Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dengan perjalanan penyakit yang menahun yang menimbulkan
reaksi terhadap basil diikuti kelainan pada kelenjar regional, tetapi dapat juga
menyebar ke semua organ tubuh dengan menimbulkan kerusakan yang
progresif dan terjadi pembentukan tuberkel (Arief Mansyoer, 1990)

2. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan TB Paru adalah
- Ketidak nyamanan untuk menpertahankan kondisi yang sesuai.
- Batuk tidak efektif.
- Nyeri / takut nyeri.
- Sekresi mukus kental dan berlebihan.
- Lelah, kelelahan, mengantuk.
- Menghilangnya mekanisme perbersihan siliar, respon inflasi dan
peningkatan pembentukan lendir.
- Kelembaban yang tinggi.

3. PATOFISIOLOGI
Kuman TB dalam bentuk droplet nukleat yang merupakan partikel 1-10
mikron yang mengandung kuman TB. Droplet nukleat dikeluarkan oleh
penderita TB dengan cara batuk-batuk, bicara kemudian tersebar diudara.
Oleh karena itu penyakit ini merupakan air bone infection. Infeksi terjadi
apabila droplet nukleat terhisap arah ke jaringan paru setelah mengalami
berbagai hambatan sepanjang saluran nafas bagian atas dan bawah implantasi
kuman terjadi pada respiratory bronchial atau alveolus selanjutnya akan
berkembang sebagai berikut :
1. Faktor primer : komplek primer sembuh pada bagian besar
/menular tuberkulosis primer.
2. Dari kompleks primer yang sembuh terjadi reaktivitan kuman yang tadinya
darmant pada focus primer, reinfeksi endogen TB pasca primer.
Bagan Patofisiologi
Basil TB Droplet nukleat

Air bone Infection

Pasca primer
Implantasi kuman terjadi pada
respiratori bronkial atau
alveoli Kompleks primer yang
sembuh
Fokus primer

Reaktivitas kuman
Kompleks primer
leukositosis
Sembuh pada sebagian
besar/ meluas Reinfeksi endogen

TB Primer
TB pasca primer

Gejala Respiratorik Gejala sistemik

o Demam
o Keringat malam
o Anoreksia
o Batuk bersihan jalan nafas
o Berat badan
tidak efektif Perubahan
o Malaise
o Hemaptoe Resiko komplikasi pemenuhan nutrisi
anemia kurang dari
o Sesak nafas Gg. Pertukaran gas kebutuhan
o Nyeri dada

Penyebaran

Lesi yang meluas Limfogen Hematogen Millier

4. TANDA DAN GEJALA


1. Gejala Respiratorik
- Batuk-batuk lama lebih dari 3 minggu.
- Dahak yang mukoid sampai mukopurulan.
- Nyeri dada, sampai batuk darah.
- Sesak nafas (bila ada tanda-tanda penyebaran kerongga lain)

2. Gejala Sistemik
- Malaise, anoreksia, BB menurun, keringat malam.
- Acut : demam tinggi, seperti flu, menggigil.
- Millier : demam acut, sesak nafas, sianosis.

5. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Laboratorium.
a. LED meningkat, Hb sedikit menurun, leukosit jumlah normal atau
sedikit meningkat.
b. Pemeriksaam bakteri tahan asam (BTA) dengan cara ZN, atau
fluoressens.
c. Cairan pleura bila diduga ada komplikasi efusi pleura.
d. Uji tuberkulin untuk menunjukkan reaksi imunitas selular yang timbul
setelah 4-5 minggu bersama dengan cara :
- Mantoux test (Robert Koch) dengan cara OT (Old tuberkulin).
- PPD (F sibert) poried protein derivatius of tuberkulin.
2. Gambaran Kardiologi
- Infiltrat / nodular terutama pada lapangan atas paru.
- Koucias.
- Klasifikasi.
- Efek Ghon.
- Atelektasis.
- Millier.
- Tuberkuloma (bayangan seperti ion lesion).

6. KOMPLIKASI
1. Hemoptisis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena hipovolemik / tersumbatnya jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus febotik pada paru
3. Bronkiektasis bon febotik pada paru.
4. Pneumothorax pada paru
5. Penyebaran ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan
sebagainya.

7. PENGOBATAN
1. Obat anti TB.
Harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat
dengan atau tanpa obat ketiga.
Tujuan : - membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat
mungkin melalui kegiatan baktensid.
- mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah
pengobatan dengan kegiatan sirkulasi.
- menghilangkan / mengurangi gejala dan lesi melalui
perbaikan daya tahan imunologis.
2. Pengobatan yang dianjurkan :
a. Alternatif yang pertama adalah setiap hari diberikan :
- INH 300 mg
- Rifam Picin 600 mg
- Pirazinamid 25 30 mg/kgBB
Diberikan berturut-turut selama 2 bulan dan kemudian dilanjutkan
dengan pemberian INH 300 mg dam Rifam Picin 600 mg selama 4
bulan.
b. Alternatif yang kedua :
- INH 300 mg
- Rifam Picin 600 mg selama 9 bulan
c. Alternatif yang ketiga :
- INH 900 mg
- Rifam Picin 600 mg selama sebulan dan kemudian dilanjutkan dengan
2 kali seminggu selama 8 bulan
d. Alternatif yang keempat :
Bila terdapat resistensi terhadap INH (iconiazid) maka dapat diberikan
etambutol dengan dosis 15 25 mg/kgBB

8. DAMPAK MASALAH
Penyakit TB Paru ini akam mempunyai banyak Aspek dan perubahan pada
pola dan fungsi kesehatan penderita antara lain :
1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Terjadi perubahan hidup yang tidak sehat sehingga menimbulkan
masalah kesehatan yang juga memerlukan perawatan yang serius.

2. Pola nutrisi metabolisme


Penderita pada umumnya kehilangan nafsu makan, tidak dapat
mencerna, terjadi penurunan BB, turgor kulit buruk, kering / kulit bersisik,
kehilangan otot / hilang lemak subkulan.
3. Pola eliminasi
Pada pola ini biasanya terjadi perubahan pada pola eliminasi akut
karena asupan yang kurang sehingga penderita biasanya tidak bisa BAB
secara normal atau dapat juga karena kronisnya penyakit sehingga terjadi
kelelahan dan kelemahan sehingga harus tirah baring lama sehingga
terjadi komstipasi.
4. Pola istirahat tidur
Penderita pada umumnya kesulitan tidur pada malam hari karena
demam malam hari, menggigil dan berkeringat serta batuk.
5. Pola aktivitas latihan
Penderita terjadi kelelahan umum dan kelemahan, kelelahan otot,
nyeri dan serak (tahap lanjut)
6. Pola persepsi diri
Adanya kecemasan, menyangkal (khususnya pada tahap dini),
ketakutan dan mudah terangsang, perasaan tidak berdaya dan tidak punya
harapan sehingga terjadi perubahan mekanisme dan perubahan dini yang
terpenting.
7. Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi persepsi hidup sehat
dan pengetahuan perawatan dini.
8. Pola penanggulangan stress
Adanya ketidak efektifan dalam mengatasi masalah individu dan
kelauarga.
9. Pola reproduksi dan seksual
Pada umumnya penderita yang lanjut sampai terjadi penurunan libido.
10. Pola hubungan peran
Terjadi hubungan yang sangat mengganggu hubungan interpersonal
karna TB Paru dikenal sebagi penyakit menular.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbulnya distres spiritual pada diri penderita, bila terjadi serangan
yang hebat / penderita tampak kurang sehat akan terjadi gangguan pada
pola ini.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam upaya
memperbaiki atau memelihara klien sampai ketahap optimal melalui suatu
pendekatan yang sistematis untuk mengenal klien dan unutk memenuhi
kebutuhannya.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
tanggal / jam MRS dan Dx medis
b. Keluhan utama
Biasanya pada klien dengan Kp / tuberculosa mengeluh sesak dan batuk
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji adalah mulai kapan terjadinya sesak, sering / kadang
kadang, bunyi kering, menyolok atau longgar, batuk produktif / tidak dan
perjalanannya sampai MRS
d. Riwayat kesehatan dahulu
Yang perlu dikaji adalah kondisi sebelumnya, pernah sesak atau tidak,
pernah MRS dengan diagnosa yang lain seperti penyakit jantung, peru
(penyakit pernafasan), hipertensi atau DM
e. Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu dikaji adalah ada / tidaknya salah satu keluarga yang mengidap
penyakit yang sama atau penyakit yang sifatnya menurun atau menular.

2. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Yang perlu dikaji kesadaran, vital sign, sesak nafas dan batuk, suara
tambahan ( wheexing, ronchi)
2. Dada
- Inspeksi : pada klien Kp / TBC terlihat / tidaknya pergerakan otot bantu
pernafasan, pernafasan sufing hidung
- Palpasi : meliputi pergerakan dada kanan + kiri, simetris atau tidak, ada
atau tidaknya nyeri tekan
- Perkusi : klien Kp / TBC suara ketok sonor antara dada kanan dan kiri
- Auskultasi : ada atau tidaknya suara nafas tambahan berupa wheezing
dan ronchi
3. Abdomen
- Inspeksi : pada Kx terlihat atau tidak terlihatnya otot bantu pernafasan
perut
- Palpasi : ada / tidaknya pembesaran hati atau limfe
- Perkusi : ada / tidaknya gangguan pada peristaltik usus
- Auskultasi : meliputi ada / tidaknya kembung, suara pekak atau redup

3. ANALISA DATA
Analisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan
data tersebut dengan konsep teori
1. Diagnosa ke I
Data mayor : adanya keluhan sesak nafas pada waktu bernafas
Data minor : sesak nafas, terdapat otot bantu pernafasan, terpasang O2,
batuk ada sekret
Masalah : ketidakefektifan jalan nafas
Kemungkinan penyebab : adanya penumpukan sekret yang kental
2. Diagnosa ke II
Data mayor : adanya keluhan nafsu makan menurun, sakit saat menelan,
perut terasa mual
Data minor : nafsu makan menurun, diit habis porsi
Masalah : gangguan pemenuhan nutrisi
Kemungkinan penyebab : Anoreksia
3. Diagnosa ke III
Data mayor : adanya keluhan tidak bisa istirahat (tidur)
Data minor : tidak tidur, gelisah, batuk, sesak, demam malam hari
Masalah : gangguan pemenuhan istirahat tidur
Kemungkinan penyebab : kegelisahan, batuk, sesak
4. Diagnosa ke IV
Data mayor : adanya keluhan badan terasa pegal-pegal semua, pusing jika
buat jalan
Data minor : terbaring ditempat tidur, lemah, pucat
Masalah : keterbatasan aktifitas fisik
Kemungkinan penyebab : kelemahan, kelemahan otot
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya
penumpukan / sumbatan sekret dijalan nafas, ditandai dengan batuk
produktif (ada sputum), adanya suara tambahan, takipnea, bunyi nafas
tubuler
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan yang kurang d/d kx terjadi malaise, tidak dapat mencerna,
penurunan BB
3. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengankegelisahan
(batuk, demam, sesak) ditandai dengan penderita biasanya batuk, demam
malam hari kadang disertai sesak
4. Keterbatasan aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot ditandai
dengan penderita biasanya terjadi kelelahan umum, kelemahan, kelelahan
otot

5. INTERVENSI / RENCANA KEPERAWATAN


Pada tahap ini disusun berdasarkan tujuan dan prioritas masalah sebagai
berikut. Adanya ancaman jiwa dan kesehatan, sumber daya yang tersedia,
perasaan penderita, prinsip alamiah dan praktek keperawatan

Diagnosa I :
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya
penumpukan atau sumbatan sekret dijalan nafas
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
- penderita tidak mengeluh sesak
- batuk berkurang dengan sputum negatif
- ronchi tidak terdengar
- suara nafas vasikuler dan sonor
- TTV normal
Rencana tindakan :
1. lakukan pendekatan secara terspeutik pada penderita dan keluarga
R/ agar keluarga dan penderita lebih kooperatif
2. jelaskan pada penderita penyebab sesak
R/ agar penderita tidak gelisah
3. catat karakteristik bunyi nafas, batuk produksi dan karakteristik sputum
R/ adanya suara tambahan seperti :
Ronchi menunjukkan adanya konsistensi bronkus / penyempitan
jalan nafas karakterisitik sputum (jumlah, kekentalan, berdarah /
purulem)
4. berikan posisi tubuh yang nyaman (postural drainase) dengan fibresi
dan klabing sesuai indikasi
R/ meningkatkan efisiensi penggunaan otot pernafasan dan membantu
ekspansi alveoli, drainase sekret paru kedalam sentral bronkus lebih
siap untuk dibatukkan
5. ajarkan penderita untuk batuk efektif dan nafas adalam sesuai indikasi
R/ peningkatan masukan cairan oral dapat mengencerkan atau
meningkatkan pengeluaran
6. anjurkanuntuk minum air hangat
R/ untuk mengencerkan sputum
7. kolaborasi dengan tim fisioterapi
R/ untuk pemberian terapi nafas yang aman dan sesuai indikasi
8. kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian bronkodilator
(amoinofilin, sibutesol, bronkosal agen mukolitik)
R/ untuk menghilangkan spasme bronkus, menurunkan viskositas
sekret, memperbaiki ventilasi dan memudahkan pembuangan sekret

5. IMPLEMENTASI
Aadalah mengelola dan mewujudkan dari rencana perawatan meliputi
tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter dan
ketentuan rumah sakit
6. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, namun tidak berakhir sampai
disini, evaluasi hanya menunjukkan masalah mana yang telah dipecahkan dan
mana yang perlu dikajiulang, rencana kembali dilaksanakan dan rencan
dievaluasi kembali (Limidar, 1990 : 74)
DAFTAR PUSTAKA

1. Arief Mansyoer, 1999, Kapita Slekta Kedokteran jilid 1 edisi 3 Jakarta; Media
Aescualpius
2. Evelyn C. Pessce, 2002, Anatomi Fisiologi untuk Paramedis; Jakarta PT.
Gramedia Pustaka Utama
3. Hood Alsegaff dan Mokty A, 1995; Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Surabaya
Airlangga University Press
4. Marilen E Donoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3; Jakarta :
EGC
5. Nasrul Efendi, 1995 : Pengantar Proses Keperawatan, Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. S DENGAN KASUS KP / TBC
DI RUANG INTERNE ZALL RS. AL-IRSYAD
SURABAYA

PERAW
D EM I AT
A

AN
AK
U N IV E R S

AYA
RAB
SU
IT A

S M H
U H A M M A D IY A

Disusun oleh :
HALIMATUS SADIAH
(22024)

AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2004
LEMBAR PENGESAHAN

Kasus ini kami ambil dari ruang UPI Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya pada saat
mengikuti orientasi praktek keperawatan Akademi Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Surabaya mulai tanggal 06 - 17 Juni 2004.

Surabaya, Juni 2004


Mahasiswa

HALIMATUS. S
Nim 22024

Mengetahui,

Kepala Ruangan UPI Pembimbing Ruangan UPI


Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya

(Hadijah) (Muhani, AMK)

Pembinbing Pendidikan
Akper Unmuh Surabaya

(Pipit Festy, SKM)

Anda mungkin juga menyukai