017 (praktek) Kelas 1-3 Ibtidaiyah

Kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan gosok gigi guna pencegahan karies gigi
pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Kelas 1-3 yaitu dengan :
Hari ke-1 Jumat, 20 Oktober 2017
1. Pembukaan yang dibuka oleh mc dengan estimasi waktu 5 menit.
2. Sambutan dari pihak penyelenggara yaitu mahasiswa FKM UNDIP yang
bekerja sama dengan Puskesmas dan sambutan dari pihak madrasah
ibtidayah menyampaikan sepatah dua patah kata dengan estimasi waktu 10
menit.
3. Pelaksanaan pre-test yang akan dipandu oleh mc, dilakukannya pre-test
dengan tujuan mengukur pengetahuan peserta didik mengenai lingkup
kesehatan gigi sebelum diberikan materi serta bentuk soal yang disajikan
berupa opsi benar dan salah dengan estimasi waktu untuk mengerjakan 10
menit.
4. Ceramah interaktif yang disampaikan oleh Petugas Kesehatan dari
Puskesmas (Dokter/Perawat Gigi dan mulut) dengan pemaparan materi,
pemateri dapat menggunakan media pendukung lain dalam penyampaian
materi selama 60 menit
5. Penampilan drama dengan alat peraga (boneka jari-jari tangan) yang
bercerita tentang kejadian mengapa gigi dapat berlubang dan cara
menyikat gigi yang benar dengan menggunakan boneka jari-jari tangan
tersebut. Boneka jari tangan ini terbuat dari kain flanel yang dibuat
bervariasi sesuai karakter-karakter yang dibutuhkan, berikut jenis karakter
boneka yang akan ditampilkan :
Bakteri/kuman penyebab gigi berlubang/karies
Makanan yang bisa menyebabkan karies
Buah-buahan yang bisa dikonsumsi agar gigi tetap sehat
Gigi sehat
Gigi berlubang
Sikat gigi
Pasta gigi

Pertunjukan dilaksanakan dengan estimasi waktu 90 menit


Hari ke-2 Sabtu, 20 Oktober 2017
1. Pembukaan yang dipandu oleh mc dengan estimasi 5 menit bertempat di
aula
2. Games rangking 1 yang dilaksanakan di halaman sekolah, games ini
seperti cerdas cermat namun metodenya dengan sistem gugur. Dimana
setelah dibacakan soal yang pertama langsung dijawab dan bila hasilnya
benar lanjut ke pertanyaan berikutnya, sedangkan yang jawabannya salah
gugur dan tidak dapat mengikuti gamesnya lagi. Pada Games rangking 1
ada sebanyak 20 soal, dengan tipe soal benar atau salah. Diambil 3
pemenang yaitu yang mampu menjawab hingga akhir sesi games tersebut.
Estimasi pelaksaanaanya selama 60 menit.
3. Demontrasi cara sikat gigi yan benar, dipandu oleh perwakilan tenaga
kesehatan dari Puskesmas (dokter gigi / perawat gigi) serta mahasiswa
FKM UNDIP. Dalam kegiatan ini peserta didik madrasah ibtidaiyah
melakukan praktik langsung bagaimana cara menggosok gigi yang baik
dan benar. Perlengkapan yang dibutuhkan seperti sikat gigi, pasta gigi dan
gelas atau cangkir untuk berkumur. Estimasi pelaksaanaanya selama 30
menit.
4. Pelaksaan post-test yang akan dipandu oleh mc, dilakukannya post-test
dengan tujuan mengukur tingkat pengetahuan peserta didik madrah
ibtidaiyah setelah dilakukannya pelatihan mengenai gosok gigi sebagai
upaya pencegahan karies gigi selama 2 hari apakah pengetahuannya
meningkat atau sama atau malah menurun. Estimasi pelaksanaanya selama
10 menit.

F. Jadwal Kegiatan
1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Tanggal : 20-21 Oktober 2017
Waktu : 08.00 selesai
Tempat: Aula dan Halaman Madrasah Ibtidaiyah

2. Matriks Pelaksaan Kegiatan


No Tahapan September Oktober
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3
1 Perencanaan
2 Rapat Anggota
3 Pengumpulan Dana
4 Persiapan Awal
5 Persiapan Akhir
6 Pelaksanaan

G. RENCANA ANGGARAN BIAYA PELATIHAN UNTUK


MENCEGAH KARIES GIGI DI MADRASAH IBTIDAYAH

1. PEMASUKAN

No Jenis pemasukan Jumlah


1 DANA USAHA MAHASISWA Rp 1.000.000,00
2 IURAN MAHASISWA Rp 1.400.000,00
Total Rp 2.400.000,00

2. PENGELUARAN

No Uraian Volume Satuan Harga Jumlah


SEKRETARIS
1. Print soal pre-test 75 lembar Rp 250,00 Rp 18.750
2. Print absensi 3 Lembar Rp 250,00 Rp 750,00
peserta
3. Print absensi 3 Lembar Rp 250,00 Rp 750,00
panitia
4. Print kertas untuk 150 Lembar Rp 250,00 Rp 37.000,00
games
TOTAL Rp 57.250,00
SIE. ACARA
5. Fee pembicara 1 orang Rp Rp 350.000,00
350.000,0
0
6. Print rundown 11 lembar Rp 250,00 Rp 2.750,00
TOTAL Rp 352.750,00
SIE. PDD
7. MMT 3x4 Meter Rp Rp 240.000,00
20.000,00
8. Plakat pembicara 2 Buah Rp Rp 30.000,00
15.000,00
TOTAL Rp 270.000,00
SIE. KONSUMSI
9. Konsumsi panitia 11 orang Rp Rp 110.000
10.000,00
10. Konsumsi 2 orang Rp Rp 30.000,00
pembicara 15.000,00
11 Konsumsi anak 75 orang Rp. Rp.750.000,00
10.000,00
12. Susu 75 Kotak Rp Rp 375.000,00
5.000,00
TOTAL Rp
1.265.000,00
SIE. PERLENGKAPAN
13. Hadiah (sikat 5 Buah Rp Rp 60.000,00
gigi) 12.000,00
14. Boneka tangan 10 buah Rp Rp 150.000,00
15.000,00
15. Perlengkapan 1 Paket Rp. Rp 150.000,00
Sound 150.000
TOTAL Rp 360.000,00
SIE. HUMAS
16. Pulsa 50.000 rupiah Rp Rp 50.000,00
50.000,00
TOTAL Rp 50.000,00

Rp
TOTAL ANGGARAN 2.305.000,00
H. SUSUNAN ACARA

Tempat
No Waktu Acara pelaksanaan Durasi Keterangan
Jumat, 20 Oktober 2017
1 08.00-08.10 Pembukaan Aula sekolah 10' MC
2 08.10-08.20 Sambutan Ketua Penyelenggara Aula sekolah 10' Ketua Penyelenggara
3 08.21-08.30 Sambutan Kepala Sekolah Aula sekolah 10' Kepala Sekolah
4 08.31-08.45 Pre-test Aula sekolah 15' Tim penyelenggara
5 08.46-08.50 Ice Breaking Aula sekolah 5' Tim penyelenggara
6 08.51-09.50 Ceramah Interaktif Aula sekolah 60' Dokter gigi puskesmas
7 09.51-11.20 Penampilan Drama Aula sekolah 90' Tim penyelenggara
8 11.21-11.30 Penjelasan implementasi quality home care Aula sekolah 10' Tim penyelenggara
9 11.31-11.33 Penutup Aula sekolah 3' MC
Sabtu, 21 Oktober 2017
1 08.00-08.10 Pembukaan Aula sekolah 10' MC
Halaman
2 08.11-09.10 Games Ranking 1 sekolah 60' Tim penyelenggara
Halaman
3 09.11-09.15 Ice Breaking sekolah 5' Tim penyelenggara
Halaman
4 09.16-09.45 Demonstrasi Cara Sikat Gigi yang Benar sekolah 30' Dokter gigi puskesmas
5 09.46-09.50 Ice Breaking Aula sekolah 5' Tim penyelenggara
6 09.50-10.00 Post-test Aula sekolah 10' Tim penyelenggara
7 10.00-10.30 Pembagian hadiah dan doorprize Aula sekolah 30' Tim penyelenggara
I. STUKTUR KEPANITIAN
Bagian kepanitiaan yang di butuhkan dalam acara :
1) Ketua Panitia.
Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan yang bertanggung jawab
terhadap kelancaran pelaksanaan. Ketua dalam pelaksanaan tugasnya
harus dapat berkomunikasi, bekerja sama dengan baik, dan bekerja sama dengan
berbagai pihak yang mendukung dan menyukseskan kegiatan. Seorang ketua
harus memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas
pekerjaannya.
2) Wakil Ketua Panitia
Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua,
bertanggung jawab atas kepengurusan berbagai hal dan memperlancar
kegiatan seksi-seksi, juga mengganti ketua atau melaksanakan tugas ketua,
apabila ketua berhalangan. Seorang wakil ketua harus memiliki sikap
tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan.
3) Sekretaris
Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan atau suatu organisasi
diantaranya adalah menulis seluruh kegiatan panitia selama
penyelenggaraan. Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada pihak
terkait acara. Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat
penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu pengeluaran
surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, bersama ketua,
membuat laporan kegiatan sebelum, sedang dan sesudah acara
berlangsung.Sekretaris harus memiliki sikap jujur, tangung jawab, dan
tertib karena tugas sekretaris sangat erat hubungannya dengan
administrasi.
4) Bendahara
Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan,
penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya
penyelenggaraan acara. Bendahara harus juga dapat menyusun laporan
pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan keuangan selama
kegiatan berlangsung. Bendahara harus memiliki sikap jujur, tanggung
jawab, teliti, dan cermat dalam mengatur pengeluaran yang digunakan
selama kegiatan berlangsung.
5) Seksi-Seksi
Seksi-seksi dibentuk dalam rangka membantu tugas dan menyukseskan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Pembentukan seksi-seksi bisa
berkembang sesuai kebutuhan acara yang akan digelar. Seksi-seksi harus
memiliki sikap jujur, bertangung jawab, dan disiplin dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Berikut merupakan contoh dari seksi-seksi :
A. Seksi acara
- Membuat susunan acara secara rinci dan spesifik
- Bersama divisi perlengkapan menyusun daftar perlengkapan dan
mengadakannya;
- Membuat konsep acara agar lebih baik, misalnya dengan
mengundang orang ahli yang dibutuhkan;
- Berfungsi sebagai koordinator lapangan dan mengatur hal-hal teknis
di lapangan saat acara berlangsung;
- Melakukan sosialisasi susunan acara kepada berbagai pihak yang
terkait;
- Bertanggungjawab kepada ketua Panitia
B. Seksi Humas(Hubungan Masyarakat)
Seksi ini bertugas mengurus segala perijinan dengan pihak terkait yang
akan digunakan atau diminta bantuan dalam acara. Seksi ini
bekerjasama dengan sekretaris dalam pembuatan perijinan yang
terkait.
C. Seksi Publikasi dan Dokumentasi
Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui
berbagai media, seperti dengan surat-surat pemberitahuan, spanduk
kegiatan, pembuatan poster , katalog, undangan, dan sebagainya.
Apabila dalam masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan
surat-surat izin dapat berhubungan dengan sekertaris penyelenggaraan.
Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi,
dengan jalan mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan dari
awal sampai selesai (berakhir), dokumentasi ini sangat penting sebagai
tolok ukur dan wawasan di masa mendatang.
D. Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai
perlengkapan (alat dan fasilitas lain) yang digunakan dalam
penyelenggaraan. Seksi ini bekerjasama dengan seksi lainnya untuk
melengkapi perlengkapan yang dibutuhkan, terutama dari seksi acara.
E. Seksi Keamanan
Fungsi dan Tugas kerja seksi keamanan adalah sebagai berikut :
- Menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan termasuk menjaga dan
mengamankan fasilitas
- Menjaga keamanan pada saat kegiatan
- Menjaga peralatan dan kelengkapan
- Untuk menjaga dan mengamankan, kegiatan perlu kerja sama
dengan pihak ketiga.

F. Seksi Konsumsi
Seksi Konsumsi bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika
pembukaan dan penutupan. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab
menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian.

STRUKTUR BAGIAN KEPANITIAN


J. PENUTUP
Anak usia sekolah mengalami penyakit dan kelainan gigi seperti gigi
berlubang (karies gigi), maloklusi (gigi rahang atas dan rahang bawah
tidak dapat bertemu dengan tepat) dan penyakit periodontal (peradangan
pada gusi). Penyuluhan serta pelatihan mengenai cara merawat gigi dan
mulut perlu dilaksanakan di tingkat sekolah dasar/sederajat. Diharapkan
dengan adanya penyuluhan ini siswa mampu menumbuhkan keingintahuan
serta motivasi dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya yaitu dengan
praktik cara menggosok gigi yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Alimah Sari,Siti. 2013. Hubungan kebiasaan menggosok gigi dengan timbulnya
karies gigi pada anak usia sekolah kelas 4-6 di SDN Ciputat 6 Tangerang Selatan
Provinsi Banten. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan.UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dian Agnintia dkk, 2013.QUALITY SELF CARE AND HOME CARE SOLUSI
KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK TUNANETRA DI SDLB A-YKAB
SURAKARTA, Jurnal Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fatikhin. 2011. Hubungan Pola Perawatan Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi
Pada Anak Sekolah Di Madrasah Ibtidaiyah Mangunharjo Kecamatan Tembalang
Semarang Selatan. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Ilmu
Keperawatan, Universitas Muhammadiyah, Semarang.

Warih Gayatri,Rara dan Mardianto. Gambaran Status Karies Gigi Anak Sekolah
Dasar Kota Malang. 2016. Jurnal Prenvetiva,Vol 1 no 1. Fakuktas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negri Malang.
Welbury,R. 1997. Pediatric Dentistry. Oxford University Press. Inggris.

Anda mungkin juga menyukai