Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU LANSIA

DALAM PENGENDALIAN HIPERTENSI

Lily Herlinah, Wiwin Wiarsih, Etty Rekawati

D III Keperawatan FIK Univ. Muhammadiyah Jakarta dan Universitas Indonesia Email :
herlinahlily@yahoo.co.id : 081315394032

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam
pengendalian hipertensi di Wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara. Metode penelitian menggunakan cross
sectional, dengan jumlah sampel 99 responden. Pengambilan sampel dengan teknik multi stage random
sampling. Sampel pada penelitian ini adalah lansia dengan usia 60 tahun ke atas, didiagnosis hipertensi TD
140/90 mmHg, lansia tinggal bersama keluarga, berkomunikasi verbal dengan baik, bersedia menjadi
responden. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara
dukungan emosional, dukungan penghargaan, informasi, dan instrumental dengan perilaku lansia dalam
pengendalian hipertensi dengan nilai (p<0,05). Analisis lebih lanjut menunjukan bahwa dukungan informasi
merupakan faktor yang dominan terhadap perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi. Dukungan keluarga
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan lansia.

Kata kunci: Keluarga, lansia, dukungan, hipertensi


108 Jurnal Keperawatan Komunitas .
Volume 1, No. 2, November 2013; 108-115
Di Jakarta Utara pada tahun 2010 jumlah
Pendahuluan lanjut usia presentasinya 297.749 jiwa
(24.7% dari total penduduk). Sedangkan
Salah satu hasil dari pembangunan jumlah lanjut usia di Kecamatan Koja pada
Kesehatan memberikan dampak pada tahun 2010 yaitu 52.909 jiwa (22.7% dari
peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). total penduduk) (BPS, 2010
Peningkatan usia harapan hidup berdampak
terhadap peningkatan jumlah lansia yaitu Lanjut usia akan mengalami penurunan
usia 60 tahun ke atas (Depkes RI, 2003). fungsi tubuh akibat perubahan fisik,
Pada tahun 2006 terdapat 19 juta jiwa lansia psikososial, kultural, spiritual. Perubahan
dengan usia harapan hidup 66.2 tahun, pada fisik akan mempengaruhi berbagai sistem
tahun 2009 terdapat 19.32 juta jiwa (8.37 % tubuh salah satunya adalah sistem
dari total penduduk). Diperkirakan pada kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat
tahun 2020 jumlah lansia mencapai 29 juta dari proses penuaan dan sering terjadi pada
jiwa dengan usia harapan hidup mencapai sistem kardiovaskuler yang merupakan
71.1 tahun (Depsos RI, 2009). Biro Pusat proses degeneratif, diantaranya yaitu
Statistik (BPS) (2010), melaporkan lanjut penyakit hipertensi. Penyakit hipertensi
usia di DKI pada tahun 2009 berjumlah pada lansia merupakan suatu keadaan yang
693.465 jiwa (7.0% dari total penduduk). ditandai dengan hipertensi sistolik diatas
140 mmHg dan diastoliknya menetap atau makanan yang berisiko terjadi hipertensi
kurang dari 90 mmHg yang memberi gejala seperti menyiapkan makanan rendah lemak
yang berlanjut, seperti stroke, penyakit dan mengurangi garam, tetapi lansia
jantung koroner (Kellicker, 2010). berupaya untuk mendapatkan makanan
yang disukainya dengan membeli di warung
Data yang diperoleh dari Departemen atau rumah makan, dengan alasan makan
Sosial Republik Indonesia tahun 2006, tidak terasa bila harus mengikuti diit rendah
prevalensi lanjut usia di DKI Jakarta yang garam dan lemak.
menderita hipertensi sebesar 125.135 jiwa
(18% dari total penduduk lansia). Data yang Metode
diperoleh dari bagian pencatatan dan
pelaporan suku dinas kesehatan Jakarta Desain yang digunakan dalam

Utara tahun 2010 menunjukkan prevalensi


lanjut usia hipertensi sebesar 28.898 jiwa penelitian ini adalah deskriptif korelasi
(9.7 % dari total lansia). Prevalensi dengan menggunakan pendekatan cross
hipertensi pada lansia di Kecamatan Koja sectional study .Penelitian ini menggunakan
sebesar 834 jiwa (1.6 % dari total lansia). alat ukur berupa kuesioner. Penelitian ini
Laporan tahunan seksi kesehatan dilakukan untuk mengetahui hubungan
masyarakat suku dinas kesehatan Jakarta antara dukungan keluarga yang meliputi
dukungan emosional, penghargaan,
Utara tahun 2009 menyatakan penyakit informasi dan instrumental dengan perilaku
hipertensi pada lansia merupakan urutan ke lanjut usia dalam pengendalian hipertensi di
tiga dari sepuluh penyakit terbanyak dengan Kecamatan Koja Jakarta Utara. Tehnik
persentase 6.9 %. Pada tahun 2010, pengambilan sampel dengan tehnik non
hipertensi menjadi urutan ke dua dengan probability sampling. Pengambilan sampel
persentase 9.7%. pada penelitian ini menggunakan teknik
multi stage random sampling.
Berdasarkan wawancara dengan 20 lansia
dengan hipertensi pada tanggal 15 Januari Penelitian ini dilakukakan pada populasi
2011 di wilayah Jakarta Utara khususnya di lansia penderita hipertensi yang berumur 60
Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja tahun keatas berada di masyarakat
bahwa semua lansia tersebut tinggal Kecamatan Koja Jakarta Utara sebanyak
bersama keluarga inti. Lansia mengatakan 834 orang, terdiri dari 6 kelurahan, yaitu:
merasa kesal dan kurang diperhatikan Kelurahan Tugu Utara, Tugu Selatan, Rawa
keluarga. Hasil wawancara dengan keluarga Badak Utara, Rawa Badak Selatan, Lagoa,
lansia dengan hipertensi menyatakan bahwa Kelurahan Koja. Jumlah sampel yang
mereka sudah berusaha memperhatikan diambil sebanyak 99 sampel, dengan cara
lansia dengan cara mengingatkan aturan melakukan
Dalam Wiwin Wiarsih, Etty Rekawati
Hubungan Pengendalian
Dukungan Hipertensi
Keluarga Dengan 109
Perilaku Lansia Lily Herlinah,

penghitungan proporsi sampel yang akan proporsi jumlah lanjut usia dengan
disebar di masing masing kelurahan. hipertensi yang ada pada kelurahan
Pembagian besar sampel pada masing tersebut.
masing kelurahan telah disesuaikan dengan
Koja Jakarta Utara
Hasil Juni tahun 2011 (n = 1.
Table 1. 99) Usia lansia
Karakteristik lansia
berdasarkan usia,
jenis kelamin, Variabel
pendapatan dan Jumlah
pendidikan di Persentase (%)
wilayah Kecamatan Lansia Dini (60-74)
86 Koja Jakarta Utara.
86,9 Hubungan dukungan Keluarga dengan Perilaku
Lansia Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Koja
Variabel Jakarta Utara Juni Tahun 2011 (n=99)
Lansia Tua (>75) Jumlah
13 Persentase (%) Dukungan
13,1
Dukungan emosional Perilaku Hipertensi
2.
Pendapatan Total
OR
Efektif 95%
86 P
69,7
Tinggi (>2jt) Keluarga
43 Tidak efektif
43,4 13
30,3

Rendah (500.000-2 jt) Dukungan


56 penghargaan
56,6

3.
Jenis Kelamin Efektif
50 CI
50,5 Value

Tidak efektif
Wanita 49,5
70 49,5 Baik
70,7 Tidak Baik
Dukungan Informasi

Pria
29
29,3 Efektif
68
4. 68,7
Pendidikan
Tidak efektif
n
32
31,3
%
n
DukunganInstrumentl
Rendah (SD & SLTP) %
79 n
79,8
%
Efektif
Tinggi (SLTA & PT) 60
20 60,6
20,2 1.
Tidak efektif
Emosional
Tabel 2. Dukungan 40
Keluarga pada 39,4
lansia hipertensi di
Wilayah Kecamatan Tabel 3
7
70,0
15 22,6
30,0 24
50 77,4
31
100
4,392 100
1,889 -
0,001 17,881
Efektif
45 Tidak efektif 4.
17 Instrumental
65,2
24 34,7
34,8 32
69 65,3
49
100
6,161 100
2,311 -
0,000 10,212

Tidak efektif 3.
7 Informasi

23,3
23 Efektif
76,7 40
30
66,7
100 20
33,3
60
16,422
100
2. 4,500
Penghargaan 1,892 -
0,001
Efektif
45 Tidak efektif
12
66,2
23 30,8
33,8 27
68 69,2
39
100
6,708 100
2,157 -
0,000 10,702
Efektif
35 Tidak efektif
110 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2,
November 2013; 108-115
(95% CI: 2,311 - 16,422), Ada hubungan
Ada hubungan antara dukungan emosional antara dukungan penghargaan keluarga
keluarga dengan perilaku lansia dalam dengan perilaku lansia dalam pengendalian
pengendalian hipertensi. nilai OR 6,161
hipertensi. nilai OR 4,392 (95% CI: 1,889 dalam pengendalian hipertensi. nilai OR
10,212) . Ada hubungan antara dukungan 6,708 (95% CI: 2,517 17,881). Ada
informasi keluarga dengan perilaku lansia hubungan antara dukungan instrumental
%
Tabel 4. Lansia tua (>75)
5
Hubungan
karakteristik lansia 38,5
(usia, pendapatan, 8
jenis kelamin, 61,5
pendidikan) dengan 13
Perilaku Lansia
Hipertensi Di 100
Wilayah Kecamatan
Koja Jakarta Utara
Bulan Juni Tahun
2011 (n=99)
2. Pendapatan
Karakteristik lansia

Perilaku Hipertensi
1. Usia
Total
OR
95% CI
P

Tinggi (>2 jt)


25

58,1
18
Lansia dini
41,9
47
43

54,7
Value 100
39
1,492
45,3
0,670
86
0,437
Baik Rendah
Tidak Baik 100
1,928
0,584
0,429
(60-74)

n
3,324
%
n
% (500.000-
n 27
6,372
48,2
29 70 0, 319
51,8 0,133
56 100 SMP)
0, 860 14
100 0,361
0,906 70,0
Laki-laki 6
16 30,0
20
2000.000)
55,2
13 100
44,8
29 1,139

100 Tinggi ( SMA-

2,052

4. Pendidikan

3. Jenis Kelamin

PT)

Rendah (SD-
38

48,1
Perempuan 41
36 51,9
79
51,4
34 100
48,6 0,397
dengan Tidak ada hubungan antara pengendalia dengan
Dari tabel 4 perilaku pendapatan dengan perilaku n hipertensi perilaku
dapat lansia lansia dalam pengendalian nilai p= lansia
disimpulkan dalam hipertensi nilai p= 0,437. 0,906. dalam
;Tidak ada pengendalia Tidak ada Tidak ada pengendalia
hubungan n hipertensi hubungan n hipertensi
antara usia nilai p= hubungan antara jenis kelamin antara level nilai p=
lansia 0,429. dengan perilaku lansia dalam pendidikan 0,133.
si tan Koja Jakarta Utara Variabel 1 1,903
Tabel 5. variabel Juni 2011 B Dukunga 0,000
Hasil multivar Pvalue n 6,708
Elimina iat di OR informas 2,517 17,881
Kecama 95%CI i
didap , artinya lansia menu ku pengendalian yang nya
Hasil atkan yang mendapatkan njukk baik hipertensi 6,7 kalilain. adala
analis OR= dukungan an dala dibandingkan Persa h
is 6,708 informasi akan perila m dengan dukungan maan sebag
ai (- informasi. Artinya deng itian melaporkan berus %).
berik 0,671 perilaku an Disk bahwa lansia ia 60- Hasil
ut : )+ 1,903 usi yang menderita 74
Perila 1,903 pengendalian duku hipertensi tahun
ku = * hipertensi akan ngan Hasil tergolong dalan berju
const duku ditingkatkan infor penel usia lansia dini mlah
anta ngan masi yaitu yang (86,9
Du uarga Dengan Hip 11 Herlinah,
Hu kun Perilaku ert 1 Wiwin
bun gan Lansia Dalam ens Lily Wiarsih, Etty
gan Kel Pengendalian i Rekawati
perempuan sebesar 64,6% . Zulfitri
penelitian dari Hasurungan (2002), membahas bahwa perempuan dan laki-laki
menyebutkan bahwa usia 60 64 tahun memiliki respon yang berbeda dalam
berpeluang terjadi hipertensi 2,18 kali. menghadapi masalah, laki-laki cenderung
Menurut hasil penelitian National Health tidak perduli, tidak memperhatikan
and Nutrition Examination Survey kesehatannya sedangkan perempuan lebih
banyak ditemukan untuk memeriksakan
(NHANES III, 1993) terjadi hipertensi pada kesehatannya.
usia lebih dari 60 tahun berkisar 60%.
Hipertensi pada lansia disebabkan karena Mayoritas lansia hipertensi berpendidikan
proses penuaan dimana terjadi perubahan rendah tingkat sekolah dasar dan sekolah
sistem kardiovaskuler, katup mitral dan menengah pertama yaitu
aorta mengalami sklerosis dan penebalan,
miokard menjadi kaku dan lambat dalam sebesar (79,8%) . Lansia dengan status
berkontraktilitas. Kemampuan memompa pendidikan rendah kurang dapat berperilaku
jantung harus bekerja lebih keras sehingga gaya hidup yang lebih sehat karena kurang
terjadi hipertensi. memiliki informasi yang cukup terkait
dengan penyakit dan perawatannya. Tingkat
Lebih banyak lansia hipertensi yang pendidikan seseorang dapat mempengaruhi
mempunyai pendapatan rendah yaitu kemampuan untuk menyerap informasi,
sebesar 56,6%. Kondisi lansia yang sudah menyelesaikan masalah, dan berperilaku
pensiun dan berkurangnya pendapatan baik (Lueckenotte, 2000). Pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan yang rendah juga berisiko ketidakpatuhan lansia
berhubungan dengan kesehatan seperti dalam mengontrol kesehatannya (WHO,
kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal 2003).
yang layak maupun perawatan kesehatan,
sehingga lansia menjadi berisiko untuk Dukungan emosional, penghargaan,
menjadi timbulnya masalah kesehatan. informasi, dan instrumental menunjukkan
Menurut Stanhope dan Lancaster (2004), paling banyak lansia yang mendapatkan
tidak seimbangnya antara kebutuhan dukungan dari keluarga. . Hasil ini sesuai
dengan penghasilan dapat berisiko untuk dengan hasil penelitian Zulfitri (2006), yang
timbulnya masalah baik secara fisik, melaporkan paling banyak lansia hipertensi
maupun psikologis. Lansia dengan yang mendapatkan dukungan emosional,
Penghasilan rendah tidak dapat melakukan penghargaan, informasi, instrumental dari
perawatan diri terhadap kesehatan karena keluarga secara efektif .
keterbatasan biaya.
Menurut Bomar (2004), bahwa dukungan
Mayoritas lansia hipertensi dengan jenis emosional keluarga mempengaruhi terhadap
kelamin perempuan yaitu sebesar 70,7%. status alam perasaan dan motivasi diri
Lansia perempuan mengalami penurunan dalam mengikuti program terapi. Menurut
pada sistem endokrin seperti hormon Friedman (2003), dukungan penghargaan
estrogen dan progesteron sehingga keluarga merupakan bentuk fungsi afektif
mempercepat proses penuaan. Hasil keluarga terhadap lanjut usia yang dapat
penelitian Zulfitri (2006) menemukan lansia meningkatkan status psikososial lansia.
hipertensi mayoritas berjenis kelamin Menurut Watson (2003), salah satu sifat
lansia adalah terjadinya penurunan pengetahuan, sikap dan keterampilan lansia
kemandirian sehingga membutuhkan hipertensi didapatkan hasil bahwa lansia
bantuan orang lain yang berkaitan dengan hipertensi mempunyai perilaku baik dan
perawatannya. Lansia cenderung tidak baik hampir sama besarnya. Hasil ini
mengalami gangguan psikososial yang sesuai dengan hasil penelitian Zulfitri
disebabkan oleh penurunan status kesehatan (2006), dimana perilaku sehat ditunjukkan
akibat penyakit akut dan kronis , pensiun sedikit lebih banyak. Hal ini disebabkan
atau kehilangan jabatan atau pekerjaan, jumlah lansia yang menjadi responden
serta teman atau relasi (Nugroho, 2000). mayoritas perempuan yaitu 70 orang dari 99
orang dan semua lansia responden tinggal
Perilaku yang merupakan komposit dari bersama dengan keluarga yang dicintai.
112 Jurnal Keperawatan Komunitas .
Volume 1, No. 2, November 2013; 108-115
hubungan
Lansia perempuan tingkat kepatuhannya antara
lebih baik. dukungan
penghargaan
Menurut Green (1989 dalam Notoatmojo, dengan
2007), menjabarkan bahwa perilaku perilaku lansia
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. hipertensi dengan nilai P value = 0,001..
Faktor pertama yaitu pengetahuan, sikap, Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan
keyakinan, nilai-nilai, tradisi Faktor kedua dengan hasil penelitian zulfitri (2006), yang
adalah yang memungkinkan meliputi sarana juga menemukan adanya hubungan antara
dan prasarana. Faktor ketiga adalah penguat dukungan penghargaan keluarga dengan
faktor yang mendorong atau yang perilaku lansia dalam mengontrol
memperkuat terjadinya perilaku. Dan faktor kesehatannya. Menurut Bomar (2004)
keempat yaitu yang memperkuat perilaku Friedman (2003), dukungan penghargaan
terkait dengan kepatuhan. merupakan bentuk fungsi afektif keluarga
dalam meningkatkan status psikososial
Hasil lansia. Dukungan penghargaan lebih
penelitian melibatkan adanya penilaian positif dari
ini menunjukkan orang lain. Hasil penelitian Li, Noqueira
terdapat (2008), menyebutkan dukungan keluarga
hubungan sangat penting dibutuhkan bagi lansia
antara dengan hipertensi. Dengan dukungan yang
dukungan efektif dapat mengendalikan peningkatan
emosional tekanan darah.
dengan
perilaku Terdapat hubungan antara dukungan
lansia informasi dengan perilaku lansia hipertensi
hipertensi dengan nilai P value = 0,000. dengan nilai P value = 0,000. Lansia secara
Menurut Raglin (2001, dalam Bomer, fisiologis akan mengalami penurunan dalam
2004), bahwa dukungan emosional keluarga fungsi kognitif, mudah lupa dan lambat
mempengaruhi perasaan dan motivasi dalam menerima stimulus. Oleh karena itu
seseorang. Dukungan emosional merupakan lansia membutuhkan informasi
fungsi afektif keluarga yang harus diberikan
pada seluruh anggota keluarga termasuk yang adekuat dari orang lain terutama
keluarga untuk meningkatkan pengetahuan
kepada dalam perawatan kesehatan dalam
lansia pengendalian hipertensi..
dengan
penyakit Terdapat hubungan antara dukungan
kronis.(Friedman, 2002). intrumental dengan perilaku lansia
hipertensi dengan nilai P value = 0,000.
Dukungan instrumental yang diberikan
Terdapat keluarga meliputi penyediaan fasilitas
seperti tenaga, dana dan memberikan waktu yang mengalami penyakit kronis. Sikap ini
luang untuk lansia memberikan pengaruh menyebabkan ketidak patuhan dan muncul
yang berarti dalam pembentukan perilaku perilaku tidak baik (World Health
pengendalian hipertensi. Hasil penelitian ini Organization (WHO), 2003).
sesuai dengan pernyataan Watson (2003)
yang mengatakan bahwa pada lansia terjadi Tidak ada hubungan antara pendapatan
penurunan kemandirian sehingga dengan perilaku lansia hipertensi dengan p
membutuhkan orang lain, terutama yang value = 0,437. Hasil ini tidak sesuai dengan
berkaitan erat dengan perawatannya. hasil penelitian yang dilakukan oleh
Worthington dan Krentz (2005, dalam
Tidak ada hubungan antara usia dengan Nojomi, dkk, 2009 ) dimana status sosial
perilaku lansia hipertensi dengan p value = ekonomi (pendapatan) merupakan faktor
0,429., dibandingkan dengan lansia dengan yang signifikan mempengaruhi kualitas
usia dini. Hasil ini tidak sesuai dengan hasil hidup.
penelitian epidemiologi terjadinya
hipertensi pada lansia. Lansia dengan Tidak ada hubungan antara jenis kelamin
hipertensi akan memiliki perilaku dengan perilaku lansia hipertensi dengan p
pengendalian tekanan darah. Perilaku value = 0,906. Hasil ini tidak sesuai dengan
pengendalian dipengaruhi beberapa faktor, hasil penelitian Lai, S.W.,et.al (2000), yang
salah satunya adalah faktor usia. Pada usia melaporkan jumlah lansia wanita yang
tua akan memperlihatkan sikap yang kuat menderita hipertensi lebih banyak
dan tidak terlalu takut dengan realita dibandingkan dengan lansia laki-laki. Hal
kematian. Hal ini akan menimbulkan sikap ini dapat disebabkan faktor
acuh, putus asa, pasrah terutama pada lansia
Dalam Wiwin Wiarsih, Etty Rekawati
Hubungan Pengendalian
Dukungan Hipertensi
Keluarga Dengan 113
Perilaku Lansia Lily Herlinah,
berhubungan dengan perilaku pengendalian
kepatuhan yang dimiliki lansia perempuan hipertensi karena memiliki OR yaitu 6,708.
kurang patuh dibanding laki-laki. Hal ini berarti bahwa lansia hipertensi yang
mendapatkan dukungan informasi yang
Tidak ada hubungan antara pendidikan efektif berpeluang 6,7 kali memiliki
dengan perilaku lansia hipertensi dengan p perilaku baik dibandingkan dengan lansia
value = 0,133, dibandingkan dengan lansia hipertensi yang mendapatkan dukungan
dengan pendidikan tinggi. Hasil penelitian informasi keluarga yang tidak efektif.
ini sesuai dengan penelitian. Munandar Dengan informasi yang cukup lansia dapat
(2003), menemukan hasil dari penelitiannya merubah perilaku kearah yang lebih baik
bahwa tingkat pendidikan lansia tidak seperti yang dikemukakan oleh Watson
berhubungan dengan tingkat kenyamanan (2003). Zulfitri (2006), menyatakan
dan kepuasan hidup lansia yang pentingnya dukungan keluarga pada lansia
ditunjukkan melalui sikap dan perilakuanya untuk meningkatkan motivasi, kualitas
sehari hari. Belum tentu lansia yang hidup dengan perilaku sehat dalam
berpendidikan tinggi mempunyai pengendalian hipertensi.
kenyamanan dan kepuasan hidup yang
tinggi pula. Hasil ini tidak sesuai dengan Kesimpulan
teori Watson (2003), yang menjabarkan
bahwa perilaku lansia mempertahankan Sebagian besar lansia hipertensi termasuk
sikap kuat dan tidak terlalu takut dengan dalam katagori usia lansia dini. Sebagian
kematian menimbulkan sikap acuh, putus besar lansia hipertensi berjenis kelamin
asa, dan menyebabkan ketidakpatuhan perempuan dan sebagian besar lansia
(WHO, 2003). hipertensi berpendidikan rendah serta
berpendapatan rendah. Sebagian besar
Variabel dukungan informasi dengan (p= lansia hipertensi yang mendapatkan
0,000). Variabel informasi dominan dukungan emosional dari keluarga secara
efektif, lebih banyak lansia hipertensi berhubungan dengan perilaku lansia dalam
mendapatkan dukungan penghargaan dari pengendalian hipertensi.
keluarga dengan efektif, untuk dukungan
Saran
informasi lebih banyak lansia hipertensi
yang menerima dukungan dengan efektif, Perawat komunitas hendaknya melakukan
untuk dukungan instrumental, lebih besar kunjungan rumah secara terjadwal, untuk
lansia hipertensi mendapatkan dukungan memantau kesehatan lansia yang ada di
instrumental dari keluarga dengan efektif, masyarakat dan dalam keluarga serta
lebih banyak lansia hipertensi berperilaku meningkatkan pengetahuan keluarga dalam
baik. memberikan dukungan kepada lansia
dengan hipertensi melalui promosi
Ada kesehatan. Perlu adanya pencatatan data
hubungan antara yang lengkap terkait dengan .Bagi
dukungan penelitian selanjutnya, mungkin perlu
emosional, mengidentifikasi lebih dalam tentang
dukungan dukungan informasi yang dapat
penghargaan, mempengaruhi lansia dalam pengendalian
dukungan hipertensi.
informasi
dan Daftar Pustaka
dukungan Allender, J.A. & Spardley, B.W. (2001).
instrumental
keluarga Community Health Nursing: Promoting and
dengan Protecting the Publics Health.
perilaku Philadelphia: Lippincott Williams &
lansia dalam pengendalian hipertensi. Tidak Wilkins.
ada hubungan antara usia, pendapatan, jenis
kelamin, dan pendidikan lansia dengan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (2008). Laporan nasional
perilaku lansia riskesda 2007,, Badan Penelitian dan
dalam Pengembangan Kesehatan Departemen
pengendalian Kesehatan, Republik Indonesia.
hipertensi.Dari http://www.litbang.depkes.go.id/
delapan
variabel yang diperoleh tanggal 20 Januari 2011 Bomar,
berhubungan P.J. (2004) Promoting health in
dengan perilaku lansia ,
variabel dukungan families : Applying family research
informasi yang dominan
114 Jurnal Keperawatan Komunitas .
Volume 1, No. 2, November 2013; 108-115
kesehatan usia lanjut. Direktorat Jendral
and theory to nursing practice. Pembinaan Masyarakat
Philadelphia : W.B Saunders Company
Brunner & Suddarths (2008) Text-book of Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones,
medical surgical nursing, E.G. (2003). Family Nursing: Research
Theory & Practice. New Jersey: Prentice
Philadelphia. Lippincot Clemen,Stone & Hall.
Mc Guire & Eigsty.
Hidayat RD,. (2002). Ilmu prilaku manusia.
(2002). Comprehensive community health Jakarta. CV. Trans Info Media
nursing, family, aggregat & community
practice, St Louis Missouri; Hogan, B., Linden, W., & Najarian,B.
Mosby Co (2002) Social support interventions: do
Departemen Kesehatan RI (2003) Pedoman they work.Rev., 22: 381-440 pada tanggal
29 Mei 2012 Meiner S., E. (2006). Gerontologic nursing.
third edition. Mosby Elsevier
Huber, D. (2000). Leadership and nursing
care management. Philadelphia: W.B. Pender,N.J, Murdaugh, C.L & Parsons, M.A
Saunders. (2002). Health promotion in nursing
practice, 4 rd edition. Stamford: Appleton &
Lueckenotte, A.G (2000). Gerontologic Lange
Nursing, 2nd Ed. St. Louis : Mosby Stanhope, M., & Lancaster, J. (2002).
Foundation of community health nursing:
Maurer & Smith. (1995). Community public community oriented practice. St. Louis:
health nursing practice : health for families Mosby, Inc
and population. Baltimore: Elseiver
Saunders Stanley dan Bare (2007). Buku Ajar
Keperawatn Gerontik. (Juniarti &
Kurnianingsih : alih bahasa) Jakarta: EGC
Dukungan
Keluarga Dengan
Perilaku Lansia
Dalam
Pengendalian
Hipertensi
115
Lily Herlinah,
Wiwin Wiarsih,
Etty Rekawati

Hubungan

Anda mungkin juga menyukai