Anda di halaman 1dari 15

14.

Mengetahui mutu yankes (responsiveness,tangible,dll)

a). REABILITAS ( REABILITY )


Adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat
(akurat )dan memuaskan.
b). DAYA TANGGAP (RESPONSIVENESS )
Yaitu keinginan para karyawan / staf membantu semua pelanggan
serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan dengan
tanggap.
c). JAMINAN ( ASSURANCE )
Karyawan / staf memilki kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya
, bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-raguan
d). EMPATI ( EMPHATY )
Dalam hal ini karyawan / staf mampu menempatkan dirinya pada
pelanggan, dapat menjalin komunikasi dan dapat memahami
kebutuhan pelanggan.
e). BUKTI FISIK / BUKTI LANGSUNG (TANGIBLE )
Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang
siap pakai serta penampilan karyawan / staf yang menyenangkan

15. Menentukan sasaran program


16. Memahami p1, p2, p3
Model Manajemen P1 – P2 – P3

A. P1 (Perencanaan) Puskesmas : Microplanning Puskesmas.


Microplanning adalah penyusunan rencana 5 (lima) tahunan dengan
tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan
dan membina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Keluarga
Berencana- Kesehatan diwilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang
dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka meningkatkan
fungsi Puskesmas(Departemen Kesehatan, 1989). Tujuan
umum microplanning adalah meningkatkan cakupan pelayanan program
prioritas yang mempunyai daya ungkit terbesar terhadap penurunan
angka kematian bayi, anak balita dan fertilitas dalam wilayah kerjanya
yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi Puskesmas.
B. P2 (Penggarakan dan Pelaksanaan) Puskesmas
Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) Puskesmas
adalah meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan
kemampuan tenaga Puskesmas untuk bekerja sama dalam Tim dan
membina kerja sama lintas program dan lintas sektoral.

C. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian): Stratifikasi Puskesmas


Stratifikasi Puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi
kerja Puskesmas dengan mengelompokkan Puskesmas dalam 3 strata
yaitu Strata Puskesmas dengan prestasi kerja baik (Strata I),
Strata Puskesmas dengan prestasi kerja cukup (Strata II) dan Strata
Puskesmas dengan prestasi kerja kurang (Strata III).

17. Tipe rumah sakit


Berikut perbedaan Rumah Sakit Tipe/Kelas A, B, C, dan D dilihat dari Jumlah
Sumber Daya Manusia (SDM) yakni Medik, Kefarmasian, Keperawatan,
Kesehatan dan Nonkesehatan.

Jenis Pelayanan A B C D
18 dokter
umum untuk
pelayanan 12 dokter 9 dokter umum
medik dasar umum untuk untuk
4 dokter gigi pelayanan pelayanan
umum untuk medik dasar medik dasar
pelayanan 3 dokter gigi 2 dokter gigi 4 dokter umum
medik gigi umum untuk umum untuk untuk
mulut6 dokter pelayanan pelayanan pelayanan
spesialis untuk medik gigi medik gigi medik dasar
setiap jenis mulut mulut 1 dokter gigi
pelayanan umum untuk
medik spesialis 3 dokter 2 dokter pelayanan
dasar spesialis untuk spesialis untuk medik gigi
3 dokter setiap jenis setiap jenis mulut
spesialis untuk pelayanan pelayanan
septiap jenis medik spesialis medik spesialis 1 dokter
pelayanan dasar dasar spesialis untuk
medik sepsialis setiap jenis
penunjang 2 dokter 1 dokter pelayanan
spesialis untuk spesialis untuk medik spesialis
3 dokter septiap jenis septiap jenis dasar
Medik spesiali untuk pelayanan pelayanan
setiap jenis medik sepsialis medik sepsialis
pelyanan penunjang penunjang
medik spesialis
lain 1 dokter 1 dokter gigi
spesiali untuk untuk setiap
2 dokter setiap jenis jenis pelayanan
subspesiali pelyanan medik spesilis
untuk setiap medik spesialis gigi mulut
jenis lain
pelayanan
medik 1 dokter
subspesialis subspesiali
untuk setiap
1 dokter gigi jenis
untuk setiap pelayanan
jenis medik
pelayanan subspesialis
medik spesilis
gigi mulut 1 dokter gigi
untuk setiap
jenis
pelayanan
medik spesilis
gigi mulut

1 Apt ssbg 1 Apt sbg


kepala instalasi kepala instalasi
farmasi farmasi 1 Apt sbg
5 Apt di Rawat 4 Apt di Rawat kepala instalasi
Jalan dibantu Jalan dibantu 8 farmasi
10 tenaga tenaga teknis 2 Apt di Rawat
teknis farmasi farmasi Jalan dibantu 4
tenaga teknis 1 Apt sbg
5 Apt di rawat 4 Apt di rawat farmasi kepala instalasi
inap dibantu 10 inap dibantu 8 farmasi
tenaga teknis tenaga teknis 4 Apt di rawat 1 Apt di rawat
farmasi farmasi inap dibantu 4 inap dibantu 2
tenaga teknis tenaga teknis
1 Apt di IGD 1 Apt di IGD farmasi farmasi
dibantu 2 dibantu 2
tenaga teknis tenaga teknis 1 Apt koord 1 apt koord
farmasi farmasi penerimaan, penerimaan,
distribusi, dan distribusi, dan
1 Apt di ICU 1 Apt di ICU produksi produksi
Kefarmasian dibantu 2 dibantu 2
tenaga teknis tenaga teknis
farmasi farmasi

1 Apt sbg 1 Apt sbg


koord koord
penerimaan penerimaan
dan distribusi dan distribusi

1 Apt sbg 1 Apt sbg


koord produksi koord produksi

Dihitung
Jumlah sesuai Jumlah sesuai dengan
tempat tidur pd tempat tidur pd perbandingan 2 2 perawat utk 3
rawat inap rawat inap perawat utk 3 tempat tidur
Kualifikasi & Kualifikasi & tempat tidur Kualifikasi &
kompetensi kompetensi Kualifikasi & kompetensi
disesuaikan disesuaikan kompetensi disesuaikan
dengan keb. dengan keb. disesuaikan dengan keb.
RS RS dengan keb. RS RS
Keperawatan
Tenaga Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan
kesehatan dan dengan keb. dengan keb. dengan keb. dengan keb.
Non kes Rumah sakit Rumah sakit Rumah sakit Rumah sakit
Sumber: Permenkes No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah
Sakit.

18. Memahami analisis SWOT pada kasus ( contohnya Puskesmas)


Berikut adalah penjelasan mengenai analisis tersebut dengan BLUD RSUD
Sambilegi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sambilegi sebagai contoh:

Lingkungan Internal
Kekuatan (Strengths)
Bagian kekuatan ini menjabarkan segala sesuatu yang menjadi kekuatan BLUD
untuk dapat bersaing. Kekuatan tersebut dapat dijabarkan dengan membaginya
menjadi beberapa kategori seperti berikut.

 Aspek Pelayanan
1. Sudah tersedianya peayanan kesehatan baik dari Pelaksana Pelayanan
Medis dan Perawatan, yaitu rawat jalan, IGD, rawat indap dan penunjang
intensif. Juga tersedianya penunjang medik dan pelaksana kedokteran yang
terdiri dari radiologi, laboratorium dan UTD.
2. Terjadi peningkatan kunjungan dari tahun ke tahun baik dari psien umum,
BPJS atau pun kunjungan rawat jalan dan rawat inap.
3. Tingkat kepercayaan terhadap rumah sakit tidak hanya dari dalam kota saja
namun juga datang dari luar Sambilegi.
4. RSUD Sambilegi menjadi rumah sakit rujukan dari daerah Sleman, dan juga
Sambilegi Selatan.
 Aspek SDM
1. Pemimpin yang berkomitmen tinggi akan membawa perubahan baik untuk
RSUD baik perubahan kinerja SDM atau pun Pelayanan rumah sakit.
2. SDM baik medis atau pun non medis ramah sehingga pelayanan terhadap
pasien meningkat.
3. Jumlah SDM sebanyak 403 orang merupakan kekuatan yang baik untuk
memaksimalkan pelayanan medik dan non medik di rumah sakit.
 Aspek Keuangan
1. Mendapat sumber dana dari pemerintah berupa APBD di mana APBD ini
dipecah menjadi 3 bantuan yaitu APBD murni, Dana Alokasi Khusus (DAK)
dan jug OTSUS (Otonomi khusus) daerah Sambilegi.
2. Mendapat sumber dari pelayanan rumah sakit baik dari pasien umum,
kerjasama dan penerimaan lain-lain yang diperbolehkan.
 Aspek sarana dan Prasarana
1. Sebagai rumah sakit kelas c namun sudah cukup memiliki sarana dan
prasarana yang memadai.
2. Menjadi rujukan dari daerah lain yang disebabkan sarana dan prasarana
yang lebih lengkap.
3. Masih membutuhkan sarana dan prasara lainnya untuk menunjang
pelayanan dan hal ini sedang diupayakan mulai dari tahun 2017 dan
seterusnya.

Kelemahan (Weakneses)
Selain mengungkapkan segala macam keunggulan, BLUD juga perlu
mengungkapkan kelemahannya. Hal ini tidak terlepas dari sifat asli, yaitu pasti
memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dijabarkan di sini, akan tetapi
tidak mengungkapkan kelemahan fatal perusahaan. Pengungkapan tersebut
dapat diungkapkan pada bagian ini lengkap dengan rinciannya. Berikut adalah
beberapa contoh pengungkapan kelemahan.
 Aspek Pelayanan
1. Beberapa pelayanan masih ada yang dilaksanakan dibawah standar yang
ada karena belum sesuai dengan SOP Pelayanan
2. Sistem pelayanan rumah sakit masih belum berjalan dengan baik seperti
yang diharapkan
3. Dokter spesialis yang dimiliki masih terbatas sehingga beberapa pelayanan
belum bisa terpenuhi sesuai kebutuhan
4. Pelayanan yang ada masih minim yang disebabkan terbatasnya kamar yang
baru akan dikembangkan 200 kamar di 2018
 Aspek SDM
1. SDM yang ada masih belum semuanya bisa memenuhi standar
kepegawaian dan menjadikan standar tersebut sebagai budaya kerja.
2. Keterbatasan dokter spesialis yang ada membuat pelayanan belum
maksimal dilakukan.
3. Kualitas kompetensi pelayanan pada tingkat pelaksana belum memenuhi
standar yang ada.
 Aspek Keuangan
1. Alokasi dari hasil perolehan pelayanan masyarakat umum belum maksimal
terdistribusikannya
2. Anggaran yang ada masih terpusat berdasarkan skala prioritas.
 Aspek sarana dan Prasarana
1. Tanah yang luas namun belum tergarap dengan baik sehingga terlihat tata
letak yang kurang kondusif baik bagi pengunjung atau pun pasien.
2. Masih minimnya kamar pelayanan yang dimiliki.
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana masih belum optimal seperti yang
diharapkan.

Lingkungan Eksternal
Peluang (Opportunities)
Peluang perlu dicantumkan untuk melihat peluang yang muncul dari luar
perusahaan yang mungkin dapat mengembangkan perusahaan. Dalam bagian
peluang ini diuraikan tentang aspek pelayanan, SDM, keuangan, dan sarpras.
Berikut contoh dari masing-masing aspek.
 Aspek Pelayanan
1. Rumah sakit Sambilegi sebagai rumah sakit rujukan dari tiga daerah lainnya,
yaitu Sambilegi Sleman, Pak Pak Barat dan Sambilegi Selatan.
2. Meningkatnya kepercayaan dari masyarakat dengan ditunjukkanya
peningkatan layanan baik rawat jalan dan rawat inap di 2016 sejumlah
26,814 dari yang sebelumnya tahun 2015 hanya sejumlah 20,122
kunjungan.
3. Lokasi yang mudah dicapai, ada di daerah kota Sambilegi.
4. Meningkatkan kerjasama dengan BPJS, Pemerintah dan juga pihak swasta
untuk menambah penerimaan lain-lain rumah sakit yang nantinya akan
memperbaiki layanan rumah sakit
 Aspek SDM
1. Tersedianya sumber daya manusia untuk dijadikan pegawai di rumah sakit
menilik kebutuhan rumah sakit terhadap tenaga kerja nantinya meningkat.
2. Optimisme SDM akan terpenuhi dilihat dari respon pemerintah daerah yang
baik dengan menyekolahkan beberapa dokter spesialis untuk RSUD
Sambilegi.
 Aspek Keuangan
1. Mencari kerjasama dengan pihak ketiga sebagai upaya peningkatan
pelayanan rumah sakit, baik kerjasama yang langsung berhubungan dengan
pelayanan utama atau pun layanan penunjang.
2. Adanya ketertarikan dari laboratorium pihak ketiga yang ingin bekerjasama.
3. Mendapatkan bantuan danaatau pun sarana dan prasarana dari luar rumah
sakit dan pemerintah.
 Aspek sarana dan Prasarana
1. Adanya dukungan dari pemerintah merupakan berita baik untuk rumah sakit
karena dapat melakukan pembangunan untuk menunjang pelayanan yang
ada.
2. Dukungan yang ada juga dapat meningkatkan pengadaan sarpras yang
belum ada di rumah sakit.

Ancaman (Threats)
Bagian ini menjabarkan mengenai ancaman-ancaman yang ada dari luar
BLUD. ancaman tersebut perlu dianalsis dan diungkapkan untuk mencegah
gangguan kegiatan operasional BLUD. Ancaman dapat dikategorikan menjadi
beberapa aspek seperti pelayanan, SDM, keuangan, dan sarpras. Berikut
contoh dari masing-masing aspek.

 Aspek Pelayanan
1. Meningkatkan keinginan amsyarakat untuk pelayanan yang cepat dan puas.
2. Masyarakat semakin kritis terhadap perubahan pelayanan yang ada, yang
menginginkan adanya pembenahan setiap waktu.
 Aspek SDM
1. Adanya pembatasan jumlah pegawai melalui jalur PNS oleh aturan yang
terkait.
2. Adanya pembatasan untuk tenaga dokter yang praktik 3 tempat kerja praktik
sekaligus.
 Aspek Keuangan
1. Adanya penurunan dari tahun ke tahun untuk dana otonomi khusus daerah
Sambilegi.
2. Akan adanya biaya yang meningkat seiring dengan penambahan pegawai di
tahun yang akan datang.
 Aspek Sarana dan Prasarana
1. Adanya standar kelengkapan untuk memenuhi syarat akreditasi rumah sakit.
2. Akses menuju rumah sakit Sambilegi bagi masyarakat pedesaan masih jauh
untuk ditempuh.

19. Memahami POAC


Perencanaan (planning)
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif,
kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk
usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan :
 Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan
mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
masalah yang direncanakan.
 Forsight: kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan
jalan atau cara cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-
keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang
dilakukan.
 Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat segala sesuau secara
keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi
yang ada.
 Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat
menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat
mengambil keputusan.
Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu:
 Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi perusahaan
 Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum
membuat perencanaan
Pengorganisasian (organizing)
Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi
yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau
organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang
telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan
organisasi. Dalam pengorganisasian dikenal istilah KISS (koordinasi,
integrasi, simplifikasi, dan sinkronisasi) dalam rangka menciptakan
keharmonisan dalam kegiatan organisasi.

Pelaksanaan atau penerapan (actuating)


Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana
seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi
tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing
untuk dapat mewujudkan tujuan.

Pengawasan (controlling)
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut
memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil
guna
20. Menghitung persentase DAK
Pengertian DAK diatur dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Keuangan Pusat dan
Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwa: “Dana Alokasi Khusus,
selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.”
Pasal 54 PP Nomor 55 Tahun 2005 mengatur bahwa perhitungan alokasi DAK
dilakukan melalui 2 tahap, yaitu :
1) Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; dan
2) Penentuan besaran aloksi DAK masing-masing daerah.
Adapun penentuan daerah tertentu tersebut harus memenuhi kriteria
umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Sedangkan besaran alokasi
untuk masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan
indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Kemampuan Keuangan Daerah = Penerimaan Umum APBD – Belanja
Pegawai Daerah

Penerimaan Umum = PAD + DAU + (DBH – DBHDR)

Belanja Pegawai Daerah = Belanja PNSD

Keterangan:
PAD = Pendapatan Asli Daerah
APBD = Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
DAU = Dana Alokasi Umum
DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi
PNSD = Pegawai Negeri Sipil Daerah

21. Memahami Elastisitas sempurna (contohnya)


Elastis Sempurna ( E = ~ )
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak
berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga. Kurvanya akan sejajar
dengan sumbu Q atau X. E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak
diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh: bumbu dapur.
Penawaran elastis ialah penawaran yang terjadi apabila persentase perubahan
harga lebih kecil dari persentase perubahan penawaran. Contoh untuk barang –
barang yang biasanya mengalami penawaran elastis ialah barang – barang
produksi pabrik atau barang-barang industri yang tidak tergantung pada masa
panen dan musim serta dapat dengan mudah ditambah atau dikurangi jumlah
produksinya,

22. Menghitung total cost, biaya langsung dan tidak langsung


a. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
Biaya untuk faktor produksi tetap
Secara relatif tak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi/output
Tetap harus dikeluarkan terlepas apakah pelayanan diberikan
Sama dengan Biaya Investasi
Contoh : nilai rupiah gedung, tanah, kendaraan, peralatan medis, lahan parkir,
taman, dll
b. Biaya Variable (Variable Cost = VC)
Disebut sebagai Biaya Rutin
volumenya dapat direncanakan terlebih dulu
Volume biaya dipengaruhi oleh banyaknya produksi/output
Contoh : biaya obat, makanan, ATK, pemeliharaan, dll
c. Biaya Total (Total Cost = TC)
Penjumlahan antara Biaya Tetap dan Biaya Variabel
TC = FC + VC

Dalam kaitannya dengan Biaya Satuan


a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya yang berkaitan langsung dengan pelayanan kepada konsumen/pasien
Ditempatkan pada unit-unit pelayanan konsumen (unit produksi)
Contoh : semua biaya yang dikeluarkan oleh unit rawat jalan, rawat inap,
laboratorium, kamar operasi, rontgen, gawat darurat, dll
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya yang tidak berkaitan langsung
dengan pelayanan kepada konsumen/pasien
Ditempatkan di unit-unit penunjang pelayanan
Contoh : semua biaya yang dikeluarkan oleh bagian administrasi &
keuangan, rekam medis, instalasi gizi, laundry, sanitasi RS.

EPIDEMIOLOGI
23. Mengetahui Desain penelitian
A. Desain Penelitian Non-eksperimen
Desain Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan atau
menggambarakan fakta-fakta mengenai populasi secara sistematis, dan
akurat. Dalam penelitian deskriptif fakta-fakta hasil penelitian disajikan apa
adanya. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan
dilakukannya penelitian analitik. Desain atau rancangan penelitian deskriptif
dibedakan menjadi dua: desain studi kasus dan desain penelitian survai
(Nursalam, 2003: 83-84).

1) Desain penelitian studi kasus


Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup
pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu pasien,
keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2003 : 83).
Karakteristik studi kasus adalah subjek yang diteliti sedikit tetapi
aspek-aspek yang diteliti banyak.
2) Desain penelitian survey
Survei adalah suatu desain penelitian yang digunakan untuk
menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,
distribusi dan hubungan antar variable dalam suatu populasi
(Nursalam, 2003 : 84). Karakteristik dari penelitian survai adalah
bahwa subjek yang diteliti banyak atau sangat banyak sedangkan
aspek yang diteliti sangat terbatas.

Desain penelitian korelasionaL


Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendetksi sejauh mana variasi-
variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih
faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Suryabrata, 2000 : 24). Jika variabel
yang diteliti ada dua, maka masing-masing merupakan variabel bebas dan
variabel terikat. Bila variabel yang diteliti lebih dari dua, maka dua atau lebih
variabel sebagai variabel bebas atau prediktor dan satu variabel sebagai variabel
terikat atau kriterium.

Desain Penelitian Kausal-komparatif


Penelitian kausal-komparatif difokuskan untuk membandingkan variable bebas
dari beberapa kelompok subjek yang mendapat pengaruh yang berbeda dari
variabel bebasDesain kausal-komparatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
desain kohort dan desain kasus kontrol (Nursalam, 2003 : 86).

1). Desain penelitian kohort


Pendekatan yang dipakai pada desain penelitian kohort adalah pendekatan waktu
secara longitudinal atau time period approach. Sehingga penelitian ini disebut juga
penelitian prospektif.
2). Desain penelitian kasus control
Desain penelitian kasus kontrol merupakan kebalikan dari desain penelitian kohort,
dimana peneliti melakukan pengukuran pada variabel terikat terlebih dahulu.
Sedangkan variabel bebas dteliti secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya
pengaruh pada variabel terikat.

B. Jenis-jenis desain ekperimental


Ditinjau berdasarkan tingkat pengendalian variable, desain penelitian eksperimental dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu : a. Desain penelitian pra-eksperimental, b. desain eksperimental
semu, dan c. desain eksperimental sungguhan (Nursalam, 2003: 87).
1) Desain penelitian pra-eksperimental
Desain penelitian pra-eksperimental ada tiga jenis yaitu 1) one-shot case study, 2) one-group
pre-post tes design, dn 3) static group design (Suryabrata, 2000 : 55; Nursalam, 2003 : 87).

a) One-shot case study


Prosedur desain penelitian one-shot case study adalah sebagai berikut. Sekolompok subjek
dikenai perlakuan tertentu (sebagai variable bebas) kemudian dilakukan pengukuran
terhadap variable bebas.
b) One group pretest-posttes design
Prosedur desain penelitian ini adalah : a) dilakukan pengukuran variable tergantung dari
satu kelompok subjek (pretest), b) subjek diberi perlakuan untuk jangka waktu tertentu
(exposure), c) dilakukan pengukuran ke-2 (posttest) terhadap variable bebas, dan d) hasil
pengukuran prestest dibandingan dengan hasil pengukuran posttes.

24. Mengetahui Sensitivitas/spesifisitas, False negative/false positive, True


Positive, True Negative
STANDAR BAKU SKRINING
DISEASE NO DISEASE JUMLAH

POSITIVE TRUE POSITIVE FALSE POSITIVE TP + FP


SKRINING

(TP) (FP)

NEGATIVE FALSE TRUE NEGATIVE FN + TN


NEGATIVE (TN)
(FN)
TOTAL TP + FN FP + TN N
(Sensitivitas) (Spesifisitas)
Sensitivitas
Kemampuan tes untuk menunjukkan secara benar orang-orang yang
benar-benar sakit
𝑻𝑷
𝑺𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 =
𝑻𝑷 + 𝑭𝑵
Spesifisitas
Kemampuan tes menunjukkan secara benar orang-orang yang benar-
benar tidak sakit
𝑻𝑵
𝑺𝒑𝒆𝒔𝒊𝒇𝒊𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 =
𝑻𝑵 + 𝑭𝑷
25. Memahami bagaimana Proses terjadinya penyakit (patogenesis, masa
inkubasi, masa laten, dll)

 Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya individu sebagai


penjamu yang rentan (suseptibel) oleh agen kausal
 “induksi” itu sendiri merupakan aksi yang mempengaruhi terjadinya tahap
awal suatu hasil, dalam hal ini mempengaruhi awal terjadinya proses
patologi.
 Periode waktu sejak infeksi hingga terdeteksinya infeksi melalui tes
laboratorium/ skrining disebut “window period”.
 proses promosi pada tahap preklinis, yaitu keadaan patologis yang
ireversibel dan asimtomatis ditingkatkan derajatnya menjadi keadaan
dengan manifestasi klinis.
 Waktu sejak penyakit terdeteksi oleh skrining hingga timbul manifestasi
klinik, disebut “sojourn time”, atau detectable preclinical period
 Waktu yang diperlukan mulai dari paparan agen kausal hingga timbulnya
manifestasi klinis disebut masa inkubasi (penyakit infeksi) atau masa laten
(penyakit kronis). Pada fase ini penyakit belum menampakkan tanda dan
gejala klinis, disebut penyakit subklinis (asimtomatis).
 Selanjutnya terjadi inisiasi penyakit klinis. Pada saat ini mulai timbul tanda
(sign) dan gejala (symptom) penyakit secara klinis, dan penjamu yang
mengalami manifestasi klinis disebut kasus klinis.
26. Menghitung CD dan NCD

Anda mungkin juga menyukai